Anda di halaman 1dari 50

GIZI BURUK

Claudia Marcella 2015-061-172


Devina Ciayadi 2016-060-121
STANDAR ANTROPOMETRI PENILAIAN
STATUS GIZI ANAK
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1995/Menkes/SK/XII/2010
Bahwa untuk menilai status gizi anak
diperlukan standar antropometri yang mengacu
pada standar WHO 2005
STANDAR ANTROPOMETRI WHO 2005 (1)
Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh: 2
bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan
Panjang Badan (PB) untuk umur 0 24 bulan
yang diukur telentang. Bila anak umur 0 24
bulan diukur berdiri, hasilnya dikoreksi dengan
menambahkan 0,7 cm
Tinggi Badan (TB) untuk anak >24 bulan yang
diukur berdiri. Bila usia >24 bulan diukur
telentang, hasilnya dikoreksi dgn mengurangkan
0,7 cm
STANDAR ANTROPOMETRI WHO 2005 (2)
Gizi Kurang (underweight) dan Gizi Buruk
(severely underweight) berdasarkan pada
indeks BB menurut umur (BB/U)
Pendek (stunted) dan Sangat Pendek
(severely stunted) berdasarkan pada indeks
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Kurus (wasted) dan Sangat Kurus (severely
wasted) berdasarkan pada indeks BB menurut
PB (BB/PB) atau BB menurut TB (BB/TB)
KATEGORI DAN AMBANG BATAS STATUS
GIZI ANAK BERDASARKAN INDEKS
KRITERIA ANAK GIZI BURUK (GIBUR)

Gizi Buruk Tanpa Gizi Buruk dengan


Komplikasi Komplikasi
BB/TB < -3 SD dan atau Gizi buruk disertai 1
Terlihat sangat kurus tanda komplikasi medis
dan atau berikut:
Adanya edema dan atau Anoreksia
LILA < 11,5 cm untuk Pneumonia berat
anak 6 59 bulan Anemia berat
Dehidrasi berat
Demam sangat tinggi
Penurunan kesadaran
UNDERNUTRITION
MARASMUS VS KWASHIORKOR
MARASMUS VS KWASHIORKOR
EPIDEMIOLOGI

Kecenderungan prevalensi gizi kurang, pendek, kurus,


dan gemuk pada balita Indonesia tahun 2007, 2010, dan
2013 (Riskesdas 2013)
EPIDEMIOLOGI
2014 :
Pemantauan Status Gizi (PSG) masih terbatas di 150
kabupaten dan kota di Indonesia, sampel 13.168 balita
Gizi buruk 4,7%

2015 :
PSG berhasil dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di
Indonesia, yakni 496 kabupaten/kotamadya, sampel
165.000 balita
Gizi buruk 3,8%
BB/U: 79,7% gizi baik; 14,9% gizi kurang; 3,8% gizi buruk;
1,5% gizi lebih
TB/U: 71% normal; 29,9% pendek dan sangat pendek
BB/TB: 82,7% normal; 8,2% kurus; 5,3% gemuk; 3,7%
sangat kurus
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIBUR
KLASIFIKASI TANDA BAHAYA
ALUR PEMERIKSAAN
HAL-HAL PENTING YANG HARUS
DIPERHATIKAN
Jangan berikan
Jangan berikan
Fe sebelum
cairan IV kecuali
minggu ke 2 (Fe
syok/dehidrasi
diberikan pada
berat
fase stabilisasi)

Jangan berikan Jangan berikan


protein terlalu diuretik pada
tinggi pada fase penderita
stabilisasi kwashiorkor
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
PADA ANAK GIBUR

Tanda bahaya dan tanda penting (A)

Perawatan awal pada fase stabilisasi (B)

Perawatan lanjutan pada fase stabilisasi (C)

Perawatan pada fase transisi (D)

Perawatan pada fase rehabilitasi (E)


HIPOGLIKEMIA
HIPOTERMIA
PENYULIT
Diare
Ganggua Ganggua
persiste
n mata n kulit
n
Cacinga
Anemia TB
n

Malaria HIV
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI
RS/PUSKESMAS PERAWATAN

Sumber: Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Depkes. 2011
RAWAT JALAN
Pelaksana: Dokter, ahli gizi, pertawat, tenaga
promkes, bidan, masyarakat: kader posyandu,
PKK, perangkat Desa
Waktu dan frekuensi pelaksanaan:
Dilaksanakan sampai anak berstatus gizi kurang
3 bulan pertama: setiap minggu
Bulan ke 4-6: setiap 2 minggu
> 6 bulan masih gizi buruk rujuk RS atau
puskesmas perawatan; sudah gizi kurang program
PMT dan konseling
Dropout:
Pindah alamat
Menolak perawatan
Meninggal dunia
ALUR PELAYANAN

Kunjungan Rujukan
rumah
Komplikasi,
Pendaftaran BB minggu ke edema , 3
3 tidak / 2 kunjungan BB
kali absen tidak

Pengukuran
antropometri Paket
(BB: setiap
minggu , TB: pemulihan Pulih
setiap bulan) gizi

Periksa
Konseling
klinis
Posyandu Rujuk ke puskesmas bila:
Ditemukan 2 kali T berturut-turut, walau BB di
KMS masih di atas Garis Merah
BB Di Bawah Garis Merah di KMS
Rawat Inap
10 LANGKAH TATALAKSANA
5 KONDISI
KEBUTUHAN ZAT GIZI
JADWAL PEMBERIAN MAKANAN MENURUT FASE
ANTIBIOTIK
KRITERIA PEMULANGAN
Edema atau hilang, anak sadar dan aktif
BB/PB atau BB/TB > -3 SD
Komplikasi teratasi
Ibu telah mendapat konseling gizi
BB 50 g/kgBB/minggu 2 minggu berturut-
turut
Selera makan baik, makanan dihabiskan.

SEMBUH
Sembuh = BB/TB atau BB/PB > -2 SD, gejala
klinis (-)
STIMULASI SENSORIK DAN
DUKUNGAN EMOSIONAL
Gizi buruk keterlambatan perkembangan
mental dan perilaku, berikan:
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit/hari
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu
TINDAK LANJUT DI RUMAH
Makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai
dengan umur
Kontrol secara teratur :

Bulan 1 : 1x/minggu

Bulan II : 1x/2 minggu

Bulan III-VI : 1x/bulan

Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan


ulangan (booster)
Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan
sekali
EVALUASI DAN PEMANTAUAN
RAWAT JALAN
Pemantauan
Tenaga kesehatan: BB/minggu, TB/ bulan
Isi catatan harian konsumsi, di bawa ke
Puskesmas/minggu
Pemeriksaan dokter/kunjungan

Evaluasi
Selama 6 bulan anak ikut program
Evaluasi program/tahun: jumlah anak ikut program,
lulus, DO, meninggal
RAWAT INAP
Pemantauan
Pelaksanaan PPG
Pemantauan klinis dan gizi anak

Evaluasi
Awal, tengah, akhir kegiatan
Terhadap proses pelaksanaan dan hasil kegiatan
PPG.
Indikator keberhasilan PPG dikatakan baik jika
kematian < 5% per tahun dari semua kasus yang
dirawat, tidak termasuk kematian pada 24 jam
pertama.
Secara berkala setiap 6 bulan sekali
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Riskesdas 2013
http://www.depkes.go.id/article/view/16032200005/tah
un-2015-pemantauan-status-gizi-dilakukan-di-
seluruh-kabupaten-kota-di-indonesia.html
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman pelayanan anak gizi buruk. 2011.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. 2011.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II. 2011.
https://www.unicef.org/nutrition/training/2.3/12.html

Anda mungkin juga menyukai