Anda di halaman 1dari 6

Resume Buku

Judul Pengarang Penerjemah Penerbit Pengantar Oleh : Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah : Fathi Yakan : Khozin Abu Faqih, Lc : Al - I'tishom Cahaya Umat (Cetakan Kesembilan, April 2007) : Abu Ridho : Ilham Anugrah Permata (2311100077 KINI Teknik Kimia FTI-ITS)

BAGIAN PERTAMA FENOMENA BERJATUHAN DI MASA KENABIAN 1. Perang Tabuk tidak diikuti oleh beberapa orang munafiq dan 3 orang muslimin (Kaab bin Malik, Murarah bin Rabi, dan Hilal bin Umayyah) sehingga Rasulullah membiarkan dalih dari orang-orang munafiq dan menghukum 3 orang muslimin tadi dengan melarang para sahabat berbicara dengan mereka. 2. Kaab bin Malik tidak mengikuti Perang Tabuk tanpa alasan (udzur) dan berkata jujur kepada Rasulullah sementara munafiq yang lain beralasan dengan sumpah-sumpah, sehingga Kaab beserta dua muslimin lainnya dihukum oleh Rasulullah dan ditangguhkan taubatnya hingga terasa sempit bumi bagi mereka dan jiwa mereka pun telah sempit serta mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari siksa Allah kecuali kepada-Nya. 3. Saat Rasulullah akan berangkat ke Mekkah, Hathib bin Abi Baltaah mengirimkan sepucuk surat kepada orang-orang Quraisy untuk memberitahukan hal tersebut melalui seorang wanita. Peristiwa ina dianggap sebagai pembocoran rahasia dan pengkhianatan besar, sehingga muncul sikap antipasti dari massa dan sikap pemaaf dari Rasulullah. 4. Sebagian orang-orang munafiq berpura-pura menampakkan keislamannya, bermaksud memecah belah barisan kaum muslimin dengan membangun masjid yang nampak penuh kasih sayang, padahal hakikatnya adalah tipu muslihat, maka Rasulullah menginstruksikan agar Masjid Dlirar tersebut dirobohkan. 5. Para pembohong dan penghasut dari kalangan munafiqin berusaha mencemarkan kehormatan Rasulullah dengan menyebarkan fitnah saat melihat Aisyah r.a. datang berdua bersama Ibnu Muathal. Rasulullah berpaling dari Aisyah karenanya dan Al Quran memberikan bantahan atas gossip tersebut. Sang pembawa berita gosip Hassan bi Tsabit berserta shabatnya, Abdullah bin Ubay beserta rekan-rekannya, ikut andil pula Hamnah binti Jahsy (saudari istri Rasulullah, Zainab binti Jahsy) dan Misthah (Bibi Abu Bakar). Abu Bakar berniat menghentikan nafkah kepada Misthah, tapi Allah melarang menghentikan nafkah kepada kerabat dan memerintahkan untuk memaafkannya, karena Allah Maha Pengampun. 6. Rasulullah mengutus Abu Lubabah bin Abdul Mundzir untuk menemui tokoh Bani Quraidloh setelah mereka melakukan pengkhianatan, tetapi Abu Lubabah melakukan pengkhianatan kepada Rasulullah, marah terhadap diri sendiri, dan menyesal, hingga mengikat dirinya pada salah satu tiang masjid sebagai tebusan hinga enam malam dan taubatnya diterima oleh Allah. 7. Fenomena berguguran di masa permulaan Islam sangat terbatas dan kebanyakan berakhir dengan kesadaran pelakunya untuk bertaubat. 8. Hal ini menggambarkan kejernihan hati , kebersihan tujuan, kemurnian pembawaan, dan keinginan kuat untuk menjaga kesatuan barisan dan komitmen pada jamaah serta sikap seluruh anggota jamaah dalam mengingkari orang-orang yang keluar dari aturan jamaah.

9. Saat ini medan perjuangan Islam banyak menyaksikan model manusia yang bila berbeda pendapat berubah menjadi buas, kejam, penuh dengki, dan pendendam. 10. Rusaknya sifat amanah, timbulnya ambisi kekuasaan, minimnya kesetiaan, pengingkaran terhadap kebaikan, pergunjingan dan adu domba, kebencian dan iri hati, bangga diri, ekstrem, serta berbagai penyakit yang lain menggerogoti dan meracuni bangunan Islam yang bermula pada penyimpangan pendidikan dan buruknya kepribadian. 11. At-Thabrani meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya (Islam) ini agama yang kuridhai untuk diriku, dan tak layak baginya kecuali kedermawanan dan baiknya akhlaq, maka muliakanlah agama ini dengan kedua akhlaq tersebut selama kau masih bersamanya.

