Anda di halaman 1dari 18

Laporan Konstanta Kesetimbangan

I.
II.
III.

Judul Praktikum
Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum

:
:
:

Konstanta Kesetimbangan Kimia


31 Oktober 2013
Mengetahui konstanta kesetimbangan

dan

memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada


IV.

konsentrasi awal reaksi


Dasar Teori
Dalam perhitungan kimia, seringkali dianggap bahwa suatu reaksi berlangsung secara

sempurna. Pada kenyataannya tidak demikian. Persamaan reaksi hanya menyatakan


hubungan jumlah (kuantitas) dari zatzat yang bereaksi dengan zatzat hasil reaksi secara
stoikiometri. Sedang kinetika serta termodinamika reaksi mempelajari berapa lama suatu
reaksi akan berlangsung dan ke arah mana yang paling mungkin terjadi. Dalam reaksi
sederhana berikut :
H 2+ I 2 2 HI
Setelah campuran dibiarkan beberapa lama akan diperoleh susunan yang tetap.
Berdasarkanstoikiometri reaksi, 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol I2 menghasilkan 2 mol HI.
Jika reaksi ini diikuti dari dengan analisis komponenkomponennya (selama waktu
berlangsungnya) makadapat dilihat bahwa konsentrasi H2 dan I2 makin lama makin berkurang
(terjadi penguranganreagen menjadi produk), sedangkan konsentrasi HI makin bertambah.
Pada arah reaksisebaliknya terjadi penguraian HI, tiap 2 mol HI terurai menjadi masing
masing satu mol H2dan I2. Proses ini akan berlangsung demikian dengan perbandingan tiap
pengurangan satu mol masingmasing reagen, menghasilkan dua mol produk, pada kondisi
yang sama, atausebaliknya sampai terjadi kesetimbangan reaksi. Kesetimbangan ini akan
terjadi jika jumlah pembentukan HI sama dengan jumlah yang terurai.
Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan kimia dinamis tercapai pada saat dua reaksi kimia yang berlawanan
terjadi pada tempat dan waktu yang sama dengan laju reaksi yang sama. Ketika sistem
mencapai kesetimbangan, jumlah masing-masing spesi kimia menjadi konstan (tidak perlu
sama).
Sering kali, terdapat banyak produk (spesi kimia yang ada di sisi kanan tanda panah
bolak-balik) ketika reaksi mencapai kesetimbangan. Tetapi, kadang-kadang, produknya justru
sangat sedikit. Jumlah relatif dari produk dan reaktan dalam kesetimbangan dapat ditentukan
dengan menggunakan konstanta kesetimbangan kimia (K)untuk reaksi tersebut.

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Secara umum, untuk reaksi kesetimbangan hipotetis berikut :
a A + b B <> c C + d D
Huruf besar menunjukkan spesi kimia dalam kesetimbangan kimia dan huruf kecil
menyatakan koefisien reaksi pada reaksi kimia setara. Konstanta kesetimbangan kimia (Keq)
secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Keq = [C]c [D]d / [A]a [B]b
Persamaan Keq dirumuskan oleh dua ahli kimia berkebangsaan Norwegia, yaitu Cato
Guldberg dan Peter Waage, pada tahun 1864. Persamaan ini merupakan pernyataan
matematis dari hukum aksi massa (law of mass action), yang menyatakan bahwa pada reaksi
reversibel (bolak-balik, dua arah) yang mencapai keadaan kesetimbangan pada temperatur
tertentu, perbandingan konsentrasi reaktan dan produk memiliki nilai tertentu (konstan),
yaitu Keq(konstanta kesetimbangan kimia).
Bagian pembilang mengandung produk dari kedua spesi kimia yang berada di sisi
kanan persamaan dengan masing-masing spesi kimia dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya dalam persamaan reaksi berimbang. Penyebutnya juga sama, tetapi digunakan spesi
kimia yang berada di sebelah kiri persamaan reaksi. Oleh karena satuan yang digunakan
dalam konstanta kesetimbangan kimia adalah konsentrasi (molaritas), para ahli kimia
menggunakan notasi Kcsebagai pengganti Keq.
Nilai angka dari konstanta kesetimbangan kimia memberikan petunjuk tentang jumlah
relatif dari produk dan reaktan. Nilai Kcjuga memberikan petunjuk apakah kesetimbangan
cenderung ke arah reaktan atau produk. Apabila nilai Kc jauh melebihi satu (Kc >> 1),
kesetimbangan akan cenderung ke kanan (produk), sehingga jumlah produk lebih besar
dibandingkan reaktan. Sebaliknya, apabila nilai Kc jauh di bawah satu (Kc<< 1),
kesetimbangan akan cenderung ke kiri (reaktan), sehingga jumlah reaktan lebih besar
dibandingkan reaktan.
Konsep kesetimbangan kimia sangat berguna dalam ilmu kimia. Konstanta
kesetimbangan kimia digunakan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan stoikiometri
yang melibatkan sistem kesetimbangan. Dalam menggunakan Kc, konsentrasi reaktan dan

