Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

1. TUJUAN.................................................................................1
2. PENANGGULANGAN BANJIR DAN ROB KOTA SEMARANG............4
2.1.. Sistem Drainase Semarang Tengah (Biaya Rp. 8,6 Triliun)...........7
2.2. Sistem Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun).............10
2.3. Sistem Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 Triliun atau Rp.
600 Milyard)........................................................................................13
2.4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang (Biaya Rp. 1,1
Triliun).................................................................................................16
3. TOTAL KEBUTUAN BIAYA.......................................................17

1. TUJUAN
Tujuan Kegiatan adalah mengembangkan dan menerapkan penanggulangan Banjir
dan Rob di Kota Semarang, dengan konsep mencegah air laut masuk ke daratan
dengan tanggul laut dan menangani air yang terjebak di dalam kawasan dengan
tampungan, pintu pintu air, dan pompa (tanggul, tampungan, pompa).

420000

425000

430000

435000

440000

445000

E
PEMERINTAH KOTA SEMARANG

SUB SISTEM

SUB SISTEM

BAD AN PE RENCANAAN PEMBANGUNAN DAE RAH

BANDARHARJO BARAT

(BAPPEDA)

BANDARHARJO TIMUR
SUB SIS TEM

TAWANGMAS

TUGU

SRINGIN

KALI ASIN

SUB SIS TEM

SUB SISTEM

SUB SISTEM

Ban dar h ar jo ba ra t

BKT

Kota lam a
Ban dar h ar jo tim ur

SUB SISTEM

SUB SIS TEM

SIMPANGLIMA

TE NGGANG

Bulu
Ban ger u tara
Tu gu mu da

SUB SIS TEM

Tu gu

SILANDAK

Te ng gan g

9225000

9225000

Sun gai

SUB SIS TEM

TUGU MUDA

BERINGIN

PENYUSUNAN DOKUMEN
MASTERPLAN DRAIN ASE SEMARAN G

KETER ANGAN :

BANGER SELATAN

BULU

SUB SIS TEM

PEKER JA AN :

SUB SISTEM

SUB SISTEM

S UB SIST EM

SUB SISTEM

SUB SISTEMBANGER UTARA


KOTA LAMA

9230000

9230000

TANAHMAS

JL. PEMUDA 148 SEMARA NG

SUB S ISTE M

SUB SIS TEM

Ta wa ng ma s
Ta na hm as
Sr in gin

PEDURUNGAN

Simp an glima

SUB SIS TEM

Sila nd ak

MANGKANG

Ped urun gan


Man gka ng
Kali as in .
Ber ing in
Ban jir ka nal bar at
Ban jir ka nal timu r

9220000

9220000

Ban ger se lata n.

SUB SISTEM
BANJIR KANAL BARAT

SUB SIS TEM


BABON

Bab on

KONSULTA N

GAMBA R

9215000

921
5000

G A MB AR L 3-1
SI STE M DRA INAS E E K S IS TIN G
K O TA S EM AR ANG
DIGAMBAR
DIPERIKSA
MENYETUJUI
MENGETAHUI

420000

425000

430000

435000

440000

4 Kilometers

SKA LA

445000

Gambar 1. Peta Kota Semarang

NO LE MBAR

JML LE MBAR

Semarang Atas

Semarang Bawah

Pusat kota
daerah
Pantai

Ngemplak
Candi Baru
6,3 km

Mijen Utara
Jatingaleh
8 km

Mijen Selatan Gunung pati


Gombel/Srondol Banyumanik
10 km
12 km

Simpang lima
4,5 km
+ 270 m

+ 348 m

+136 m

Laut Jawa

+ 91 m
+0 - 0,75m

+2,45 m +3,5m
Sangat curam

Sangat landai
Penurunan tanah & rob

Intrusi air laut

Kuat arus sangat besar membawa debit


air dan sedimen yang sangat banyak
Erosi dan longsor terjadi di daerah ini
Terjadi degradasi sedimen

Kuat arus sangat kecil


v air ke laut kecil
terjadi stagnasi air yang menjadi banjir.
agradasi sedimen di sungai, muara & laut
menjadi dangkal