BAGIAN KEDUA SEBAB-SEBAB TASAQUTH Pertama Sebab-sebab yang bersumber dari Pergerakan 1. Lemahnya Aspek Tarbiyah Aspek tarbiyah atau pendidikan terkadang mendapat posisi yang terbatas jika dibandingkan dengan administrasi organisasi dan politik. Situasi ini mengakibatkan sifat beku dan kering yang selalu menimbulkan ketegangan dan perasaan sensitif. Ia tidak menyadari bahwa kehampaan jiwa dan ruhnya, kemunduran tarbiyahnya serta kerapuhan iman menghantui dalam kehidupannya. Padahal Islam mengharuskan umatnya untuk selalu memperhatikan diri, merasa selalu dipantau oleh Robbnya, menjaga perilakunya, dan menyuburkan keimanannya. Karena itu, manhaj (metode) pembinaan harus selalu dikaji, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi yang dilalui oleh pergerakan. Ikatan individu dengan pergerakan harus dibangun di atas ikatannya dengan Allah dan ajaran Islam. Karena pergerakan hanya sarana, bukan tujuan. Ambisi pribadi dan egoisme haruslah terlebur untuk mencapai tujuan Islam. Termasuk dalam amal, Allah tidak menerima segala amal yang dengannya ia disekutukan (riya atau beramal karena Allah bersamaan dengan ingin dipuji orang). 2. Tidak Proporsional dalam Memosisikan Anggota Pergerakan yang profesional dan matang adalah pergerakan yang mengetahui kemampuan, kecenderungan, dan bakat para anggotanya. Juga, mengenal titik-titik kekuatan dan kelemahan mereka. Serta mampu merencanakan aktivitasnya pada program yang teruji dan terencana dengan skala prioritas. Lembaga pergerakan harus menentukan langkah sebanding dengan potensi yang dimiliki agar tidak lepas kendali, terkontrol, dan sesuai kapasitasnya. Proses pemilihan posisi yang sesuai bagi anggota harus didasarkan pada studi yang teliti, mendalam, dan jauh dari sifat karbitan, emosional serta ketegasan. Pergerakan harus memulai dengan menentukan marhalah yang dilalui dan memahami halhal yang dibutuhkannya. Dan setiap marhalah harus disediakan sumber dayanya. 3. Tidak Memberdayakan Semua Anggota Aktivitas yang menumpuk pada kelompok tertentu sedangkan kelompok mayoritas lain tidak mendapat tugas, sementara waktu terus berjalan, akal dan hati pun berubah-ubah , anggota pergerakan merasa tidak produktif karena lemahnya ikatan keanggotaan. Di sisi lain, berbagai daya tarik,

