DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI ........ 2
BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA
A. Anatomi Lensa ... 3
B. Fisiologi Lensa ... 4
BAB II KATARAK
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Definisi ... 8
Epidemiologi .. 9
Etiologi ...... 9-11
Klasifikasi ..... 12 - 27
a. Katarak Menurut Usia 12- 18
b. Katarak Menurut Lokasi Kekeruhan ....18-19
c. Katarak Menurut Derajat Kekeruhan ...... 20-23
d. Katarak Menurut Etiologi ... 23-27
Gejala Klinis ... 27-28
Patofisiologi .... 28-33
Diagnosis .... 33-34
Penatalaksanaan ...... 34-46
Prognosis ......... 46
BAB I
ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA
A. ANATOMI LENSA(2)
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan
hampir transparan semua. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di
belakang iris, lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar.
Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior
dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul ini merupakan membran dasar yang
melindungi nukleus, korteks, dan epitel lensa. Sebanyak 65% bagian dari lensa
terdiri dari air, sekitar 35% protein (kandungan protein tertinggi di antara
jaringan-jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan
tubuh lainnya. Protein lensa terdiri dari water soluble dan water insoluble. Water
soluble merupakan protein intraseluler yang terdiri dari alfa (), beta () dan delta
()
kristalin,
sedang
yang
termasuk
dalam water
soluble dan urea insoluble. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di
kebanyakan jaringan lain
Permukaan lensa pada bagian posterior lebih cembung daripada
permukaan anterior. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuous dan di
sebelah posteriornya korpus vitreus. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang
bekerja sebagai membran semipermeabel, yang melalukan air dan elektrolit untuk
makanannya. Di bagian anterior terdapat epitel subkapsuler sampai ekuator.
Di kapsul anterior depan terdapat selapis epitel subkapsular. Epitel ini
berperan dalam proses metabolisme dan menjaga sistem normal dari aktivitas sel,
termasuk biosintesa dari DNA, RNA, protein dan lipid.
M. Silliaris
Ketegangan serat zonular
Bentuk lensa
Tebal axial lensa
Dioptri lensa
Akomodasi
Kontraksi
Menurun
Lebih cembung
Meningkat
Meningkat
Tanpa akomodasi
Relaksasi
Meningkat
Lebih pipih
Menurun
Menurun
Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu: kenyal atau lentur
karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung;
jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan; terletak di
tempatnya. Lensa dapat merefraksikan cahaya karena indeks refraksinya, secara
normal sekitar 1,4 pada bagian tengah dan 1,36 pada bagian perifer yang berbeda
dari aqueous dan vitreous humor yang mengelilinginya. Pada keadaan tidak
berakomodasi, lensa memberikan kontribusi 15-20 D dari sekitar 60 D seluruh
kekuatan refraksi bola mata manusia. Sisanya, sekitar 40 D kekuatan refraksi
diberikan oleh udara dan kornea.
b. Metabolisme Lensa
Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation
(sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan
vitreous. Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan
posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak
ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humor, dari luar Ion Na masuk
secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan
keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap
dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase. Inhibisi Natrium Kalium ATPase dapat
mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan meningkatnya air di dalam lensa..
BAB II
KATARAK
A. DEFINISI
Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah
tetapi dapat disembuhkan. Kata katarak berasal dari Yunani katarraktes,
atau dalam bahasa Inggris (Cataract) dan Latin (Cataracta) yang berarti air
terjun, karena pada awalnya katarak dipikirkan sebagai cairan yang
mengalir dari otak ke depan lensa.
Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada
lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi
karena faktor usia, namun dapat juga terjadi pada anak-anak yang lahir
dalam kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma,
inflamasi, atau penyakit lainnya. Katarak senilis adalah semua kekeruhan
lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. (3)
B. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan hasil data dari World Health Organization (WHO),
katarak merupakan kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan
gangguan penglihatan yang paling sering ditemukan. Diketahui kebutaan
di Indonesia berkisar 1,5 % dari jumlah penduduk Indonesia.(4)
C. ETIOLOGI
a. Katarak primer
Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Dipercepat oleh
faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alkohol, kurang
vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor/pabrik
karena mengandung timbal.
b. Katarak Sekunder
1. Katarak Metabolik
Diabetes melitus, hipokalsemia (oleh sebab apapun), defisiensi gizi,
distrofi miotonik, dermatitis atopik, galaktosemia, dan sindrom Lowe,
Werner, serta Down
2. Katarak Traumatik
Paling sering disebabkan oleh trauma benda asing pada lensa atau
trauma tumpul pada bola mata. Peluru senapan angin dan petasan
merupakan penyebab yang sering. penyebab lain yang lebih jarang
adalah anak panah, batu, kontusio, pajanan berlebih terhadap panas
(glassblowers cataract), dan radiasi pengion. Di dunia industri,
tindakan pengamanan terbaik adalah sepasang kacamata pelindung
yang bermutu baik
3. Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat
menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering
menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi
retina, miopia tinggi dan lain-lain. Katarak-katarak ini biasanya
unilateral.
Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini
berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata
subkapsular
diseminata
anterior
atau
dapat
disebut
menurut
triparanol, antikolinesterase,
klorpromazin, miotik,
10
Tak jarang katarak timbul pada saat lahir atau pada anak usia
dini sebagai akibat dari cacat keturunan, trauma parah pada mata,
operasi mata, atau peradangan intraokular. Faktor lain yang dapat
menyebabkan perkembangan katarak pada usia lebih dini meliputi
paparan berlebihan cahaya ultraviolet, diabetes, merokok, atau
penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid oral, topikal, atau
inhalasi.
Etiologi katarak kongenital yang paling umum termasuk infeksi
intrauterin, gangguan metabolisme, dan sindrom genetik ditransmisikan.
Sepertiga dari katarak pediatrik sporadis, mereka tidak berhubungan
dengan penyakit sistemik atau mata. Namun, mereka mungkin mutasi
spontan dan dapat menyebabkan pembentukan katarak pada keturunannya
pasien. Sebanyak 23% dari katarak kongenital adalah familial. Cara
transmisi yang paling sering adalah autosomal dominan dengan penetrasi
yang lengkap. Jenis katarak mungkin muncul sebagai katarak total, katarak
polar, katarak lamelar, atau opasitas nuklear. Semua anggota keluarga
dekat harus diperiksa. Infeksi penyebab katarak termasuk rubella (yang
paling umum), rubeola, cacar air, cytomegalovirus, herpes simplex, herpes
zoster,
poliomyelitis,
influenza,
virus
EpsteinBarr,
sifilis,
dan
toksoplasmosis.(6)
Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Patofisiologi di balik terjadinya katarak senilis amat kompleks dan belum
sepenuhnya dimengerti. Namun ada beberapa kemungkinan di antaranya
terkait usia lensa mata yang membuat berat dan ketebalannya bertambah,
sementara kekuatannya menurun.(7)
D. KLASIFIKASI(8)
Katarak dapat diklasifikasikan menurut beberapa aspek, yaitu :
i.
Menurut usia :
1) Katarak kongenital ( terlihat pada usia dibawah 1 tahun )
2) Katarak juvenil ( terlihat sesudah usia 1 tahun )
3) Katarak senile ( setelah usia 50 tahun )
11
ii.
iii.
iv.
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Menurut etiologi :
1) Katarak primer
2) Katarak sekunder
12
hialoidea mulai diserap, sehingga pada keadaan normal, pada waktu lahir
sudah tak tampak lagi.Kadang-kadang penyerapan tak berlangsung
sempurna sehingga masih tertinggal sebagai bercak putih di belakang
lensa, berbentuk ekor yang mulai di posterior lensa.Gangguan terhadap
visus tak banyak.Visus biasanya masih 5/5, kekeruhannya stasioner,
sehingga tak memerlukan tindakan.
2. Katarak polaris anterior (katarak piramidalis anterior)
Kekeruhan di bagian depan lensa mata persis di tengah. Terjadi
karena tidak sempurnanya pelepasan kornea terhadap lensa. Bentuk
kekeruhannya seperti piramid dengan tepi masih jernih, sehingga pupil
midriasis akan menaikkan tajam penglihatan. Tipe ini biasanya tidak
progresif. Mungkin terjadi akibat uveitis anterior intrauterin. Letaknya
terbatas pada polaris anterior. Berbentuk piramid, yang mempunyai dasar
dan puncak, karena itu disebut juga katarak piramidalis anterior.Puncaknya
dapat ke dalam atau ke luar.Keluhan tidak berat, stasioner, terutama
mengenai penglihatan yang kabur waktu terkena sinar, karena pada waktu
ini pupil mengecil, sehingga sinar terhalang oleh kekeruhan di polus
anterior.Sinar yang redup tidak terlalu mengganggu, karena pada saat
cahaya redup, pupil melebar, sehingga lebih banyak cahaya yang dapat
masuk.Pada umumnya tidak menimbulkan gangguan, stasioner, sehingga
tidakmemerlukan tindakan operatif. Dengan pemberian midriatika, seperti
sulfas atropin 1 % atau homatropin 2 %, dapat memperbaiki visus, karena
pupil menjadi lebih lebar, tetapi terjadi pula kerapuhan dari Mm. siliaris,
sehingga tidak dapat berakomodasi. Bila gangguan visus hebat, dapat
dipertimbangkaniridektomi optis yang dapat dilakukan pada daerah lensa
yang masih jernih., bila setelah pemberian midriatika, visus menjadi lebih
baik.
