Anda di halaman 1dari 59

Dasar-Dasar

Pengelolaan Sumber Daya Air


Topik Isi:

1. Sumber daya air dalam kehidupan kita (manfaat,


kondisi, dan permasalahannya)
2. Apa yang harus kita lakukan
3. Bagaimanakah melaksanakan pengelolaan?

Disajikan oleh: Imam Anshori


19 April 2006

Ditjen Sumber Daya Air

1. Sumber daya air


dalam kehidupan kita
a) Manfaat
b) Kondisi
c) Permasalahannya

Air
merupakan
zat yg
paling
esensial
dibutuhkan
dalam
setiap
aspek
kehidupan

KONDISI
KONDISI SUMBER
SUMBER DAYA
DAYA ALAM
ALAM
KITA
KITA
Pertumbuhan jumlah
penduduk Indonesia
>1% per th

Pangan,
Perumahan
,
Energi,
Produk
Industri,
Sanitasi,
Limbah

Memerlukan dukungan pengelolaan


yang akuntabel dan infrastruktur
yang handal.

Air,
Sumber Air,
Lahan,
Udara,
SDA lainnya.

FAKTA
FAKTAKRISIS
KRISISAIR
AIRTINGKAT
TINGKATDUNIA
DUNIA
Saat ini lebih dari 2 milyar orang (30% penduduk dunia)
di 40 negara mengalami permasalahan kekurangan air.
Terdapat 263 DAS yg terletak dalam 2 atau lebih negara.
Sekitar 2 juta ton per hari limbah dibuang ke perairan
umum.
Separo dari jumlah penduduk bumi sangat rawan
terhadap sumber air yang tercemar dan bisa memicu
kejadian wabah penyakit.
90% dari peristiwa bencana alam pada tahun 90-an
berkaitan dengan air.
Kutipan dari: Global Water Partnership (IWRM Plan Training Manual and Operation Guide,
March 2005

Konsumsi
Konsumsi air
air untuk
untuk keperluan
keperluan hidup
hidup sehari-hari
sehari-hari
Jenis kebutuhan

Volume air

1.

Kebutuhan pokok sehari-hari


(minum, mandi, masak, cuci,
peturasan dan peribadatan)

60 lt/or/hr (di perdesaan)


200 lt/or/hr (di perkotaan)

2.

Menghasilkan 1 kg padi selama


120 hari pertumbuhan.

4.000 lt

3.

Menghasilkan 1 kg daging sapi

44.000 lt

4.

Menghasilkan 1 butir telur ayam

700 lt

Tingkat konsumsi beras di Indonesia saat ini


148 kg/kapita/tahun.

MENU

AIR DI BUMI KITA


Sungai & Danau 0.0001%
Air di udara
0.001%

Air bawah tanah 0.72%


Es & salju 1.75%

Volume total
sekitar 1.4 milyar km3

Pertahankanlah
keberadaan air
dan sumber air.

Air laut 97.5%

Sumber: Comprehensive Assessment of the Freshwater Resources of the World: WMO

KETERSEDIAAN
KETERSEDIAAN AIR
AIR DI
DI BERBAGAI
BERBAGAI NEGARA
NEGARA
9 NEGARA TERKAYA AIR:
1.
Brazil
5.670 km3/ th
2.
Russia
3.904
3.
China
2.880
4.
Canada
2.856
5.
Indonesia 2.530
6.
USA
2.478
7.
India
1.550
8.
Colombia 1.112
9.
Zaire
1.020
Sumber: Water Resources Institute Washington 1991

Ketersediaan per kapita di dunia


Rata-rata 600 m3/kapita/th
Min

50 m3/kapita/th

Maks 20.000 m3/kapita/th

10 NEGARA TERMISKIN AIR:


1.

Malta

50 m3/ th/ jiwa

2.

Qatar

62,5

3.

Bahama

87

4.

Bahrain

119

5.

Yaman

126

6.

Saudi Arabia 191

7.

Libya

194

8.

UAE

231

9.