kesibukan, dan pesona yang beraneka ragam membayang di depannya, akhirnya, semangat dan motivasi jihad yang ada dalam hatinya melemah, lantas ia menghilang dari pentas dakwah, dan terhanyut dalam arus masyarakat serta kesiasiaan yang ada di dalamnya. 4. Lemahnya Kontrol Sebagaimana umumnya manusia, anggota pergerankan juga menghadapi situasi sulit dan aneka masalah. Baik masalah kejiwaan, keluarga, ekonomi atau lainnya. Agar mampu mengontrol anggotanya, maka lembaga pergerakan harus menyeimbangkan perluasan daerah dan penambahan anggota dengan penyediaan jaringan kepemimpinan yang (dalam kondisi apapun) mampu menguasai massa, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan mereka yang terus berkembang. Hubungan antar anggota dalam lembaga haruslah sebagaimana sabda Rasulullah, bahwa orang-orang mukmin adalah perumpamaan satu tubuh, apabila salah satu sakit maka timbul simpati dan sakitlah semuanya. Kontrol dapat dilakukan secara struktural, melalui seluruh jaringan dan dari sisi persaudaraan, melalui individu-individu. 5. Kurang Sigap dalam Menyelesaikan Persoalan Sebuah masalah terkadang mulanya dipicu oleh persoalan yang kecil dan terbatas.tetapi, bila dibiarkan akan menjadi besar dan menyebabkan munculnya maslah lain. Terkadang suatu masalah hanya membutuhkan tidak lebih dari satu kata, satu keputrusan, satu kunjungan, sekali pertemuan, sekali pemberian maaf sekali teguran, sekali nasehat, sekali bantuan, sekali penjelasan, sekali pengungkapan, atau hal-hal sederhana lainnya. Tapi ketika persoalan itu dibiarkan dan ditangguhkan, maka akan banyak menyedot energi dan waktu. Ketidaksigapan pergerakan dalam menyelesaikan masallah disebabkan oleh beberapa hal: - Jajaran pimpinan yang tidak mampu memberikan solusi yang tepat dan cepat - Rutinitas yang melalui alur struktural yang rumit dalam menyelesaikan masalah - Luasnya basis massa, minimnya pemimpin, dan kuranya kemampuan pemimpin dalam memenuhi tuntutan 6. Konflik Internal Sebab-sebab munculnya konflik internal, antara lain : - Lemahnya pemimpin dalam mengendalikan barisan dan mengatur berbagai urusan - Adanya tangan-tangan tersembunyi dan kekuatan eksternal yang sengaja mengobarkan fitnah - Perbedaan watak dan kecenderungan antar anggota yang disebabkan ketidak singkronan antara tarbiyah dan lingkungan - Persaingan untuk mendapatkan kedudukan atau posisi struktural maupun politis - Tidak adanya komitmen pada kebajikan, kaidah-kaidah serta prinsip prinsip pergerakan, ketidaktaatan pada keputusan jajaran pimpinan, dan munculnya sikap-sikap infradi (mengabaikan sistem syara) - Kosongnya aktivitas dan mandulnya produktivitas, padahal keduanya seharusnya menjadi kesibukan satu-satunya para aktivis dakwah dan penguras tenaga mereka. 7. Pemimpin yang Lemah Faktor lemahnya pemimpin - Lemahnya daya nalar dan intelektual

- Lemahnya kemampuan strutural Sifat-sifat yang harus dimiliki Pemimpin Pergerakan - Mengenal Dakwah - Mengenal Diri - Perhatian yang Utuh - Teladan yang Baik - Pandangan yang Tajam - Kemauan yang Kuat - Fitrah yang Mengundang Simpati - Optimisme Kedua Sebab-sebab yang Bersumber dari Indivdu 1. Waktu yang Indisipliner Ada beberapa orang yang tertarik pada pergerakan dalam situasi tertentu, atau karena suatu sebab tertentu sehingga diantara mereka tak mampu beradaptasi dengan kebijakan pergerakan, serta tidak mampu mendengar dan taat kepadanya. Diantaranya ada dua penyebab: - Tidak siap memikul beban tugas struktural - Engan meleburkan diri dalam bangunan jamaah dan berkeinginan kuat menjaga kepribadiannya 2. Takut Mati dan Miskin Setan akan menakut-nakuti mengancam, dan memberikan angan-angan kosong mereka kepada pelaku dakwah: Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-anagan kosong kepada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka (An-Nisaa: 120) 3. Sikap Ekstrem dan Berlebihan Orang yang membebani diri melebihi kemampuannya, tidak menerima sikap moderat, dan bersikeras untuk berlebih-lebihan dalam segala hal, pasti akan mengalami frustasi kejiwaan dan keimanan. Sesungguhnya, jiwa manusia itu lemah. Mungkin ia mampu memikul kewajiban di satu waktu, tetapi tidak mempu memikulnya dalam semua waktu. Terkadang secara bertahap ia mampu memikulnya sekaligus. Ini menunjukkan bahwa kemampuan manusia tidaklah sama. 4. Sikap Mempermudah dan Menganggap Enteng Orang yang mempermudah pelaksanaan hukum Allah swt. Dan menganggap enteng komitmen pada hukum-hukum syariat, akan merasa termotivasi untuk bersikap longgar dalam suatu msalah pada awalnya, lalu meningkat pada hal-hal besar, hingga setan menguasainya. Dari Ana ra. Ia berkata, Sesungguhnya kamu melakukan beberapa amalan (dosa) yang menurut pandangan mata kamu lebih halus daripada rambut, sedang kami pada masa RAsulullah saw. mengannggapnya sebagai hal-hal yang membinasakan. (HR Bukhari) 5. Ghurur dan Senang Tampil

