Anda di halaman 1dari 27

Diphtheria

DEVINA CIAYADI
2013-060-121

Daftar Isi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi
Faktor risiko
Mekanisme / patofisiologi
Manifestasi klinis
Diagnosis
DD/
PF
PP/
Th/

Diphtheria is a contagious
bacterial infection that mainly
affects the nose and throat. Less
commonly, it can also affect the
skin.
Sebelum 1940 sangat umum dan
merupakan salah satu penyebab
utama kematian

Epidemiologi
International
WHO: epidemik negara berkembang
Mortality/Morbidity
Mortality rate = 5-10%.
> 20% anak < 5 tahun dan dewasa> 40
tahun years. Immunization patterns have the
most influence on mortality patterns.
Meninggal hari 3-4 karena
asphyxia(membran faringeal) atau
myocarditis.

Ras
Tidak ada predileksi ras
Sex
Tidak beda. Namun, beberapa tempat di negara
imunisasi perempuan < pria bayi perempuan dan
anak kecil >> meninggal di daerah endemik
Umur
Dulu:
Anak < 12 tahun
Bayi 6-12 bulan setelah kelahiran

Sekarang:
Remaja dan dewasa ( > 40 tahun): status imunisasi tidak
lengkap dan tidak dapat booster. Level antitoxin harus > 0.1
IU/mL untuk imun adekuat.

Etiology
Bakteri aerobic grampositive,Corynebacterium diphtheri
nonencapsulated, nonmotile, grampositive bacillus
methylene blue technique:

Corynebacterium ulcerans
Jarang
> cutaneous diphtheria
Jarang gejala respirasi

BUKAN PADA KASUS

Transmisi
Oleh yang terinfeksi & asimptomatik
Penularan tinggi:
Batuk
Bersin
Kontak saliva dengan mulut atau hidung
2 minggu setelah infeksi

Faktor risiko
Populasi padat, kesehatan buruk,
kondisi hidup di bawah standar,
imunisasi tidak lengkap, ke tempat
endemik, binatang domestik (kucing
= reservoir), dan keadaan
immunocompromised

Patofisiologi
C diphtheriamenempel ke sel epitel mukosa endosom
exotoksin reaksi inflamasi lokal + kerusakan jaringan +
nekrosis
Toxin = dua protein gabung.
Fragmen B ikat reseptor pada permukaan sel host bagi
membran lipid dgn proteolisis segmen A bisa masuk
Fragmen A inhibisi transfer asam amino dari RNA ke
ribosom hambat sintesis protein fungsi normal sel host
terganggu
DT blok sintesis protein dan menyebabkan kematian sel
Kerusakan jaringan lokal toksin terbawa limfatik dan darah
ke bagian tbh lain myocardium, ginjal, dan sistem saraf.
Rantai nontoxigenic infeksi lebih ringan

Gejala

1-7 hari setelah bakteri masuk tubuh


Demam 38C (100.4F)
Sakit tenggorokan
Kesulitan bernapas
Membran abu-putih di tenggorokansusah menelan atau napas
dysphagia (26-40%)
Warna kebiruan pada kulit
Berdarah
Masalah pernapasan, termasuk kesulitan bernapas, napas cepat, suara
bernapas bernada tinggi (stridor)
Batuk menggonggong (Croup-like)
Drooling (menandakan akan terjadi penyumbatan saluran napas)
Suara serak
nyeri menelan
Luka kulit (biasanya terlihat di daerah tropis)

Padat, keabuan, lapisan debris =


sel mati + fibrin, RBCs, WBCs, & organisme

The characteristic thick membrane of diphtheria


infection in the posterior pharynx.

KHAS
Membran mau dilepasberdarah,
mukosa merah
Distribusi lokal (tonsillar, pharyngeal)
hingga luas (seluruh
tracheobronchial tree)
Infeksius

Cervical edema and cervical lymphadenopathy from


diphtheria infection produce a bull's neck appearance in
this child.
Source: Public Domain
www.immunize.org/images/ca.d/ipcd1861/img0002.htm.

