Anda di halaman 1dari 3

Makna Angka untuk Manusia

Sejak di perut ibu, manusia nyaris tak terlepas dari angka. Benarkah angka memil
iki kekuatan begitu besar --sampai-sampai ada gedung tinggi yang tak memiliki la
ntai 13, karena ada anggapan nomor itu akan membawa sial?
Di Indonesia hanya sedikit perusahaan yang berusia lebih dari 80 tahun. Di antar
a sedikit perusahaan itu tersebutlah PT HM Sampoerna yang memproduksi rokok Dji
Sam Soe (2-3-4) yang bila dijumlah menghasilkan angka 9. Tanpa kiat-kiat khusus,
rokok ini bisa disebut laris terjual. Tidak saja primadona dalam menembus pasar
, Dji Sam Soe juga menjadi sumber pendapatan utama. Malah posisinya sebagai sumb
er pendapatan utama cenderung meningkat.
Selanjutnya, apa pula kekhususan Dji Sam Soe, sehingga rokok yang memiliki kemas
an berlogo jajaran angka 234 itu mampu langgeng dikonsumsi masyarakat? Benarkah
angka 234 yang bila dijumlah menghasilkan angka 9 tersebut memberikan berkah?
Bila menilik pada jumlah angka dasar yang ada, 0-9, maka angka 9 memang memiliki
nilai paling tinggi. Tak heran bila angka tersebut sering disebut sebagi angka
sempurna.
Malah khusus masyarakat Jawa, menurut Subalidinata, ahli kejawen dan dosen Faku
ltas Sastra UGM, angka sembilan dipandang sebagai angka keramat. "Dinilai kerama
t, karena pada kasus-kasus tertentu dipercaya dapat mendatangkan kebaikan dari b
erbagai aspek kehidupan," ujarnya sambil menambahkan bahwa konsep sembilan keram
at tersebut sudah lama melingkupi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Jawa
.
Sebaliknya, penilaian negatif terhadap angka-angka tertentu berlaku di masyaraka
t. Dengan kadar dari fanatik hingga yang wajar, "Hal ini sangat terasakan, bahka
n pada orang tidak terlalu mempercayainya, tetap saja berusaha menghindari angka
13 atau 4," tutur Indra Gunawan sambil menunjukkan contoh berapa banyak hotel a
tau permukiman yang pantang mencantumkan angka 13 untuk nomor lantai, kamar, ata
u rumah.
Tak pernah bisa dilacak dengan pasti sejak kapan fenomena kepercayaan terhadap k
ekuatan baik dan buruk angka mulai dikenal orang. Namun diduga, Pythagoras - fig
ur seniman, filsuf, dan guru dari abad 6 SM, secara tak langsung mendorong para
pengikutnya melahirkan pemahaman baru, numerologi.
Phitagoras memandang alam berkaitan erat dengan matematika, sedangkan segala ses
uatu di dalamnya adalah angka. Dengan mengkonversikan setiap unsur alam menjadi
angka, usaha untuk memahami sifat alam raya pun semakin mudah.
Dengan cara ini, bisa ditemukan urutan dan keteraturan di balik berbagai sifat l
iar fenomena alam dan kekacauan yang ditimbulkannya. Juga berbagai pengaruh baik
dari luar yang juga dirasakan di dalam diri setiap manusia.
Prinsip Pythagoras yang selanjutnya berkembang menjadi dasar numerologi Barat, c
enderung memilih angka dengan pertimbangan jumlah variasi yang sangat tidak terb
atas, serupa dengan fenomena alam, namun kelebihannya, angka memiliki sifat kert
eraturan yang logis.
Numerologi untuk nasib
Implikasinya, manusia yang juga bagian dari alam, pun bisa dinyatakan dalam nomo
r, yang kemudian menjadi salah satu di antara dua prinsip dasar numerologi. Nume
rologi bukan hanya digunakan untuk menentukan watak dan nasib, namun juga agar o
rang bisa menapaki jalan hidupnya dengan lebih mudah dan mencapai keberhasilan.

