Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SAINS KEPERAWATAN
(Filosofi, Falsafah, Paradigma Keperawatan dan Pengembangannya)
CALISTA ROY

Disusun oleh Kelompok I Manajemen:


Jufri Alfajri
Mike Asmaria
Debby Silvia Dewi
Dini Qurrata ayuni

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi-Mu ya Rabb. Tuhan Semesta
Alam, pemberi cinta paling hakiki, yang senantiasa menyiapkan rencana
sempurna untuk hamba-Mu yang Engkau berikan sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah sains keperawatan ini dengan judul Filosofi, Falsafah
dan Paradigma Keperawatan serta Pengembangannya
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai pengantar dalam mata kuliah sains
keperawatan sehingga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan dalam mengikuti
proses perkuliahan mata kuliah sains keperawatan selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kelompok pada khususnya, kelompok menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Padang, September 2014

Kelompok I

DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang.............................................................................................
Rumusan Masalah........................................................................................
Tujuan..........................................................................................................
Manfaat........................................................................................................

1
2
2
2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................... 4


A. Defenisi Filosofi, Falsafah dan Paradigma Sains Keperawatan.................. 4
1. Filosofi.................................................................................................... 4
2. Falsafah................................................................................................... 4
3. Paradigma Sains Keperawatan................................................................ 5
B. Sains Keperawatan....................................................................................... 5
1. Sifat-sifat Dasar Sains Keperawatan....................................................... 5
2. Filosofi Dasar Sains Keperawatan.......................................................... 7
3. Falsafah Sains Keperawatan.................................................................... 8
4. Paradigma Sains Keperawatan Terkait Teori Calista Roy
a. Prinsip dan Asumsi Dasar Suatu Paradigma Keperawatan................ 9
b. Tipe dan Jenis Paradigma Keperawatan............................................. 10
c. Mekanisme Pembentukan Paradigma Terkait Teori Keperawatan..... 13
C. Pengembangan Sains Keperawatan............................................................. 16
D. Role Play...................................................................................................... 19
BAB III PENUTUP......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian pelayanan asuhan keperawatan harus terus mengalami suatu
kemajuan dan terus meningkatkan penelitian agar dapat meningkatkan

integritas keperawatan, sehingga keperawatan dapat dipandang sebagai suatu


profesi. Sehingga profesi keperawatan akan terus mengalami perkembangan
dan kemajuan dalam bidang penelitian.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu

bentuk

pelayanan

professional

yang

didasarkan

pada

ilmu

keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti


perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Perkembangan sains keperawatan mengalami suatu perkembangan yang
bersifat berkelanjutan sesuai dengan berbagai fenomena yang terdapat di
lingkungan baik di pendidikan dan pelayanan. Sains keperawatan memilki
suatu falsafah yang digunakan sebagai acuan berfikir ilmiah atau gagasan
untuk melakukan suatu penyelidikan dan meningkatkan kemampuan logika
sehingga dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang bersifat
profesional. Paradigma dalam sains keperawatan meliputi manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan adalah kerangka berfikir untuk
membuat suatu rencana asuhan keperawatan kepada klien sehingga
didapatkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya seorang perawat baik dalam
pelayanan maupun di pendidikan harus memahami, menganalisa dan mensintesis
tentang berbagai hal yang terkait dengan sains keperawatan baik falsafah maupun
paradigma. Untuk meningkatkan pemahaman tersebut maka kelompok tertarik untuk
membuat makalah untuk membahas tentang filosofi, falsafah dan paradigma sains
keperawatan serta perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Apakah defenisi dari filosofi, falsafah dan paradigma sains keperawatan ?
2. Apakah sifat-sifat dasar sains keperawatan ?
3. Apakah filosofi dasar sains keperawatan ?
4. Apa falsafah dari sains keperawatan ?
5. Bagaimanakah paradigma sains keperawatan terkait teori Calista Roy
(prinsip dan asumsi, tipe dan jenis serta mekanisme pembentukan
paradigma terkait teori keperawatan) ?
6. Bagaimanakah pengembangan sains keperawatan ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kelompok mampu menganalsis konsep-konsep terkait filosofi,
falsafah dan paradigma sains keperawatan serta perkembangannya.

