Anda di halaman 1dari 4

10 Cara Membuat Presentasi Akademik Jadi Lebih

Menarik
OCTOBER 16, 2013 BY RIO PURBOYO 1 COMMENT

inShare1

Jika Anda pernah duduk mendengarkan presentasi akademik, Anda tahu seberapa
mudah Anda bisa mengantuk, lalu tertidur, atau merasa bosan, bingung, bahkan
kewalahan karena terjangan informasi. Saat Anda mendapat kesempatan untuk
menyajikan topik atau naskah presentasi akademik, Anda sudah tahu tantangan apa
yang pasti Anda hadapi: merebut ketertarikan audiens dan menjaga keterlibatan
mereka.
Tentu, berbekal teknik dan pendekatan yang tepat, sebagaimana sepuluh kiat di bawah,
Anda bisa mengubah topik akademik yang paling membosankan menjadi penyajian
yang menarik, bermakna, dan aplikatif.

1. Mulai dari pondasi, tentukan poin terpenting


Ini kesalahan umum dalam menyajikan topik akademik. Banyak orang cenderung untuk
menggunakan jargon rumit saat presentasi. Kita tahu, itu terjadi hanya karena mereka

ingin dinilai tampak intelektual, kredibel, atau canggih. Sebutlah contoh,


fenomena Vicky Prasetyo dengan berbagai ungkapannya yang terkenal: kontroversi
hati, konspirasi kemakmuran, dan labil ekonomi.
Tapi berlawanan dari harapan semula, itu semua hanya membuat topik makin sulit
dimengerti. Sekali lagi, presentasi adalah untuk kepentingan audiens. Sehingga Anda
harus bisa menjawab, Apa yang pendengar inginkan dari presentasi Anda? Pada
dasarnya, setiap audien mencari jawaban atas tiga hal ini:
Siapa peduli?
Memang kenapa?
Apa manfaatnya untukku?
Sebelum Anda menyajikan presentasi akademik, pastikan sudah menentukan satu
pesan terpenting untuk Anda bagikan. Berfokuslah pada gagasan utama itu, lalu sajikan
denganskema dan alur yang mudah dicerna. Dengan begitu, Anda telah membantu
audiens untuk mudah memahami esensi presentasi dan menjadikannya mudah melekat
dalam ingatan mereka.

2. Gunakan sesedikit mungkin teks dan kurangi penggunaan angka


Saya selalu merekomendasikan penggunaan pesan visual daripada teks ketika kita
memberikan presentasi. Saran ini terutama berlaku untuk topik akademik, karena ada
godaan besar untuk memasukkan (terlalu) banyak kata, angka, istilah, atau kode-kode
akademis dalam satu slide.
Tahukah Anda, untuk apa itu semua? Ternyata, hanya untuk menyajikan informasi.
Mungkin pendekatan seperti itu, bisa cocok untuk pidato. Tapi dalam presentasi
akademik, yang lebih Anda inginkan ialah menerjemahkan kata-kata dan angka
akademis dalam bentuk visual yang bermakna.
Terlepas dari subjek apa pun yang dibahas, slide memang digunakan untuk melibatkan
audiens dengan kekuatan visual: gambar yang jelas, penuh warna, kesederhanaan
grafik, dan tabel informatif. Slide presentasi bukanlah teleprompter untuk pembicara.
Bahkan jika Anda temukan, audien berstatus mahasiswa S-3 sekalipun pastilah seperti
manusia lainnya: ia suka pesan-visual!

3. Hilangkan luberan informasi yang berlebihan


Entah Anda menyajikan data, kata-kata, grafik, atau menyajikan angka, aturan
mendasar tetaplah KISS Keep It Short and Simple Pertahankan tetap ringkas dan
sederhana. Audiens tidak dapat menyerap begitu banyak informasi dalam satu waktu
seketika. Sebagai gantinya, bagilah isi presentasi Anda ke dalam tiga poin utama, yang
Anda ingin supaya pendengar memproses dan mengingat-ingatnya. Batasi penggunaan
diagram Anda dalam maksimal 5 komponen terpenting saja.

4. Gunakan isyarat non-verbal


Presenter yang berpengalaman paham bahwa cara menyajikan sesuatu lebih penting
daripada apa yang disajikan. Termasuk dalam penyajian materi akademik. Selain
menggunakan alat bantu visual, libatkan pula indera audiens. Manfaatkanlah kontak
mata, variasikan nada suara Anda, buat ekspresi wajah yang tepat dan isyarat tubuh
yang alami, dan sajikan presentasi dengan penuh energi dan keyakinan yang kuat.
Dalam banyak kejadian, ini lebih penting daripada kata-kata yang Anda ucapkan.
Selama isyarat non verbal ini tidak mengganggu atau berlebihan, audiens akan tetap
tertarik dan benar-benar percaya apa yang Anda katakan.