Singapore

234

10. Jordan

313

Potensi Air di Indonesia


dan Ketersediaan Air per Kapita/Tahun 2001
Total Indonesia
TP: 3221 PC: 16.8

Kalimantan

TP: 1008 PC:

98.8

TP:

Sulawesi

247 PC:

Sumatera

TP: 738 PC:

18.4
Java

TP: 187 PC: 1.6


TP = Total Potensi (milyar m3/ th)
PC = Per Kapita (1.000 m3/capita/ th)

Sunda Kecil

TP:

60 PC:

5.5

18.3

Papua & Maluku


TP: 981 PC: 251.5

Persoalan
Persoalan yg
yg sedang
sedang dihadapi
dihadapi oleh
oleh berbagai
berbagai negara
negara
1. Ketersediaan air per capita makin
menipis
2. Kualitas air pada sumber air kian
merosot
3. Peningkatan ketegangan:
- Perkotaan vs Perdesaan
- Hulu vs Hilir
- Antar Wil. Administrasi

- Fungsi sosial, nilai ekonomis, dan keberlanjutan

4. Beban pengelolaan SDA yang dialami

AKTIVITAS SETIAP ORANG BERPENGARUH


THD SUMBER DAYA AIR
Kependudukan

DAS kritis

Banjir
Limbah

Permukiman &
pencemaran

Kekeringan

ISU
ISU DAN
DAN PERMASALAHAN
PERMASALAHAN SDA
SDAdi
di Indonesia
Indonesia
1. KETAHANAN PANGAN
Alih fungsi lahan beririgasi teknis rata-rata 40.000 ha/ th,
bahkan dalam periode 2001 s/d 2003 tercatat 610.590 ha.
Dari 7,7 juta Ha Daerah Irigasi yg terjamin airnya melalui
waduk hanya 0,8 juta ha (selebihnya sangat rentan thd
kekeringan dan banjir).
Kegagalan panen akibat kekeringan dan banjir di
Indonesia, rata-rata 90.000 ha per tahun.
Kebutuhan OP jaringan irigasi hanya dapat terpenuhi
sekitar 40% -50% dari AKNOP (sekarang sudah mulai meningkat
menjadi 60%)

ISU
ISU DAN
DAN PERMASALAHAN
PERMASALAHAN SUMBER
SUMBER DAYA
DAYAAIR
AIR
2. PENYEDIAAN AIR BAKU untuk Rumah Tangga.

Meskipun rata-rata ketersediaan air per kapita di Indonesia 15.500 m3/


kapita/ th, tetapi tidak merata di setiap waktu dan wilayah.

P.Jawa yg luasnya hanya 7% daratan Indonesia harus menopang 65%


jumlah penduduk Indonesia, padahal di pulau ini hanya tersedia 4,5%
potensi air tawar nasional.

Indeks Penggunaan Air ( water demand/ storage capacity) di beberapa


WS sudah ada yg melampaui angka 1, misalnya: Ciliwung-Cisadane
melampaui 1,20 (129,4 %) pada tahun 1995

Ratio Q maks dan Q min di beberapa DAS banyak yg > 20,


misal: Q Cimanuk musim hujan = 600 m3/dt, Q musim kemarau = 20
m3/dt
Pencemaran sumber air permukaan di berbagai wilayah perkotaan kian
memperberat biaya produksi air minum.
Terbatasnya prasarana pengolahan air baku, jaringan distribusi air
minum mengakibatkan terbatasnya daerah yg dapat dilayani.

ISU
ISU DAN
DAN PERMASALAHAN
PERMASALAHAN SUMBER
SUMBER DAYA
DAYAAIR
AIR
3. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

Meluasnya lahan kritis (13,1 jt Ha pada th 1992, kini sudah


mencapai > 18,5 jt Ha).
Kerusakan hutan rata-rata saat ini 1,6 jt Ha/ th (Men.Kehutanan)
Meningkatnya sebaran DAS kritis (22 DAS kritis pada th 1984,
menjadi 39 DAS pada th 1992, meningkat lagi menjadi 62 DAS
pada th 1998).
Pencemaran sungai di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan
Degradasi sungai akibat penambangan galian C di Jabar,
Banten, Jateng, Bali, NTB dan Sumbar.
Penyusutan luas perairan danau, rawa, sungai, dan telaga
akibat: pendangkalan, gulma, alih fungsi kws lindung,
buangan bahan tambang.
Penyusutan luas daerah resapan air akibat pengembangan
permukiman, perindustrian, serta pemekaran wil. administrasi.

