Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

MENURUT UUD 1945


( Hasil Amandemen 2002)

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD 1945


( Hasil Amandemen 2002)

Sistem Pemerintahan Negara dikenal dengan 7Kunci Pokok


Sistem Pemerintahan Negara, yang meliputi:
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas Hukum
(Rechstaat)
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machstaat). Pemerintahan dan lembaga-lembaga
negara lainnya harus dilandasi oleh peraturan hukum dan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.

2. Sistem Konstitusi
Pemerintahan berdasarkan pada sistem konstitusi (Hukum Dasar)
bukan bersifat absoulut (kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem
konstitusi memberikan penegasan bahwa cara pengendalian
Pemerintahan dibatasi oleh:
a. Ketentuan Konstitusi
b. Ketentuan hukum lainnya
c. Ketetapan MPR
d. Undang-Undang, dsb.

3. Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan rakyat


Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Psl.1 ayat 2)
yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat
MPR menurut UUD 1945 (hasil amandemen) hanya memiliki kekuasaan sbb:
1. Melakukan perubahan UUD
2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden
3. Memberhentikan Presiden/Wakil Presiden sesuai masa jabatan, atau jikalau
melanggar suatu konstitusi.

4. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi


disamping MPR dan DPR.
Presiden merupakan penyelenggara Pemerintahan tertinggi disamping MPR dan DPR,
karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat (Psl.6A ayat 1). Presiden tidak lagi
merupakan Mandataris MPR melainkan dipilih langsung oleh rakyat.

5. Presiden Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR


Disamping Presiden adalah DPR, Presiden harus mendapat persetujuan DPR untuk
membentuk UU (psl.5 ayat 1) serta untuk menetapkan anggaran pendapatan dan
belanja negara (Psl.23).

6. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, Menteri Negara


Tidak
Bertanggungjawab Kepada DPR
Presiden didalam menjalankan tugas pemerintahannya dibantu oleh
menteri-menteri negara (Psl.17 ayat 1). Presiden mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri negara (Psl.17 ayat 2). Menteri-menteri
negara tidak bertanggungjawab kepada DPR, kedudukannya tidak
tergantung pada DPR.

7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas


Presiden/Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat sehingga dalam
sistem kekuasaan kelembagaan negara, Presiden tidak lagi merupakan
mandataris MPR bahkan kedudukannya sejajar dengan DPR dan MPR.
Hanya jika Presiden melakukan penlanggaran UU maupun UUD naka MPR
dapat melakukan suatu tindakan (impeachment).
Presiden tidak dapat membubarkan DPR ataupun MPR, Presiden tetap
harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh suara DPR.

NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM

Berdasarkan UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara


hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan
berdasarkan atas kekuasaan belaka.
Ciri-ciri Negara Hukum :
1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang
mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum,
sosial, ekonomi dan kebudayaan.
2. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau
kekuatan lain dan tidak memihak.
3. Jaminan kepastian hukum yaitu bahwa ketentuanketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan
dan aman dalam melaksanakannya.

HUBUNGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN UUD


1945
(Hasil Amandemen 2002)

HUBUNGAN MPR dan PRESIDEN


MPR sebagai pemegang kekuasaan tinggi sebagai wakil rakyat
(Psl.1 ayat 2), disamping DPR dan Presiden.
MPR dan Presiden adalah dipilih langsung oleh rakyat melalui
PEMILU (Psl.2 ayat 1/Psl.6 ayat 1).
Presiden dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya baik
karena permintaan sendiri/karena tidak dapat melakukan
kewajibannya/diberhentikan oleh MPR.
Pemberhentian Presiden oleh MPR sebelum masa jabatannya
berakhir, hanya bisa dilakukan jika Presiden dengan sungguhsunggung telah melanggar hukum (penghianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya ataupun perbuatan
tercela) (Psl.7A).
Presiden bukunlah mandataris MPR maka Presiden tidak
bertanggungjawab kepada MPR melainkan kepada rakyat sesuai
dengan ketentuan UUD.

HUBUNGAN MPR DAN DPR


1. Seluruh anggota MPR dan DPR menurut UUD 1945
dipilih melalui PEMILU.
2. MPR dalam kewenangannya adalah menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat dasar dan struktural
serta memiliki kekuasaan untuk mengubah UUD.
3. DPR merupakan tangan kanannya MPR dalam
melakukan pengawasan terhadap jalannya
Pemerintahan yang dilakukan oleh Presiden.
4. DPR memiliki/menggunakan hak-hak tertentu seperti
hak Angket, Hak Amandemen, Hak Interpelasi, Hak
budget dan hak tanya/inisiatif.
5. MPR mengemudikan pembuatan UU serta peraturanperaturan lainnya agar UU tersebut sesuai dengan
UUD 1945.

HUBUNGAN ANTARA DPR DAN PRESIDEN


DPR dan Presiden sebagai anggota Badan legislatif, bersamasama mempunyai tugas antara lain:

1. Membuat UU (Psl.5 ayat 1, 20 dan 21)


2. Menetapkan UU tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Psl.23 ayat 1)
3. Setelah DPR bersama Presiden menetapkan UU dan
RAP/RAB Negara maka didalam pelaksanaannya DPR
berfungsi sebagai pengawas terhadap Pemerintah.
4. DPR dalam pelaksanaan Pemerintahan merupakan
partner ship bagi Presiden.
5. Presiden dituntut wajib untuk selalu bermusyawarah
dengan DPR tentang masalah-masalah pokok Negara
yang menyangkut kepentingan rakyat dengan
berdasarkan pada UUD 1945.
6. Presiden bertanggungjawab kepada DPR, kedudukan DPR
kuat sehingga tidak dapat dibubarkan oleh Presiden.
7. Presiden harus memperhatikan, mendengarkan,
berkonsultasi, memberikan keterangan-keterangan serta
laporanlaporan secara sungguh-sungguh kepada DPR
dan meminta pendapatnya.

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)


Keanggotaan MPR (Psl.2 UUD 1945) terdiri atas:
1. Anggota DPR
2. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
MPR bukanlah lembaga tertinggi negara lagi
melainkan kedudukannya sejajar dengan Presiden
dan DPR. Adapun kewenangan MPR terbatas pada
3 (tiga) hal, yaitu meliputi:
1. MPR mengubah dan Menetapkan UUD.
2. MPR melantik Presiden dan wakil Presiden.
3. MPR dapat memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)


Anggota DPD dipilih melalui PEMILU (Psl.22
ayat 1).
Anggota diambil dari setiap Propinsi
jumlahnya sama.
Jumlah keseluruhan DPD tidak lebih dari
sepertiga jumlah anggota DPR (Psl.22 C
ayat 2).
DPD bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun dan susunan serta kedudukan
DPD diatur dengan UU.

Tugas Pokok dan Kewenangan DPD :


Mengajukan kepada DPR Rancangan UndangUndang (RUU) berkaitan dengan OTADA,
hubungan pusat dengan daerah, pengelolaan
SDA dan sumber ekonomi lainnya, serta
berkaitan dengan perimbangan keuangan
Pusat dengan Daerah (Psl.22 ayat 1).
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU
mengenai OTODA, pelaksanaan APBN, Pajak,
Pendidikan dan agama serta menyampaikan
hasil pengawasannya kepada DPR sebagai
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

Anda mungkin juga menyukai