Pola perputaran bumi tersebut identik dengan pendapat bahwa alam terdiri atas se
jumlah besar getaran gelombang liar yang memberikan pengaruh berbeda bagi setiap
individu. Alam raya seakan instrumen musik raksasa yang terus menggetarkan dawa
inya dan menyuarakan nada yang berbeda, yaitu angka 1-9 yang merupakan not dasar
. Pengaruh energi di udara bebas yang dihasilkannya akan memberikan akibat yang
berbeda pada setiap orang, tempat, atau benda.
Faktor lain yang mendorong lahirnya numerologi adalah begitu banyaknya unsur yan
g saling berlawanan di dunia ini. Para pengikut Pythagoras yakin, unsur-unsur te
rsebut --seperti siang-malam, terang-gelap, panas-dingin, kering-basah, hidup-ma
ti, baik-buruk, - punya peran sangat penting dalam konstruksi alam.
Dari pemahaman tersebut ditarik kesimpulan berupa daftar karakter utama manusia
yang saling berlawanan yang dianut dalam numerologi modern. Bila angka 1 mewakil
i karakter orang yang aktif, kuat, berinovasi, berbakat memimpin, sebaliknya ang
ka 2 untuk mereka yang pasif, lemah, pengikut.
Angka 3 yang cerdas, kreatif, beruntung, dan selalu berhasil, berlawanan dengan
angka yang bodoh, kurang kreatif, kurang beruntung, pekerja keras, mudah gagal.
Jiwa petualang namun rapuh pada angka 5, tidak akan dimiliki angka 6 yang sangat
mapan.
Kemisteriusan dan kesenangan menarik diri dari keramaian dunia milik angka 7, sa
ngat berentangan dengan jiwa angka 8 yang senang terlibat urusan duniawi dan mat
erialisme. Terakhir angka 9 yang mewakili hasrat pencapaian kestabilan mental da
n spiritual.
Angka-angka penting lainnya menurut numerologi Barat adalah 12 atau angka sempu
rna dan angka 13 atau angka sial. Pertimbangannya tak lain, banyak faktor di dun
ia melibatkan angka tersebut, misalnya 12 bulan dan rasi bintang, 12 jam untuk m
asing-masing siang - malam, 12 dewa Olympus, 12 suku Israel, dll.
Sedangkan angka 13, dianggap angka sial, karena berada 1 poin di atas angka semp
urna. Segala sesuatu yang dianggap melebihi nilai sempurna, juga akan melebihi k
ekuatan puncak yang dikhawatirkan justru akan melahirkan kegagalan.
Hampir serupa dengan pendapat pengikut Pythagoras, Indra Gunawan cenderung meman
dang, "Kebutuhan masyarakat modern terhadap pegangan-pegangan di tengah arus ket
idakpastian, ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri-sendiri, terhadap masa dep
an, karena begitu cepat suatu keadaan bisa jadi berubah."
Banyak kejadian sulit dimengerti, mengapa pada suatu masa banyak malapetaka meni
mpa seseorang dan lingkungan dekatnya. Misalnya, ada seseorang yang oomnya menin
ggal, tidak lama lagi saudara yang lain meninggal, selanjutnya beruntun ada kema
langan berupa kematian anggota keluarga yang lain.
"Orang pun jadi terdorong untuk berpikir apanya yang salah? Mengapa beruntun, da
lam waktu dekat banyak yang meninggal dengan berbagai penyebabnya. Sehingga, kit
a dituntun pada satu keyakinan bahwa di dunia ini ada kekuatan adikodrati atau s
upranatural yang perlu dipahami. Barangkali numerologi pun digunakan sebagai unt
uk memahami kekuatan supranatural tersebut," Indra Gunawan mencoba menganalisis.
Bahkan, menurutnya lagi, orang yang beragama pun seolah-olah masih memerlukan su
atu kepercayaan tambahan. Pembenaran yang dilakukannya, karena hal-hal semacam i
tu tidak telalu jelas disebutkan dalam ajaran agama yang berarti itu masih terbu
ka untuk dilakukan penafsiran.
"Cara tersebut dipandang sebagaimana layaknya ilmu fisika atau ilmu pengetahuan
lainnya, yang meski tidak tidak diatur dalam agamanya tapi kan tidak berarti ha

rus diabaikan atau tidak benar. Tentunya, sepanjang ilmu itu tidak mengubah kepe
rcayaan seseorang."
Bila numerologi Barat memandang angka 13 sebagai angka sial, hal yang sama berla
ku pula di masyarakat Cina. Namun mungkin dilihat dari sudut pandang yang berbed
a. "Kalau dijumlah 13 hasilnya 4. Empat sendiri dalam bahasa Cina bila diucapkan
dengan intonasi berbeda bisa memberikan dua makna yaitu empat dan mati," ujar K
ang Hong Kian yang lebih sering bertindak sebagai konsultan di bidang usaha.
Selanjutnya, pria yang telah beberapa kali menerbitkan buku ramalan tahunan itu
menjelaskan bahwa fengshui sangat berbeda dengan numerologi Cina. "Angka yang di
pergunakan dalam fengshui terbatas sebagai alat menghitung untuk menentukan saat
-saat selaras dan tidak selaras yang dialami manusia, untuk pembagian ruang, dan
sebagainya. Jadi, bukan seperti numerologi bahwa angka memiliki kekuatan baik a
tau buruk."
Tidak sedikit ia didatangi orang yang bertanya benar tidaknya pengaruh buruk ang
ka 4 atau deretan angka yang mengandung angka 4, "Pendapat itu bisa jadi karena
orang senang mencocok-cocokan. Sama halnya dengan angka 8 yang bila diucapkan de
ngan intonasi berbeda bisa bermakna lain yaitu kaya.
Sementara bentuk angka 8 yang tidak terputus sering diartikan sebagai dinamis da
n berkesinambungan. Tak heran bila angka 8 banyak disukai orang," ujarnya lagi s
ambil berkelakar kalau kalau angka 8 tertawa bisa menjadi 3 yang berarti malah b
anyak membuang.
Menurut Kang Hong Kian, sebenarnya angka tidak perlu ditakuti. "Karena kalau mau
diotak-atik semua angka berarti sial," katanya. Taruh kata angka 0 yang meski m
emiliki bentuk tidak terputus tapi dianggap tidak punya nilai, kosong.
Angka 1 bentuknya kurus. Angka 2 seperti bebek, jalannya lambat. Angka 3 tertawa
berarti banyak membuang. Angka 4 mati. Angka 12 sial, buktinya ada Celaka 12. A
ngka 7 juga, karena bisa Pusing 7 Keliling.

Anda mungkin juga menyukai