Beberapa
BeberapaPotret
PotretDAS
DASKritis
Kritis
DAS Seputih Sekampung

Budidaya pertanian
di DAS Brantas

DAS Grindulu Pacitan

DAS K. Bogel, Blitar

Kondisi Hutan
DAS Kali Brantas (Bagian Hulu)

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

1010

1100
1120
1130

1180
5090

5150
4010

1260 2010 2020


2040
2050
2100
2080

5160

5170

2120
2090

2130

2140

1984 sebanyak 22 DAS Kritis

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

1010

1090
1100
1120
1130

1180
4140

4080
4030
1210

4020

5090

1240

7020

5150

5100

4010

1290

5160
1260 2010 2020
2040
2050
2100
2080

5170

2120
2070 2090
2110

2130

2140

3010

1992 sebanyak 39 DAS Kritis

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRITIS

2005 sebanyak 62 DAS Kritis

ISU
ISU DAN
DAN PERMASALAHAN
PERMASALAHAN SUMBER
SUMBER DAYA
DAYAAIR
AIR
4. BANJIR
Frekuensi dan penyebaran daerah rawan banjir semakin
meningkat akibat perubahan iklim global, kerusakan DAS, alih
fungsi lahan pada kawasan resapan air dan daerah penampung
banjir.
Penanganan lebih banyak bersifat parsial, serta lebih dominan
pada solusi symptomatic (menangani gejalanya: tanggul,
sudetan, kanalisasi).
Pembangunan prasarana pengendali banjir tidak diimbangi dg
penyediaan dana OP yg memadai.

DAERAH SEBARAN BENCANA DI INDONESIA

Bencana Banjir di Banjarnegara

Pepohonan ikut
hanyut, menambah
daya rusak air thd
permukiman yang
dilewati di Sungai

Rano Wangko

2. Apa yang harus

kita
lakukan?
Total Manajemen Sumber Daya
Air
atau

Integrated Water Resources Management

Definisi
Definisi dan
dan Interpretasi
Interpretasi II W
W RR MM
the co-ordinated
development and management of water, land and

1. A process which promotes

related resources in order to maximise the resultant


economic and social welfare in equitable manner without
compromising the sustainability of vital eco-system
(GWP, 2000)

2. Co-ordinated management of resources in natural


environmental (water, land, flora, fauna) based on RIVER
BASIN as geographical unit, with objective of balancing
mans needs with necessity of conserving resources to
ensure their sustainability. IWRM is not dogmatic
frameworks, but a flexible, common-sense approach to
water management and development. (GWP-SEA, 2004).
3. Dengan interpretasi sederhana, IWRM dapat dimaknai
sebagai: proses MEMBANGUN KOMITMEN untuk

MEMAHAMI dan MENYIKAPI SECARA KOLEKTIF


darimana datangnya air, bagaimana

SIKLUSHIDROLOGI
HIDROLOGI
SIKLUS

Manaj. DAS
Manaj. JSA

Manaj. PA

Keterangan: DAS= Daerah Aliran Sungai, PA= Penggunaan Air, JSA= Jaringan Sumber Air

Pasal 3

SUMBER
SUMBERDAYA
DAYAAIR
AIR DIKELOLA
DIKELOLASECARA
SECARA
MENYELURUH
MENYELURUHDAN
DANTERPADU
TERPADUDAN
DANBERWAWASAN
BERWAWASAN L.H
L.H
PENGELOLAAN
DAERAH ALIRAN
SUNGAI
(Watershed Management )

PENGELOLAAN
JARINGAN SUMBER
AIR
(Water Body Managmt )

PENGELOLAAN
PENGGUNAAN AIR
(Water Use Management )

1. PERENCANAAN TATA
RUANG WILAYAH
2. PENGELOLAAN
KAWASAN HUTAN
3. PENGAWASAN
PENGGUNAAN LAHAN
3. REHABILITASI LAHAN
DAN KONSERVASI
TANAH
5. PELESTARIAN DAN
PENGELOLAAN DAERAH
RESAPAN AIR

1. PENGELOLAAN AIR
RENDAH (KERING)
2. PENGELOLAAN TINGGI
(BANJIR)
3. PENGELOLAAN
KUALITAS AIR
4. PENGELOLAAN
PRASARANA SUMBER
AIR
5. PENGELOLAAN SUMBER
AIR DAN LINGKUNGAN DI
SEKITAR SUMBER AIR

1. PENGELOLAAN SISTEM
IRIGASI
2. PENGELOLAAN SISTEM
AIR MINUM DAN
SANITASI
3. PENGHEMATAN
PENGGUNAAN AIR
4. PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR DAN SAMPAH

Karakteristik SUMBER DAYA AIR dan


Konsepsi Pengelolaannya
Sumber Daya Air : vital & strategis bagi pembangunan ekonomi, kesatuan, &
ketahanan nasional

Dikuasai negara digunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat.

Amanat UUD 1945

Horison WAKTU

MANFAAT

Multi sektor

Dampak Pengelolaan
Kesatuan sistem

Antar generasi

Bag. ekosistem

TERPADU

MENYELURUH

BERKELANJUTAN

Berwawasan LH

Letak GEOGRAFIS

PENGGUNAAN

Antar daerah
KERJASAMA

Pengelolaan SDA berbasis Wilayah Sungai dengan tetap memperhatikan otoritas Wil.administrasi
pemerintahan
UU No.7/04 SDA, UU No.32/04 dan
UU sektor lainnya

SISTEM
SISTEMALAMI
ALAMIAIR
AIR && SUMBER
SUMBERAIR
AIR
Kab C
Kab D

Batas DAS

Kota A

Kab B

LAUT

APA
APA YANG
YANG PERLU
PERLU DIPADUKAN?
DIPADUKAN?
1.

Daerah hulu dg Daerah


hilir

2.

Kuantitas dg kualitas air

3.

Air hujan, air permukaan


dan air tanah

4.

Land use dg water use

5.

Antar sektor

6.

Antar kelompok
pengguna

7.

Antar Daerah.

Keberhasilan
harus terukur
berdasarkan:
KEADILAN
EFISIENSI
EKONOMI
KEBERLANJUTA
N FUNGSI LH

3. Bagaimana

melaksanakan
Pengelolaan SDA?
Jalankan sesuai
amanat UU No.7/2004
tentang Sumber Daya
Air

3.1. Pembagian
tanggung jawab
pengelolaan SDA

Lingkup
Lingkup Pengelolaan
Pengelolaan SDA
SDA menurut
menurut
UU
UU
Upaya
Merencanakan

Melaksanakan

Memantau

Mengevaluasi

Penyelenggaraan
Konservasi SDA:
1.

TUJUAN:

2.
3.

Perlindungan dan
pelestarian SA
Pengawetan air
Pengelolaan kualitas air
dan pengendalian
pencemaran air
Menjaga kelangsungan
keberadaan daya dukung,
daya tampung, dan fungsi
SDA

Pendayagunaan SDA:
1.
2.
3.
4.
5.

Penatagunaan
Penyediaan
Penggunaan
Pengembangan
Pengusahaan
Memanfaatkan SDA
secara berkelanjutan dg
mengutamakan
pemenuhan kebutuhan
pokok kehidupan masy
secara adil

Pengendalian Daya
Rusak Air:
1.
2.
3.

Pencegahan
Penanggulangan
Pemulihan

Mencegah,
menanggulangi, dan
memulihkan akibat
kerusakan kualitas lingk.
yg diakibatkan oleh daya
rusak air

Arahan
Arahan Pengelolaan
Pengelolaan SDA
SDAmenurut
menurut UU
UU No.7/
No.7/ 2004
2004
VISI

Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yg berkelanjutan


untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Psl. 3

1. Konservasi SDA
2. Pendayagunaan SDA ( Penatagunaan, Penyediaan,

MISI

ASAS

Penggunaan, Pengembangan, dan Pengusahaan)

3. Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air


4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat,
dunia usaha, dan pemerintah
5. Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan
informasi SDA
Bab III, IV, V, VIII, IX
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kelestarian;
Keseimbangan;
Kemanfaatan umum;
Keterpaduan dan keserasian;
Keadilan;
Kemandirian; dan
Transparansi dan akuntabilitas.

Psl. 2

ACUAN
ACUAN Pengelolaan
Pengelolaan SDA
SDA
KEBIJAKAN berbasis Wil Administrasi:
NASIONAL
PROPINSI
KABUPATEN/ KOTA

POLA

Berbasis Wilayah Hidrografis


(Wilayah Sungai)

RENCANA
PROGRAM
Sektoral atau Daerah

KEGIATAN

POLA
POLAPENGELOLAAN
PENGELOLAANSDA
SDAsebagai
sebagaiBINGKAI
BINGKAIyg
ygmengikat
mengikat
POLA
Pengelolaan
Sumber Daya
Air

KERANGKA DASAR
dalam:
Merencanakan,
Melaksanakan, Memantau,
dan Mengevaluasi

Kegiatan:
KONSERVASI SDA
PENDAYAGUNAAN SDA
Pengendalian daya rusak air

Prinsip penyusunan Pola Pengelolaan SDA: (pasal 11)


1) Berdasarkan Wilayah Sungai
2) Keterpaduan pendayagunaan air permukaan dan air tanah
3) Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaan
4) Penyusunannya melibatkan peran masyarakat.
Pembagian WS di Indonesia ditetapkan oleh Presiden dg
memperhatikan pertimbangan Dewan SDA Nasional. (pasal 13 ayat 2)

Perlu diatur lagi dg Keppres

Pembagian Wil. Sungai di


Indonesia Menurut: Permen PU No.39/
1989

(SAAT INI )

