Oleh :
Kelompok 5
1201120276
Ario Kusumasmoro
1201122277
1201120298
Pangestika Fitriana
1201120299
1201120304
1201120310
M. Alief Lukman
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2015
1.3.3
pengguna akhir dari internet, baik sebagai fungsi tingkat pengiriman ataupun
tingkat
kemacetan jaringan. Ini merupakan suatu yang kontroversial. Sejarah jaringan telepon telah
menunjukkan bahwa pengisian sesuai dengan pemakaian mengurangi penggunaan jaringan
karena pengguna enggan dikenakan biaya. Banyak studi menunjukkan bahwa pengguna
layanan telekomunikasi menghargai kesederhanaan dan prediktabilitas pengisian flat rate.
Namun pengisian datar tidak adil untuk semua pelanggan dan dapat menyebabkan
pemborosan sumber daya, misalnya, dalam sebuah all-you-can-eat restoran, pelanggan
membayar biaya tetap, tapi ada insentif untuk makan berlebihan.
Teori
ekonomi
menunjukkan
bahwa
efisiensi
lebih
besar
ketika
muatan
memperhitungkan penggunaan aktual. Limbah berkurang dan sumber daya yang disediakan
untuk pelanggan yang paling menghargai mereka. Selanjutnya, untuk mengoptimalkan
efisiensi ekonomi lebih jauh, harga bisa berubah secara dinamis untuk lebih akurat
mencerminkan permintaan.
Pengguna menghadapi skema kompleks tersebut, yang mana dapat menghalangi
penggunaan
layanan
jaringan
dan
memperlambat
perluasan
internet.
kita
harus
layanan, dan mengatur bahwa pengguna akhir menghadapi hanya struktur tarif yang
sederhana, yang bisa flat rate.
Apa yang terjadi adalah pengguna akhir pembelian layanan tingkat tinggi, seperti
kontrak tersebut untuk browsing web dan layanan email dari kualitas yang diberikan, koneksi
telepon internet, atau melihat beberapa konten multimedia. Hal ini menghasilkan permintaan
untuk layanan transportasi dari beberapa kualitas, jika layanan transportasi dan layanan
tingkat tinggi yang dibundel serta harga sebagai layanan tunggal, maka bisa disebut sebagai
penyedia layanan tingkat tinggi. dialah yang harus berurusan dengan kompleksitas tarif
transportasi dan fluktuasi harga dan kualitas yang dinamis. Mungkin akan digunakan
beberapa jenis kontrak asuransi untuk melindungi dirinya dari fluktuasi harga exessive. Salah
satu bahkan bisa membayangkan bahwa ia menggunakan instrumen keuangan, seperti futures
dan options, untuk mengelola risiko yang terlibat dalam layanan jaringan pembelian dan
penjualan.
Terdapat sebuah contoh yang menggunakan interkoneksi sebagai alat strategi untuk
berkuasa atau monopoli, yaitu Sistem Bell (Bell System) Amerika Serikat. Pada awal tahun
1900-an, Sistem Bell menguasai sekitar setengah dari ponsel (interkoneksi) yang ada di
Amerika Serikat dan satu satunya perusahaan yang menawarkan layanan jarak jauh di
Amerika Serikat. Hal yang ditawarkan oleh Sistem Bell menjadi sebuah nilai tambah bagi
pelanggan sehingga membuat pelanggan akhirnya meningkat, kemudian Sistem Bell juga
menolak bekerja sama mengenai layanan interkoneksi dengan perusahaan telpon lokal yang
membuat pelanggan makin banyak beralih ke Sistem Bell. Sistem Bell sendiri akhirnya
sebuah perusahaan bernama AT & T dan tetap terus seperti itu sampai berakhir atau breakup
pada tahun 1984. Monopoli yang dilakukan Sistem Bell dengan menggunakan interkoneksi
memang sah sah saja namun bila tidak berhati hati, ini semua dapat menyebabkan
perusahaan yang melakukan monopoli dapat kehilangan momentum dan akan tergantikan.
Kunci sukses adalah memotivasi jaringan untuk interkoneksi agar mencapai pasar
yang benar-benar kompetitif untuk komunikasi dan layanan yang bernilai tambah. Jika
berhasil, sejumlah besar pemain akan bebas untuk menerbitkan produk dan layanan dengan
ide ide kreatif mereka dalam pasar layanan informasi yang kompetitif.
Namun, akan ada beberapa masalah yang akan sulit untuk dihadapi. Salah satu yang
sulit adalah mengelola perijinan interkoneksi, misalnya untuk menawarkan layanan dengan
kualitas jaminan layanan yang terbaik diantara semua jaringan. Hal ini akan sulit untuk
membagi secara adil di antara jaringan akan biaya yang akan dikenakan oleh pengguna.
Model ekonomi yang diusulkan untuk interkoneksi sangat kompleks, dan tidak jelas
bagaimana memberikan insentif yang tepat untuk interkoneksi, mengakibatkan harga
interkoneksi tidak bisa ditebak, hal ini dapat menghalangi investasi dan kompetisi. Akan sulit
untuk memperkenalkan teknologi jaringan baru, karena akan membutuhkan kesepakatan dan
upaya pelaksanaan oleh semua penyedia jaringan. Contohnya, IP adalah protokol kewajiban
untuk Internet, operator enggan untuk mengubah teknologi atau menambah fitur baru.
Jika masalah interkoneksi mengalami kesulitan, maka operator jaringan dapat
memilih untuk mengembangkan jaringan mereka secara vertikal dan mengurangi risiko yang
terkait interkoneksi dengan orang lain dan layanan harga bottleneck. Mungkin Internet tidak
akan berkembang menjadi jaringan tunggal yang menyediakan layanan berkualitas tinggi
end-to-end antara dua akses poin. Tetapi, beberapa internet swasta yang terintegrasi secara
membuat sulit perusahaan untuk memulihkan hilangnya biaya dan membayar utangutang mereka, haruskah aset fiber perusahaan telekomunikasi dinasionalisasikan, dan
baru
pertanyaan-pertanyaan baru bagi regulator dalam membuat keputusan untuk sistem yang
berkembang pada rentang waktu yang lebih panjang.