Anda di halaman 1dari 16

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Status
Pekerjaan
Alamat

: Ny. S
: 58 tahun
: Perempuan
: Islam
: SMP (tamat)
: Menikah
: Ibu Rumah Tangga
: Jakarta

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul
10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin
dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan
meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Saat ini pasien mengeluh
sering melakukan kegiatan berulang-ulang yang menganggu kegiatannya seharihari. Pasien mengeluh masih sering mengucapkan bismillah berulang-ulang sampai
lebih dari 10 kali pada saat akan memulai wudhu. Pasien merasa takut bahwa kata
bismillah yang diucapkannya tidak benar sehingga wudhunya tidak diterima oleh
Tuhan dan nantinya akan mendapat siksaan di dunia akhirat. Hal ini dilakukan pasien
setiap hari sesaat akan memulai sholat dan terjadi hanya pada sholat wajib. Bila
pasien sedang dalam perasaan tidak nyaman atau sedang kesal sesaat menjelang
sholat maka biasanya pasien mengucapkan kata bismillah kurang lebih tujuh kali
namun bila sedang dalam perasaan nyaman dan tidak kesal pasien hanya mengulang
kata bismillah sekitar 3 kali.
Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mandi pasien membutuhkan
waktu yang cukup lama yaitu sekitar 40 menit. Pasien merasa belum bersih dan terus
menggosok tubuhnya berulang-ulang. Begitu pula halnya saat mencuci tangan pasien
1

membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya. Pasien terus menggosok
tangannya saat mencuci tangan sampai pasien merasa bersih. Pasien mengaku bahwa
ia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini dan pasien tidak menyukai pikiran
tersebut. Pasien mengaku tidak mengalami gangguan pada saat tidur di malam hari.
Menurut pasien, ia tidak pernah marah-marah sendiri tanpa sebab yang jelas.
Mulanya keluhan pasien dirasakan sejak tahun 2001. Pasien menyatakan
keluhan tersebut muncul tiba-tiba tanpa ada pemicu atau masalah sebelumnya yang
dialami pasien. Pasien mengaku lupa alasan mengapa suka mengulang-ulang dalam
mengucapkan kata bismillah sesaat sebelum wudhu. Pasien merasa bahwa
keluhannya berkurang menjadi lebih enak apabila sudah meminum obat yang
diberikan oleh dokter. Pasien merasa menjadi lebih lega dengan obat yang diberikan
oleh dokter sehingga sampai saat ini pasien selalu rutin untuk kembali kontrol dan
meminta resep obat bila habis.
Pasien menyangkal pernah melihat adanya bayangan atau penampakan yang
hanya dilihat oleh pasien. Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan halusinasi
pada indera pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu
bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya
tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Selain itu pasien juga mengungkapkan
bahwa tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau
merayapi. Pasien juga menyangkal saat menonton televisi pembawa acara mengejek
atau menertawakan pasien. Pasien juga tidak pernah merasa seolah-olah rumah pasien
menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya.
Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala sehingga
kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental organik. Pasien mengungkapkan
bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi atau memiliki riwayat
menggunakan zat psikotropik (NAPZA), alkohol, dan merokok.
Saat ini suasana perasaan pasien adalah biasa-biasa saja. Pasien masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga higienitas dirinya sendiri seperti mandi
sendiri serta melakukan beberapa pekerjaan rumah di antaranya menyapu, memasak,
2

mencuci, mengepel, dan menyetrika. Tidak ada masalah dalam pola dan nafsu makan
pasien. Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan juga memiliki kesibukan
lain seperti mengurus kedua cucunya. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga.
Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3 orang cucu.
Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri bersama suaminya yang sudah pensiun
sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan tinggal terpisah dari rumah
pasien. Pasien dan suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan
rumah dan mengurus kedua cucu mereka yang ditipkan oleh anak pasien sesaat
sebelum berangkat kerja. Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak ada
penyulit selama masa kandungan maupun proses persalinan. Pasien mengenyam
pendidikan hanya sampai kelas 3 SMP dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang
tidak mencukupi.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik termasuk dengan
suami dan anak-anaknya. Pasien tidak pernah merasa takut untuk berinteraksi dengan
orang lain atau berada di tempat keramaian. Pasien tidak pernah merasa orang lain
sedang membicarakan atau menertawakan pasien. Pasien dapat bersosialisasi dengan
baik terhadap tetangganya. Pasien mengaku masih sering mengikuti kegiatan kumpul
bersama tetangga, kumpul keluarga seperti arisan, dan rutin mengikuti pengajian satu
kali dalam seminggu. Kebutuhan sehari-hari pasien dapat tercukupi melalui dana
pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Keuangan
serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja.
Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan
(ASKES). Pasien seorang pemeluk agam Islam yang taat beribadah, rajin sholat 5
waktu, dan rutin mengikuti pengajian di masjid. Saat ini pasien memiliki keinginan
untuk sembuh dimana pasien tidak perlu lagi mengucapkan kata bismillah berulang
kali saat hendak wudhu dan bisa beraktivitas seperti layaknya orang normal.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri


Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
3

2. Riwayat Gangguan Medik


Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol, dan merokok.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya
penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya
usianya sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan
dan perkembangannya. Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan hanya
sampai tamat kelas 3 SMP. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan
tersebut termasuk biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak
pernah tinggal kelas.
3. Riwayat Masa Akhir Anak Anak
Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan
sosial.

4. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP.
Prestasi pasien selama menjalani masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja
dan tidak ada yang menojol. Pasien mampu bersosialisasi dengan teman-teman
disekolahnya.
5. Riwayat pekerjaan
Saat ini pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas
sehari-hari yaitu mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak,
menyapu, mengepel, dan mengurus kedua cucunya.
6. Riwayat agama
Pasien seorang pemeluk agam Islam yang taat dalam menjalankan ibadahnya,
rajin sholat lima waktu, serta rutin mengikuti pengajian setiap minggu.
7. Aktivitas sosial
4

Aktivitas sosial yang dijalankan pasien yaitu bergaul dengan lingkungan


sekitarnya termasuk dengan para tetangga, ikut dalam kegiatan kumpul
keluarga seperti arisan keluarga, dan rutin mengikuti pengajian satu kali dalam
satu minggu. Pasien dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik saat
bertemu dengan orang banyak.
E. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin baik termasuk dengan suami serta
anak cucunya.
F. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien seorang perempuan, berusia 57 tahun, berstatus menikah dengan seorang
suami, dan ibu dari 3 orang anak. Saat ini tinggal bersama suaminya di rumah
milik pasien sendiri sedangkan ketiga anaknya sudah berumah tangga dan tinggal
terpisah dari pasien. Saat ini pasien ingin sembuh dan beraktivitas seperti
layaknya orang normal. Untuk biaya hidup sehari-hari diperoleh melalui dana
pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen
Keuangan serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang
sudah bekerja. Biaya kesehatan serta biaya pengobatan pasien menggunakan jasa
asuransi kesehatan (ASKES).
H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Harapan pasien adalah pasien ingin sembuh dimana pasien tidak perlu lagi
mengucapkan kata bismillah berulang kali saat hendak wudhu dan mampu
beraktivitas serta menjalani hidup seperti layaknya orang normal.
III.

STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien perempuan usia 58 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,
mengenakan jilbab, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh
normal, dan warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran umum
: Compos Mentis.
Kontak psikis
: Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
5

Cara berjalan
Aktifitas psikomotor

: Baik.
: Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada

gerakan involunter dan pasien masih dapat fokus serta menjawab


pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
Kuantitas
: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan
dokter dengan baik dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya

dengan cukup jelas.


Kualitas

: Bicara spontan, volume bicara kecil, artikulasi

jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.


5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif.
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian
4. Empati

: Biasa-biasa saja.
: Luas.
: Mood dan afek serasi.
: Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat

ini.
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Taraf pendidikan
Pasien mengaku hanya sekolah sampai tamat SMP. Prestasi pasien biasabiasa saja dan tidak menonjol selama menempuh pendidikan, serta tidak

pernah tinggal kelas.


Pengetahuan umum
Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang
siapa presiden RI saat ini dan sebelumnya. Pasien juga dapat menjawab
saat ditanya siapa Gubernur DKI Jakarta saat ini

2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai
dengan selesai dan mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100-7 = 93.
3. Orientasi
Waktu
Tempat

: Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu siang hari.


: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di

poliklinik psikiatri RSUP Persahabatan.


Orang
: Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.

Situasi

: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan

diperiksa oleh dokter.


4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana SD dan SMP tempat dia

sekolah.
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan angkutan umum

ditemani oleh suaminya.


Daya ingat segera
Baik,optimal, pasien dapat mengulang kembali lima nama anggota tubuh

yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan.


Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.
5. Pikiran abstrak
Cukup baik, pasien mengerti makna dari pribahasa air susu dibalas dengan

air tuba yang diberikan oleh pemeriksa.


6. Bakat kreatif
Pasien tidak memiliki bakat kreatif
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi

: tidak terdapat halusinasi auditorik, visual, olfaktorik,


gustatorik, dan taktil.

Ilusi

tidak terdapat ilusi pada pasien.

2. Depersonalisasi dan derealisasi


Depersonalisasi
: Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien.
Derealisasi
: Tidak terdapat derealisasi pada pasien.
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir

Produktivitas

pertanyaan, banyak ide-ide yang diutarakan pasien.


Kontinuitas
: Baik, koheren.
Hendaya
: Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.

: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan

2. Isi Pikiran

Preokupasi
: Tidak ada preokupasi.
Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham pada pasien.
Terdapat pikiran yang berulang-ulang tentang mengucapkan kata
bismillah saat berwudhu (obsesif) dan kompulsif terhadap kebersihan.

F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara
dengan baik.
G. DAYA NILAI
1. Norma Sosial
Pasien dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Uji Daya Nilai


Baik, pasien dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika ada
anak kecil ingin menyeberang di jalan raya yang ramai pasien akan membantu
anak tersebut menyeberangi jalan

3. Penilaian realitas
Baik, pasien tidak terdapat gangguan dalam menilai realita.

H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien memiliki
keinginan untuk sembuh, dan pasien ingin dapat melakukan aktivitas di luar
sendiri tanpa harus ditemani suaminya.
I. TILIKAN / INSIGHT
Tilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan gejalagejala yang dideritanya itu disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan
sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.
J. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap
pertanyaan yang diberikan.
IV.

V.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum

: Baik, Compos Mentis

2. Tanda vital
- Tekanan darah
- Frekuensi nadi
- Frekuensi napas
- Suhu
3. Bentuk badan
4. Sistem kardiovaskular
5. Sistem muskuloskeletasl
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem urogenital
8. Gangguan khusus

: 110/60 mmHg
: 78 x / menit
: Kesan dalam batas normal
: Afebris
: Kesan dalam batas normal
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan

b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
2. Saraf motorik
3. Sensibilitas
4. Susunan saraf vegetatif
5. Fungsi luhur
6. Gangguan khusus

: Kesan dalam batas normal


: Kesan dalam batas normal
: Kesan dalam batas normal
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien perempuan berumur 58 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis.
Pasien mengeluh masih sering mengucapkan bismillah berulang-ulang
sampai kurang lebih 7 kali pada saat akan memulai wudhu. Pasien merasa
9

takut bahwa kata bismillah yang diucapkannya tidak benar sehingga


wudhunya tidak diterima oleh Tuhan dan nantinya akan mendapat siksaan di
dunia akhirat.) namun bila sedang dalam perasaan nyaman dan tidak kesal
pasien hanya mengulang kata bismillah sekitar 3 kali.
Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mandi pasien membutuhkan
waktu yang cukup lama yaitu sekitar 45 menit. Pasien merasa belum bersih
dan terus menggosok tubuhnya berulang-ulang.
Begitu pula halnya saat mencuci tangan pasien membutuhkan waktu yang
lebih lama dari biasanya. Pasien terus menggosok tangannya saat mencuci
tangan sampai pasien merasa bersih.
Pasien mengaku bahwa ia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini dan pasien
tidak menyukai pikiran tersebut.
Berdasarkan status mentalis, pasien memiliki pikiran yang berulang-ulang
tentang mengucapkan kata bismillah dan obsesif terhadap kebersihan.
Keluhan ini sudah berlangsung sejak tahun 2000.
Pasien merasa terbantu dengan obat yang diberikan dokter, menurut pasien
keluhannya berkurang menjadi lebih enak apabila sudah meminum obat yang
diberikan oleh dokter dan dengan obat itu pasien tidak mengalami kesulitan
untuk tidur.
Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian
impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi
waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek,
panjang, dan sewaktu masih baik.
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan
pasien.
Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum
alkohol, dan merokok.
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan
dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien
memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.
Pasien hanya mengenyam pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP dengan
prestasi biasa-biasa saja, tidak menonjol, dan tidak pernah tinggal kelas.
Keadaan umum pasien baik dan tidak ditemukan gangguan medis pada pasien
baik pada pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan neurologis.
Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3
orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri bersama suaminya

10

yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan
tinggal terpisah dari rumah pasien. Pasien dan suaminya saling membantu
dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka
yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja. Kebutuhan
sehari-hari pasien dapat tercukupi melalui dana pensiunan suami yang
dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Pertanian serta terkadang
mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja. Untuk
biaya kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan
(ASKES).
Pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll.
VI.

FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna
sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi seharihari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I

Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat
mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran,
daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik

sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).


Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif
(NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok
sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat

zat psikoaktif atau alkohol (F.1).


Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang
ditandai dengan adanya waham dan halusinasi sehingga pasien ini bukan

menderita gangguan psikotik (F.2).


Pasien ini tidak mengalami episode manic serta depresi, maka pasien ini

didiagnosis bukan menderita gangguan perasaan (F.3).


Pada pasien ini ditemukan adanya pengulangan dalam mengucapkan kata
bismillah saat berwudhu. Pasien merasa takut bahwa kata bismillah yang
11

diucapkannya tidak benar sehingga wudhunya tidak diterima oleh Tuhan dan
nantinya akan mendapat siksaan di dunia akhirat. Pasien juga menggosok
tubuh berulang kali saat mandi serta saat mencuci tangan. Pasien merasa
belum bersih dan terus menggosok tubuhnya berulang-ulang. Keluhan ini
sudah berlangsung sejak tahun 2001, yaitu 12 tahun maka pasien ini

menderita Gangguan Obsesif-Kompulsif (F.42).


Saat ini pengulangan dalam mengucapkan kata bismillah saat berwudhu,
menggosok tubuh saat mandi, serta saat mencuci tangan masih dialami pasien
setiap hari. Baik pikiran obsesif serta tindakan kompulsif sama-sama menonjol
oleh karena itu, pasien didiagnosis menderita gangguan Gangguan ObsesifKompulsif Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif (F.42.2).

Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan
berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien
ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien hanya dapat menyelesaikan
pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP karena faktor ekonomi keluarga yang tidak
mencukupi, fungsi kognitif baik & tidak terdapat retardasi mental maka pada pasien
ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan
kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada
diagnosis.
Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis pada pasien
tidak ditemukan adanya gangguan medis, maka pada pasien ini aksis III tidak ada
diagnosis.
Diagnosis Aksis IV
Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3
orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri di Cipinang bersama
suaminya yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan
tinggal terpisah dari rumah pasien tetapi berdekatan. Pasien dan suaminya saling
12

membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka
yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja. Kebutuhan sehari-hari
pasien dapat tercukupi melalui dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai
pegawai di Departemen Pertanian serta terkadang mendapat bantuan finasial dari
ketiga anaknya yang sudah bekerja. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien
menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). Pasien dapat berinteraksi serta
bersosialisasi terhadap keluarga dan orang lain dengan baik. Maka pada pasien ini
aksis IV tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Maka pada aksis V didapatkan GAF
Scale 80-71.

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan Obsesif-Kompulsif Campuran Pikiran dan Tindakan
Obsesif (F.42.2)
Aksis II
: Tidak ada diagnosis
Aksis III
: Tidak ada diagnosis
Aksis IV
: Tidak ada diagnosis
Aksis V
: GAF Scale 80-71

VIII.

DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Psikologis

: Tidak ada.
: Terdapat pengulangan dalam mengucapkan kata
bismillah saat berwudhu kurang lebih 7 kali,
menggosok tubuh saat mandi (45 menit), serta saat

Sosioekonomi

IX.

mencuci tangan menjadi lebih lama dari biasanya.


: Tidak ada.

PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien.
13

Pasien mempunyai keinginan yang besar untuk sembuh.


Pasien rutin untuk kontrol dan minum obat.
Respon terhadap pengobatan baik
Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan pasien

Prognosis ke arah buruk


Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama sejak 12 tahun yang lalu.

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

X.

Ad vitam

: bonam

Ad functionam

: bonam

Ad sanationam

: dubia ad malam

TERAPI
Psikofarmaka :
Xanax
Haloperidol
Anafranil

1 x 1/2 mg
3 x 1/2 mg
2 x 25 mg

Psikoterapi :
a. Pada pasien
- Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum
-

obat secara teratur.


Melakukan relaksasi seperti tarik napas lalu buang napas saat perasaan takut

pasien muncul.
Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada
Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang
ada.

b. Pada keluarga
14

Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan


pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan

merawat diri dengan baik.


Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien.
Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

16

Anda mungkin juga menyukai