I.
PENALARAN
Apa itu penalaran ? Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir yang
sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang
mendahuluinya. Bahan pengambilan keputusan dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau
pendapat para ahli (otoritas).
A. GENERALISASI
Adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifatsifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala
serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh :
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar
penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh :
Data survey LSM Tahun 2015
2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
B. ANALOGI
Adalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai
persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
1. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada
pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode
yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia
akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
2. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan
sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara
ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala
negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan
yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
C. HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan
fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta
itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
2. Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki
konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.
Contoh :
Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke lapangan
yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll;
pertanyaan yang akan diajukan sudah jeas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll artinya
sudah disiapkan semua tinggal cari data.
Contoh :
PU : Semua hewan yang mempunyai telinga berkembang biak dengan melahirkan
PK : Rusa memiliki telinga
K : Rusa tentu berkembang biak dengan
B. ENTINEM
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan
kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi
tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang
terkandung di dalam preposisi kesimpulan
Contoh :
Silogisme kategorial :
PU : Semua dosen (A) adalah lulusan perguruan tinggi (B)
PK : Bapak Budi C adalah seorang dosen (A)
K : Bapak Budi C adalah seorang dosen (B)
Entinem : Bapak Budi adalah lulusan perguruan tinggi ia seorang dosen
II.
PROPOSISI
Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau
pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau
salah.
III.
SILOGISME
Silogisme adalah merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Dan silofisme itu di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi
2. Silogisme Hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat
yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah
proposisi katagorik.
Contoh :
Apabila lapar saya makan roti (mayor)
Sekarang lapar (minor)
Saya lapar makan roti (konklusi)
3. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya.
Contoh :
4.
Contoh:
Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat
satu.
5. Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan
disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau
mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
SUMBER :
Yasyin, Sulchan (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Amanah.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat_ilmu/bab6-penalaran.pdf
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.2004.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
Jakarta:Akademika Pressindo.