Gambar 2. Karakteristik Kota Semarang

Daerah Banjir di musim hujan


(Hampir seluruh daerah pantai)
Laut Jawa

Kab.
Demak

Daerah ROB
Kemiringan
i = 0.0 sampai 0.0001

Zona industri

Pemukiman
+ 0 sampai +0.75
2 km
Zona industri
Kemiringan i = 0.002
+3.5m
Kemiringan
9 km i = 0.025-0.037

Kab.
Kendal
Zona
konservasi
Batas Kota Semarang

+ 300 m
Zona konservasi

Pemukimam

Pantai
Simpang lima
Candi Baru
Jatingaleh
Gombel
Gunung Pati
Mijen

Batas Semarang Atas


dan Bawah

Elevasi (m)
0 0.75
4
90
140
270
300
250

Jarak dari laut (km)


01
4
6
8
10
12
12

Kab.
Dengan i =0.0250.037 (terjal) maka stream
Semarang
power menjadi sangat besar sehingga aliran
mengalir dengan kecepatan tinggi. Kuantitas
debit air dan sedimen besar dalam tempo
singkat
Gambar 3. Kota Semarang dan Sekitarnya (SMEC et al., 1999)

2. PENANGANAN BANJIR DAN ROB KOTA SEMARANG


Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang tidak dapat dipisahkan dari Sistem
Pengendalian Banjir/drainase kota. Secara historis, pengendalian banjir Kota Semarang
sudah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, dengan dibangunnya 2 (dua) buah saluran
pengendali banjir (Flood Way), yaitu:

Banjir Kanal Barat (BKB), dibangun pada 1850 untuk mengantisipasi banjir pelabuhan
dagang yang berada di muara Kali Semarang. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya
urat nadi kegiatan perdagangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga
Semarang dapat mencapai puncak kejayaannya pada abad ke 18 dan dinyatakan
sebagai kota kedua sesudah Batavia pada Persetujuan Giyanti 1.775 di Salatiga.

Banjir Kanal Timur (BKT), dibangun pada tahun 1896-1903, direncanakan untuk
melindungi wilayah Semarang bagian Timur serta kawasan Pengembangan Pelabuhan
Semarang.

Kondisi BKB dan BKT sekarang sudah mengalami perubahan cukup besar. Kapasitas
menurun akibat sedimentasi sedangkan debit banjir meningkat sejalan dengan
meningkatnya kawasan terbangun di daerah tangkapannya, sehingga efektifitasnya dalam
mengendalikan banjir tidak dapat diandalkan. Apalagi penyebab banjir dan genangan saat ini
tidak hanya didominasi oleh air hujan, tetapi juga oleh air laut yang dikenal dengan rob.
Oleh karena itu, penanganan banjir dan genangan di Kota Semarang tidak dapat dilakukan
secara konvensional, tetapi harus dengan pendekatan baru disesuaikan dengan kondisi
yang berkembang.
Secara garis besar penanganan banjir dan genangan di Kota Semarang dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) bagian, sebagai berikut:

Banjir akibat air hujan dari hulu ditangani dengan Sistem Banjir Kanal dan penataan
kawasan hulu

Hujan local ditangani dengan sistem polder

Rob ditangani dengan sistem tanggul, long storage dan pompa.

Gambar 4 memperlihatkan skema penanganan banjir dan rob Kota Semarang.

Untuk pelaksanaan Master Plan tersebut di atas, biaya yang diperlukan sesuai dengan
urutan prioritasnya adalah :
1. Sistem Drainase Semarang Tengah

Biaya Rp. 8,6 Triliun

2. Sistem Drainase Semarang Timur

Biaya Rp. 2,1 Triliun

3. Sistem Drainase Semarang Barat

Biaya Rp. 0,6 Triliun

4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang

Biaya Rp. 1,1 Triliun

d. Sistem
Mangkang

c. Sistem
Smg Barat

a. Sistem
Smg Tengah

b. Sistem
Smg Timur

Gambar 4. Pengembangan Sistem Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang

Gambar 5.a. Sistem Semarang Tengah

2.1. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Tengah (Biaya Rp. 8,6 Triliun)

A. Sub-sistem BanjrKanal Barat


1.

Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.

2.

Peninggian tanggul di kanan kiri Kali BKB dari Bendung Simongan sampai muara.

3.

Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

4.

Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Kali Garang.

5.

Penurunan debit yang masuk ke Kali BKB dengan membangun Bendungan


Jatibarang, Bendungan Kripik, Bendungan Mundingan dan Bendungan Garang.

6.

Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.

7.

Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

B. Sub-sistem Kali Asin


1.

Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.

2.

Pembuatan tanggul laut.

3.

Pembuatan kolam tando 1,6 ha dengan kapasitas 24.000 m3 dan stasiun


pompa dengan kapasitas 8,5 m3/det.

4.

Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta


masyarakat.

C. Sub-sistem Kali Baru


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.
2. Pembuatan tanggul laut.
3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

D. Sub-sistem Kali Bandarharjo


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.
2. Pembuatan tanggul laut.
3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

E. Sub-sistem Kali Banger


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan Kali Banger dari sampah untuk long storage.
2. Mengembangkan sistem polder di daerah Banger yang dilengkapi dengan stasiun
pompa dengan kapasitas 5,5 m3/det.
3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

F. Sub-sistem Kali Semarang


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.
2. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.

3. Pembangunan kolam tando seluas 1, 2 ha dengan kapasitas 8.100 m 3 dan stasiun


pompa dengan kapasitas 4,4 m3/det.
4. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

G. Sub-sistem Kali Bulu


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.
2. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

H. Sub-sistem Kali Simpang Lima


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah.
2. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Kali Veteran sampai Jalan Sriwijaya.
3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Gambar 5.b. Sistem Semarang Timur

2.2. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Timur (Biaya Rp. 2,1 Triliun)
1. Sub-sistem Kali Banjir Kanal Timur (BKT)
1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali BKT dari Jalan Brigjen Sudiarto sampai muara.
3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.
5. Penurunan debit yang masuk ke Kali BKT dengan membangun 2 embung di
Kelurahan Sambiroto seluas 6,19 ha dan 0,49 ha, serta di Kelurahan Mangunharjo
seluas 0,2 ha, dan di Kelurahan Jangli seluas 3,86 ha.
6. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

2. Sub-sistem Kali Tenggang


Sedang berjalan
1. Perbaikan sungai dari Jl. Kaligawe sampai muara yang didanai APBD Kota
Semarang dengan panjang 2.250 m.
2. Pemasangan stasiun pompa di Kali Pacar dengan kapasitas 0,6 m3/det.
3. Pemasangan stasiun pompa di ujung Barat saluran Kaligawe dengan kapasitas 0.6
m3/det.
4. Perbaikan Kali Tenggang dari perumahan Tlogosari sampai jembatan rel KA dengan
didanai APBN dengan panjang 2.450 m.
Usulan Kegiatan Tambahan
1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Tenggang dari Muktiharjo Kidul sampai muara.
3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4. Penurunan debit yang masuk ke Kali Tenggang dengan membangun 5 kolam tando
(pond) masingmasing 3 pond di Kelurahan Tambakrejo seluas 0,57 ha, 7,80 ha dan
pond Kali Pacar seluas 0,12 ha, Long Storage Kaligawe seluas 3,9 ha dan pond
Rusunawa seluas 15,3 ha.
5. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
6. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

3. Sub-sistem Kali Sringin


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul laut antara Kali Sringin dengan Kali Tenggang.
3. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
4. Mengembangkan sistem polder untuk manangani drainase dikawasan hilir.
5. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Pedurungan dari Jalan Brigjen Sudiarto sampai
Muktiharjo Kidul menyambung dengan Kali Tenggang.

10

6. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.

7. Penurunan debit yang masuk ke Kali Tenggang dengan membangun 3 kolam tando
yaitu 2 pond di Kelurahan Muktiharjo Kidul seluas 1 ha dan 2 ha dan di Kelurahan
Tlogosari seluas 1,16 ha.
8. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
9. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

4. Sub-sistem Kali Babon


1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Babon dari Jalan Majapahit sampai muara.
3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Brigjen Sudiarto.

