Lap Cawan HTNG
Lap Cawan HTNG
KUANTITASI MIKROBE
HITUNGAN CAWAN
I. TUJUAN
Melatih melakukan pengenceran serial dan menentukan konsentrasi
suspensi bakteri dengan metode hitungan cawan.
II. TEORI
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
malainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme atau yang sering disebut mikroba atau jasad renik. Dunia
mikroorganisme terdiri dari lima kelompok, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae,
dan jamur. Mikroorhanisme sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa di
antaranya ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan (Handymom, 2009).
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih
tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu
spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri
memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil
dan berukuran renik (mikroskopis) (Adi, 2008).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan micron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan
granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan
endospora.
Struktur dasar sel bakteri
granula
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis
bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan
lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral
yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih
pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan
hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis
pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram
positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan
bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi
genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya,
suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral
(spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
2. Bakteri Basil :
3. Bakteri Spirilia :
PEMBIAKAN BAKTERI
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja, yaitu
pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika
faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan
pembelahan diri atau divisio. Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase, yaitu :
a. Fase Pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak
lurus pada arah memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini
tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna, di tengah-tengah sering
ketinggalan suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih
tetap
berhubung-hubungan.
Hubungan
protoplasma
disebut
plasmodesmida.
c. Fase Terakhir telah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera
berpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali daripada yang lain, setelah
dinding melintang menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini
merupakan koloni yang merata, jika diftara pada medium padat.
Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh itu tetap
bergandengan setelah pembelahan. Bakteri macam ini merupakan koloni
yang kasar permukaannya.
adalah
bahan
yang
digunakan
untuk
menumbuhkan
10
tidak dapat digunakan karena pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak
daging dapat menyebabkan terbentuknya endapan posfat dan Magnesium fosfat.
Berdasarkan pada sumber karbon yang digunakan, organisme dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Organisme autotrof
Organisme
yang
dapat
mensintesis
semua
karbonnya
b. Kemoautotrof
Autotrof
yang
memperoleh
energi
dari
oksidasi
d. Fotoheterotrof
11
Media Biak
Sesuatu larutan biak yang dapat dibuat dari senyawa-senyawa kimia
tertentu, disebut media biak. Harus diusahakan agar untuk setiap mikroorganisme
dapat ditetapkan kebutuhan bahan makanan minimum dan mengembangkan
medium minimum yang tidak mengandung lebih banyak komponen daripada yang
diperlukan untuk pertumbuhan. Jenis-jenis yang mempunyai tuntutan tinggi
memerlukan sejumlah besar zat pelengkap.
a. Media Biak Kompleks
Untuk banyak mikroorganisme bertuntutan tinggi belum dikenal benar bahanbahan makanan yang diperlukan. Larutan-larutan biak tidak dibentuk dari
senyawa-senyawa murni tetapi lebih disukai untuk menggunakan zat-zat
kompleks, seperti air dadih, melase, air rendaman jagung atau ekstrak kedele,
Media biak seperti ini disebut media biak kompleks.
b. Media Biak Padat
Untuk membuat biak padat pada larutan biak cair ditambahkan bahan pemadat
yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air. Bahan pemadat yang
hampir ideal adalah agar. Agar adalah polisakarida dengan susunan kompleks
dan teratur kuat berasal dari ganggang laut. Bila diperlukan media biak padat
tanpa komponen-komponen organik, maka dipakai silikogel sebagai bahan
pemadat.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut
medium. Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai
bergantung kepada banyak faktor, salah satu diantaranya adalah macam
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Jika kita ingin mengisolasi biakan
murni bakteri dari mulut kita, maka air liur itu diinokulasikan sedikit saja pada
medium yang cocok sedemikian rupa hingga sel-sel mikroba tumbuh terpisahpisah pada medium tadi. Bahan yang diinokulasikan pada medium itu disebut
inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan
metode cawan gores atau metode cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendirisendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikrobe individu itu memperbanyak diri
12
sedemikian cepatnya sehingga di dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel
yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni ini dapat dilihat oleh mata
telanjang. Setiap koloni yang berlainan dapat mewakili macam organisme yang
berbeda-beda,
setiap
koloni
merupakan
biakan
murni
satu
macam
mikroorganisme. Jika dua sel mikrobe pada inokulum asal terlalu berdekatan
letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel
dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel
yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni.
Dasar metode hitungan cawan dengan anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang
muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat
hidup yang terkandung dalam sampel. Cawan yang dipilih untuk penghitungan
koloni adalah yang mengandung antara 30-300 koloni. Untuk memperoleh
sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang
memenuhi syarat maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan.
Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang
bersangkutan.