Laporan Konstanta Kesetimbangan


produk saat kesetimbangan dilibatkan. Berdasarkan fasa spesi kimia yang terlibat dalam
reaksi, sistem kesetimbangan dapat dibedakan menjadi dua, antara lain :
1. Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen
fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
N2O4(g)<> 2 NO2(g)
Kc = [NO2]2 / [N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk
tekanan parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal, PV=nRT). Dengan demikian,
satuan konsentrasi yang diganti dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc
menjadi Kp sebagai berikut :
Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat kesetimbangan tercapai.
Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yangdinyatakan dalam satuan tekanan (atm).
Kp hanya dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.
Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya konsentrasi reaktan
dan produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas saat kesetimbangan.
Dengan demikian, terdapat hubungan sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan
dalam persamaan matematis berikut :
Kp = Kc (RT)n
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)

Laporan Konstanta Kesetimbangan


n = koefisien gas produk - koefisien gas reaktan
Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah kesetimbangan
homogen fasa larutan. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa larutan adalah
kesetimbangan ionisasi asam asetat (asam cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
CH3COOH(aq)<> CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kc = [CH3COO-] [H+] / [CH3COOH]
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang berbeda. Sebagai contoh,
saat padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi reaksi berikut :
CaCO3(s)<> CaO(s) + CO2(g)
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang berbeda,
yaitu padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon dioksida. Dalam
kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan, sehingga tidak
disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan kimia. Dengan demikian, persamaan
konstanta kesetimbangan reaksipenguraianpadatan kalsium karbonatmenjadi sebagai berikut :
Kc = [CO2]
Kp = PCO2
Baik nilai Kcmaupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO (jumlah padatan).
Beberapa aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta kesetimbangan kimia
saat reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah) antara lain :
1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dua atau lebih reaksi, nilai
konstanta kesetimbangan reaksi keseluruhan adalah hasil perkalian konstanta kesetimbangan
masing-masing reaksi.
A + B <> C + D

Kc

Laporan Konstanta Kesetimbangan


C + D <> E + F

Kc

A + B <> E + F

Kc = Kc x Kc

2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi kebalikan dari nilai konstanta kesetimbangan semula.
A + B <> C + D
C + D <> A + B

Kc = [C] [D] / [A] [B]


Kc = [A] [B] / [C] [D] = 1 / Kc

3. Jika suatu reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n, nilai konstanta kesetimbangan
menjadi nilai konstanta kesetimbangan semula dipangkatkan dengan faktor n.
A + B <> C + D
2A + 2B D 2C + 2D

Kc = [C] [D] / [A] [B]


Kc = [C]2 [D]2 / [A]2 [B]2 = { [C] [D] / [A] [B] }2 = (Kc)2

Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi. Untuk
mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian
konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang masingmasing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilai Qcdibandingkan dengan nilai Kc,
terdapat tiga kemungkinan hubungan yang terjadi, antara lain :
1. Qc< Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke
arah produk (ke kanan).
2. Qc = Kc
Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun
produk, sama.