5. Penurunan debit yang masuk ke Kali Babon dengan membangun 2 embung di


Kelurahan Bulusan seluas 1,21 ha, di Kelurahan Gedawang seluas 1,49 ha dan satu
embung di UNDIP seluas 15,22 ha.
6. Penataan bangunan-bangunan liar disepanjang sungai.
7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

11

Gambar 5.c. Sistem Semarang Barat


12

2.3. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Barat (Biaya Rp. 0,6 Triliun
atau Rp. 600 Milyard)

A. Sub-sistem Kali Tugurejo, meliputi : Kali Tugurejo, Jumbleng, Buntu,


Tambak Harjo, dan Saluran Gendong
1. Perbaikan sungai dengan membangun tanggul di kanan kiri mulai dari Jalan Siliwangi
sampai muara.
2. Menata daerah tangkapan bagian atas (hulu) dengan pembuatan sumur resapan.
3. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
4. Mengembangkan sistem polder di daerah Tugurejo.
5. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi.
6. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
7. Pembuatan saluran gendong disebelah Selatan Kali Silandak Baru, yang
menghubungkan Kali Tambakharjo, Kali Buntu, dan Kali Jumbleng bergabung
dengan Kali Tugurejo menuju ke laut.
8. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

B. Sub-sistem Kali Silandak, meliputi : Kali Silandak, Tambakharjo, Buntu,


Jumbleng dan Saluran Gendong
1. Perbaikan penampang saluran, dan pengerukan sedimen serta pembersihan sampah
yang ada di dalam badan sungai
2. Peninggian jembatan Kereta Api (KA) sehinga masih ada ruang bebas antara muka
air banjir dan gelagar jembatan, atau penurunan dan/atau pengendalian debit banjir
dengan pembuatan 2 kolam tando (embung) di kawasan industri Candi, masingmasing seluas 5,54 ha dan 1,6 ha.
3. Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada
kawasan permukiman, baik yang sudah terbangun, maupun yang akan datang.
4. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Silandak dari Jalan Siliwangi sampai muara.
5. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
6. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi.
7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

C. Sub-sistem Kali Siangker, meliputi: Kali Siangker, Saluran Madukoro, Kali


Semarang Indah, Karangayu dan Kali Ronggolawe
Saluran Madukoro
1. Pengembalian kapasitas saluran di sepanjang Saluran Madukoro
2. Perbaikan saluran Jalan Arteri sisi Utara dari Jalan Madukoro sampai BKB.
3. Rekonstruksi bangunan pintu outlet yang dilengkapi stasiun pompa dengan kapasitas
1,5 m3/dtk dan kolam tando seluas 0,20 ha.
4. Mengembangkan sistem polder di daerah Madukoro.
5. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

13

Saluran Semarang Indah


1. Pengerukan dan pembersihan sedimen dan sampah serta perbaikan dinding saluran
2. rekonstruksi pintu outlet ke BKB serta pompa dengan kapasitas 1,5 m3/detik dan
kolam tando seluas 0,25 ha.
3. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Kali Karangayu
1. Peningkatan kapasitas sungai dengan pengerukan dan pembersihan dari sedimen
dan sampah.
2. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Kali Ronggolawe
1. Peningaktan kapasitas sungai dengan pengerukan dan pembersihan dari sedimen
dan sampah.
2. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Kali Siangker
Penanganan permasalahan Kali Siangker meliputi:
1. Normalisasi Kali Siangker.
2. Pembangunan kolam retensi di ujung Timur luar landasan Bandara Ahmad Yani
seluas 4 ha,.
3. Peninggian jembatan Kereta Api (KA) sehingga masih ada ruang bebas antara muka
air dan gelagar jembatan, atau penataan kawasan hulu dengan pembuatan sumur
resapan di lahan permukiman dan kawasan terbangun lainnya.
4. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Siangker dari Jalan Siliwangi sampai muara.
5. Pembuatan tanggul laut untuk menahan air rob yang masuk melalui daratan.
6. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Pamularsih.
7. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

D. Sub-sistem Kawasan Bandara Ahmad Yani


1.

