Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ANESTESI

1. Jelaskan kepentingan menanyakan :


a. Nama : untuk identitas, agar tidak tertukar dengan pasien lain.
b. Umur : untuk memperkirakan risiko yang mungkin terjadi serta menentukan
jenis dan teknik anestesi yang akan dipakai.
c. Pekerjaan : untuk mengetahui perkiraan besar penghasilan pasien.
d. Diagnosa pra bedah : untuk mengetahui alasan pasien dioperasi dan
memperkirakan semua hasil, efek samping, dan komplikasi operasinya.
e. Jenis pembedahan : untuk menentukan jenis anestesi yang akan dipakai.
f. Diagnosa paska bedah : untuk mengetahui apakah diagnosa paska bedah
sesuai dengan diagnosa pra bedahnya.
g. Keadaan umum :
-

Gizi kurang jika BB<90% BB idaman atau BMI<18,5

Gemuk jika BB>120% BB idaman atau BMI>30

Anemia jika Hb dewasa <13 gr% atau Hb anak <11,5

h. Vital sign :
-

Tekanan darah dan batas-bats normal hiper dan hipotensi


Karena pada saat induksi dan intubasi dapat terjadi kenaikan tekanan darah
berlebihan sehingga menimbulkan komplikasi pada target organ

Nadi dan batas-batas normal


Melihat apakah ada gangguan dari jantung
Takikardi bila denyut nadi >100x/mnt
Bradikardi bila denyut nadi <60x/mnt

Pernapasan
Zat-zat anestetik menekan pernapasan dan menurunkan respon terhadap
CO2 intubasi akan merangsang pembentukan mukus.

i. Kepentingan sysmex, diuresis, elektrolit serta batas-batas normal.


-

Hb : operasi akan menyebabkan kehilangan darah sehingga sebelum


operasi, penderita diharapkan memiliki Hb normal, selain itu Hb juga
menentukan prognosa post operasi.

Leukosit : melihat tanda infeksi sistemik

Trombosit : bila trombositopenia akan memudahkan terjadinya perdarahan.

Diuresis : memperkirakan fungsi dari ginjal.

Elektrolit : menentukan apakah ada kelainan (hipo atau hiper) elektrolit yang
dapat mempersulit intra operasi dan post operasi.

Batas-batas normal :
Hb pria 12-16 gr%, wanita 13-18 gr%
Leukosit 4000-10000 sel/mm3
Trombosit 150000-400000 sel/mm3
Natrium 135-145
Kalium 3,5-5,5
Urin 0,5-1 cc/kgBB/jam
j. Kepentingan menanyakan pengobatan terakhir untuk mengetahui apakah
obat-obat yang akan digunakan ada yang berinteraksi dengan obat-obat
anestesi, misalnya Ca Channel Blocker, Kortikosteroid, Reserpin, Levodopa,
Propanolol dll.
k. Kepentingan ditanyakan penyulit lain untuk menentukan jenis teknik
anestesi yang akan dipakai dan resiko yang akan terjadi.
2. ASA (American Society of Anaesthesiologist) adalah klasifikasi yang
lazim digunakan untuk menilai status fisik pasien pra-anestesi. Klasifikasi ini
berasal dari The American Society of Anesthesiologist yang terdiri dari:
-

ASA I : Pasien dalam keadaan sehat organik, fisik, fisiologis, biokimia,


psikologis.

ASA II : Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang, baik


karena penyakit bedah maupun penyakit lainnya.

ASA III : Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang
diakibatkan karena berbagai penyebab, sehingga aktivitas rutin terhambat.

ASA IV : Pasien dengan keluhan sistemik berat, tak dapat melakukan


aktivitas rutin dan dapat mengancam kehidupannya.

ASA V : Pasien yang sekarat, diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan


hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.

