PERTANIAN BERLANJUT
PERBAIKAN SIFAT FISIKO-KIMIA TANAH PSAMMENT
DENGAN PEMULSAAN ORGANIK DAN OLAH TANAH KONSERVASI
PADA BUDIDAYA JAGUNG
Oleh:
ARI NIRWANA
KELAS
125040107111005
I/ AGRIBISNIS
terjadinya dekomposisi bahan organiknya akan menyubangkan unsur hara kepada tanah
dimana bahan tersebut dihamparkan. Salah satu tumbuhan yang dapat atau yang cukup
bepotensi untuk dijadikan mulsa dan pupuk hijau adalah tithonia atau yang sering dikenal
dengan nama bunga matahari mexsico dikarenakan dapat berkembang atau dapat hidup di
sembarang tempat seperti jama, palm, niang.
Pada jurnal ini dibahas tentang analisis tanah awal yang mana sifat fisik dan ciri kimia
tanah awal yang dianalisis adala:
a. tekstur
b. berat volume
Kelembaban Tanah
Untuk mengetahui perbedaan kelembaban tanah akibat perlakuan pengolahan tanah
dan pemberian mulsa akan dilakukan pengukuran kelembaban tanahny aitu sendiri. Dari data
yang didapat bahwa pemberian mulsa yang diberikan juga akan menyebabkan perbedaan
kelembaban, yaitu kelembababan yang tinggi terjadi dengan pemberian mulsa jerami padi
yang kemudian diikuti oleh jagung, krinyuh, thitonia.
Berat Volume
kombinasi perlakuan pengolahan tanpa pengolahan tanah dan tanpa pemberian mulsa
(Nt Z) dan kombinasi perlakuan pengolahan tanpa pengolahan tanah dengan jerami padi (Nt
J), sedangkan BV terendah didapatkan pada pengolahan tanah yang intensif (konvensional)
yang dibarengi dengan pemberian mulsa. Nilai BV terendah yaitu pada pengolahan tanah
konvensional dengan pemberian muls aKrinyuh yaitu 1.26 g/cm3.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuannya untuk memperbaiki sifat fisika
tanah dan kemudah tersediaannya di sekitar lahan usaha tani, jerami padi dan thitonia
merupakan dua sumber mulsa yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam budidaya
jagung pada tanah Psamment.