Kondisi ini tentu saja memberikan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan kita
terutama terhadap kualitas sumber air yang dapat membahayakan kesehatan
lingkungan dan menurunkan kualitas hidup masyarakat.
Strategi terpadu yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran MDGs
untuk penyediaan air minum dan sanitasi adalah:1.peningkatan kualitas dan cakupan
pelayanan; 2.Pengembangan alternatif sumber pendanaan dan pola pembiayaan;
3.Perkuatan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan; 4.Peningkatan jaminan
dan kualitas air baku; 5.Peningkatan peran serta masyarakat.
Disamping itu perlu juga dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan kepeduliaan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat termasuk sosialisasi untuk merubah perilaku
supaya tidak membuang tinja di sembarang tempat, jadi kesadaran hidup bersih harus
ditanamkan sejak dini.
Sumber:
http://sosbud.kompasiana.com/2010/03/31/penyediaan-air-minum-dalam-
perundang-undangan,
meningkatkan
jaminan
dan
kualitas
air
baku,
serta
meningkatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat untuk hidup bersih pun
berperan dalam hal ini.
Komentar:
Saya setuju dengan artikel ini. Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Tubuh
manusia sendiri sebagian besar terdiri atas kandungan air. Sebagai pemenuhan hidup
manusia membutuhkan air yang berkualitas dan mencukupi dari sisi kuantitas.
Namun memang keadaan lingkungan sekarang rentan akan pencemaran. Maka untuk
mencapai target yang diharapkan memang diperlukan beberapa strategi, seperti
andilnya pihak pemerintah dalam peraturan maupun perundang-undangan. Selain itu
memang hal ini sangat membutuhkan dukungan masyarakat untuk peduli akan
lingkungannya.
n.Zaman
Senin, 15 April 2013 | 10:01 WIB
Resume:
Perkembangan pemakaian bahan kimia berbahaya semakin maju. Greenpeace
mengusulkan beberapa bahan kimia berbahaya seperti phthalate, phenol dalam daftar
pelarangan. Greenpeace meminta pemerintah membuat PP yang dinamis dan
implementatif untuk mengevaluasi bahan kimia berbahaya yang beredar di pasaran.
Selain itu peraturan ini dapat dijadikan sebagai kewajiban untukmencantumkan
informasi dasar sifat/karakteristik pada label/basis data pemerintah, dan mengevaluasi
daftar secara kontinu. Greenpeace mendesak pemerintah agar serius menyelamatkan
Sungai Citarum yang tercemar berat limbah industri untuk mengurangi beban sungai.
Salah satu aksi yang dilakukan oleh Greenpeace yakni aksi pembentangan tanda
tanya di permukaan citarum. Aksi ini direspons pemerintah daerah dengan memasang
ratusan
penanda
saluran
buangan
limbah
di
Citarum.
Komentar:
Saya setuju dengan apa yang disampaikan dalam artikel ini. Apa yang dikemukakan
oleh pihak Greenpeace merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan.
Maraknya penggunaan bahan kimia berbahaya dapat berpotensi mencemari
lingkungan. Maka untuk mengatasi hal tersebut memang diperlukan peran andil
pemerintah. Seharusnya pemerintah lebih serius dalam menyelamatkan lingkungan,
khususnya dalam hal ini adalah Sungai Citarum. Pemerintah seharusnya membuat
regulasi yang lebih baik, dinamis dan implementatif.
Ditambah lagi suasana Yogya yang begitu klasik dan nyaman membuat setiap orang
selalu ingin kembali lagi.
Meski demikian bagi para penyuka angkringan tetap harus berhati-hati. Sebab,
penyakit Hepatitis A menghantui penikmat angkringan jika makanan dan minuman
yang di sajikan tidak higienis dan sehat.
Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di sela festival Menu Angkringan di Taman
kuniler Condongcatur, Depok, Sleman mengatakan, kebanyakan yang nongkrong di
angkringan adalah mahasiswa dan hingga pertengahan Mei 2013 sudah ada sekitar
142 yang menderita Hepatitis A.
"Mayoritas penderitanya Hepatitis A, gemar nongkrong dan makan makanan di
angkringan," terangnya, Sabtu (11/5/2013) malam.
Sri Purnomo mengungkapkan, guna mengatasi merebaknya penderita Hepatitis A di
wilayahnya, pihaknya lewat Dinas Kesehatan melakukan penyuluhan dan edukasi
kepada pedagang kuliner angkringan yang ada di Kabupaten Sleman.
"Dengan penyuluhan diharapkan para pedagang bisa sadar akan kehigienisan
makanan sehingga masyarakat dan mahasiswa yang menyukai kuliner angkringan
bisa tetap sehat," katanya.
Ia menjelaskan edukasi yang diberikan kepada para pedagang angkringan itu antara
lain tentang pentingnya pemberian kaporit untuk klorinasi air bersih yang digunakan.
Lalu pemeriksaan spesimen makanan, alat makan yang higienis, alat masak yang
bersih dan menjaga air untuk memasak agar selalu bersih.
"Air untuk mencuci pun harus higienis dan bersih," ungkapnya.
Selain memberikan edukasi dan pendampingan kepada para penjual angkringan,
pihaknya juga melakukan sweeping penderita Hepatitis A. Hasilnya memang
kebanyakan penderita adalah mahasiswa.
"Angkringan juga sudah menjadi salah satu karakter budaya masyarakat di Yogya,
jadi banyak yang menggemari. Harganya memang murah, tetapi pedagang tetap harus
memberikan jaminan bahwa makanan yang disajikan kepada konsumen itu sehat,"
kata Sri Purnomo.
Di tempat yang sama Camat Depok Sleman Krido Suprayitno mengatakan, festival
kuliner angkringan diadakan sebagai perangsang bagi penjual angkringan untuk lebih
6
mereka jual.
Kurang memadainya sanitasi dasar itu bisa menjadi pembunuh berantai tersembunyi.
Hampir 900 juta orang di dunia dipaksa untuk mengonsumsi air kotor. Sementara
setiap detik 20 anak meninggal dunia karena penyakit yang diakibatkan sanitasi
buruk. Jumlah ini lebih besar daripada kematian yang diakibatkan oleh AIDS,
malaria, dan campak.
Nugroho menjelaskan, pemerintah baru menganggarkan dana sanitasi sebesar Rp
6.500 per orang per tahun, padahal idealnya adalah Rp 47.000 perorang pertahun.
"Sedikit orang yang memprioritaskan investasi sanitasi, termasuk di rumah sendiri.
Ini karena dulu masalah sanitasi dianggap sebagai masalah pribadi," katanya.
Toilet adalah hal yang krusial bagi kehidupan manusia. Selain mempertahankan
kesehatan, toilet yang layak juga memperbaiki martabat, meningkatkan taraf hidup,
dan memberdayakan masyarakat. Menurut Sjukrul Amien, Direktur PPLP
Kementrian Pekerjaan Umum, yang terpenting sebenarnya bukan hanya dana untuk
membangun toilet, tetapi komitmen dan perubahan perilaku masyarakat.
Sejumlah program telah dilancarkan pemerintah dalam rangka mempercepat
pembangunan sanitasi di Indonesia. Antara lain Sanitasi Total Berbasis Masyarakat,
program yang bertujuan membebaskan 2000 desa di Indonesia dari buang air
sembarangan.
World Toilet Day yang diperingati setiap tanggal 19 November bertujuan untuk
mendobrak tabu dalam membicarakan toilet serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya fasilitas dan infrastuktur toilet.
