Anda di halaman 1dari 4

1.

PENDAHULUAN
Indoensia merupakan Negara maritim sekaligus agraris, dimana mayoritas penduduk
selain bekerja sebagai nelayan mereka juga bekerja sebagai petani atau berkebun. Seiring
dengan perkembangan zaman, harga pupuk kimia yang dibutuhkan oleh para pelaku
pertanian semakin hari semakin mahal. Hal ini tentu saja berpengaruh pada daya beli
pupuk para petani. Di satu sisi, para petani membutuhkan pupuk yang mudah dan cepat
menghasilkan panen. Tetapi disisi lain harga pupuk yang semakin mahal membuat pupuk
tersebut tidak terjangkau oleh sebagian petani di Indonesia. Persoalan pupuk kimia
seperti mata rantai yang menjalar pada bahan konsumsi masyarakat Indonesia. Akibat
tidak tejangkaunya hargan pupuk kimia, maka hasil panen para petani local pun tidak
maskimal. Permasalahan inilah, yang akhirnya membuat pemerintah terpaksa
mengimport beberapa jenis bahan pokok dari luar negeri. Tentu saja hal ini sangat miris
mengingat Indonesia merupakan salah satu Negara agraris di dunia.
Di lain pihak , tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kebiasaan hidup
sehat dan bahaya dari konsumsi bahan kimia mulai meningkat. Hal ini juga lah yang ikut
serta menyebakan tingkat permintaan bahan makanan organic semakin banyak di pasaran.
Semakin banyaknya rumah makan atau pun tempat yang menjual bahan makanan organic
merupakan salah satu pembuktian bahwa bahan kimia mulai ditinggalakn dan masyarakat
mulai melirik bahan-bahan organic yang sehat.
Mengingat harga pupuk kimia yang semakin tinggi dan minat masyarakat akan bahan
panagn organic , maka penulis memiliki gagasan untuk membuta pupuk cair organic.
Dengan memanfaatkan bahan limbah yang mudah didapatkan di masyarakat, diharapkan
pupuk cair organic bias menjawab kebutuhan pasar tanpa mengabaikan aspek kesehatan
dan juga ekonomi.
2. GAGASAN
Kondisi Terkini Tentang penggunaan pupuk kimia dan minat masyarakat terhadap
bahan panagn organic.
Belum searching
Bagi para petani yang kesehariannya bergelut dengan tanaman, penggunaan pupuk
merupakan hal wajib yang harus dilakukan . akan tetapi saat ini harga pupuk kimia yang

biasa mereka gunakan cenderung mengalami kenaikan harga yang sangat tajam. Hal ini
tentu saja membuat para petani bingung dan resah tentang bagaimana cara membuat
tanaman mereka tetap tumbuh subur dan tidak gagal panen. Harga dari pupuk kimia ratarata mengalami kenaikan sebesar
Belum searching
Selain para petani yang memang menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian, saat ini
juga mulai bermunculan para pemilik lahan yang menanami tanahnya dengan berbagai
tumbuhan seperti buah dan sayur. Untuk kondisi seperti ini maka juga dibuthkan
perawatan tanaman yang berorientasi kesehatan dan bukan hanay pada keuntungan
komersil.
Di lain pihak kondisi masyarakat Indonesia yang semikin hari semakin menghargai
kesehatan mulai melirik bahan panagn organic. Bahan panagan organic bisa diciptaka
ndalah satunya dengan cara pemberian pupuk organic dan mengurangi masuknya bahan
kimia saat masa pertumbuhan.
Melihat lingkungan sekitar dan ketersediaan bahan, maka sanagt dimungkin kan untuk
membuta pupuk cair organic. Bahan yang digunakan berasal dari limbah atau bahan sisa
masyarakat sehari hari. Misalnya kotoranternak, sisa makanan, sisa sayuran, limbah
organic dll. Selain itu, Pemanfaatan limbah ternak (kotoran ternak) merupakan salah satu
alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk.
Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia)
dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.
Prinsip Pembuatan
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan pupuk organic adalah proses pengubahan
limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang
terkontrol.
Bahan yang diperlukan adalah:
kotoran ternak : 80 83%,
serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 5%,
bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%, a
bu sekam : 10% dan kalsit/kapur : 2%,
bahan tambahan organic lainya : sekian %

Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian
(lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi
agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing
pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan
ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai + 60%, kemudian
kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan
kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll,
serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran
diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2
dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan
meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu
hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga
kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.
Perbandingan pupuk organic dan pupuk kimia

Pupuk kimia memberi nutrisi langsung ke tanaman, pupuk organik memberikan


nutrisi ke tanah dan tanah memberi nutrisi ke tanaman.
Pupuk kimia tidak menghiraukan keadaan tanah baik sebelum atau sesudah
pengaplikasian, sedangkan pupuk organik akan mengembalikan unsur-unsur
yang terbawa oleh tanaman.
Pupuk kimia tidak mampu memperbaiki unsur hara tanah, pupuk organik
berfungsi utama untuk memperbaiki unsur hara tanah.
Pupuk kimia tidak ramah lingkungan, pupuk organik merupakan sahabat
lingkungan.
Biaya penggunaan pupuk kimia semakin lama semakin tinggi, berbanding
terbalik dengan pupuk organik

3. KESIMPULAN
Hidup sehat dan kelangsungan hidup merupakan hal yang penting. Kelangsungan
hidup para petani dan tanaman mereka agar tidak punah ditelan mahalnya harga

pupuk kimia.
pentingnya hidup sehat dan meminimalisir penggunaan bahan kima pada bahan
pangan. Dengan memanfaat kan apa yang telah disediakan alam danmengolanya
dengan baik, di harapkan masyarakat bisa membuat dan menggunakan pupuk
organic pada bahan pangan baik yang mereka produksi maupun konsumsi.

4. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai