GRUP : I
1. Irene Devi Pitaloka
2. Aditya Riawan Wibisono
(1231010004)
(1231010026)
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang
tekandung didalamya. Jika komponen penyusun campuran berwujud padat dan cair
misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan ada bermacammacam jenisnya, mulai yang berpori besar sampai dengan yang sangat halus.
Contohnya kertas saring dan selaput (membran) semipermeabel. Kertas saring
dipakai untuk memisahkan endapan dari pelarut (larutan). Selaput semipemeabel
dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Salah satu pemisahan
campuran ialah distilasi. Distilasi merupakan pemisahan campuran yang didasarkan
oleh perbedaan titik didih. Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase,
yakni gas menjadi fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih
dan tekanan uap membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap
maka titik didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik
cairan tersebut. Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk
mendidih.
Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah
satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang
paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap
tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan)
sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.
Destilasi umumnya bisa diaplikasi bila zat yang akan dipisahkan memiliki perbedaan
yang jauh. Pengguaan batu didih adalah untuk menghilangkan gelembung pada saat
pemanasan.
I.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan
menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair
ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan
sisanya disebut residu. (Evinliany,2013)
Destilasi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua,yaitu:
- Distilasi kontinyu
- Distilasi batch
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Distilasi atmosferis
- Distilasi vakum
- Distilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu:
- Destilasi system biner
- Destilasi system multi komponen
4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu:
- Single-stage Distillation
- Multi stage Distillation
Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam-macam
destilasi, yaitu:
1. Destilasi sederhana
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik
didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak.
2. Destilasi bertingkat (fraksional)
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian
dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagianbagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses
pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik
didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan
dimurnikan.
3. Destilasi azeotrop
Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran-campuran dua
atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan
tekanan tinggi.
4. Destilasi vakum
Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada
pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga
akan menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap
dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.
5. Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macammacam destilasi walau
pada prinsipnya agak berkelainan.
(Anakes,2013)
Ada beberapa cara untuk membuat kurva kesetimbangan, antara lain :
a. Dengan vapour-liquida equilibrium ratio
Apabila fasa liquida dan uap tidak mengikuti hukum Raolut, maka dapat
digunakan Vapour-Liquida Equilibrium Ratio, K yang dirumuskan sebagai
YA = KA x XA dimana
1K B
X A=
K AK B
b. Dengan hukum Raoult
Berdasarkan hukum Raoult untuk larutan ideal dan biner PA = PAo x XA
Evinliany,Fernanda.2013.LaporanDestilasi.http://evlynzmanggala.blogspot.com/2013
/01/laporan-destilasi_5639.html diakses pada tanggal 04 Maret 2015 pada
pukul 21.58 WIB