Sumber: Kompas.com Senin, 19 november 2012 16:13 WIB
Penulis : Lusia Kus Anna
Resume:
Toilet merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Namun kurangnya
ketersediaan fasilitas sanitasi dan toilet sejauh ini kurang menjadi perhatian. Di
Indonesia masih ada 50 juta orang yang belum memiliki toilet. Mereka membuang air
besar di tempat terbuka seperti sawah, sungai, ataupun tanah kosong. Akibatnya tinja
mencemari sungai dan air tanah. Hal ini mengakibatkan banyak warga yang terpaksa
mengonsumsi air kotor. Bahkan setiap detik 20 anak meninggal dunia akibat sanitasi
9
yang buruk. Di Indonesia sendiri dana sanitasi masih sangat jauh dari ideal, yakni Rp
47.000 per tahun.
Dalam rangka mempercepat pembangunan sanitasi di Indonesia, pemerintah
melancarkan sejumlah program. Salah satu program tersebut yakni Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat. Program ini bertujuan membebaskan 2000 desa Indonesia dari
buang air sembarangan.
Komentar:
Sanitasi memang merupakan kebutuhan yang esensial dalam kehidupan manusia.
Namun masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki sanitasi yang baik seperti
toilet, sehingga mereka membuang air besar di tempat yang tidak semestinya. Hal ini
dapat mencemari lingkungan. Menurut saya diperlukan sosialisasi kepada masyarakat
untuk lebih sadar akan pentingnya toilet dan bahaya yang dapat ditimbulkan bila
membuang air tidak pada tempatnya. Selain itu sangat diperlukan peranan pemerintah
dalam pembangunan sanitasi yang memadai bagi masyarakat. Hal ini tentu berperan
dalam kesejahteraan masyarakat kelak.
10
5. PENCEMARAN LINGKUNGAN
Judul : 80% Pencemaran Sungai dari Sampah Rumah Tangga
Artikel :
80% Pencemaran Sungai dari Sampah Rumah Tangga
JAKARTA - Sekitar 80 persen pencemaran di Sungai Ciliwung disebabkan oleh
sampah rumah tangga atau limbah domestik. Berdasarkan hasil investigasi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), terdapat 108 titik tumpukan sampah yang
merupakan lokasi pembuangan sampah di bantaran Sungai Ciliwung. Pencemaran itu
merupakan akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Sungai
Ciliwung, yang seharusnya optimal menampung air hujan, kini telah kotor.
"Kondisi kualitas air Sungai Ciliwung saat ini sudah tercemar. Hal itu juga
disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan
Sungai Ciliwung," kata Gubernur DKI Jakarta akhir pekan lalu.
Menteri Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya menambahkan selain
pencemaran dari sampah keluarga, terdapat sekitar 400 kegiatan usaha yang secara
langsung maupun tidak membuang air limbahnya ke Ciliwung. Bahkan, kata dia,
berdasarkan hasil investigasi, terdapat 108 titik tumpukan sampah yang merupakan
lokasi
pembuangan
sampah
dibantaran
Sungai
Ciliwung.
11
Dari jumlah itu, 10 titik tumpukan sampah telah ditutup. Namun, dari pengamatan di
lapangan, masih banyak ditemukan masyarakat yang menghuni bantaran sungai.
tercatat 26.818 keluarga yang menghuni bantaran Sungai Ciliwung. Hal itu
menyebabkan terjadinya sedimentasi, penyempitan sungai, dan tingginya angka
pencemaran.
Sumber: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/84004
KoranJakarta
Perkotaan Senin, 20 Februari 2012 | 06:50:03 WIB
Resume :
Investigasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan fakta bahwa terdapat
108 titik tumpuk sampah di bantaran Sungai Ciliwung. Hal ini terjadi akibat
rendahnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Banyak masyarakat yang
membuang sampah keluarga di sungai tersebut. Selain itu terdapat sekitar 400
kegiatan usaha yang turut membuang limbahnya ke sungai Ciliwung baik secara
langsung maupun tidak langsung. Namun, dari pengamatan banyak ditemukan
masyarakat yang menghuni bantaran sungai. Hal ini mengakibatkan sedimentasi,
penyempitan
sungai,
dan
tingginya
angka
pencemaran.