2. Tujuan Khusus
a. Memahami defenisi dari filosofi, falsafah dan paradigma sains
b.
c.
d.
e.

keperawatan.
Memahami sifat-sifat dasar sains keperawatan.
Memahami filosofi dasar sains keperawatan.
Memahami falsafah dari sains keperawatan.
Memahami paradigma sains keperawatan terkait teori Calista Roy
(prinsip dan asumsi, tipe dan jenis serta mekanisme pembentukan

paradigma terkait teori keperawatan).


f. Memahami pengembangan sains keperawatan.
D. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan kelompok terhadap filosofi, falsapah dan
paradigma

serta

pengembangan

sains

keperawatan

dan

pengembangannya.
2. Meningkatkan ketrampilan dalam membuat analisa mengenai diri, peran
sosial maupun keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
sehingga dapat melihat kemungkinan kemungkinan yang ada pada klien
dan melakukan pengkajian yang lebih spesifik mengenai akibat yang
ditimbulkan dan mekanisme adaptasi yang dilakukan klien.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi Filosofi, Falsafah dan Paradigma Sains Keperawatan
1. Filosofi
Filosofi merupakan pola berfikir manusia, prinsip hidup ataupun
cara berfikir manusia yang timbul karena peristiwa, fenomena-fenomena
kehidupan yang telah mereka alami. Filosofi memberi pandangan dan
menyatakan secara tidak langsung mengenai sistem keyakinan dan
kepercayaan. Setiap filosofi individu akan dikembangkan dan akan
mempengaruhi perilaku dan sikap individu tersebut. Seseorang akan
mengembangkan filosofinya melalui belajar dari hubungan interpersonal,
pengalaman pendidikan formal dan informal, keagamaan, budaya maupun
lingkungannya.
Filosofi menunjukkan sesuatu hal yang lebih berfokus pada tujuan
hidup manusia yang dikarakteristikkan dengan merumuskan setiap asumsi

dan kepercayaan, teori dan pengetahuan terbatas yang diperoleh dari


pengalaman dan perenungan seseorang dalam pengalaman pembelajaran
lainnya (Reed, 2004).
Bagi sebagian orang, filosofi digunakan sebagai panutan hidup
ataupun prinsip, namun ada juga sebagian manusia yang mengabaikannya
dan menjalani hidup layaknya air mengalir sehingga tidak ada target
maupun tujuan hidup. Adapula manusia yang sebagian manusia yang
memegangnya terlalu kuat sehingga membuat ia semakin keras dan makin
keras.
2. Falsafah
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-sebab, azas-azas, hukum dan sebagainya dari segala yang
ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya
sesuatu. Fawcett Reed (2004) mendefinisikan metaparadigma konsep
keperawatan sebagai tindakan yang diambil oleh perawat untuk suatu
kepentingan yang berhubungan dengan pasien dan sesuai dengan tujuan
dari tindakan keperawatan.
3. Paradigma Sains Keperawatan
Paradigma adalah pandangan ilmiah secara umum dengan konsep
untuk menganalisis secara tepat. Paradigma sains keperawatan adalah
kerangka berfikir bersifat ilmiah yang terdiri dari disiplin ilmu yang
spesifik dan berfokus terhadap proses pemberian asuhan keperawatan
berdasarkan teori dan kerangka kerja keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kerangka kerja untuk
menganalisis teori dalam keperawatan yaitu : 1) tingkat 1 Filosofi Sains,
2) Metaparadigma, 3) Filosofi keperawatan, 4) Paradigma, 5) Teori.
Paradigma kasus adalah pengalaman klinik yang menonjol dan mengubah
jalan pikiran perawat akan kesadaran dan memahami situasi klinik masa
depan. Paradigma kasus menciptakan pemahaman baru tentang klinik dan
membuka pandangan dan alternative baru tentang situasi klinik (Tomey,
2006).
Kesimpulannya bahwa paradigma sains keperawatan adalah cara
memandang fenomena keperawatan yang terjadi berdasarkan keilmuan

yang berkembang. Komponen dari paradigma keperawatan sendiri pada


dasarnya ada empat seperti yang disebutkan di atas, akan tetapi
perkembangannya dalam teori sangat tergantung oleh sudut pandang
masing-masing

teori.

Dengan

begitu,

pemaknaan

masing-masing

komponen paradigma tersebut bisa jadi berbeda.