3. Tujuan dari pengobatan pra-bedah :


a. Sedasi psikis untuk mengurangi rasa takut, cemas dan kawatir
b. Amnesia
c. Analgesia
d. Memperlancar induksi anestesi
e. Mengurangi jumlah obat yang dibutuhkan untuk anestesi lokal, umum dan
regional
f. Mengurangi efek yang tidak diinginkan
g. Mengurangi sekresi di traktus respiratorius bagian atas
h. Mengurangi atau menghilangkan rasa mual dan muntah
4. Yang dimaksud dengan Anestesi Umum adalah ketidaksadaran yang
reversible yang disebabkan oleh zat anestesi disertai oleh hilangnya sensasi
sakit pada seluruh tubuh.
Obat-obat yang digunakan pada Anestesi Umum :
-

Berdasarkan lama induksi : VIMA (Volatile Induction & Maintenance


Anaesthesia), TIVA (Total Intra Venous Anaesthesia) dan Induksi I.V dengan
maintenance oleh Anestesi Inhalasi.

Berdasarkan Teori Balance Anesthesia :

a. Hypnotic :

Penthotal, Propofol ---- Intravena


Enflurane, Isoflurane, Sevoflurane ----- Inhalasi

b. Analgesic:

Pethidine, Morphine, Fentanyl, Sufentanyl

c. Relaksasi :

Succinil Choline, Atracurium, Pancuronium

Berdasarkan cara pemberian : i.v, i.m, inhalasi, peroral, per-rektal


Jenis obat-obat anestesi :
a. Volatile Anesthetic Inhalation : Halogen Hydrocarbon (Halothan),
Halogen Ether : enflurane, isoflurane dll.
b. Gas Anesthetic Inhalation : Cyclopropane, N 20, Ethylene
c. Intravenous : Thiopenthal, Propofol, Ketamine, Etomidate, Diazepam dll

Berdasarkan cara induksi + konsep Balanced Anesthesia


Komponen

VIMA

TIVA

Anestesi
Hypnotik

Sevoflurane,

Analgesik

En-flurane, Halothan
Ke-tamine, Midazolam
Fentanyl, Sufentanyl, Mor- Fentanyl, Sufentanyl,

Relaksasi

phine
Depol & Non-depol

Isoflurane, Propofol,

Pentothal,

Morphine, Pethidine
Depol & Non-depol

Prosedur tindakan anestesi umum dan regional :


Anamnesa ---- pemeriksaan fisik ---- Lab/EKG/Foto Thorax ---- Status fisik
penderita ---- Pilihan anestesi ---- Premedikasi ---- Anestesi Umum/Regional
Perlu dilakukan pemeriksaan sebelum pembiusan :
1. Kunjungan pada hari sebelum operasi untuk menenangkan pasien,
pemeriksaan lengkap, menilai hasil laboratorium (48 jam sblm operasi)
2. Dokter anestesi mempelajari data pasien, memeriksa gigi, evaluasi fisik, BB
dan keadaan umum pasien.
-

Buat catatan pasien (Hystory, pemeriksaan fisik, data lab, x-ray, dll)

Catatan : periksa EKG pada usia>35 thn atau jika ada indikasi

Pengalaman pembedahan/pembiusan sebelumnya, riwayat alergi obat

Riwayat penyakit pasien (asma, DM, kelainan darah, gangguan jiwa)

Kebiasaan pasien (contoh : merokok, dll)

Obat yang sedang digunakan (insulin, OAD, Kortikosteroid, antikoagulan,


digitalis)

Obat yang telah atau sedang digunakan (narkotika, sedatif, amfetamin,


dll)

Membuat resume pasien

Pemeriksaan gigi dan protesa lain

Gigi palsu harus dibuka

Puasa NPO (Non Per Oral) setelah tengah malam

Informed Consent ditandatangani oleh pasien dan keluarganya

Konsultasi ke Internist, Pediatrics dll guna optimalisasi keadaan umum


pasien sebelum operasi.