Komentar:
Sungai Ciliwung yang seharusnya berperan dalam penampungan air hujan, menjadi
terganggu fungsinya karna banyaknya tumpukan sampah di dalamnya. Selain itu
terdapat banyak masyarakat yang menghuni bantaran sungai. Tidak hanya
mengganggu fungsi sungai, hal ini pun membahayakan masyarakat yang tinggal di
bantaran sungai. Dalam mengatasi hal ini diperlukan campur tangan pemerintah dan
juga masyarakat. Keduanya harus saling bekerja sama mengatasi hal ini, dan tidak
bias hanya mengandalkan sebelah pihak. Pemerintah diharapkan turut dalam regulasi
peraturan dan masyarakat diharapkan semakin sadar akan bahaya yang dapat
ditimbulkan kelak.
12
13
14
Racun kronis yang bekerjanya lambat, namun tidak menimbulkan jera umpan. Tikus
akan mati 2 -14 hari setelah peracunan. Perbandingan umpan racun 19:1.
Contoh: Klerat RM dosis penggunaan 10-40 per tempat umpan.
Untuk melindungi umpan dari hujan dan tidak termakan hewan ternak, perlu
digunakan tempat umpan yang diletakkan ditepi pematang dekat liang tikus dengan
jarak masing-masing tempat 25 meter, dan masing-masing tempat diberi 10-20 gram
umpan.
Penggunaan gas beracun
Penggunaan gas beracun akan efektif bila padi dalam stadium bunting dengan
menggunakan dioksida belerang yang dihasilkan dengan membakar merang yang
telah diberi serbuk belerang didalam alat emposan.
Asap dan gas yang keluar dihembuskan kedlam liang tikus pada pematang sawah.
Sebelumnya lubang-lubang keluar ditutup terlebih dahulu.
Jadi dengan pengendalian hama tikus melalui berbagai cara yang dilaksanakan secara
terpadu, ini diharapkan dapat menekan populasi tikus dilapangan dibawah ambang
batas ekonomi yang tidak merugikan bagi petan
Sumber: http://rhynniz-afata.blogspot.com/, kamis, 13 november 2008
Resume:
Tikus merupakan hama yang harus di bererantas. Tikus merupakan hama yang
menimbulkan kerugian bagi manusia. Tikus dapat merusak pertanian seperti tanaman
padi, jagung, kedelai,kacang tanah dan umbi-umbian. Jenis tikus yang banyak
merusak pertanian adalah Rattus Argentiventer (tikus sawah dan Rattus diardi.
Perkembangan tikus sangat cepat. Pada umur 1.5-5 bulan sudah dapat berkembang
biak. Umur kehamilan tikus 21 hari dan melahirkan 6-8 ekor. Setelah umur 21 hari
berpisah dari induknya, dan setiap tahun seekor tikus dapat melahirkan 4 kali
Tikus suka hidup di tempat yang gelap yang bersemak-semakdan di dekat sumber
makanan.
Pengendalian tikus antara lain
1.
Sanitasi tanaman dan lingkungan dengan membersihkan semak-semak dan
rerumputan, membongkar liang dan sarang serta tempat perlindungan lainnya.
15
2.
17
dengan langkah konkrit dan terencana. Pada lingkup internasional, misalnya, PBB
melalui ILO (International Labour Organisation) telah menetapkan ketentuan
tentang Accupational Safety and Health yang patut dilaksanakan oleh semua negara
anggota.
Fokus dari ketentuan tersebut adalah pencegahan efek samping dari penggunaan
teknologi dalam industri dari
paling sederhana hingga tercanggih yang
mengganggu tata kehidupan dan lingkungan.