13
Katarak aksialis
14
15
6. Katarak stelata
Kekeruhan terjadi pada sutura, dimana serat-serat dari substansi
lensa bertemu, yang merupakan huruf Y yang tegak di depan, dan
huruf Y yang terbalik di belakang. Biasanya tidak banyak
mengganggu visus sehingga tidak memerlukan pengobatan
7. Katarak totalis
Bila oleh suatu sebab, terjadi kerusakan dari kapsula lensa,
sehingga substansi lensa dapat keluar dan diserap, maka lensa
semakin menjadi tipis dan akhirnya timbul kekeruhan seperti
membran.
Pengobatan: disisi lensa.
8. Katarak kongenital membranasea
Katarak kongenital totalis, disebabkan gangguan pertumbuhan atau
akibat peradangan intrauterin.Katarak juvenilis totalis, mungkin
16
Katarak Juvenil
Katarak juvenil adalah katarak yang lunak dan terdapat
pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia lebih dari 1
tahun dan kurang dari 50 tahun. Merupakan katarak yang terjadi
pada anak-anak sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi
pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga
biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai
soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu
gejala penyakit keturunan lain. Pembedahan dilakukan bila
kataraknya diperkirakan akan menimbulkan ambliopia.
Tindakan untuk memperbaiki tajam penglihatan ialah
pembedahan. Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan seduah
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Hasil tindakan pembedahan
sangat bergantung pada usia penderita, bentuk katarak apakah
mengenai seluruh lensa atau sebagian lensa apakah disertai
kelainan lain pada saat timbulnya katarak, makin lama lensa
iii.
ketuaan
17
nuklear,
kortikal,
dan
subkapsular posterior.
Katarak Nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup
bertambah
besar
dan
menjadi
mulanya
menjadi
putih
Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi
penyerapan air sehingga lensa
menjadi cembung dan terjadi
miopisasi
indeks
akibat
refraksi
perubahan
lensa.
Pada
meningkat jumlahnya.
Water fissure: pola dari fissure yang terisi cairan, dan akan
iii.
yang
lebih
muda
terlihatnya
gambaran
i.
19
iii.
Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di
dalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak
terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai
kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa
berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena
deposit kalsium. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat
negatif.
20
iv.
Katarak Hipermatur
21
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Visus
6/6
(6/6 1/60)
(1/300-1/~)
(1/300-1/~)
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan Lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Mata Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Bilik
Depan
Sudut
Mata
Shadow Test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopositif
Penyulit
Glaukoma
Uveitis
Glaukoma
Tabel 1. Perbedaan derajat kekeruhan katarak
22
3) Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang
lain
dapat
menimbulkan
katarak
komplikata.
Penyakit
23
bagian
lensa
atau
bila
penderita
memerlukan
kedua
mata,
walaupun
kadang-kadang
tidak
24
setelah
ekstraksi
katarak
ekstrakapsular
akibat
regenerasi
serat-serat
lensa,
memberikan
juga
mengalami
diferensiasi
miofibroblastik.
di
kapsulposterior,
yang
menimbulkan
distorsi
posterior
ekstrakapsular.
setelah
Namun,
mengalami
tehnik
bedah
ekstraksi
yang
katarak
semakin
25
E. GEJALA KLINIS(10)
a. Subyektif
Kemunduran visus
Tajam penglihatan akan menurun, penglihatan buram atau
berkabut. Tergantung tebal tipisnya kekeruhan serta lokalisasi
kekeruhan, makin tebal kekeruhan lensa, tajam penglihatan
makin mundur, jika kekeruhan terletak di sentral maka
penderita akan merasa kabur dibandingkan dengan kekeruhan
di perifer.
Tampak adanya bercak putih pada lapang pandang yang tidak
ikut bergerak dengan pergerakan mata (stasioner), yang mana
harus dibedakan dengan kekeruhan di korpus vitreus (bercak
bergerak-gerak).
Pada stadium permulaan terjadi artificial myope sehingga
jika penderita melihat jauh kabur dan akan merasa lebih enak
membaca dekat tanpa kacamata. Hal ini terjadi karena proses
pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan
kekuatan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh
di depan retina.