5. Kenali audiens Anda


Sebelum Anda tampil, penting untuk mengenal audiens dan memahami gaya belajar
audiens serta tingkat pengetahuannya atas informasi yang akan disajikan. Kebanyakan
panduan presentasi merekomendasikan agar menyampaikan gambaran besar lebih
dahulu sebelum membahas rinciannya. Tapi bagi beberapa orang, ia bisa belajar cepat
justru dengan cara yang berlawanan.
Ada contoh kesalahan akademisi profesional dalam upayanya membangun hubungan
dekat. Di awal presentasi ia tiba-tiba bergerak ke tengah-tengah kerumunan pendengar,
tanpa memperkenalkan diri dan menjelaskan alasan mengapa ia perlu berpindah ke
sana. Seperti yang mudah diduga, sebagian besar pendengar merasa tidak nyaman
dengan hal itu.

6. Libatkan audiens Anda


Sangat penting untuk memeriksa apakah audiens memahami pesan Anda di setiap
kurun waktu tertentu. Anda perlu cerdas mengatur waktu untuk memanfaatkan metode
diskusi, guna mengukur aspek kepahaman dan kemahiran audiens. Dan, karena
terutama menyajikan topik akademik, sangat mendesak untuk melibatkan partisipasi
audiens dalam ragam metode pembelajaran, daripada hanya mengajak
berbicara dengan mereka.

7. Gunakan humor, kejutan, dan contoh-contoh praktis


Hanya karena topik akademik umumnya serius dan komplek, tidak berarti Anda tidak
boleh menyajikan presentasi pelajaran dengan cara-cara yang lebih menarik. Gunakan
variasi metode pembelajaran, untuk menjaga ketertarikan audiens. Lontarkan humor
yang cerdas. Berikan kejutan. Atau, bergeraklah secara leluasa di antara pendengar
Anda. Semua ini, perlu Anda kerjakan ketika Anda membutuhkan audiens Anda untuk
benar-benar fokus pada topik yang sedang dihadapi.

8. Latihan, latihan, latihan


Benar kata pepatah Latihan membuat sempurna. Dan, lebih tepat lagi, Latihan yang
sempurna, makin membuat sempurna. Mahir berpresentasi adalah sebuah
kompetensi. Dan, ia hadir karena pengulangan dan pelatihan yang tepat. Anda perlu
berlatih melontarkan lelucon atau bercerita beberapa kali, hingga menjadi begitu alami,
hingga Anda tidak perlu lagi berpatokan pada naskah. Anda juga perlu melatih diri
untuk mampu menjalin keakraban dengan audiens, secepat mungkin.
Kiat berikut, patut Anda praktikkan! Cobalah merekam presentasi Anda, sebagai bahan
untuk membuat penilaian yang realistis.

9. Akhiri presentasi Anda dengan ringkasan


Untuk menancapkan dampak presentasi, tutup penyajian presentasi dengan kejelasan
kesimpulan. Ketika audiens meninggalkan ruangan, buatlah agar mereka mengantongi
pemahaman yang jelas: tentang pesan penting Anda, atau apa yang harus mereka
lakukan. Di dalam slide presentasi penutupan Anda, gunakan kalimat singkat, huruf
besar, mudah dibaca, dan grafis yang sesuai.

10. Jangan jadikan slide presentasi Anda sebagai handout (makalah)


Tujuan utama dari presentasi akademik adalah untuk menyajikan sebuah ide. Dan itu
bukan tentang kertas dokumen yang dibaca peserta. Oleh karena itu, slide presentasi
Anda harus lebih menarik secara visual dan lebih mendukung penyajian gagasan.
Pastikan Anda mencetak handout secara terpisah. Buat handout berisikan uraian poinpoin penting, bisa juga berbentuk narasi, dan ingat untuk memasukkan pesan visual
kepada pembaca.
Begitu Anda menerapkan 10 tips di atas, Anda bisa mengatasi kendala ketertarikan dan
keterlibatan audiens. Sebagai gantinya, Anda mampu menyajikan presentasi akademik
secara lebih menarik.
Seandainya Anda punya cara-cara lain untuk membuat audien bergembira selama
presentasi akademik, apa sajakah itu? Silakan tuliskan komentar Anda, di bawah.
Photo Credit: Listeners by Wrote

Anda mungkin juga menyukai