Sebagai anggota PBB dan ILO, Indonesia tampak berusaha memenuhi ketentuan
tersebut. Hal ini setidaknya tercermin pada serangkaian kebijakan yang ditempuh
pemerintah baik menyangkut institusionalisasi, legislasi maupun operasional.
Dalam aspek institusional, misalnya, pada tahun 1957 peme-rintah membentuk
Lembaga Kesehatan Buruh yang kemudian diu-bah menjadi Lembaga Kesehatan dan
Keselamatan Buruh ditahun 1965. Untuk lebih mengefektifkan fungsi kesehatan dan
kesela-matan kerja, organisasi Departemen Kesehatan kemudian dilengkapi dengan
Dinas Higiene Perusahaan/Sanitasi Umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja
Departemen Kesehatan.
Sementara De-partemen Tenaga Kerja membentuk
Lembaga Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Untuk lebih mengintensifkan fungsinya, kedua institusi tersebut kemudian
dikembangkan menjadi Sub Direktorat Kesehat-an Kerja Departemen Kesehatan
(kemudian menjadi Badan Pusat Kesehatan Kerja) dan Pusat Hiperkes Departemen
Tenaga Kerja & Transmigrasi. Sedang dalam aspek legislasi, perhatian terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja diwujudkan dengan terbitnya sejumlah undangundang dan peraturan, antara lain:
a. Undang-undang Kerja dan Undang-undang Kesehatan Kerja tahun 1957.
b. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
c. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
d. Undang-undang
hubungan kerja.
No.
22
20
Resume:
Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
perhatian serius dari pemerintah, walaupun sering dibicarakan dalam seminarseminar, namun implementasinya sangat kurang. Dalam industri modern, posisi
pekerja professional menjadi factor berhasilnya suatu perusahaan, oleh karena itu K3
perlu mendapat perhatian dari institusi atau perusahaan hal ini juga terkait dengan
penegakan hak-hak asasi manusia.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1.
Suatu masalah yang berkaitan dengan dunia kesehatan dan dunia kerja yang
saat ini menarik perhatian masyarakat internasional
2.
Merupakan ilmu kesehatan yang memberikan perhatian besar terhadap
hubungan timbale balik antara aspek kesehatan dan aspek kerja
3.
Bertujuan melindungi pekerja dari ancaman kesehatan dan keselamatan dalam
pekerjaan
Faktor-faktor gangguan dan ancaman K3diantaranya adalah factor manusia, factor
peralatan dan bahan baku, dan factor lingkungan. Beberapa peraturan perundangundangan telah buat untuk mendukung implementasi K3. Namun, banyak hal yang
menyebabkan rendahnya implementasi K3. Salah satu penyebabya adalah rendahnya
kesadaran para pelaku usaha akan pentingnya K3. Selain itu kurangnya pantauan
sector informal terhadap hal ini serta kurangnya disiplin ilmu kedokteran okupasi dan
minimnya jumlah dokter okupasi menjadi factor penghambatnya.
Sumber:http://birokrasi.kompasiana.com/2012/12/22/problematika-kesehatan-dankeselamatan-kerja-k-3-di-indonesia-518105.html , 22 December 2012 | 13:34
Komentar:
Penerapan K3 di Indonesia masih kurang. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi di
Negara-negara maju. K3 sangat diperlukan untuk kesejahteraan pekerja maupun
perusahaan. Namun hal ini belum menjadi perhatian. Sebaiknya pemerintah lebih
mempertegas para pelaku usaha untuk lebih menyadari pentingnya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bagi usaha mereka. Selain itu perlunya ditingkatkan disiplin ilmu
kedokteran okupasi, serta penggalakan SDM yang bergerak di bidang kedokteran
okupasi. Ilmu ini mungkin belum begitu lama bergaung di Indonesia, tapi dengan
semakin berkembangnya isu akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja
22
mungkin akan semakin banyak orang yang lebih tertarik dan memperhatikan hal ini
serta terlibat di dalamnya.
23