1. TUJUAN.................................................................................1
2. PENANGGULANGAN BANJIR DAN ROB KOTA SEMARANG............4
2.1.. Sistem Drainase Semarang Tengah (Biaya Rp. 8,6 Triliun)...........7
2.2. Sistem Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun).............10
2.3. Sistem Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 Triliun atau Rp.
600 Milyard)........................................................................................13
2.4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang (Biaya Rp. 1,1
Triliun).................................................................................................16
3. TOTAL KEBUTUAN BIAYA.......................................................17
1. TUJUAN
Tujuan Kegiatan adalah mengembangkan dan menerapkan penanggulangan Banjir
dan Rob di Kota Semarang, dengan konsep mencegah air laut masuk ke daratan
dengan tanggul laut dan menangani air yang terjebak di dalam kawasan dengan
tampungan, pintu pintu air, dan pompa (tanggul, tampungan, pompa).
420000
425000
430000
435000
440000
445000
E
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
SUB SISTEM
SUB SISTEM
BANDARHARJO BARAT
(BAPPEDA)
BANDARHARJO TIMUR
SUB SIS TEM
TAWANGMAS
TUGU
SRINGIN
KALI ASIN
SUB SISTEM
SUB SISTEM
Ban dar h ar jo ba ra t
BKT
Kota lam a
Ban dar h ar jo tim ur
SUB SISTEM
SIMPANGLIMA
TE NGGANG
Bulu
Ban ger u tara
Tu gu mu da
Tu gu
SILANDAK
Te ng gan g
9225000
9225000
Sun gai
TUGU MUDA
BERINGIN
PENYUSUNAN DOKUMEN
MASTERPLAN DRAIN ASE SEMARAN G
KETER ANGAN :
BANGER SELATAN
BULU
PEKER JA AN :
SUB SISTEM
SUB SISTEM
S UB SIST EM
SUB SISTEM
9230000
9230000
TANAHMAS
SUB S ISTE M
Ta wa ng ma s
Ta na hm as
Sr in gin
PEDURUNGAN
Simp an glima
Sila nd ak
MANGKANG
9220000
9220000
SUB SISTEM
BANJIR KANAL BARAT
Bab on
KONSULTA N
GAMBA R
9215000
921
5000
G A MB AR L 3-1
SI STE M DRA INAS E E K S IS TIN G
K O TA S EM AR ANG
DIGAMBAR
DIPERIKSA
MENYETUJUI
MENGETAHUI
420000
425000
430000
435000
440000
4 Kilometers
SKA LA
445000
NO LE MBAR
JML LE MBAR
Semarang Atas
Semarang Bawah
Pusat kota
daerah
Pantai
Ngemplak
Candi Baru
6,3 km
Mijen Utara
Jatingaleh
8 km
Simpang lima
4,5 km
+ 270 m
+ 348 m
+136 m
Laut Jawa
+ 91 m
+0 - 0,75m
+2,45 m +3,5m
Sangat curam
Sangat landai
Penurunan tanah & rob
Kab.
Demak
Daerah ROB
Kemiringan
i = 0.0 sampai 0.0001
Zona industri
Pemukiman
+ 0 sampai +0.75
2 km
Zona industri
Kemiringan i = 0.002
+3.5m
Kemiringan
9 km i = 0.025-0.037
Kab.
Kendal
Zona
konservasi
Batas Kota Semarang
+ 300 m
Zona konservasi
Pemukimam
Pantai
Simpang lima
Candi Baru
Jatingaleh
Gombel
Gunung Pati
Mijen
Elevasi (m)
0 0.75
4
90
140
270
300
250
Kab.
Dengan i =0.0250.037 (terjal) maka stream
Semarang
power menjadi sangat besar sehingga aliran
mengalir dengan kecepatan tinggi. Kuantitas
debit air dan sedimen besar dalam tempo
singkat
Gambar 3. Kota Semarang dan Sekitarnya (SMEC et al., 1999)
Banjir Kanal Barat (BKB), dibangun pada 1850 untuk mengantisipasi banjir pelabuhan
dagang yang berada di muara Kali Semarang. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya
urat nadi kegiatan perdagangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga
Semarang dapat mencapai puncak kejayaannya pada abad ke 18 dan dinyatakan
sebagai kota kedua sesudah Batavia pada Persetujuan Giyanti 1.775 di Salatiga.
Banjir Kanal Timur (BKT), dibangun pada tahun 1896-1903, direncanakan untuk
melindungi wilayah Semarang bagian Timur serta kawasan Pengembangan Pelabuhan
Semarang.
Kondisi BKB dan BKT sekarang sudah mengalami perubahan cukup besar. Kapasitas
menurun akibat sedimentasi sedangkan debit banjir meningkat sejalan dengan
meningkatnya kawasan terbangun di daerah tangkapannya, sehingga efektifitasnya dalam
mengendalikan banjir tidak dapat diandalkan. Apalagi penyebab banjir dan genangan saat ini
tidak hanya didominasi oleh air hujan, tetapi juga oleh air laut yang dikenal dengan rob.
Oleh karena itu, penanganan banjir dan genangan di Kota Semarang tidak dapat dilakukan
secara konvensional, tetapi harus dengan pendekatan baru disesuaikan dengan kondisi
yang berkembang.
Secara garis besar penanganan banjir dan genangan di Kota Semarang dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) bagian, sebagai berikut:
Banjir akibat air hujan dari hulu ditangani dengan Sistem Banjir Kanal dan penataan
kawasan hulu
Untuk pelaksanaan Master Plan tersebut di atas, biaya yang diperlukan sesuai dengan
urutan prioritasnya adalah :
1. Sistem Drainase Semarang Tengah
d. Sistem
Mangkang
c. Sistem
Smg Barat
a. Sistem
Smg Tengah
b. Sistem
Smg Timur
2.1. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Tengah (Biaya Rp. 8,6 Triliun)
Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2.
Peninggian tanggul di kanan kiri Kali BKB dari Bendung Simongan sampai muara.
3.
Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
2.2. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun)
1. Sub-sistem Kali Banjir Kanal Timur (BKT)
1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali BKT dari Jalan Brigjen Sudiarto sampai muara.
3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.
5. Penurunan debit yang masuk ke Kali BKT dengan membangun 2 embung di
Kelurahan Sambiroto seluas 6,19 ha dan 0,49 ha, serta di Kelurahan Mangunharjo
seluas 0,2 ha, dan di Kelurahan Jangli seluas 3,86 ha.
6. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.
10
7. Penurunan debit yang masuk ke Kali Tenggang dengan membangun 3 kolam tando
yaitu 2 pond di Kelurahan Muktiharjo Kidul seluas 1 ha dan 2 ha dan di Kelurahan
Tlogosari seluas 1,16 ha.
8. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
9. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.
11
2.3. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 Triliun
atau Rp. 600 Milyard)
13
2.
3.
14
2.4. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Tugu Mangkang (Biaya Rp.
1,1 Triliun)
16
17