Komplikasi
Toksin difteri:
jantung arritmia & gagal jantung
Saraf paralisis

Diagnosa
Swab tenggorok, hidung, atau lesi
kulit periksa mikroskop cek
bakteri Gram stain atau kultur
tenggorok
Ada pseudomembran, kelenjar limfe
membesar, leher atau laring bengkak
Pemeriksaan toksin
ECG

DD/

Angioedema
Endocarditis
Epiglottitis, Adult
Mononucleosis
Myocarditis
Oropharyngeal/esophageal candidiasis
Pediatrics, Epiglottitis
Pediatrics, Pharyngitis
Peritonsillar Abscess
Pharyngitis
Retropharyngeal Abscess
Rheumatic Fever
Shock, Septic

PF

Cek pseudomembran
ECG
Limfadenopathy
Saluran napas
Fungsi sistem lain (takut komplikasi)

PP
Cek ada toksin Difteri
Cek swab bakteri?

Terapi

Langsung terapi kalo curiga (segera) konfirmasi hasil tes


Antibiotik dan antitoxin+ isolasi
Antitoxin IM atau IV + rawat inap
Antibiotik(penicillin & erythromycin) untuk infeksi.
Endotracheal intubasi
Surgical airway - Cricothyroidotomy or tracheostomy
Laryngoscopy, bronchoscopy
Electrical pacing untuk gangguan konduksi
Tambahan:

Cairan IV
Oksigen
Bronkodilator
Istirahat penuh @kasur
Monitor jantung
Tabung napas
Bersihkan sumbatan napas
Kasi tabung napas

Tanpa gejala antibiotic.

Prognosis
5-10% meninggal karena komplikasi seperti
kesulitan bernapas, myocarditis, ganguan
sistem saraf (paralisis temporary), ginjal (toksin)
Bisa juga respon alergi thdp antitoksin
Memburuk perlahan, sembuh perlahan
Komplikasi jantung: poor prognosis = >> block
AV dan left bundle-branch(mortality rate 6090%).
Mortality rates tinggi pada anak < 5 tahun dan
> 40 tahun

Prevention
If you have been in close contact with
a person who has diphtheria, contact
your health care provider right away.
Ask whether you need antibiotics to
prevent getting diphtheria.
Imunisasi anak dan booster dewasa
Habis kontak ke dokter (butuh
antibiotik?) imunisasi atau suntikan
booster

Vaksin
Diphtheria-tetanus-pertussis shot (DTaP shot).
Lindungi dari diphtheria, tetanus, dan whooping cough
Bagian dari jadwal vaksin rutin anak:
2 bulan
4 bulan
6 bulan
15-18 bulan
4-6 tahun

Kebanyakan orang tanpa efek samping


Booster pada dewasa saat ke tempat endemik
Tahan sampai 10 tahun booster tiap 10 tahun
tetanus-diphtheria (Td).

Anak usia 1 tahun sesak napas, demam, tidak mau makan dan minum, hanya mau
minum ASI. selama sakit, anaknya mengeluarkan liur terus menerus.

PF:
HR:100x/menit, RR: 40x/menit, suhu 380C
jantung: normal
paru: ada stridor sewaktu inspirasi
leher: ada perbesaran KGB
telinga: normal
Mata: tidak ada ikterus, konjungtiva anemis
KU: sakit sedang, compos mentis
hidung: hipertrofi
faring: (kalau ga salah) terdapat sekret putih

PP:
Hb,Ht,leukosit, trombosit, diff count: normal

Kasus

Soal:
1.Analisis dan elaborasi masalah dan
jelaskan yang digaris bawah!
2.Patofisiologi demam dan termoregulasi
3.Jelaskan patofisiologi sesak yang
berhubungan dengan sesak pada
pasien
4.Jelaskan PF
5.Jelaskan PP

Gangguan Napas
Napas pendek, tidak bisa napas dalem, gasping,
tidak cukup udara
Wheezing= kesulitan napas, suara high-pitched
saat ekspirasi
Bisa karena masalah paru (pulmonary embolism,
bronchiolitis, COPD), airway (sumbat saluran
hidup, mulut, TENGGOROKAN (DIFTERI), dan
masalah kesehatan lain (jantung = angina, gagal
jantung)

Referensi
http://www.nhs.uk/Conditions/Diphthe
ria/Pages/Introduction.aspx
http://www.cdc.gov/vaccines/vpd-vac/
diphtheria/fs-parents.html
http://
www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/a
rticle/001608.htm
http://
emedicine.medscape.com/article/78
2051-overview

Anda mungkin juga menyukai