Anda di halaman 1dari 4

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan
konsumen starbucks di kota Bandung. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan experiential marketing yang dilakukan distarbucks menurut
hasil kuesioner ditanggapi baik oleh responden dengan nilai rata-rata
secara keseluruhan 4,86 yang berada pada interval 3,40-4. Berdasarkan
data yang diperoleh sebagian responden menyatakan bahwa pelaksanaan
experiential marketing distarbucks memuaskan atau baik.
2. Sedang untuk hal kepuasan konsumennya berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil penyebaran kuesioner kemuadian diolah dengan spss 19
menyatakan bahwa banyak responden yang puas dengan starbucks,
dengan nilai rata-rata secara keseluruhan 3,50 yang berada pada interval
3,40-4,19 yang berarti puas atau baik.
3. Pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan konsumen di
starbucks bandung.
a.

Variabel sense tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen

karena lebih kecil dari nilai t tabel. Berarti konsumen tidak terlalu
memperhatikan pentingnya sense yang meliputi layout dan desain
ruangan, kesejukan dan kebersihan di starbucks.

b.

Variabel feel berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen lebih besar dari nilai t tabel. Berarti starbucks memperhatikan


pentingnya feel konsumen dengan sikap karyawan yang ramah dan sopan,
pelayanan yang cepat dan tepat, keamanan makanan yang ada. Sehingga
konsumen akan merasa aman dan nyaman untuk berkunjung.

c.

Variabel think berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen lebih besar dari nilai t tabel. Karena cara berpikir konsumen
adalah

minum secangkir kopi distarbucks sudah merupakan lifestyle

konsumen dan menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan.


d.

Variabel act

berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan

konsumen lebih dari nilai t tabel.

Starbucks sangat memperhatikan

pentingnya act konsumen yaitu perusahaan sebisa mungkin mempengaruhi


pelanggan dengan keunikan menu, memberikan kebebasan konsumen untuk
berperilaku dengan meminta ganti untuk menu yang dirasa kurang berkenan,
serta memberikan kesempatan konsumen untuk dapat berinteraksi dengan
karyawan.

e.

Variabel related tidak berpengaruh terhadap konsumen lebih dari

nilai t tabel. Konsumen tidak terlalu memperhatikan hubungannya dengan


perusahaan seperti menjadi folower di sosial media, maupun bergabung
dengan komunitas pecinta starbucks.

4.2 Saran
Starbucks di Bandung harus lebih bisa menonjolkan sisi experience
dari perusahaannya tersebut, karena di era globalisasi dengan persaingan
bisnis yang ketat seperti saat ini setiap perusahaan harus bisa memberikan
deferensiasi produk. selain itu strategi seperti experiential marketing yang
digunakan oleh strabucks sudah banyak ditiru oleh perusahaan yang
sejenis. Untuk itu untuk memberikan perbedaan yang akan mudah
tertanam dibenak konsumen starbucks sebaiknya:
1. Melakukan sebaiknya harus lebih sigap menghadapi keluhan
konsumen, sehingga konsumen mengeluh pada tempatnya atau
langsung ditanggapi langsung, tidak mengeluh lewat sosial
media, karena apabila hal tersebut terjadi akan menimbulkan
word of mouth negatif.
2. Apabila konsep experiential marketing yang diterapkan
starbucks. Untuk setiap minggunya adakan event seperti musik
untuk semakin menambah citra pengalamannya.
3. Berikan insentif untuk konsumen yang bergabung dalam
keanggotaan starbucks seperti lewat ssosial media., yang akan
menjalin keterikatan lebih dekat antara produsen dan konsumen
yang bisa menimbulkan co creation.
4. Lebih teliti dalam hal layout kebersihan dan semua aspek
dalam ruangan, boleh sesekali untuk menghingkan kejenuhan
layout diubah sesuai hasil evalusi need and want konsumen,

dengan

tidak

experience.

mengesampingkan

kenyamanan

dan

cita

Anda mungkin juga menyukai