B. Sains Keperawatan
1. Sifat-sifat Dasar Sains Keperawatan
Dalam sains keperawatan ada beberapa sifat dasar yang merupakan
ciri khusus dalam proses pelaksanaan asuhan keperawatan. Sifat tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Kelompok pengetahuan

yang

melandasi

keterampilan

untuk

menyelesaikan masalah dalam tatanan praktek keperawatan


Pada awalnya praktek keperawatan hanya didasari oleh
keterampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin ilmu
sekarang keperawatan dapat disebut sebagai sains/ilmu dimana
keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu
perilaku, sosial, fisika, biomedik dan lain-lain. Ilmu Keperawatan juga
mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan
yaitu, fisiologi manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta
pokok bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung
kepada pasien.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada klien
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada
seseorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan
proses penyembuhan serta membantu kemandirian.
c. Memiliki pendidikan yang memenuhi standar yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi atau universitas
Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan intelektual, interpersonal
dan teknikal yang memungkinkan perawat menjalankan peran yang
lebih terpadu dalam menjalankan keperawatan yang komprehensif dan
berkesinambungan. Perawat juga dituntut mengembangkan IPTEK
keperawatan
d. Adanya pengendalian terhadap standar praktik

Standar adalah suatu kriteria tentang kualitas praktik. Standar


praktik keperawatan ini menekankan tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan dengan
tujuan untuk melindungi klien maupun perawat. Perawat juga bekerja
tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukan
Bertanggung jawab berarti perawat bertanggung jawab atas
pelayanan yang diberikana terhadap klien. Tanggung gugat berarti
perawat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan
dan konsumen (klien).
f. Karir seumur hidup
Artinya bahwa perawat melakukan pelayanan berdasarkan
pendidikan dan ketrampilan yang telah menjadi pilhan hidupnya
sendiri dan mendapat kontribusi dari pekerjaan.
g. Memilki fungsi yang otonom
Artinya perawat memilki kewenangan yang penuh dalam
melakukan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien.
h. Metode ilmiah sebagai ciri sains keperawatan
Pendekatan orang yunani untuk memperoleh pengetahuan
didasarkan atas deduksi, pendekatan deduksi adalah berdasarkan halhal yang sudah dianggap benar, diambil suatu kesimpulan dengan halhal yang dianggap benar. Dan demikian seterusnya kait-mengkait
antara cara yang lain yang dikenal dengan metode ilmiah.
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai sifat dasar sains
keperawatan adalah bahwa profesi keperawatan didasari oleh sains
keperawatan, dimana keperawatan sendiri sebagai profesi memiliki
landasan ilmu pengetahuan yang jelas, kode etik profesi, memilki lingkup
dan wewenang praktik keperawatan yang berdasar standar praktik asuhan
keperawatan yang bersifat dinamis yang menjadi panduan dalam praktik
keperawatan yang memilki organisasi profesi.
2. Filosofi Dasar Sains Keperawatan
Filosofi sains keperawatan meliputi apa itu sains/ilmu, pengetahuan
dan

kepercayaan

serta

bagaimana

cara

menciptakan

sains/ilmu

pengetahuan. Menggunakan pendekatan epistemologis, filosofi sains

keperawatan adalah mengenai teori pengetahuan dalam pandangan


filosofi. Dalam perspektif filosofi yang khusus harus bisa menjawab
pertanyaan

sebagai

berikut:

Bagaimanakah

seorang

ilmuwan

mengaplikasikan ilmunya, bagaimanakah mereka menjelaskan hasilnya,


dan bagaimana mereka memandang sebagai ilmu pengetahuan. Terdapat
dua teori besar tentang sains/ilmu, yaitu aliran rasionalisme dan
empirisme.
a. Rasionalisme
Aliran ini lebih mengutamakan alasan dan penalaran logis dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Empirisme
Aliran ini lebih mengutamakan pada keadaan sebenarnya yang terjadi
berdasarkan pada pengalaman pada awal abad ke-20, para ahli filosofi
lebih fokus pada analisa struktur teori sedangkan para ilmuwan lebih
fokus pada penelitian yang sifatnya empiris.
3. Falsafah Sains Keperawatan
Falsafah sains keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
praktik keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan
holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosialspiritual.
Hakekat manusia yang dimaksud disini adalah manusia sebagai
makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan esensinya
adalah falsafah keperawatan yang meliputi:
a. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang
harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis,
psikologis, sosial dan spiritual yang diberikan secara komprehensif
dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
b. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung
dengan memperhatikan aspek kemanusiaan.
c. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang
perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.

d. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari


sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup
tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
e. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan,
bukan seorang penerima jasa yang pasif.
4. Paradigma Sains Keperawatan Terkait Teori Calista Roy
d. Prinsip dan Asumsi Dasar Suatu Paradigma Keperawatan
Asumsi dasar suatu paradigma keperawatan menurut Roy adalah
sebagai berikut :
1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang
terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial.
3) Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan

untuk

beradaptasi.

