TINJAUAN PUSTAKA
Jenis massa di dalam hidung
kanker
Non
kanker
Non kanker
Polip
hidung
Inverted papilloma
Angiofibroma Nasofaring
KANKER
Karsinoma
sinonasal
Non Kanker
Polip Hidung
Polip Hidung
JPolip
B
Massa
Polip
epidemiologi
Banyak
2-4x
Meningkat
Mengenai
Prevalensi
Patogenesis
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Post nasal drip
Rinorea
Hidung
Anosmia
Gambaran Histopatologi
Makroskopik
massa bertangkai
permukaan licin
berbentuk bulat atau lonjong
berwarna putih keabu-abuan, agak bening
Lobular
dapat tunggal atau multiple
tidak sensitive (bila ditekan/ditusuk tidak terasa sakit). Bila
terjadi iritasi kronis atau proses peradangan warna polip
dapat berubah menjadi kemerah-merahan dan polip yang
sudah menahun warnanya dapat menjadi kekuningkuningan karena banyak mengandung jaringan epitel.
Mikroskopik
Pemeriksaan Penunjang
Nasoendoskopi
Pemeriksaan
Diagnosis Banding
Konka
polipoid
Angiofibroma
Tatalaksana
Medikamentosa
FESS
polipektomi
Prognosis
Sering
tumbuh kembali
Inverted Papilloma
Inverted Papilloma
umumnya
berasal
tumor
Etiologi
Virus
Faktor
Etiologi
Penyebab
Human
Prevalensi
jarang
umumnya
Orang
Pada
0,5%-4%
Klasifikasi Anatomi
papiloma
Gejala Klinisobstruksi
hidung unilateral
Rinore,
Epistaksis,
Sakit
Sinusitis
Anosmia,
Epifora,
Kaku
Gangguan
pada
kepala,
hal
hal
dan
hal
berbicara,
pendengaran,
wajah,
biasanya
ini
ini
bengkak
hal
ini
terjadi
disebabkan
sangat
ini
hal
terjadi
terjadi
karena
Hal
ini
pada
jarang
disebabkan
hal
inioleh
karena
unilateral
kedua
terjadi
penumpukan
initerjadi
adanya
disebabkan
adanya
hidung,
apabila
oleh
dan
tetapi
sumbatan
keterlibatan
tidak
sekresi
penyumbatan
hal
massa
oleh
dapat
ini
dipicu
adanya
karena
dari
pada
telah
terjadi
dari
oleh
kavum
duktus
melibatkan
adanya
massa
drainase
apabila
nervus
sesuatu.
nasi
nasolakrim
yang
massa
mengen
dari
infraorb
dan
nasof
Epist
mel
sin
se
y
Gejala
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi tumor
Pemeriksaan histopatologi, mirip seperti polip
tetapi lebih padat dan permukaan bergerombol,
warna bervariasi dari merah muda sampai agak
pucat, vaskular lebih banyak daripada polip, epitel
yang hiperplastik terlihat membalik (inverted) dan
terdapat pertumbuhan yang endofitik ke stroma
dibawahnya
CT-Scan untuk mengevaluasi ukuran tumor
MRI, lebih akuran untuk melihat jaringan lunak
sekitarnya.
Penatalaksanaan
endoskopi
Dengan
Prinsip
Yang
Komplikasi
Yang paling
Komplikasi
Prognosis
Pada
Angiofibroma
Angiofibroma
Nasofaring
tumor
Etiologi
Belum jelas
teori jaringan asal, yaitu pendapat
bahwa tempat perlekatan spesifik
angiofibroma adalah di dinding
posterolateral atap rongga hidung
Faktor ketidakseimbangan hormonal juga
banyak dikemukakan berasal dari sex
steroid-stimulated hamartomatous tissue
yang terletak di turbinate cartilage
Histopatolgi
Perluasan
Tumor
Massa
Permukaan
Pembuluh
Gejala Klinik
deformitas
Sefalgia
Tuli
Timbul
sumbatan
Pemeriksaan Penunjang
Angiografi
CT scan
foto
Pemeriksaan
Klasifikasi menurut
Sessions
Stage IA :Tumor terbatas pada nares posterior dan/atau
nasofaring
Stage IB :Tumor melibatkan nares posterior dan/atau
nasofaring dengan perluasan ke satu sinus paranasal.
Stage IIA
: Perluasan lateral minimal ke dalam fossa
pterygomaksila.
Stage IIB
: Mengisi seluruh fossa pterygomaksila
dengan atau tanpa erosi ke tulang orbita.
Stage IIIA
:Mengerosi dasar tengkorak; perluasan
intrakranial yang minimal.
Stage IIIB
: Perluasan ke intrakranial dengan atau tanpa
perluasan ke dalam sinus kavernosus.
Tatalaksana
pemberian
Untuk
Tindakan
Prognosis
Prognosis
Kanker
Karsinoma
defenisi
Penyakit
etiologi
Paparan
diagnosis
sel akuamosa
Mikroskopik keratinizing Squamous Cell
Carcinoma
Undifferentiated Carcinoma
Limfoma maligna
Adenokarsinoma Sinonasal
Melanoma Maligna
gejala
rasa
Pemeriksaan radiologis
Scan / MRI perluasan lesi, invasi
tulang dan perluasan pada strukturstruktur yang bersebelahan seperti
pada mata, pterygopalatine atau ruang
infratemporal
CT
Limfoma Maligna
timbul di dalam kavum nasiberasal dari
sel natural killer (NK)
limfoma primer dapat berasal dari sel B
dan T. Limfoma pada nasal jarang
ditemukan di western countries, uepitel
skuamosa dapat ditemukan,
menyerupai karsinoma sel skuamosa
berdiferensiasi baik
= Tumor primer
Indeks angka : Tx, Tis, T0, t1, T2, T3, dan T4.
Indeks huruf : T1a, T1b, T1c, T2a, T2b, T3b, dst.
N
= Metastase jauh
Indeks angka saja : M0 dan M1
TX
: Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0
: Tidak tampak tumor primer
Tis
: Karsinoma in situ
T1 :Tumor terbatas pada mukosa sinus
maksilaris tanpa erosi dan destruksi tulang.
T2
Kelenjar getah bening regional (N)
M1
MANIFESTASI KLINIK
Gejala
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
biopsi
X-ray
CT
- Scan
MRI
Positron emission tomography (PET)
Angiography dengan carotid-flow study
CT scan dada dan abdomen
PENATALAKSANAAN
Bedah
Radioterapi
Kemoterapi
Komplikasi
Perdarahan
Kebocoran
Epifora
Diplopia
cairan otak
Prognosis
Pada
Terima kasih