TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Menurut Saifuddin pengetahuan di defenisi sebagai suatu kompleks yang
berada dalam pikiran manusia yang diperoleh dari suatu proses belajar.
Pengetahuan pada dasarnya berasal dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung
maupun pengalaman orang lain.
B. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau konjuntif merupakan dominan terbentuknya suatu
tindakan seseorang (over behaviors). Pengetahuan yang mencakup dalam
dominan kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalamnya mengingat (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang di ketahu, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
sebagai objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menggambarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen- komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata- kata kerja : menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian- bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasiformulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas,
menyesuaikan, dan sebagainya, terrhadap suatu teori atau rumus- rumus yang
telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. Misalnya
DNA Virus HPV dan telah diidentifikasi sebanyak 20 tipe yang menjadi penyebab
kanker leher rahim, tetapi paling banyak (70%) kanker leher rahim disebabkan
tipe 16 dan 18 (Prawirohardjo, 2006 dan Nurwijaya, 2010.)
Faktor- faktor resiko kanker leher rahim berhubungan erat dengan prilaku
terutama gaya hidup seks (Nurwijaya, 2010).
Faktor resiko adalah faktor yang memudahkan terjadinya infeksi virus
HPV dan faktor lain yang memudahkan terjadinya kanker leher rahim
atau
meningkatkan resiko menderita kanker leher rahim. Hasil penelitian para ahli,
disamping infeksi HPV, ditemukan faktor- faktor pendukung lainnya yang dapat
menimbulkan kanker leher rahim.
1.
2.
3. Wanita perokok memiliki resiko dua kali lebih besar terhadap kanker
leher rahim daripada nonperokok.
4. Multiparitas
5. Pengguanaan pil kb dapat meningkatkan resiko kejadian kanker leher
rahim, terutama yang sudah positif terhadap HPV (Nurwijaya, 2010).
6. Imunosupresi/ infeksi HIV.
7. Faktor genetik.
8. Status sosial ekonomi yang rendah (gizi buruk, pendapatan dan
pendidikan yang rendah, dan kurangnya fasilitas untuk skrining dan
pelayanan kesehatan). (Ranuh dkk, 2008)
Stadium I
Stadium Ia
Stadium Ia1
Stadium Ia2
Stadium Ib
Stadium Ib1
Stadium Ib2
Stadium II
Stadium IIa
Stadium IIb
Stadium III
Stadium IIIa
Stadium IIIb
Stadium IV
Stadium IVa
Stadium IVb
Hubungannya kuat, dan setiap tipe HPV mempunyai hubungan patologik yang
berbeda.
HPV 6, 11, 42, 43 dan 44 jarang ditemukan pada neoplasma, sedangkan
tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51 ,56 dan 58 sering ditemukan pada kanker dan lesi
prekanker (Tjokronegoro, 2002)
c. Pencegahan Tertier
Usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi kanker.
Komplikasi apa yang mungkin timbul dapat diantisipasi kalau kita
mengetahui jenis kanker itu, patologinya serta epidemiologinya.
(Sukardja, 2000)
Pencegahan tertier yaitu pengobatan untuk mencegah
komplikasi klinik dan kematian awal. (Tjokonegoro, 2002)
F. Defenisi Vaksin
Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa
sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung
sifat antigenisitas. (Ranuh dkk, 2008)
Vaksin adalah zat yang terbuat dari bagian virus atau kuman yang
tujuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu.
(Prawirohardjo, 2006)
Vaksinasi merupakan suatu tindakan
paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh dkk,
2008.)
vaksin
HPV
bivalen
dan
kuadrivalen
menunjukan
bertahun tahun untuk kanker leher rahim berkembang, tetapi prosesnya juga dapat
terjadi waktu kurang dari 12 bulan. Sebagai bentuk sel- sek kanker, sel- sel yang
abnormal ukuran dan
berkembang biak.