Kebijakan Energi Nasional bertujuan untuk menyediakan energi listrik serta pelayanan terus-menerus dan merata dengan mutu dan tingkat keandalan yang memadai, dalam jumah yang cukup untuk keperluan masyarakat dengan harga yang terjangkau untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah perlu meningkatkan pengadaan energi listrik guna memacu pertumbuhan ekonomi, sehubungan dengan hal ini banyak sarana kelistrikkan seperti pembangkitan, trasmisi dan distribusi tenaga listrik yang sedang dan akan dibangun. Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah instansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Tata nilai organisasi yang dianut oleh PLN adalah integritas, peduli, pembelajar dan saling percaya. PLN senantiasa membangun citra positif perusahaan di mata masyarakat. Usaha yang dilakukan oleh PLN dalam menciptakan citra positif di mata masyarakat dengan meningkatkan kualitas pelayanan salah satunya dengan menekan angka gangguan yang terjadi sekecil mungkin sehingga kelangsungan aktifitas pelanggan tidak terganggu.
Terjaganya kualitas pelayanan sangat tergantung pada ketepatan
pemilihan sistem proteksi yang dipasang. Suatu sistem proteksi dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi syarat : 1.
Kepekaan ( sensitivity ) : suatu sistem proteksi harus peka terhadap
gangguan dalam rangsangan minimum.
2.
Keandalan ( reliability ) : a.
Dependability : Suatu sistem proteksi tidak boleh gagal
mengamankan sistem.
b.
Security : Suatu sistem proteksi tidak boleh mengalami salah
kerja
3.
Selektifitas ( selectivity ) : sistem proteksi harus dapat memisahkan
bagian sistem yang terganggu terkecilnya yaitu hanya seksi atau peralatan yang terganggu saja yang termasuk ke dalam kawasan pengaman utamanya.
4.
Kecepatan ( speed ) : sistem proteksi harus dapat memisahkan
daerah terganggu secepat mungkin sehingga kerugian/ kerusakan akibat gangguan dapat diminimalkan.
Kebutuhan manusia terhadap tersedianya listrik semakin meningkat,
hal ini juga membuat kebutuhan daya listrik semakin meningkat. Dengan meningkatnya kebutuhan akan listrik tersebut membuat jaringan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu akan membuat koordinasi antara komponen terpasang di jaringan akan mengalami perubahan. Perubahan koordinasi tersebut haruslah di pantau dan
diperbaharui penempatan komponennya bahkan pemasangan komponen
baru sangat dimungkinkan jika dianggap perlu. Area Cimahi merupakan wilayah pelayanan yang jaringannya mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dan area ini juga memiliki 8 penyulang yang masuk dalam kategori 100 penyulang sakit. Tentu hal ini perlu dilakukan tindakan agar 8 penyulang tersebut kembali prima dan konsumen tidak merasa dirugikan. Indikator Gangguan (Fault Indicator/FI), Sakelar Pemutus Beban (Load Break Switch/LBS) dan Penutup-balik Otomatis (Recloser) merupakan 3 (tiga) komponen yang di prioritaskan pemasangannya di Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
Ketiga komponen ini berperan penting untuk
melokalisasi jaringan, meminimalisasi jumlah pelanggan padam serta
meningkatkan kecepatan waktu pemulihan (Recovery Time). Semakin cepat suatu jaringan dapat dipulihkan, maka nilai Indeks Durasi Pemutusan Ratarata Sistem (System Average Interruption Duration Index/SAIDI) akan semakin membaik (mengecil), tentu saja hal ini akan membuat citra PLN akan semakin membaik dan kepuasan pelanggan akan semakin terpenuhi.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan Proyek Akhir bagi penulis adalah : 1. Memahami konsep ideal pemasangan Fault Indicator, LBS, dan Recloser pada jaringan distribusi. 2. Memahami karakteristik kerja Fault Indicator, LBS, dan Recloser. 3. Memahami bagaimana koordinasi Recloser dan LBS terhadap penyulang.
4. Memahami cara pemeriksaan terhadap ketepatan titik pemasangan LBS
dan Recloser dengan mengacu pada SLD (Single Line Diagram). 5. Membuat analisis dan solusi pemasangan Recloser dan LBS yang kurang tepat sehingga dapat membuat laporan rekonfigurasi terhadap jaringan distribusi yang banyak memiliki penyulang sakit.
1.3 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian yang diperoleh bagi penulis adalah : 1. Dapat menentukan tata letak LBS secara baik dan benar dengan mengacu pada SLD (Single Line Diagram). 2. Dapat menentukan tata letak Recloser secara baik dan benar dengan mengacu pada SLD (Single Line Diagram). 3. Dapat memahami koordinasi yang baik antara LBS dan Recloser terhadap baiknya kinerja penyulang. 4. Dapat menganalisa dan memberi solusi terhadap ketepatan pemasangan LBS dan Recloser yang optimal sehingga penyulang-penyulang sakit dapat di pulihkan.
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah ketepatan pemasangan FI, LBS, dan Recloser di jaringan distribusi di Area Cimahi? 2. Bagaimanakah koordinasi yang tepat antara LBS dan Recloser agar terciptanya penyulang yang prima sehingga konsumen tidak merasa
dirugikan bahkan sebaliknya merasa diuntungkan dan citra PLN semakin
membaik? 3. Bagaimanakah analisis dan solusi terbaik jika terdapat kekeliruan akan pemasangan LBS dan recloser di jaringan distribusi agar terwujudnya pelayanan prima terhadap konsumen?
1.5 Batasan masalah
Adapun batasan masalah pada Proyek Akhir ini yang difokuskan meliputi : 1. Konfigurasi titik pemasangan FI, LBS, dan Recloser yang baik dan benar agar terciptanya pelayanan prima ke konsumen. 2. Pemulihan 8 penyulang bermasalah di Area Cimahi dengan melihat tata letak LBS dan Recloser di SLD (Single Line Diagram) Area dan memasang FI pada LBS lalu membuat analisis serta solusi pemasangan yang tepat. 3. Tidak membahas koordinasi berdasarkan perhitungan antar komponen pengindera dan pemutus arus gangguan yang terpasang di jaringan. 4. Simulasi titik gangguan pada penyulang Purabaya sebelum dan sesudah dilakukan rekonfigurasi mengacu pada nilai SAIDI sehingga akan diperoleh kecepatan waktu pemulihan (recovery time) yang singkat.
1.1. Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini terbagi dalam lima bab. Bab satu membahas mengenai pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, serta permasalahan apa saja yang ingin dibahas, bab dua membahas teori dasar mengenai materi penunjang yang mewakili isi proyek akhir ini, bab tiga membahas metode yang dipakai dalam mengimplementasikan teori dan konsep ke dalam
penyelesaian masalah, bab empat membahas mengenai hasil analisa dan
penyelesaian masalah yang dibahas, dan bab terakhir yaitu bab lima membahas kesimpulan dan saran yang ditarik dari hasil pengkajian seluruh bab.