Dalam kegiatan ini, kita akan mencoba dua macam prosedur hitungan cawan
yaitu:
1.
Metode penyebaran
2.
Metode penuangan
13
besar. Karena alasan ini adalah amat penting untuk menggunakan nilai pH
awal yang optimum dan mempertahankannya sepanjang pertumbuhan.
2. Karbondioksida
Larutan biak yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
autotrof yang memfiksasi CO2, biasanya ditambahi Na-bikarbonat dan
diinkubasi di bawah atmosfir yang mengandung CO2 dalam wadah tertutup.
Tetapi juga mikroorganisme heterotrof, yang mengasimilasi juga sumbersumber karbon organik memerlukan CO2.
3. Kadar Air dan Tekanan Osmotik
Mikroorganisme menunjukkan perbedaan yang luas dari segi tuntutan
keperluan akan kadar air. Untuk dapat membandingkan larutan dalam air dan
zat-zat padat dari segi banyaknya air yang tersedia, digunakan parameter
aktivitas sir (aw) atau kelembaban relatif.
4. Suhu
Menilik tumbuhan mengenai suhu inkubasi mikroorganisme berbeda-beda
perilakunya. Sebagian besar bakteri tanah dan air bersifat :
-
5. Aerasi
Untuk semua mikroorganisme aerob obligat, oksigen merupakan akseptor
elektron yang sangat penting. Untuk bakteri yang tumbuh di atas agar atau
pada lapis tipis cairan yang berkontak dengan udara, biasanya tersedia cukup
oksigen. Di dalam lapis media biak cair yang lebih tebal, bakteri-bakteri aerob
hanya tumbuh pada permukaan: dibawahnya keadaan menjadi semakin
14
anaerob. Agar di dalam lapisan-lapisan lebih dalam pada biak cair masih
dimungkinkan pertumbuhan bakteri aerob, diperlukan aerasi.
6. Biak Anaerob
Untuk menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob kuat penyingkiran O2 udara
merupakan persyaratan yang amat perlu.
Suatu empiris telah diketahui, bahwa bentuk koloni itu mempunyai
hubungan erat dengan kemampuan bakteri untuk menimbulkan penyakit dan pula
dengan kemampuannya untuk menambah kekebalan. Perubahan-perubahan sifat
koloni yang dapat dialami oleh bakteri yang ditumbuhkan pada medium padat
berupa kehalusan, kekasaran, berlendir, atau tidak, tidak halus atau tidak kasar,
besar atau kecil, lemah atau tidak. Sifat-sifat tersebut ditandai dengan huruf besar
sebagai singkatan dari bahasa asing yang lengkapnya seperti di bawah ini :
a. S (Smooth) melukiskan koloni yang halus dan bundar
b. R (Rough) untuk koloni yang kasar dan tidak teratur
c. M (Mucoid) untuk koloni yang berlendir
d. I (Intermediate) yaitu sifat antara S dan R
e. G (Gonidial) yaitu kecil-kecil yang serupa titik-titik
f. L (Pelo = Pleuropneumonia-like-organism) bakteri ini lunak dan mudah
rusak kalau dibuat preparat.
Dasar metode hitungan cawan dengan anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang
muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat
hidup yang terkandung dalam sampel.
Cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni adalah yang mengandung
antara 30-300 koloni. Untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan
mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat maka harus dilakukan
sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam
sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan
faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
15
Dalam kegiatan yang telah dilakukan, terdiri dari dua macam prosedur
hitungan cawan, yaitu metode penyebaran dan metode penuangan.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Korek api
Rak tabung
Spiritus
Volume pipet 5 mL
Volume Pipet 10 mL
3 buah cawan petri
3 buah tabung reaksi
Sumbat tabung reaksi
* Semua alat harus steril
b. Bahan
Aquades
Nutrien agar
Sampel air keran toilet putri lantai 2 gedung D6 Farmasi Unpad
IV. PROSEDUR
1. Semua langkah kerja harus dilakukan dengan cara aseptik
2. Setiap tabung diberi label agar tidak tertukar (diberi label a, b, c)
3. Lakukan pengenceran pada sampel pada tiap-tiap tabung
4. Pada tabung a, dilakukan pengenceran sampel dengan konsentrasi 10-1,
diambil 1 mL sampel dan ditambahkan dengan 9 mL aquadest, campuran
dikocok
5. Pipet 1 mL sampel dari tabung a (10-1), dimasukkan ke dalam tabung b,
kemudian encerkan pula dengan penambahan 9 mL aquadest, jadi didalam
tabung b merupakan sampel dengan konsentrasi 10-2, lalu dikocok
16
JUMLAH KOLONI
175 koloni
163 koloni
156 koloni
Perhitungan :
Kisaran yang paling tepat dalam menghitung koloni pada cawan adalah
30-300 koloni per cawan. Jika jumlah koloni < 30 atau >300, maka tidak
dimasukkan ke dalam perhitungan.
Jumlah koloni per ml sampel = (175 x 10) + (163 x 100) + (156 x 1000)
3
17
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum pembiakan bakteri dengan metode cawan hitung ini,
semua pengerjaan harus dilakukan secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi
dari lingkungan luar terhadap sampel ataupun biakan bakteri yang akan dibuat.
Pertama-tama saat dilakukan pengenceran sampel, diperlukan tiga tabung
reaksi dan volume pipet
autoklaf. Tabung reaksi dikeringkan di dalam oven, namun volume pipet tidak
boleh dikeringkan didalam oven karena volume pipet merupakan alat yang
mempunyai skala, jika dikeringkat dengan cara pemanasan akan memuai.
Tabung reaksi merupakan wadah untuk pengenceran sampel, sampel
diencerkan tiga kali sehingga didapatkan konsentrasi 10-1, 10-2, dan10 -3, masing
masing konsentrasi dimasukkan dalam tiap tabung reaksi dan diberi label agar
tidak terukar. Volume pipet digunakan untuk memipet dan memindahkan sampel
serta aquadest kedalam tabung reaksi. Pada mulut volume pipet harus dipastikan
masih terdapat kapas yang menutupi mulut volume pipet tersebut. Hal ini
bertujuan agar bakteri yang terdapat dalam sampel tidak terhirup oleh mulut serta
bakteri dari mulut juga dapat disaring oleh kapas. Cairan sampel dan aquades
dihirup dengan volume pipet yang berbeda lewat mulut, bukan menggunakan bulb
pipet. Untuk sampel, digunakan volume piper berskala 5 mL sedangkan untuk
aquadest digunakan volume pipet berskala 10 mL. Semua pengerjaan pengenceran
harus dilakukan dekat api, namun juga tidak boleh terlalu panas karena suhu yang
terlalu panas dapat mematikan bakteri sehingga bakteri tidak dapat tumbuh
sementara tujuan dari praktikum ini adalah mengamati pertumbuhan bakteri
dengan faktor lingkungan dan nutrisi yang cocok.
18
19
Setelah 18-24 jam, sampel diambil dari inkubator dan dihitung jumlah
koloni bakteri di dalam masing-masing cawan. Saat akan dilakukan perhitungan
terlihat bahwa bakteri pada cawan 10-1 jauh lebih banyak daripada bakteri pada
kedua cawan lainnya. Untuk memudahkan perhitungan, apabila penyebaran
bakteri merata cawan petri bisa dilukis menjadi empat kuadran, dihitung salah
satu kuadran saja lalu jumlahnya dikalikan empat. Jumlah yang didapat pada
masing-masing cawan petri adalah:
bakteri
dengan
mengeluarkan
metabolit
tertentu
20
VII. KESIMPULAN
Apabila kita ingin mengisolasi biakan murni bakteri dari suatu sampel, maka
sampel tersebut diinokulasikan sedikit saja pada medium yang cocok sedemikian
rupa sehingga sel-sel mikrobe tumbuh terpisah-pisah pada medium tadi. Bahan
yang diinokulasikan pada medium itu disebut inokulum. Dengan menginokulasi
medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau metode
cawan tuang.
Proses pengerjaannya harus senantiasa aseptik (didekatkan dengan api), agar
terhindar dari bakteri hidup yang sifatnya mudah masuk ke dalam tubuh manusia
melalui udara, tetapi jangan terlalu dekat juga dengan api, karena dapat
membunuh bakteri tersebut.
Dari pengamatan yang kami lakukan melalui perhitungan
jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam cawan, maka dapat kami ambil
kesimpulan bahwa koloni bakteri yang terdapat dalam ketiga cawan tersebut tidak
dapat dijumlahkan karena tidak memenuhi syarat. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa syarat koloni bakteri yang dapat dihitung yaitu berkisaran antara 30-300
koloni bakteri. Karena jika di bawah 30 koloni/mL, maka memiliki statistik yang
kurang bagus bagus sehingga kemungkinan melakukan kesalahan lebih besar.
Sedangkan pada jumlah koloni bakteri yang lebih dari 300 koloni/mL akan
21
memiliki biakan yang kurang bagus karena medium agar (NA) hanya untuk 300
koloni bakteri.
22
DAFTAR PUSTAKA
Buchanan, R.E., dan N.E. Gibbons (eds.). 1974. Bergeys Manual of
Determinative Bacteriology. 8th ed. Williams & Wilkins. Baltimore.
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi I. penerjemah:
Ratna Siri Hadioetomo. Jakarta : UI Press.
Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
23