Orang yang suka tampil, menyombongkan diri, hingga tidak dapat mengenal hakikat dirinya, membutuhkan teguran keras yang dapat membangunkannya sebelum terlambat. Para aktivis dakwah harus memahami, bahwa orang-prang seperti itu tidak layak memikul amanah dakwah. Seorang daI perlu duduk-duduk bersama dengan jamaahnya, bersikap tawadlu, memberi pelayanan, dan lemah lembut terhadap mereka, serta menerima kritik dan nasehat dari mereka. 6. Cemburu Terhadap Orang Lain Cemburu terhadap orang-orang yang terdepan, terpandang, sukses, dan dikaruniai keahlian yang tidak dimiliki orang lain menjadi hal yang sering dicemburui. Padahal setiap aktivis dakwah harusnya memahami bahwa faktor kecerdasan, pengetahuan, kemampuan menulis dan berceramah yang bertingkat-tingkat, yang membuat para aktivis dakwah berbeda dalam produktivitas, pengaruh, dan interaksi merupakan hal yang lumrah. Hal ini seperti yang dicontohkan melalui kisah Qabil dan Habil. 7. Fitnah Senjata Berikut adalah berbagai kerancuan yang terkait dengan penggunaan kekuatan, yang masih menjadi perselisihan di kalangan para aktivis : - Tidak Jelasnya Tujuan Pembentukan Kekuatan Tujuan pembentukan kekuatan (apapun terbentuknya) adalah agar terealisasinya perubahan Islami, terlaksananya perintah Allah, diterapkannya syariat, dan dimulainya kehidupan Islami. - Tidak Memenuhi Syarat Penggunaan Kekuatan o Mengoptimalkan penggunaan sarana-sarana lain terlebih dahulu, sehingga penggunaan kekuatan fisik menjadi penyelesaian terakhir o Menyerahkan persoalan pada kebijakan imam dan jamaatul muslimin (Khilafah Islam), bukan pada perorangan atau masyarakat umum o Tidak mengundang kerusakan atau fitnah o Tidak melanggar kebijakan syariat o Disesuaikan dengan skala prioritas o Dipersiapkan dengan benar dan matang o Tidak gegabah dan reaksioner o Tidak menjerumuskan umat Islam pada pertarungan yang tidak seimbang

Ketiga Sebab-sebab Eksternal 1. Tekanan Tribulasi (Penyiksaan Fisik) Al-Quran menyatakan dengan tegas bahwa tribulasi pasti terjadi dalam kehidupan orang -orang yang beriman (Al Ankabut : 1-3). Ada diantara mereka yang teguh dan sabar dalam menhadapinya (Ali Imran : 173). Di antara mereka juga ada yang lemah, tidak mampu bertahan, dan akhirnya gugur dan menghilang (Al Ankabut : 10-11). Dan bahwa ujian ini adalah keniscayaan dan tidak dapat dielakkan (Ali Imran : 186) 2. Tekanan Keluarga Allah telah memperingatkan dalam surat At Taubah : 24 agar kita tetap teguh dan tegar dalam jihad.

3. Tekanan Lingkungan Faktor yang menyebabkan seseorang kalah dengan lingkungan : - Dasar pembinaan yang tidak benar - Komitmen ketika di lingkungannya di dorong rasa malu, taklid, dan ikut-ikutan bukan berdasar kesadaran, kepahaman, dan keimanan - Di lingkungan kedua ia meninggalkan dunia dakwah dan para aktivisnya lalu kembali ke lingkungan jahiliyah dan bergaul dengan teman-teman yang buruk 4. Tekanan Gerakan Dekstruktif Keragaman dalam perjuangan Islam tidak dianggap sebagai fenomena sehat, karena dampaknya terhadap perjuangan Islam sangat merugikan. Para pemuda yang masih belia terkadang tidak mampu bertahan menghadapi gempuran propaganda yang mendiskreditkan pergerakan Islam, karena pembinaannya belum sempurna dan keimanannya belum kuat. Ada juga pergerakan-pergerakan yang memfokuskan perhatian pada bidang-bidang tertentuhingga terkesan dialah yang paling mampu dalam bidang tersebut, tanpa memperhatikan kelemahan dan kebangkrutannya di bidang lain. 5. Tekanan dari Figuritas Hal ini dapat diakibatkan penyakit ujub (bangga diri), ghurur (tertipu), terlalu mencintai diri sendiri, sombong, dan egois.

Anda mungkin juga menyukai