Kalimantan
Sulawesi
Papua

Sumatera

Jawa

Terdiri atas 17,508 pulau


Jumlah penduduk: 206 juta
65% tinggal di Jawa

90 WS

15 WS Lintas
Prop
73 WS dalam 1
Prop
2 WS dikelola
BUMN

Usulan Pembagian Wilayah


Sungai di Indonesia
1 WS Lintas Negara
2 WS Lintas Provinsi
3 WS Strategis Nasional

4
22
40

4 WS Lintas Kabupaten/ Kota, dalam Provinsi


5 WS Dalam Kabupaten / Kota

49
16

Jumlah

133

Daftar WS & Peta dapat dilihat pada lampiran


Sebelumnya wilayah daratan Indonesia terbagi kedalam 90 WS
yang ditetapkan melalui Permen PU No. 39 Tahun 1989 (merupakan
pelaksanaan amanat UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan)

Substansi yg termuat dalam


POLA PENGELOLAAN SDA
1. Deskripsi tentang tujuan pengelolaan SDA di WS
2. Dasar pertimbangan yg dipergunakan
melakukan pengelolaan SDA

dalam

3. Beberapa skenario pengelolaan SDA


4. Alternatif pilihan strategi pengelolaan SDA (untuk
setiap skenario)
5. Langkah operasional untuk melaksanakan strategi
pengelolaan SDA
Catatan:
Time horizon perencanaan 20 tahun
Pola yg sudah ditetapkan dapat ditinjau sekurangkurangnya lima tahun

KELEMBAGAAN
KELEMBAGAAN PSDA
PSDA MENURUT
MENURUT
FUNGSINYA
FUNGSINYA
Menteri
Gubernur
Bupati REGULATOR
Walikota
Lembaga
legislatif

Proyek Pem.
Badan usahaDEVELOPER swasta/ masy/
koperasi

WADAH
KOORDINASI
Antara
lain:

OPERATOR

BKSDA
PJT
BPSDA.

USER dan
PUBLIC

User:
Pertanian
Perkotaan
Energi
Industri
Perkebun
Public:
PakarSDA
LSM
Masy Adat

WADAH
WADAHKOORDINASI
KOORDINASIPSDA
PSDA

(Arahan
(Arahanmenurut
menurutUU
UU No.7/2004
No.7/2004ttg
ttgSDA,
SDA,Bab
BabXII
XII ps
ps85
85s/d
s/dps
ps87)
87)
Tujuan pembentukan: mewujudkan keterpaduan tindak untuk
menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat air dan sumber air
Bertugas pokok menyusun dan merumuskan kebijakan dan
strategi PSDA.
Beranggotakan unsur pemerintah dan non pemerintah dlm
jumlah yg seimbang atas dasar prinsip keterwakilan*.
Dibentuk di tk Nasional (bernama Dewan), dan Provinsi (bernama
Dewan atau dg nama lain).

Dapat dibentuk di tk. Kab/Kota, dan atau WS sesuai kebutuhan


wilayah ybs.
Hubungan kerja antarwadah koordinasi bersifat konsultatif dan
koordinatif.
* Prinsip Keterwakilan: terwakilinya kepentingan unsur- unsur yang terkait,
misalnya sektor, wilayah, serta kelompok pengguna dan pengusaha SDA.

HAL-HAL
HAL-HALYG
YG DI
DI KOORDINASI
KOORDINASIKAN
KAN
No

Tingkat

Substansi yg di koordinasikan

NASIONAL

Jakstra PSDA Nas, Alokasi sumberdaya antar Prov,


Program Nasional, Resolusi/ Advokasi,
Program/Renc kegiatan terkait dg SDA yg
berdampak kepentingan nasional

PROVINSI

Jakstra PSDA Prop, Alokasi sumberdaya antar Kab/


Kota, Program SDA Prov, Resolusi/ advokasi,
Program/Renc kegiatan terkait dg SDA di prov.

KAB/ KOTA

Jakstra PSDA Kab/Kota, Alokasi sumberdaya Kab/


Kota, Program SDA Kab/Kota, Resolusi/ advokasi,
Program/Renc kegiatan terkait dg SDA di kab/kota.

WILAYAH
SUNGAI

Renc Induk PSDA WS, Renc peruntukan air, Renc


Penggunaan Air Tahunan, Program Tahunan O&P,
Perizinan penggunaan air yg berdampak besar,
Sharing biaya & manfaat, Tarif penggunaan Air dan
Sumber Air, Antisipasi banjir & kekeringan dan
issue lokal lainnya.