Anestesi Regional adalah suatu cara untuk menghilangkan rasa sakit yang
tidak disertai hilangnya kesadaran dan hanya pada sebagian atatu beberapa
bagian tubuh tertentu.
Obat-obat anestesi regional :
-

Berdasarkan cara metabolisme :

a. Esther Compound (Amino Esther) : Cocaine, Procaine, Tetracaine


b. Amide Compound (Amino Amide) : Xylocaine, Lidocaine
-

Berdasarakan potensi dan lama kerja obat :

a. Potensi rendah + lama kerja pendek : Procaine, Chloroprocaine


b. Potensi sedang + lama kerja sedang : Lidocaine, Mepivacaine
c. Potensi kuat + lama kerja panjang : Bupivacaine, Tetracaine

5. Komplikasi Anestesi Umum :


a. Selama Induksi :
-

Suntikan keluar dari vena ---- stop suntikan dan cari vena lain

Batuk dan Laring spasme ---- hentikan narkose, beri O2 sampai


sianosis hilang dan respirasi rate normal kembali

Sumbatan jalan nafas ---- bunyi snoring dapat diatasi dengan menarik
dagu pasien ke depan dan ke belakang

Muntah ---- posisi kepala pasien miring, meja dalam posisi


Trendelenberg

b. Selama narkose & operasi


-

Gangguan Airway (tanda sianosis): depresi pernafasan, sumbatan


jalan nafas, pangkal lidah yang jatuh ke belakang, kelainan di dalam
faring, laring spasme, bronchospasme.
Tanda-tanda lain : kulit panas, merah + berkeringat, TD meningkat,
takikardi, RR cepat dan dalam, perdarahan yang difus dari luka
operasi

Komplikasi sistim kardiovaskular

a. Perubahan tekanan darah (hipotensi dan hipertensi)


b. Perubahan irama denyut jantung (takikardi,bradikardi,aritmia)
-

Komplikasi saluran pencernaan : muntah, regurgitasi, distensi

Komplikasi lain : kornea mata luka karena masker/kap/duk operasi;


kelumpuhan ekstremitas; gigi rontok, mulut dan bibir luka; kulit
terbakar karena pemakaian diatermi dan retensi urin.

6. Yang dimaksud dengan :


-

Induksi sempurna : jika pasien sampai pada stadium operasi (stadium III).
Setelah diinduksi dengan obat anestesi intravena, intramuskular atau
langsung oleh obat anestesi inhalasi. Tidak ditemukan penyulit pada saat
induksi berlangsung.

Eksitasi, jika pasien sampai pada stadium eksitasi (stadium II). Setelah
diinduksi, kesadaran hiulang pasien menjadi muntah, batuk-batuk, menahan
nafas, pasien bergerak-gerak atau terjadi spasme laring dapat dihindari
dengan pemberian premedikasi yang agak kuat.

7. Teknik open drop :


-

Cara induksi inhalasi yang terbaik untuk anak-anak

Sistim sederhana dengan meneteskan cairan anestetik (eter,chloroform) dari


botol khusus ke wajah pasien dengan bantuan sungkup muka (face mask)
Schimmelbusch.

+ : Tahanan nafas minimal + dapat ditambahkan O2 melalui pipa kecil dalam


sungkup
- : Boros, udara ekspirasi mencemari lingkungan sekitar.
Insuflasi : meniup/penghembusan gas anestetik dengan sungkup muka melalui
salah satu sistim ke wajah pasien tanpa menyentuhnya. Tidak ada resitensi
terhadap pernafasan. Tidak ada rebreathing, lebih cocok untuk bedah
Tracheostomy.
Semi Close : terdapat hirupan kembali O2 segar.
Close : hirupan kembali komplit.

8. Sirkuit Anestesi

9. Ventilator
a. Nafas Spontan
---- Selama dalam induksi nafas pasien tidak dibantu, dengan menggunakan
nafas sendiri.
b. Assisted
---- Nafas pasien selama dalam induksi tidak didepresi, masih terdapat nafas
spontan tapi tidak mencukupi untuk kebutuhan pasien sehingga dibantu dengan
bantuan.
c. Controlled
---- Pasien dalam keadaan terdepresi nafas sempurna, sehingga pasien
membutuhkan bantuan nafas penuh.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
a. Pressure controlled : ventilator diatur dengan mengeset tekanan udara
yang dibutuhkan pasien
b. Volume controlled : ventilator diatur dengan mengeset volume udara yang
dibutuhkan pasien.
11. Jelaskan teknik-teknik khusus pada anestesi umum :
-

Bypass : salah satu bentuk perfusi ekstracorporeal (sirkulasi darah di luar


tubuh dimana fungsi jantung dan paru diambil alih oleh mesin agar
memungkinkan dilakukan tindakan bedah pada jantung atau pembuluh
darah besar.

Hipotermia : metode yang digunakan untuk menurunkan metabolisme


tubuh secara keseluruhan untuk mengurangi bahaya hipoksia serta

kerusakan sel akibat sumbatan regional dari otak, jantung, liver, ginjal dan
kedua tungkai.
-

Hipotensi : metode anestesi umum yang disertai dengan penurunan


tekanan darah sampai batas-batas fisioplogis sehingga perdarahan dapat
dikurangi, obat-obat anestesi dapat ditekan seminimal mungkin.

12. Zat anestesi inhalasi


Zat
N2O

Untung
Analgesik

Rugi
kuat, Jarang digunakan tunggal, harus

baunya manis, tidak disertai O2 minimal 25%, anestetik


iritasi, tidak terbakar.
Halotan

lemah,

memudahkan

hipoksia

difusi.
Baunya enak. Tidak Vasodilator serebral, meningkatkan
merangsang

jalan aliran

nafas, anestesi kuat

darah

otak

yang

sulit

dikendalikan, analgesik lemah.


Kelebihan dosis akan menyebabkan
depresi nafas, menurunnya tonus
simpatis,

hipotensi,

vasodilator

bradikardi,

perifer,

depresi

vasomotor, depresi miokard.


Kontraindikasi
Paska
Enfluran

gangguan

pemberian

hepar.

menyebabkan

menggigil.
Induksi dan pemulihan Pada EEG, menunjukkan kondisi
lebih

cepat

dari epileptik.

Depresi

nafas,

iritatif,

halotan. Efek relaksasi depresi sirkulasi.


terhadap
Isofluran

otot

baik
Menurunkan
meta-bolisme

lebih
laju Meninggikan aliran darak otak dan
otak TIK.

terhadap O2
Desfluran

Sangat mudah menguap, potensi


rendah.

Simpatomimetik,

depresi

nafas, me-rangsang jalan nafas

atas.
Sevofluran

Bau tidak menyengat,


tidak

merangsang

jalan

nafas,

kardiovaskular stabil
13. Obat-obat anestesi umum
a. Tiopenthal :
-

Bubuk berbau belerang, berwarna kuning, dalam ampul 500/1000 mg.


Dilarutkan dengan aquades sampai konsentrasi 2,5%. Dosis 3-7
mg/kgBB.

Melindungi otak oleh karena kekurangan O2.

Sangat alkalis, nyeri hebat dan vasokonstriksi bila disuntikkan ke arteri


yang menyebabkan nekrosis jaringan sekitar.

b. Propofol :
-

Dalam emulsi lemak berwarna putih susu, isotonic, dengan kepekatan


1%. Dosis induksi 2-2,5 mg/kgBB, rumatan 4-12mg/kgBB/jam, sedasi
perawatan intensif 0,2mg/kgBB. Pengenceran hanya dengan Dextrosa
5%.

Dosis dikurangi pada manula, dan tidak dianjurkan pada anak dibawah 3
thn dan ibu hamil.

c. Ketamin :
-

Kurang disenangi karena sering takikardi, HT, hipersalivasi, nyeri kepala.


Paska anestesi mual, muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk. Dosis
bolus iv 1-2mg/kgBB, im 3-10mg/kgBB.

Dikemas dalam cairan bening kepekatan 5%, 10%, 1%.

d. Opioid :
-

Diberikan dosis tinggi, tak menggangu kardiovaskular, sehingga banyak


digunakan untuk pasien dengan kelainan jantung.

Untuk induksi dosis 20-50mg/kgBB, rumatan dosis 0,3-1 mg/kgBB/mnt.

14. Untuk memberikan cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena
di punggung tangan, di dalam pergelangan tangan, lengan bawah atau daerah

kubiti. Pada anak kecil dan bayi digunakan punggung kaki, depan mata kaki
atau di kepala. Bayi bari lahir digunakan vena umbilikus.
15. Monitoring RR
a. Monitoring
Pemantauan tanda vital : tensi, nadi, respirasi, Saturasi O2, suhu tubuh.
b. Oksigenasi : O2 lembab sebanyak 3-8 L/mnt
c. Pain control : parenteral atau regional
d. Hal-hal khusus :
-

Gelisah oleh karena : hipovolemik/hipotensi, hipoksia, nyeri.

Mual muntah : tanda hipotensi, Anestesi dengan opioid.

Menggigil oleh karena larutan berlebihan, hipertensi, asidosis metabolic,


sepsis, alergi.

16. Skoring di RR
Steward Score
Sign
Criteria
Score
Consciousness Awake
2
Responding to stimuli
1
Not responding
0
Airway
Caughing on common
2
Maintaining go airway
1
Airway requires mantenance
0
Movement
Moving limbs purposetrully
2
Moving limbs
1
Not moving
0
Bila penilaian 5 pasien dapat dipindahkan dari ruang resusitasi
17. Blokade regional
a. Analgesik spinal : pemberian obat ke dalam ruang sub arakhnoid, efektif,
aman dan mudah dikerjakan.
b. Analgesik epidural : menempatkan obat di ruang epidural (peridural,
elektrodural). Ruang berada diantara ligamentum flavum dan durameter.
Memblok pada akhir saraf spinal yang terletak di bagian sakral.
c. Analgesik kaudal

d. Analgesik regional intravena


18. Sebutkan obat-obat untuk anestesi regional, keuntungan dan kerugiannya!
- Xylocain
Onset > cepat dan durasi > lama (60-120 menit)
Efek topikal baik
Antiaritmia
- Bupivacain
Potensi > kuat
Durasi > lama (180-300 menit)
Toksisitas 4-5x > besar daripada Lidocain
Onset > lambat
- Procain
Efek toksik < daripada Xilocain
Efek topikal tidak efektif
Onset lama, durasi pendek (45 menit)
Penyebaran kurang baik
- Lidocain
Antiaritmia
Toksisitas < daripada Bupivacain

19. Posisi pasien di meja operasi


-

Dorsal Decubitus :

Supine

Horizontal : badan lurus


Contoured : menekuk ke samping
Frogleg : digunakan untuk operasi perineum dan vagina
Lateral uterus displacement : untuk operasi dengan massa besar diabdomen

Lithotomi

Standar : prosedur ginekologis, kaki <90o


Low : elevasi kaki 30o-45o untuk operasi abdomen dan perineum

High : kaki diangkat penuh (90o)


Lateral Decubitus Position

Horizontal : miring 90o untuk operasi daerah pinggul

Semisupine dan semiprone untuk operasi anterokolateral

Sums position untuk operasi perineum, rectum, vagina dan kandung


kemih

Flexed lateral position

Ventral Decubitus (Prone) Position

Full prone

Head Elevated

Sitting

Supine

Lateral Tilted head up

Prone Tilted head up

20. Intubasi Trakhea : tindakan memasukan pipa trakhea ke dalam trakhea


melalui rima glottis, sehingga ujung pipa berada di pertengahan trakhea antara
pita suara dan bifurkasiotrakhea.
Indikasi :
-

menjaga potensi jalan nafas oleh sebab apapun

mempermudah ventilasi positif dan oksigenisasi

pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi.

