Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

PERTANIAN BERLANJUT
PERBAIKAN SIFAT FISIKO-KIMIA TANAH PSAMMENT
DENGAN PEMULSAAN ORGANIK DAN OLAH TANAH KONSERVASI
PADA BUDIDAYA JAGUNG

Oleh:
ARI NIRWANA
KELAS

125040107111005
I/ AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

PERBAIKAN SIFAT FISIKO-KIMIA TANAH PSAMMENT


DENGAN PEMULSAAN ORGANIK DAN OLAH TANAH KONSERVASI
PADA BUDIDAYA JAGUNG
Pengolahan tanah konservasi adalah setiap bentuk pengolahan tanah dan sistem
penanaman yang menutupi 30% atau lebih permukaan tanah dengan ssisa tanaman, setelah
melakukan prose penanaman dalam mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh air.
Menurut Suwardjo et al 1989, Brown et al 1991 melaporkan bahwasan nya dengan
melakukan olah tanah konservasi merupakan sebuah alternatif penyiapan lahan yang dapat
memepertahankan produktivitas tanah tetap tinggi. Terdapat beberapa olah lahan yang
mempunyai atau memenuhi kriteria sebagai olahan tanah konservasi (OTK) dianntaranya
adalah adalah tanpa olah tanah (zerro tillage), olah tanah seperlunya (reduced tillage) dan
olah tanah strip (strip tillage). Aplikasi dari ketiga jenis OTK tersebut harus selalu disertai
dengan penggunaan mulsa organik.
Menurut Rachmat et al 2004, menyatakan bahwasannya yang menentukan
keberhasilan OTK adalah pemberian bahan organik dalam bentuk mulsa yang cukup.
Dengan memeberikan mulsa maka dapat menekan pertumbuhan gulma, menekan laju
kehilangan air, serta laju pemadatan tanah dan dilihat dari sudut pandang yang lain
penggunaan OTK dapat menghemat tenaga kerja.
Jerami padi dan jerami jagung

merupakan sisa hasil panen dan sumber bahan

organik yang ketersediaannya cukup melimpah setelah kegiatan panen dilakukan.


Pengembalian sisa tanaman ini ke lahan usaha tani akan memberikan manfaat ganda dalam
usaha konservasi dan peningkatan status kesuburan tanah. Penggunaannya sebagai mulsa
yang dihamparkan di atas lahan yang ditanami tanaman budidaya akan melindungi tanah dari
daya perusak hujan

dan alisan permukaan, disisi lain dengan berjalannya waktu dan

terjadinya dekomposisi bahan organiknya akan menyubangkan unsur hara kepada tanah
dimana bahan tersebut dihamparkan. Salah satu tumbuhan yang dapat atau yang cukup
bepotensi untuk dijadikan mulsa dan pupuk hijau adalah tithonia atau yang sering dikenal
dengan nama bunga matahari mexsico dikarenakan dapat berkembang atau dapat hidup di
sembarang tempat seperti jama, palm, niang.
Pada jurnal ini dibahas tentang analisis tanah awal yang mana sifat fisik dan ciri kimia
tanah awal yang dianalisis adala:
a. tekstur
b. berat volume

c. kandungan bahan rganik


d. total ruang pori
e. Permiabilitas
f. persen Agregasi, pH

Kelembaban Tanah
Untuk mengetahui perbedaan kelembaban tanah akibat perlakuan pengolahan tanah
dan pemberian mulsa akan dilakukan pengukuran kelembaban tanahny aitu sendiri. Dari data
yang didapat bahwa pemberian mulsa yang diberikan juga akan menyebabkan perbedaan
kelembaban, yaitu kelembababan yang tinggi terjadi dengan pemberian mulsa jerami padi
yang kemudian diikuti oleh jagung, krinyuh, thitonia.
Berat Volume

kombinasi perlakuan pengolahan tanpa pengolahan tanah dan tanpa pemberian mulsa
(Nt Z) dan kombinasi perlakuan pengolahan tanpa pengolahan tanah dengan jerami padi (Nt
J), sedangkan BV terendah didapatkan pada pengolahan tanah yang intensif (konvensional)
yang dibarengi dengan pemberian mulsa. Nilai BV terendah yaitu pada pengolahan tanah
konvensional dengan pemberian muls aKrinyuh yaitu 1.26 g/cm3.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuannya untuk memperbaiki sifat fisika
tanah dan kemudah tersediaannya di sekitar lahan usaha tani, jerami padi dan thitonia
merupakan dua sumber mulsa yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam budidaya
jagung pada tanah Psamment.

Anda mungkin juga menyukai