Pada

dasarnya

manusia

memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif


maupun negatif.
4) Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi
rangsangan baik positif maupun negatif.
5) Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat
dihindari dari kehidupan manusia.
6) Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai
penerima

asuhan

keperawatan

adalah

individu,

keluarga,

kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai Holistic adaptif


systemdalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
7) System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena
fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya
saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.
e. Tipe dan Jenis Paradigma Keperawatan
Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen
esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial
menurut Roy :

1) Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem
adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara
holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control,
output dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme
koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik
manusia didefinisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan
aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi
dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri,
fungsi peran, dan interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan
sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat
mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan.
Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah
karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan
yang saling berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan
atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai
suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input,
proses control dan umpan balik serta output.
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah
dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan
dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk
variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat
dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang
mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus
manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya
dilakukan.
Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah
mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem
regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator adalah
digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat

efektor cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi


peran dan interdependensi.
2) Lingkungan Stimulus
Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu :
a) Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang
dihadapi manusia.
b) Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang
berkontribusi memberikan pengaruh terhadap lingkungan
fokal.
c) Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu
kondisi. Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan
mempengaruhi perkembangan dan perilaku manusia
3) Kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan
proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara
keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara
tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi
dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat,
sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat.
Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi
termasuk

penekanan

pada

kondisi

sehat

sejahtera.

Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan


dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping
yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap
stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah
pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan
kesehatan.
Adaptasi

adalah

komponen

pusat

dalam

model

keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai


sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping
terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi
termasuk fungsi holistik untuk mempengaruhi kesehatan secara

positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk


semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses.
Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam
lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah
respon. Perubahan perubahan itu adalah stressor atau stimulus
fokal dan ditengahi oleh faktor-faktor konstektual dan residual.
Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya
disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang
merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan
digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuantujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir
ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang
meliputi peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi
adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik
equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak
yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya
manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi
mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan
sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu
fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
4) Keperawatan
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin
ilmu dan praktek. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi,
mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang secara
positif berpengaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin,
praktek, keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan
untukmenyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih spesifik
dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu da praktek dari
peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai
tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan

meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang


berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan
menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan
tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan
keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai
satu kesatuan yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan
tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang
mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau
koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang
biasa menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan
seorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun diinterpretasikan
umtuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya
diberikan ketika manusia itu sakit. .
f. Mekanisme Pembentukan Paradigma Terkait Teori Keperawatan
Dalam teorinya Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu:
1) Fungsi atau proses control yang terdiri dari :
a) Kognator
b) Regulator
2) Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu
a) Fisiologi
b) Konsep diri
c) Fungsi peran
d) Interpendensi
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya
terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat
efektor yang telah disebutkan :
1) Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan
fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar
fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas,
yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat
dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan

proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu (oksigenasi,


nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, proteksi/ perlindungan,
the sense/perasaan, cairan dan elektrolit, fungsi syaraf/neurologis,
fungsi endokrin).
2) Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan
penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.
Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas
psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan.
Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.
The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang
dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran
tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.
The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri,
ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan
cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat
dalam area ini.
3) Mode Fungsi Peran
Mode fungsi peran mengenal pola pola interaksi sosial
seseorang

dalam

hubungannya

dengan

orang

lain,

yang

dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya


pada

bagaimana

seseorang

dapat

memerankan

dirinya

dimasyarakat sesuai kedudukannya.


4) Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling
memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan
dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi

dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan


berinisiatif

untuk

melakukan

tindakan

bagi

dirinya.

Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai


ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy adalah Roy
mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori
sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang
hingga kini masih menjadi pegangan bagi para perawat.
Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki
kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep
lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah
terletak pada teori praktek dan dengan model adaptasi yang
dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku
pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri,
mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat
juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu
stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang
dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih
memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress
pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai
upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari
model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan
bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan
proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan
perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang
perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi
sterssor bagi para pasiennya.
C. Pengembangan Sains Keperawatan

Sains keperawatan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan


dengan ilmu di bidang lain. Selain itu, sains keperawatan memiliki falsafah
dan paradigma keperawatan yang mendasari berbagai aspek untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan profesional di bidang pendidikan,
pelayanan/praktik, dan riset keperawatan. Sehingga, sains merupakan tubuh
pengetahuan yang sistematis yang bertujuan untuk mengungkapkan
kebenaran

tentang

dunia

melalui

proses

perbaikan

diri

yang

berkesinambungan yang melibatkan perkembangan teori dan uji empiris.


Pendidikan keperawatan merupakan sebuah proses long life
education sangat penting bagi perawat dalam rangka sebagai sarana untuk
mencapai profesionalisme dan peningkatan kinerja perawat. Perkembangan
perawatan sebagai pelayanan profesional didukung juga oleh IPTEK yang
didapatkan dari pendidikan dan pelatihan. Dari berbagai aspek pembangunan
nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan bagian yang
paling mendasar dalam pengembangan sumber daya manusia.
Sebagai pendidikan profesional, pendidikan keperawatan harus
dilandasi dengan kerangka konsep yang kokoh yang memiliki karakteristik
pendidikan akademik-profesional yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan, penyelesaian masalah secara ilmiah, pembinaan sikap
dan tingkah laku profesional, belajar aktif, mandiri serta pendidikan di
lingkungan masyarakat.
Keperawatan
sebagai

suatu

profesi

diharapakan

mampu

mengembangkan ilmu yang dimiliki agar dapat diaplikasikan dalam


pemberian pelayanan asuhan keperawatan profesional. Perawat harus mampu
menganalisis informasi dan mengambil keputusan dalam memecahkan
masalah klien.
Keperawatan di Indonesia juga mengalami kemajuan yang signifikan.
Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud
RI, Depkes RI dan DPP PPNI (1983) yang menerima keperawatan sebagai
pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesi (professional education) serta ditetapkannya
definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di

Indonesia. Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga


keperawatan professional yang dapat mengadakan pembaharuan , menjadi
change agent, model keperawatan (nursing model) dan perbaikan mutu
pelayanan/ asuhan keperawatan secara komprehensif dan holistik, serta
penataan perkembangan pendidikan tinggi keperawatan..
Perkembangan sains keperawatan saat ini sudah berkembang cukup
pesat terutama dalam bidang pelayanan. Pengembangan ini didukung dengan
adanya riset yang dilakukan, sehingga hasilnya dapat digunakan dalam
bidang pelayanan. Praktik keperawatan berorientasi pada pelayanan yang
bersifat membantu (assistive in nature) dan pelayanan keperawatan mencakup
seluruh rentang pelayanan Penerapan manajemen asuhan keperawatan
profesional dapat menjadi salah satu contoh dalam pengembangan sains
keperawatan di bidang pelayanan/praktik.
Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu memberikan
dampak pada sistem pelayanan keperawatan. Oleh karena itu terjadi
pergeseran dalam pelayanan keperawatan. Dahulu, pelayanan keperawatan
hanya didasarkan oleh keterampilan saja, namun setelah berkembangnya
sains keperawatan, pelayanan yang diberikan telah didasari oleh ilmu
pengetahuan dan teknolgi keperawatan.
Interaksi antara pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan saling
berkaitan dan mempengaruhi pengembangan sains keperawatan. Dalam
pendidikan, sains keperawatan menjadi dasar untuk pengembangan
kurikulum sehingga dapat memberikan kerangka ilmiah dan pemikiran
analitis

untuk

menjawab

fenomena-fenomena

yang

ditemukan

di

pelayanan/praktik. Melalui pendidikan, metodemetode ilmiah dipelajari dan


teori keperawatan dikembangkan untuk menjadi tuntunan dalam melakukan
riset keperawatan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filosofi sains keperawatan meliputi apa itu sains/ilmu, pengetahuan dan
kepercayaan serta bagaimana cara menciptakan sains/ilmu pengetahuan.
Menggunakan pendekatan epistemologis, filosofi sains keperawatan
adalah mengenai teori pengetahuan dalam pandangan filosofi.
2. Falsafah sains keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
praktik keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan menganut pandangan
holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosialspiritual.
3. Asumsi dasar suatu paradigma keperawatan menurut Roy yakni manusia
adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan lingkungan. Kemampuan adaptasi manusia berbedabeda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk
menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif. System adalah
Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan

untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap


bagian-bagiannya.
4. Riset keperawatan merupakan hal substansi untuk pengembangan sains
keperawatan

karena

riset

keperawatan

memiliki

bukti

empirik,

menggunakan metode sistematis dan ilmiah untuk menjelaskan berbagai


fenomena berdasarkan falsafah dan paradigma keperawatan yang dapat
mempengaruhi pendidikan dan pelayanan keperawatan profesional

B. Saran
Meningkatkan ilmu pengetahuan keperawatan dalam pengembangan sains
keperawatan, karena hal tersebut memiliki peran dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan sains keperawatan sehingga
dapat meningkatkan profesionalisme dalam keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Tomey, Ann Marriner, Martha Raile Alligood. 2006. Nursing Theorists and Their Work.
Missouri : Mosby Elsevier

Reed, Pamela G., Nelma C Shearee., Leslie H Nicoll. 2004. Perspectives on


Nursing Theory. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai