Anda di halaman 1dari 10

Makalah Manajemen Industri Lanjutan

PENGAWASAN PROSES PRODUKSI


PENGENDALIAN BAHAN PERSEDIAAN DAN
FASILITAS
Disusun oleh:
Kelompok III
Bambang Aji Nagan

: 1205105010026

Donny Heansyah Putra : 1205105010052


Darmawati

: 1205105010025

Lutfi Alfian

: 1205105010009

Poppy Dian Permata S : 1205105010033


Raudatul Ayuni

: 1205105010032

Reza Gunaivi

: 1105105010032

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2013-2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kita kesempatan untuk
dapat menikmati segala anugerah-Nya di muka bumi ini, serta dengan segala
rahmat dan hidayah-Nya, kami telah menyelesaikan makalah manajemen industry
lanjutan dengan judul pengawasan proses produksi pengendalian bahan
persediaan dan fasilitas.
Shalawat beriringan salam kita sanjungsajikan kepada seseorang yang
sudah selayaknya kita jadikan sebagai suri teladan dengan sifat-sifatnya yang
sangat mulia, beliau adalah Nabi Muhammad Saw yang selalu menjadi panutan
umat Islam di dunia ini.
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Demikian penulisan makalah ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 31 Oktober 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan proses produksi adalah suatu penentuan dan
penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut dan mengawasi kegiatan
pelaksanaan dari proses dan hasil produkai agar apayang telah direncanakan
dapat terlaksana dan tujuan yang di harapkan dapat tercapai.
Pengawasan produksi merupakan kegiatan untuk mengkoodinir
aktivitas- aktivitas pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaiannya
t e l a h d i t e n t u k a n t e r l e b i h dahulu dapat dicapai dengan efektif dan
efisien. Menurut Assauri (2008:173) pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan
dan pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, agar-agar
kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau dirancanakan.
Agar pelaksanaan pengendalian proses produksi dapat dilaksanakan dengan
baik, maka yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah tentang fungsi
pengendalian proses produksi itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengawasan Produksi
Pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atas kegiatan
yang telah dan sedang dilakukan, agar-agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan
apa yang diharapkan atau dirancanakan. Agar pelaksanaan pengendalian proses
produksi dapat dilaksanakan dengan baik, maka yang perlu diketahui terlebih
dahulu adalah tentang fungsi pengendalian proses produksi itu sendiri.
Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan
dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga
posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.
Pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya
produksi yang

terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi

permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan, Yang


dimaksudkan sebagai sumber daya adalah mencakup fasilitas produksi, tenaga
kerja, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian
produksi mengevaluasi perkembangan permintaan konsumen, posisi modal,
kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya (Kusuma, 2004).
Pengendalian tingkat persediaan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas optimal dalam penyediaan material. Barang persediaan adalah sejumlah
material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat
persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku
perusahaan (Indrajit, 2003).

B. Fungsi Pengawasan Produksi


Menurut Assauri (2008: 209) untuk dapat melakukan pengawasan dengan
sempurna dan efektif, maka pengawasan produksi yang dilakukan hendaknya
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Routing
Routing adalah fungsi menentukan dan mengatur urutan kegiatan
pengerjaan yang logis, sistematis dan ekonomis melalui urutan mana bahan-bahan
dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi. Routing merupakan fungsi
teknis pertama dalam pengawasan produksi, yang menentukan dan mengatur
urutan yang harus dilalui dalam suatu seri pekerjaan serta fasilitas-fasilitas yang
diperlukan untuk tiap-tiap operasi pekerjaan.
2. Loading dan Scheduling
Loading merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan (work
load) pada masing-masing pusat pekerjaan (work centre) sehingga dapat
ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya
penundaan atau kelambatan waktu (time delay). Sedangkan scheduling merupakan
pengoordinasian tentang waktu dalam kegiatan berproduksi, sehingga dapat
diadakan pengalokasian bahan-bahan baku dan bahan-bahan pembantu, serta
perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas atau bagian-bagian pengolahan dalam
pabrik pada waktu yang telah ditentukan.
3. Dispatching
Dispatching meliputi pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan
dalam bidang routing dan scheduling. Sebagian besar kegiatan dalam dispatching
ini terdiri dari penyampaian perintah kepada bagian pengolahan, yang dilakukan
sesuai dengan skedul dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan.

4. Follow-up
Follow-up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua
aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan pengerjaan atau produksi. Followup mencakup usaha-usaha untuk mendapatkan bahan baku yang tidak tersedia
tetapi dibutuhkan.
C. Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Salah satu fungsi managerial yang sangat penting adalah pengendalian
persediaan,karena persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar.
Ada beberapa pakar yang mengartikan pengendalian di antaranya menurut
Vincent Pengendalian dapat diartikan sebagai tindakan pencegahan atau
pengaturan perubahan dan parameter, situasi atau kondisi. Sedangkan menurut
Komarudin Pengendalian adalah untuk menjamin bahwa kegiatan yang tengah
berjalan terarah sesuai dengan tujuan dan rencana dalam batas-batas struktur
organisasi.
Lain halnya dengan pendapat Terry. Dia mengatakan bahwa pengendalian
sama dengan pengawasan. Sehingga, Pengendalian atau pengawasan menurutnya
adalah proses penentuan apa yang akan dihasilkan yaitu pelaksanaan dan apabila
perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan berjalan sesuai rencana
yaitu sesuai standar. Pelaksanaan pengendalian persediaan ini akan berhubungan
dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta
produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal. Istilah pengendalian
merupakan penggabungan dari dua pengertian yang sangaterat hubungannya
tetapi dari masing-masing pengertian tersebut dapat diartikan sendiri-sendiri yaitu
perencanaan dan pengawasan. Pengawasan tanpa adanya perencanaan terlebih
dahulu tidak ada artinya, demikian pula sebaliknya perencanaan tidak akan
menghasilkan sesuatu tanpa adanya pengawasan.

Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang


pertama-tama berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta yang
kemudianmenentukan permintaan turunan untuk bahan baku, komponen dan sub
perakitan padasaat tahapan produksi terdahulu.
Menurut handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak
dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan,
mungkin mempunyai Opportunity Cost (dana dapat ditanamkan dalam investasi
yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai
persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan
bahan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua alat pembeku yang telah dijelaskan pada makalah ini
memiliki perbedaan dan karakteristik masing-masing. Masing masing alat
memiliki perbedaan pada cara membekukan bahan, diantaranya;

1. Pada lempeng pembeku, bahan dibekukan didalam alat dengan


keluarnya uap uap pendingin dari dinding alat yang membekukan
bahan.
2. Pada pembekuan dengan hembusan udara dingin (blast freezer), bahan
dibekukan dengan hembusan udara dingin yang ditujukan pada bahan
yang digantung pada lemari pembeku. Hembusan udara dingin ini
berasal dari refrigerant yang terdapat pada alat pembeku.
3. Pada alat pembeku dengan cara pindah panas tipe gesekan (Scraped
Surface Freezer), bahan yang biasa digunakan adalah produk ice
cream. Bahan dibekukan dengan adanya gesekan bahan dengan
dinding tabung yang diputar dengan menggunakan pisau.
4. Pada alat pembekuan kriogenik (cryogenic freezer), bahan yang
dibekukan menggunakan cara penyemprotan dan pencelupan bahan
pada zat kimia yang memiliki titik didih yang sangat rendah seperti
nitrogen.

DAFTAR PUSTAKA

Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Manajemen


Persediaan. Ramedia, Jakarta.
Kusuma, H. 2004. Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. LPFEUI, Jakarta.
Handoko. 2000. Pengendalian Produksi. Alpabetha, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai