Anda di halaman 1dari 21

BAB I HAKIKAT BANGSA

DAN NKRI
OLEH :
1. Fariz prasetyo (13)
2. Idad ar rijal (16)
3. Iqbal zakaria (17)
4. Maulana ilham p. (21)

X.5

HAKEKAT MANUSIA
Manusia

manu (Sansekerta) ,
mens (Latin) yang artinya berfikir, berakal budi atau homo, yang
Berarti manusia.

Apa Yang Membedakan Manusia dengan Mahluk lain?


hewan

manusia
Mahluk
gaib

Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Individu dan


Makhluk Sosial
A. Manusia sebagai makhluk individu.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai
person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia
sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan
secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan
dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya .

B. Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia


sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan seharihari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai
kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan
manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir,
dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA


PENGERTIAN BANGSA
Bangsa dalam arti etnis dapat disamakan dengan bangsa
dalam arti rasial atau keturunan.
Dalam arti kultural, bangsa merupakan sekelompok
manusia yang menganut kebudayaan yang sama
Dalam arti politis , bangsa merupakan kelompok manusia
Yang mendukung suatu organisasi kekuasaan yang disebut
Negara tanpa menyelidiki asal usul keturunannya

Pengertian Bangsa menurut para ahli


Ernest Renan (Perancis)
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup
bersama (hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan
yang agung.
Otto Bauer (Jerman)
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai
persamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya
persamaan nasib.
Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.
Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara
manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).
Hans Kohn (Jerman)
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam
sejarah.

PENGERTIAN NEGARA
Kata negara yang lazim digunakan di Indonesia berasal
dari bahasa Sansekerta nagari yang berarti wilayah, kota,
atau penguasa.
Pada umumnya ada 3 (tiga) pendekatan dalam mempelajari
terjadinya negara, yaitu
melalui proses pertumbuhan primer dan
sekunder
secara teoritis
secara faktual

a. Pertumbuhan Primer dan Sekunder


Terjadinya negara berdasarkan pendekatan pertumbuhan primer
secara ringkas adalah sebagai berikut:
Fase Genootschaft ( suku)
Fase Rijk (kerajaan)
Fase Staat (negara )
Fase Natie ( nasional/demokrasi)

1.Fase Genootschaft /suku


Kehidupan manusia diawali dan sebuah keluarga, kemudian
berkembang luas menjadi kelompok-kelompok masyarakat hukum
tertentu (suku). Sebagai pimpinan, kepala suku bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan kehidupan bersama. Kepala suku
merupakan primus interpares (orang pertama di antara yang
sederajat) dan memimpin suatu suku, yang kemudian berkembang
luas baik karena faktor alami maupun karena penaklukan-penaklukan.
Kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi seorang
raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Untuk menghadapi
kemungkinan adanya wilayah/suku lain yang memberontak, kerajaan
membeli senjata dan membangun semacam angkatan bersenjata yang
kuat sehingga raja menjadi berwibawa. Dengan demikian lambat laun
tumbuh kesadaran akan kebangsaan dalam bentuk negara nasional.

2. Fase Rijk / Fase Kerajaan


Masyarakat hukum yang paling sederhana tadi Menjadi
masyarakat yang lebih maju yaitu kerajaan yang disebut
dengan fase rijk. Pada fase ini kelompok kelompok
individu yang bergabung telah memiliki kesadaran akan
hak milik atas tanah dan menimbulkan penguasa
penguasa

3)
Fase Staat / Fase Negara Nasional
Pada awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut
dan tersentralisasi. Semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan
perintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan. Fase demikian
dinamakan fase nasional.
4)
Fase Democratische Natie / Fase Negara Demokrasi
Rakyat yang semakin lama memiliki kesadaran kebangsaan
kemudian tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Ada
keinginan rakyat untuk mengendalikan pemerintahan dan memilih
pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi
mereka. Fase ini lebih dikenal dengan kedaulatan rakyat, yang
pada akhirnya mendorong lahirnya negara demokrasi.

Terbentuknya negara secara sekunder


pendekatan pertumbuhan sekunder, negara sebelumnya telah
ada, namun karena adanya revolusi, intervensi, dan
penaklukan, muncullah negara yang menggantikan negara
yang ada tersebut.
Contoh: lahirnya negara Indonesia setelah melewati revolusi
panjang yang mencapai klimaksnya pada tanggal 17 Agustus
1945. Lahimya negara Indonesia otomatis mengakhiri
pemerintahan Nederlands Indie (Hindia Belanda) di
Indonesia, dan negara lain kemudian mengakuinya baik
secara de facto maupun secara de jure.

b.Pendekatan Teoritis
Pendekatan teoritis pertumbuhan negara adalah pendekatan
yang berdasarkan pada pendapatpendapat para ahli yang
masuk akal dan berbagai hasil penelitian.
c.Pendekatan faktual
Pendekatan faktual adalah pendekatan yang didasarkan pada
kenyataan-kenyataan yang benar-benar terjadi, yang
diungkap dalam sejarah (kenyataan historis).
Terjadinya negara secara faktual adalah sbb:accopatie
(pendudukan), fusi(peleburan), cessie (penyerahan), accesie
(penarikan), anexatie (pencaplokan), proklamation (kemer
Dekaan), innovation (pembentukan baru), sparatisme (pemi
Sahan).

FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA


Fungsi negara pada dasarnya hanya dua, yaitu sebagai berikut:
a. Melaksanakan ketertiban (law and order)
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus
melaksanakan ketertiban. Negara bertindak sebagai
stabilisator.
b.Menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
fungsi negara dianggap dianggap penting. Setiap negara
mencoba meningkatkan dan memperluas taraf kehidupan
ekonomi masyarakat .

Tujuan Negara
Beberapa teori tujuan negara:
Teori fasisme
Menurut paham fasis, negara bukan ciptaan rakyat melainkan ciptaan Orang kuat,
bila orang kuat sudah membentuk organisasi maka megara wajib menggembleng
dan mengisi jiwa rakyat secara totaliter, dan nasionalisme

Teori Individualisme
Teori individualisme berpendapat bahwa negara tidak boleh campur
tangan dalam urusan pribadi, ekonomi, dan agama bagi warga
negaranya. Tujuan dibentuknya negara hanyalah berfungsi untuk
menjaga keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kebebasan
seluas-luasnya dalam memperjuangkan kehidupannya.

Teori Sosialisme
Teori sosialisme berpendapat bahwa negara mempunyai hak campur
tangan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal mi dilakukan
agar tujuan negara dapat tercapai. Tujuan negara sosialis adalah
memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan merata bagi setiap
anggota masyarakat.

Teori Integralistik
Teori integralistik berpendapat bahwa tujuan negara itu merupakan
gabungan dan paham individualisme dan sosialisme. Paham
integralistik ingin menggabungkan kemauan rakyat dengan penguasa
(negara). Paham integralistik beranggapan bahwa negara didirikan
bukan hanya untuk kepentingan perorangan atau golongan tertentu
saja, tetapi juga untuk kepentingan seluruh masyarakat negara yang
bersangkutan.

Tujuan Negara Republik Indonesia


Tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4

..memajukan kesejahteraan umum,


mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial,

Pengakuan Kedaulatan
1. Pengakuan Secara de Facto
*Pengakuan de facto yang bersifat tetap
*Pengakuan defacto yang bersifat sementara
2. Pengakuan Secara de Jure
* Pengakuan de jure yang bersifat tetap
* Pengakuan de jure yang bersifat penuh

Pengakuan De Facto
Pengakuan de Facto diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah
memenuhi unsur-unsur negara, yaitu negara tersebut telah ada
pemimpinnya/pemerintahannya, ada rakyatnya, dan ada wilayahnya.
Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat dibedakan sebagai berikut:
Bersifat tetap, artinya bahwa pengakuan dari negara lain dapat
menimbulkan hubungan bilateral di bidang perdagangan dan ekonomi
(konsul), untuk tingkat diplomatik belum dapat dilaksanakan.
Bersifat sementara, artinya bahwa pengakuan yang diberikan oleh negara
lain tidak melihat jangka panjang apakah negara itu eksis atau tidak. Apabila
ternyata negara tersebut tidak dapat bertahan maka pengakuan terhadap
negara itu dapat ditarik kembali

Anda mungkin juga menyukai