Jenis-jenis ETT :
a. Jenis : Cuff (balon/tanpa balon), Spiral/non spiral, Lumen 1 : (1-2) lumen,
Lumen 1 : operasi biasa, Lumen 2 : Torakotomi
b. Bahan : karet PCV
c. Tipe Cuff : High pressure low volume dan Low pressure high volume
d. Nomor ETT
e. Cara mengisi udara dalam cuff sesuaikan tekan sampai ada bunyi
Penentuan ukuran ETT

Usia

Diameter

Prematur
Neonatus
1-6 bulan
0,5-1 tahun
1-4 tahun
4-6 tahun
6-8 tahun
8-10 tahun
10-12 tahun
12-14 tahun
Dewasa wanita
Dewasa pria

2,0-2,5
2,5-3,5
3,0-4,0
3,5-3,5
4,0-5,0
4,5-5,5
5,0-5,5
5,5-6,0
6,0-6,5
6,5-7,0
6,5-8,5
7,5-10,0

Skala French

Jarak

sampai

10
12
14
16
18
20
22
24
26
28-30
28-30
32-34

bibir
10 cm
11 cm
11 cm
12 cm
13 cm
14 cm
15-16 cm
16-17 cm
17-18 cm
18-22 cm
20-24 cm
20-24 cm

Cara memilih pipa trakhea untuk bayi dan anak kecil


dalam pipa trakheal (mm) = 4,0 + umur (thn)
Panjang pipa oro trakheal (cm) = 12 + umur (thn)
Panjang pipa nasotrakheal (cm) = 12 + umur (thn)
21. Rapid sequence induction dan awake intubation
a.

Rapid sequence induction:

Teknik intubasi dengan induksi cepat dilakukan dengan menidurkan pasien


terlebih dahulu. Urutan tindakan induksi cepat adalah : posisi kepala dan badan
atas agak tinggi 20-30 derajat (anti Trendelenburg), preoksigenasi (diberi O 2
tinggi dulu dengan sungkup muka), memberi obat pelumpuh otot nondepolarisasi dosis kecil dulu sebelum memberi suksinil kolin, tekanan pada
tulang krikoid, tanpa melakukan ventilasi positif dengan sungkup muka,
suntikan obat induksi yang cepat (tiopental), suntikan obat pelumpuh otot
(suksinil

kolin),

kemudian

intubasi

yang

langsung

diikuti

dengan

mengembangkan balon pipa endotrakea.


Tekanan pada krikoid yang dilakukan oleh asisten harus sudah dimulai waktu
menyuntikkan obat induksi anastesia dan diteruskan sampai intubasi berhasil
dan balon sudah dikembangkan.

Pipa nasogastrik bila sudah terpasang harus dihisap dan sesudahnya diangkat
sebelum melakukan induksi anastesia.
b.

Awake intubation:

Intubasi endotrakea dalam keadaan pasien sadar dengan anastesia topikal,


pilihan teknik untuk mencegah bahaya aspirasi pada kasus trauma berat pada
muka, lehar, perdarahan usus dsb.
Intubasi sadar dilakukan dengan pertolongan obat penenang seperti diazepam,
fentanil atau petidin untuk mempermudah kooperasi pasien tanpa harus
menghilangkan refleks jalan napas atas (yang harus mencegah aspirasi).
22. Dosis obat-obatan emergensi
a. Sulfas atropin : 0,02 0,03 mg/kgBB
b. Efedrin : (1 cc efedrin + 9 cc aquabides) 0,25 1 mg/kgBB/dosis
c. Epinefrin (1:1000) : i.v 0,05 1 mg/kgBB/dosis; s.c 0,01 mg/kgBB/dosis; drip
0,05 2 mcg/kgBB/menit
d. Norepinefrin : 0,05 0,5 mcg/kgBB/menit
e. Aminofilin : 6 mg/kgBB, maksimum 500 mg i.v dilanjutkan 0,4 0,9/ kg/jam
f. Deksametason : 0,75 mg/kgBB i.v
g. Metilprednisolon : 4 mg/kgBB
23. Teknik anastesi sederhana
Teknik anastesi sederhana adalah anastesi yang digunakan pada kasus bedah
yang dilakukan dalam waktu singkat, seperti : kuretase, sirkumsisi, cabut gigi,
operasi katarak, reposisi tulang.

Anda mungkin juga menyukai