Urusan pemerintahan yg berkaitan dg


PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
(menurut UU No.7 /2004 ttg SUMBER DAYA AIR)

WW & TJ Pusat

WW & TJ Prov

WW & TJ Kab/Kot

1.

Urusan seperti tsb


pada pasal 14

1.

Urusan seperti tsb


pada pasal 15

1.

Urusan seperti tsb


pada pasal 16

2.

Pengembangan
sistem irigasi primer
dan sekunder pada
lintas Prov ( Ps 41 ay 2

2.

Pengembangan
sistem irigasi primer
dan sekunder pada
lintas Kab/Kota ( Ps

2.

Pengembangan
sistem irigasi primer
dan sekunder dalam
1 kab/kota ( Ps 41 ay 2

3.

huruf a)

41 ay 2 huruf b)

huruf c)

Pengelolaan irigasi 3.
pada DI yg luasnya >
3.000 ha atau DI
sedang yg lintas
Prov, strat nas, dan
lintas negara ( Penj Ps

Pengelolaan irigasi 3.
pada DI yg luasnya
1.000 ha s.d 3.000
ha atau DI kecil yg
lintas Kab/Kota. (Penj

Pengelolaan irigasi
pada DI yg luasnya
< 1.000 ha (DI kecil)
yg berada dalam
satu Kab/Kota. (Penj

Ps 41 ay 2)

Ps 41 ay 2)

41 ay 2)

GARIS
GARISBESAR
BESARPEMBAGIAN
PEMBAGIAN
WEWENANG
WEWENANG&&TANGGUNG
TANGGUNGJAWAB
JAWABPENGELOLAAN
PENGELOLAANSDA
SDA
Menurut UU No.7/2004 ttg S.D.Air:

PEMERINTAH
PUSAT
Pengelolaan SDA yang
terletak pada Wil. Sungai:
- Lintas Provinsi
- Lintas Negara
- Strategis Nasional

PEMERINTAH
PROVINSI

PEMERINTAH
KAB/KOTA

Pengelolaan SDA yang


terletak pada Wil. Sungai:
- Lintas Kabupaten/
Kota

Pengelolaan SDA yang


terletak pada Wil. Sungai:
- dalam Kabupaten/
Kota.

Pasal 15

Pasal 16

Pasal 14

Sebagian WEWENANG Pemerintah (Pusat) dalam


pengelolaan SDA dapat diselenggarakan oleh
pemerintah daerah sesuai dg peraturan per-UU-an.
(Pasal 18)

MODEL
MODELPENGALIHAN
PENGALIHANWEWENANG
WEWENANGPEMERINTAHAN
PEMERINTAHANKEBAWAH
KEBAWAH
Dk: Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang pemerintahan oleh Pem
Pusat kpd Gubernur sebagai wakil
Pem.Pusat dan/atau kpd instansi
vertikal di wil tertentu. (UU No.32/04 ps

Dk

Pem.
Pusat
T.P
T.P

Pem.
Provinsi

T.P

1 angka 8)

T.P

T.P

Pem.
Kab/Kota T.P
Desa

T.P: Tugas Pembantuan yaitu penugasan


dari Pem.Pusat kpd daerah dan/atau desa,
dari pem.prov kpd kab/kota dan/atau desa,
serta dari pem kab/kota kpd desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
(UU No.32/04 ps 1 angka 9)

Pendelegasian secara selektif* bisa


seperti ini
Batas WS

iB

Su
ng
a

Su

ai
g
n

Su
n

ga
iA

Wilayah Balai PSDA

Batas Kab/Prov
ai
ng
Su

Su
ng
ai
D

Sungai Kab/Prov
*) Tergantung kesiapan dan kemampuan
Daerah penerima.

Unit
Unit Pengelola
PengelolaSumber
SumberDaya
DayaAir
Airdi
diWilayah
WilayahSungai
Sungai2007
2007
WS yg menjadi
TJ Pusat
Dirjen. SDA

WS yg menjadi
TJ Prov

T.P/ Dekon (Ps 18)

Gubernur

T.P

T.P (Ps 18)

WS yg menjadi
TJ Kab/Kota

Bupati/Wl Kota

Dinas SDA Prov

Balai PSDA WS
SKPD Prov

SKPD Prov

Dinas SDA
Kab/Kot

Pembang SDW
Pembang Rawa
Pembang Irigasi

SKPD Kab/Kot
Ps 19 UU SDA
Ps 19 UU SDA

OP SDA
Keterangan:

SKPD Prov adalah UPT Dinas (Balai


PSDA) yg wil kerjanya di WS ybs.