Memperbaiki saluran Lingkar Selatan-Barat, merekonstruksi statsiun pompa yang


ada (kapasitas 0,5 m3/dt) dan medilengkapinya dengan retarding pond seluas 0,8 ha.

2.

Mengembangkan Kali Mati sebagai polder seluas 50 ha.

3.

Membangun 2 stasiun pompa, masing- masing :

0,5 m3/det di ujung Barat Kali Mati, dan

0,5 m3/det di ujung Timur Kali Mati

14

Gambar 5.d. Sistem Mangkang


15

2.4. Rincian Kegiatan untuk Wilayah Drainase Semarang Tugu Mangkang (Biaya Rp.
1,1 Triliun)

A. Sub-sistem Kali Mangkang, meliputi : Kali Mangkang Kulon, Plumbon, dan


Mangkang Wetan
1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Plumbon dari Jalan Siliwangi sampai muara.
3. Pembuatan tanggul laut antara Kali Jonggrang dengan Kali Plumbon sepanjang
1.565 m, tanggul laut antara Kali Plumbon dengan Kali Bringin sepanjang 1680 m.
4. Mengembangkan sistem polder di daerah Mangkang Kulon dan Mangkang Wetan.
5. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi (sebelah Selatan Jl. Siliwangi)
untuk menangkap air dari saluran-saluran drainase sebelah hulu dan mengalirkannya
ke kanal banjir, sebagian ke Kali Mangkang Kulon sepanjang 1250 m dan sebagian
ke ke Kali Plumbon sepanjang 1.160 m.
6. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

2. Sub-sistem Kali Bringin, meliputi : Kali Bringin, Randu Garut , Boom


Karanganyar dan Tapak
1. Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan liar.
2. Pembuatan tanggul di kanan kiri Kali Bringin, Kali Karang Anyar dan Kali Tapak dari
Jalan Siliwangi sampai muara dikarenakan Kali Bringin, Kali Karang Anyar dan Kali
Tapak.
3. Pembuatan tanggul laut antara Kali Bringin dengan Kali Karang Anyar sepanjang
1.960 m, antara Kali Karang Anyar dengan Kali Tapak sepanjang 1.400 m antara
Kali Tapak dengan Kali Tugu sepanjang 380 m.
4. Mengembangkan sistem polder di daerah Randu Garut, Karang Anyar dan Tapak.
5. Perencanaan saluran sabuk sejajar Jalan Siliwangi (sebelah Selatan Jl. Siliwangi)
untuk menangkap air dari saluran-saluran drainase sebelah hulu dan mengalirkannya
ke kanal banjir, sebagian ke Kali Bringin sepanjang 3.465 m, sebagian ke Kali
karang Anyar 1085 m dan sebagian ke ke Kali Tapak sepanjang 1155 m.
6. Penurunan debit yang masuk ke Kali Bringin dengan membangun 4 embung masing
masing di Kelurahan Wonosari seluas 6,04 ha, di Kel Tambakaji seluas 3,12 ha, di
Kelurahan Bringin seluas 2,15 ha dan di Kelurahan Kedungpane seluas 2,36 ha.
7. Penataan bangunan-bangunan liar sepanjang sungai.
8. Meningkatkan pemeliharaan drainase dengan melibatkan peran serta masyarakat.

16

3. TOTAL KEBUTUAN BIAYA


Implementasi kegiatan penanganan banjir dan rob Kota Semarang memerlukan dana Rp.
12,5 triliun dengan perincian sesuai dengan prioritasnya adalah :
1. Sistem Drainase Semarang Timur

Biaya Rp. 2,1 Triliun

2. Sistem Drainase Semarang Tengah

Biaya Rp. 8,6 Triliun

3. Sistem Drainase Semarang Barat

Biaya Rp. 0,6 Triliun

4. Sistem Drainase Semarang Tugu Mangkang

Biaya Rp. 1,1 Triliun

17

Anda mungkin juga menyukai