Kekeruhan di subkapsular posterior menyebabkan penderita
mengeluh silau dan penurunan penglihatan pada keadaan
terang.
Penderita mengeluh melihat dua bayangan atau lebih
(diplopia monokuler). Keluhan ini disebabkan adanya
refraksi ireguler dari lensa. Akibat kelainan ini penderita
mengeluh silau dan pusing.
b. Obyektif
26
F. PATOFISIOLOGI
a. Aging process
Patogenesis dari katarak yang berhubungan dengan usia belum
sepenuhnya diketahui. Berdasarkan usia, terjadi peningkatan berat dan
ketebalan lensa serta menurunnya kemampuan akomodasi.
Secara umum ada dua proses patogenesis katarak, yaitu :
1. Hidrasi
Terjadi penimbunan komposisi ionik pada korteks lensa dan penimbunan
cairan di antara celah-celah serabut lensa
2. Sklerosis
Serabut-serabut lensa yang terbentuk lebih dahulu akan terdorong ke arah
tengah sehingga bagian tengah menjadi lebih padat (yang disebut nucleus),
mengalami dehidrasi serta penimbunan kalsium dan pigmen
Terdapat beberapa teori konsep penuaan menurut Ilyas (2005) sebagai
-
berikut:
Teori putaran biologik (A biologic clock).
Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali mati.
Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik
yang mengakibatkan kerusakan sel.
Teori mutasi spontan.
Teori A free radical
Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.
Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.
Free radical dapat dinetrralisasi oleh antioksidan dan vitamin E
Teori A Cross-link.
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan
molekul protein sehingga mengganggu fungsi.
Komposisi lensa sebagian besar berupa air dan protein yaitu
kristalin. Kristalin dan adalah chaperon, yang merupakan heat shock
protein. Heat shock protein berguna untuk menjaga keadaan normal dan
mempertahankan molekul protein agar tetap inaktif sehingga lensa tetap
jernih. Lensa orang dewasa tidak dapat lagi mensintesis kristalin untuk
menggantikan kristalin yang rusak, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kekeruhan lensa.(11,12)
Modifikasi kimia dan proteolisis dari kristalin (protein lensa)
menghasilkan formasi agregat protein berat molekul besar . highmolecular-weight-protein. Agregat ini cukup besar untuk menyebabkan
27
Usia (penuaan)
protein nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin)
Paparan sinar UV
lensa, sedang warna coklet protein Perubahan
lensa nukleus
mengandung
struktur
korteks
Infeksi intrauterine
histidin dan triptofan dibanding normal.
Trauma
Korteks
tidak(DM)
berwarna karena:
Metabolik
29
akomodasi.
Jika
glukosa
darah
meningkat,
akan
menyebabkan
masuknya
cairan
ke
dalam
lensa,
yang
oil droplet.(14)
d. Efek Dari Nutrisi
Meskipun difesiensi nutrisi dapat menyebabkan katarak pada percobaan
melalui binatang, etiologi ini masih sulit diketahui untuk terjadinya
30
hydroxykynurinine
dan
chompores
yang
menyebabkan
b.
Optotip snellen
Untuk mengetahui visus untuk mengetahui kemampuan melihat
pasien.
Lampu senter
Reflek pupil terhadap cahaya pada katarak masih normal. Tampak
kekeruhan lensa terutama jika pupil dilebarkan, berwarna keabuabuan yang harus dibedakan dengan refleks senil. Diperiksa
proyeksi iluminasi dari segala arah pada katarak matur untuk
mengetahui fungsi retina secara garis besar. Lakukan pemeriksaan
c.
H. PENATALAKSANAAN
Satu-satunya terapi katarak adalah tindakan bedah. Indikasi operasi
katarak secara umum adalah untuk rehabilitasi visus, mencegah dan
mengatasi komplikasi, tujuan terapeutik dan diagnostik, mencegah
ambliopia dan tujuan kosmetik. Saat ini terapi bedah katarak sudah
mengalami banyak perkembangan.(16)
Dahulu bedah katarak dilakukan dengan teknologi yang disebut
ECCE dan ICCE masih memerlukan sayatan lebar untuk mengeluarkan
lensa secara utuh, sehingga pasien pun harus mendapatkan jahitan yang
cukup banyak pada matanya yang mengakibatkan proses pemulihan
matanya menjadi lama. Sekarang dengan teknologi fakoemulsifikasi
sayatan pada mata menjadi sangat kecil dan seringkali tidak memerlukan
jahitan.
Indikasi dilakukannya operasi katarak :
1. Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada
tiap individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak
terhadap aktivitas sehari-harinya.
2. Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan
pada lensa matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi
32
katarak
seperti
glaukoma
imbas
lensa
(lens-induced
glaucoma),
pembedahan
ini
astigmatisme,
glukoma,
uveitis,
ekstrakapsular
konvensional
34
sebagai
EKEK
sayatan
kecil
(small-insision
III.
35
Phakoemulsifikasi
(phaco)
maksudnya
membongkar
dan
potongan-potongan
yang
lebih
kecil. Teknik
baru
36
IV.
yang
37
Gambar
21.
38
Metod
Indikasi
Keuntungan
e
ICCE
ada
Kerugian
resiko Resiko tinggi kebocoran vitreous
katarak sekunder.
(20%).
Peralatan
yang Astigmatisme.
dibutuhkan sedikit. Rehabilitasi visual terhambat.
IOL di COA atau dijahit di
ECCE Lensa
sangat Peralatan
keras.
Endotel kornea
dibutuhkan
sedikit.
kurang bagus. Baik untuk
Phaco
kornea.
IOL di COP.
Sebagian besar Rehabilitasi
katarak kecuali cepat.
katarak
Morgagni dan
posterior.
yang Astigmatisme.
paling Rehabilitasi visual terhambat.
endotel
trauma.
Tabel2. Keuntungan dan Kerugian Operasi Katarak
39
memerlukan
lensa
pengganti
untuk
memfokuskan
40
Jangka Pendek
Infeksi pada mata
Perdarahan pada kornea (hifema)
Edema papil
Edema kornea
Rupture kapsul lensa
Ablasio retina
Jangka Panjang
Fotosensitif
Dislokasi IOL
Kekeruhan pada kapsul lensa
Ablasio retina
Astigmatisma
Glaukoma
43
Ptosis13
44
BAB III
KESIMPULAN
Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi
sinar masuk ke dalam mata. Katarak masih merupakan penyebab kebutaan paling
banyak di Indonesia. Terjadinya kekeruhan pada lensa ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain usia, trauma, lingkungan, obat-obatan, dan infeksi.
Biasanya para penderita katarak kerap kali mengeluhkan pandangan berkabut
seperti tertutup asap atau pandangannya mulai kabur. Patofisiologi terjaidnya
kekeruhan lensa pada katarak, secara garis besar disebabkan oleh perubahan
struktur korteks lensa yang mengakibatkan perubahan komponen lensa dan pada
akhirnya terjadi kekeruhan lensa.
Satu-satunya terapi untuk katarak adalah dengan jalan operasi. Saat ini
dikenal 3 model operasi, yaitu ICCE, ECCE, dan fakoemulsifikasi. Katarak yang
didiagnosis dan ditangani dengan tepat dan segera akan memberikan prognosis
yang lebih baik bagi fungsi penglihatan penderitanya.
45
DAFTAR PUSTAKA
option=com
2. Scanlon VC, Sanders T. Indra. In. : Komalasari R, Subekti NB, Hani A, editors. Buku
Ajar Anatomi dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
3. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2007. Hlm 172-3, 199, 200-13.
4. Resnikoff S, pascolini D, moriotti P. S, pokharel P. P, 2008, global
magnitude of visual impartment cause by uncorrected refractive error in
2004, Volume 86. Number 1, U.S.A. :
Organization.
5. Shock, J.P, Harper, R.A, 2005, Lensa, dalam: Vaughan, Asbury,
Oftalmologi Umum, edisi 14, penerbit Widya Medika, Jakarta, pp.175183.
6. Bashour
M,
Roy
H.
Congenital
Cataract.
Available
at:
http://emedicine.medscape.com/article/1210837-clinical#showall. Updated
on: 7 August 2012. Accessed on: 27 August 2014.
7. Ocampo
VVD,
Roy
H.
Senile
Cataract.
Available
Extraction.
Diakses
dari
versus
extracapsular
cataract
extraction:
comparative study of cell survival and growth on the human capsular bag
in vitro Original Article. British Journal of Ophthalmology 1997;81:907
910
19. Gogate PM. Small incision cataract surgery: Complications and minireview.
Indian
Ophthalmol. 2009
Jan-Feb; 57(1):
4549.
http://www.ncbi.nlm.nih. gov/pmc/articles/PMC2661529/
20. Sharma RL, Panwar P. Minimal Duration Cataract Surgery Small Incision Cataract
Surgery. Diakses dari http://www.djo.org.in/printerfriendly.aspx?id=159, tanggal 15
April 2013.
Ilyas S. Katarak. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI:
21.
47