SKPD Kab/Kot

Unit Bantuan
Tekn Pusat
Unit Bantuan
Tekn Pusat

SKPD Kab/Kot adalah UPT Dinas


Kab/Kot yg wil kerjanya di WS ybs.

3.2. Aspek finansial


dalam pengelolaan
SDA

Sumber Pembiayaan Pengelolaan


SDA
Sumber dana untuk Pembiayaan PSDA dapat berupa: (UU No.7/2004 Ps 77 ay 3)
a) Anggaran Pemerintah,
b) Anggaran Swasta, dan
c) Hasil penerimaan Biaya Jasa Pengelolaan (BJP) SDA.
Dalam hal terdapat kepentingan mendesak untuk
pendayagunaan SDA pada WS lintas Prov, lintas
Kab/Kota, dan Strategis Nasional, pembiayaan
pengelolaan SDA ditetapkan secara bersama oleh
Pemerintah dan pemda ybs melalui pola kerjasama.
(UU No.7/2004 Ps 78 ayat 4)

Biaya Jasa Pengelolaan (BJP) Sumber Daya Air


Ditetapkan berdasarkan kebutuhan nyata pengelolaan
SDA; yg meliputi biaya: (ps 77 ay 1 dan 2)
a.
b.
c.
d.
e.

sistem informasi
perencanaan
pelaksanaan konstruksi
O&P
Pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat.

Setiap jenis pembiayaan pengelolaan SDA tsb diatas,


mencakup 3 aspek pengelolaan SDA, yaitu: KONSERVASI SDA,
PENDAYAGUNAAN SDA, dan PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR.
(Penjelasan Pasal 77 ayat 2)

Pengguna SDA menanggung BJP SDA (kecuali pengguna


SDA untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan
untuk pertanian rakyat) ps 80 ay 1 dan 2
Pengelola SDA berhak atas hasil penerimaan dana yg
dipungut dari pengguna jasa PSDA (ps 80 ay 6).

Contoh kasus:

Nilai Investasi
Pengembangan WS. Kali Brantas

Prasarana pengairan (1961 2003)


5 bendungan (waduk tahunan
3 bendungan (waduk harian)
6 bendung (3 bh adalah bendung karet)

270 km perbaikan sungai (K. Widas, K. Brantas,


K.Surabaya, K. Mas dan K. Porong)
2 terowong banjir @ 1 km

Total investasi: Rp. 7,63 triliun (nilai equivalent tahun 2003)


Manfaat :

Nilai manfaat tahunan : Rp 1,265 triliun

Rincian Kebutuhan Biaya OP Sumber


Daya Air
pada
DAS Brantas Th Milyar
2003
Rp Milyar Rp
a.
Biaya
Langsung

1) O&P Sarana dan Prasarana Pengairan :


a) Bendungan
:
b) Bendung, Pintu Air dll
:
c) Sungai yang telah dibangun
:
d) Sungai yang masih alami
:
2) Pengelolaan Fasilitas pendukung
:
a) Monitoring Kuantitas Air dan pengendalian :
banjir
b) Monitoring Kualitas Air dan pengendalian :
pencemaran
air Kantor
c) Pemeliharaan
:
d) DSS/Information Sistem
:
3) Perlindungan Daerah Aliran Sungai
:
a) Perlindungan lingkungan sungai
:
b) Perlindungan air
:
4) Bimbingan dan Penyuluhan
:
b. Biaya Tidak Langsung (30% biaya langsung)
:
Total Biaya O&P
:

68,05
40,55
6,10
16,75
4,66
4,03
1,44
1,39
0,27
0,93
15,26
11,88
3,38

Kontribusi dari penerima pemanfaat pd th 2003 adalah sebesar


Rp 38,57M (hanya sebesar 33,6% dari kebutuhan) yang terdiri dari:
Listrik
PDAM
Industri

(Rp 21,18/KWh) :
(Rp 40/ m3)
:
(Rp 80/ m3)
:

Rp. 17,99 M
Rp. 9,90 M
Rp. 10,67 M

1,21
26,56
115,11

3.3. Akuntabilitas
penggunaan dana
pengelolaan SDA

Manfaat Pengelolaan Kali Brantas


Selama 40 Tahun
Pemanfaat
- Pengendalian banjir
(60.000 ha)
- Air irigasi
- Energi listrik

Satuan

1960

2000

Banjir sungai utama

Banjir tiap tahun


dan frontal

Kasus Lokal

Intensitas tanam

0,8 x / th

2,2 x / th (244%)

Juta kWH/th

170

1.200 (706%)

- Air baku air minum

Juta m3/th

73

206 (282%)

- Air industri

Juta m3/th

50

129 (258%)

PDRB WS. K., Brantas: ( th. 1970 vs 2000)

Rp. 0,33 triliun Rp. 98,8 triliun (naik 299 x)


58% dari PDRB Jawa Timur (2000) industri : 81% (naik 874 x)

E. Java

Brantas Basin

E. Java

Brantas Basin

E Java

Brantas Basin

POLA VS AKTUAL
OPERASI WADUK SELOREJO TAHUN 2005 - 2006
625.00

24.00

620.00

21.00

615.00

18.00

610.00

15.00

LWL (Muka Air Normal) El. 606,00 m

605.00

12.00

600.00

9.00

LWL (Siaga Kekeringan) El. 598,00 m

595.00

6.00

590.00

3.00
Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Peb

Mar

Apr

Bula n
Pola Elevasi (m)

Aktual Elevasi (m)

HWL (El. 622,00 m)

LWL Normal (El. 606,00 m)


Akt. Debit Inflow (m3/dt)

LWL Siaga kering (El. 598,00 m)


Pola Debit Outflow (m3/dt)

Pola Debit Inflow (m3/dt)


Akt. Debit Outflow (m3/dt)

Mei

Debit (m 3/dt)

Elevasi Muka Air Waduk (m)

HWL (Muka Air Tinggi) El. 622,00 m

3.4. Hal lain yg perlu


diketahui oleh
Pengawas Lapangan

HAK
HAK GUNA
GUNAAIR
AIR dan
dan PERIZINAN
PERIZINAN
JENIS HAK

CARA
Memperoleh
Tanpa Izin

UNTUK
SIAPA

Dengan Izin
Pasal 8 ayat 2

HAK GUNA
USAHA

Dengan Izin

PERSYARATAN
APA

Perorangan

Kebutuhan pokok
sehari-hari

Perorangan
atau
Kelompok

Pertanian rakyat dalam


sistem irigasi yg sudah
ada

Perorangan

Kebutuhan pokok
sehari-hari

Perorangan
atau
Kelompok

Pertanian di luar sistem


irigasi yg sudah ada

Kelompok

Kebutuhan pokok
sehari-hari dan
kebutuhan sosial

Perorangan/
Kelompok/
Bdn. Usaha

Untuk memenuhi
kebutuhan usaha

Pasal 8 ayat 1

HAK GUNA
PAKAI

UNTUK

Tidak mengubah
kondisi sumber air

Mengubah kondisi
sumber air

HAK
HAK DAN
DAN KEWAJIBAN
KEWAJIBAN MASYARAKAT
MASYARAKAT
Masyarakat Berhak :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

UU SDA ps 82 dan ps 84

Memperoleh informasi yang berkaitan dg pengelolaan SDA


Memperoleh penggantian yg layak atas kerugian yg dialaminya akibat
pelaksanaan pengelolaan SDA
Memperoleh manfaat atas pengelolaan SDA
Menyatakan keberatan thd rencana pengelolaan SDA yg diumumkan.
Mengajukan laporan dan pengaduan kpd pihak yg berwenang atas kerugian yg
menimpa dirinya akibat pengelolaan SDA,
Mengajukan gugatan kpd pengadilan thd berbagai masalah SDA yg merugikan
kehidupannya.
Mempunyai kesempatan yg sama untuk berperan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan thd pengelolaan SDA.

Masyarakat Berkewajiban :
1.
2.
3.
4.
5.

UU SDA ps 83, dan ps 80

Memperhatikan kepentingan umum;


Melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sumberdaya air;
Melindungi dan mengamankan prasarana sumberdaya air;
Membantu usaha pengendalian & pencegahan pencemaran air.
Ikut menanggung biaya jasa pengelolaan SDA. (khusus untuk kelompok
pengguna tertentu).

PENUTUP

Yang diharapkan dari Pengawas Lapangan


1.

Deteksi dini tentang kondisi SDA dan kinerja sarana


dan prasarananya.

2.

Responsif terhadap masukan/keluhan masyarakat.

3.

Menggalang komunikasi dan kerjasama yg


konstruktif dengan masyarakat.

4.

Catat dan buat laporan yg memuat


saran/rekomendasi untuk perbaikan kinerja sarana
dan prasarana.

5.

Antisipatif ketika mengetahui adanya pelanggaran


thd ketentuan peraturan per-UU-an.

6.

Bertanggung jawab menjaga mutu pelaksanaan


pekerjaan konstruksi dan OP.

Anda mungkin juga menyukai