Anda di halaman 1dari 1

Berita Besar

Hari itu pasti akan datang. Tentang hari itu bukan sekedar berita biasa. Bukan khabar, tapi
naba’, bahkan naba’ yang adzim. Orang yang percaya pasti tak akan mengingkarinya. Telah
lama dipertanyakan dan diperdebatkan. Baik, jika karena rasa ingin tahu hal itu
dipertanyakan. Tapi, berita itu lama diperselisihkan dan direndahkan. Hingga hanya sedikit
yang takut dan percaya. Berani-beraninya berita ini dilecehkan dihadapan Sang Pencipta!

“Tidak, kelak mereka akan mengtahuinya!”. Kalimat ini diulang. Bumi Dia jadikan hamparan.
Gunung dijadikan pasak dan tenda. Kita diciptakan berpasang. Tidur dijadikan istirahat.
Malam dijadikan pakaian. Siang dijadikan waktu mencari penghidupan. Dan dijadikan
matahari sebagai penerang, tak hanya ruangan, tapi seluruh semesta. Bukankah hebat? Tak
ada apa-apanya, tikar, bangunan-bangunan megah, desain, dan arsitektur, jas dan gaun,
lampu gantung, buatan manusia.

Bukankah hidup ini hanya sehari saja? Layaknya traveller yang bersiap-siap istirahat ketika
malam. Tenda ditancapkan dengan pasak. Lalu Berselimut hangat hingga pagi datang.
Perjalanan pun dilanjutkan. Bukankah singkat?

Masih ingat Dia menciptakan kita berpasang-pasang? Tak hanya pasangan antara laki-laki dan
perempuan. Tangan, kaki, telinga, mata, layaknya arsitek dan desainer ternama yang punya
ciri khas. Dia juga. Bumi dan langit, siang dan malam, hidup dan mati, Dia ciptakan
berpasangan agar seimbang. Libaasa, selain malam sebagai pakaian, Dia juga gunakan suami
dan istri sebagai pakaian satu sama lain dalam rangkaian wahyu tentang Ramadhan. Bukan
tentang siapa yang menjadi siang dan siapa sebagai malam. Dia tak sebutkan itu. Itulah letak
keberlanjuutan, keseimbangan, dan keharmonisan diantara suami-istri selayaknya.

Dari pasangan-pasangan itu, Dia ciptakan kehidupan baru. “(14) Kami turunkan dari awan, air
hujan yang tercurah dengan hebatnya (15) untuk Kami tumbuhkan dari air itu biji-bijian dan
tanam-tanaman (16) dan kebun-kebun yang rindang.” Itulah kenapa Al ardh berstatus feminis
dan As sama’ maskulin. And guess what? Dia gunakan kata jannaatin untuk menunjukkan
kebun-kebun dan taman-taman. Sekali lagi, inilah keindahanNya. Bagaimana kita diiming-
iming surga tanpa tahu seperti apa surga? Ada sungai, madu, susu, khamr yang tidak
memabukkan, dan salah satunya adalah taman-taman. Dia memberikan ilutrasi yang kita
dengannya tertarik dan bisa membayangkan.

Wallahu ‘alam bish shawab.

Anda mungkin juga menyukai