3. Qc > Kc

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi cenderung ke
arah reaktan (ke kiri).
Pengaruh Tekanan, Suhu, Konsentrasi pada Kesetimbangan dan Katalis
Pada setiap kasus, kesetimbangan reaksi kimia akan terganggu dan berubah dengan
adanya pengaruh beberapa faktor dari luar sistem reaksi. Suatu contoh sederhana, larutan
gula yang jenuh , jika ditambahkan lagi gula maka dengan pengadukan yang lamapun tidak
akan melarut, kecuali jika terjadi transfer energi. Namun kristal gula (dalam larutan
jenuhnya)akan segera larut jika sistem larutan dinaikkan suhunya sistem pelarutan seperti
ini akanmenghasilkan larutan lewat jenuh/super jenuh setelah didinginkan kembali.
Dalam penjelasan Le Chateleur, yang sering dikenal dengan prinsip atau azas Le
Chateleur, jika suatu sistem dalam kesetimbangan, diganggu dari luar (sistem) maka sistem
tersebut akan berusaha menghilangkan gangguan sampai dicapai kesetimbangan baru.
Peristiwa ini sangat nampak terutama jika sistem reaksi berfasa gas. Gangguangangguan dari
luar yang dimaksud di sini adalah berubahnya tekanan, berubahnya suhu, berubahnya
kuantitas komponenkomponen reaksi (konsentrasi), .
Dengan sederhana akan dapat dijelaskan, bahwa naiknya tekanan (khusus pada
sistem reaksi berfasa gas) akan menggeser kesetimbangan ke arah jumlah mol yang lebih
kecil (reaktan ataupun produk). Sedangkan dinaikkannya suhu reaksi akan menggeser
kesetimbangan ke arah reaksi endotermis (kapan suatu reaksi dikatakan endotermis atau
eksotermis, bisa dipelajari dalam bab termidinamika kimia) atau ke arah reaksi yang
menyerap panas.
Yang ketiga adalah pengaruh perubahan konsentrasi. Penambahan konsentrasi
(zat) dalam ruas kiri (reagen) akan menggeser kesetimbangan ke arah ruas kanan (produk),
dan sebaliknya penambahan kuantitas produk akan memperlambat reaksi pembentukannya,
atau bahkan akan menggeser arah reaksi menuju reaktan. Seberapa besar pergeseran reaksi
dapat dihitung secara matematis dengan rumus konstanta kesetimbangan. Sebagai dasar
perhitungan berapapun nilai konsentrasi unsur/komponen yang terlibat reaksi, dengan nilai
konstanta kesetimbangan yang sama untuk kondisi tekanansuhu reaksi tertentu, maka akan
dapat ditentukan nilai konsentrasi unsur/komponen dalam kesetimbangan yang baru.
V.

Alat dan Bahan

Laporan Konstanta Kesetimbangan


1. Alat
ALAT

UKURAN

JUMLAH

Buret

50 mL

Pipet volume

5 mL

Erlenmeyer berturup

250 mL

2. Bahan
NaOH 2N
Indikator PP
Etanol absolut
HCl 2N
Asam asetat
VI.

Alur Kerja

5 mL HCl
2N+

5 mL HCl
2N+

5 mL HCl
2N+

5 mL HCl
2N+

1 mL Etanol

2 mL Etanol

3 mL Etanol

4 mL Etanol

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer


dan ditutup dengan rapat
Disimpan selama + 1 minggu (min.
3 hari)
Dicatat suhu tempat penyimpanan
Ditambah 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan NaOH 2N

Volume
HCl 5 mL
NaOH
(larutan
blanko)
- Ditambah 2 tetes indikator PP
- Dititrasi dengan NaOH 2N
Volume
NaOH

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Nb : di tentukan mol etanol absolut dan mol asam asetat berdasarkan massa jenis dan
kadarnya (dilihat dibotol)

VII.

No
.

Hasil Pengamatan

Prosedur

(Larutan Blanko)

Hasil Pengamatan

tak berwarna
PP

1.

Kesimpulan

Larutan HCl : jernih HCl (aq) + NaOH Asam

5 mL HCl 2N
Dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
+ 2 tetes indikator
PP
Dititrasi dengan
larutan
NaOH
2N
Volume
NaOH
(mL)

Dugaan/ Reaksi

jernih

berwarna

dititrasi

(aq)
dengan
basa
NaCl (aq) + H2O
menggunakan
tak
(l)
indikator
pp
menghasilkan

Setelah ditambah PP =
tak berwarna

warna

larutan

berubah

menjadi

Setelah titrasi : jernih

jernih

ke merah muda

muda (menandakan

V NaOH = V2= V3 =
5 mL

titik

ke
akhir

tercapai)

merah
telah

Laporan Konstanta Kesetimbangan


5 mL HCl 2N+

Larutan

HCl:

tak

berwarna

1 mL Etanol +
4 mL Asam Asetat

2.

Dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama +
1 minggu (min. 3
hari)
Dicatat suhu tempat
Volume
NaOH (mL)
penyimpanan
+ 2 tetes indikator
PP
Dititrasi dengan

Larutan etanol:

tak

berwarna
Larutan Asam Asetat:

H3COOH(aq)

C2H5OH(aq)

asetat denga katalis

CH3COOC2H5

HCl menghasilkan

(aq) + H2O (l)

etil asetat ( reaksi

CH3COOCH2(aq)+
NaOH(aq)

tak berwarna

CH3COONa(aq)+
Larutan

pada

erlenmeyer I :

CH3CH2OH(aq)

tak

berwarna
Ditambah PP :

tak

berwana
Setelah titrasi : jernih
ke merah muda
V NaOH : 32.5 mL

5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol +

3.

4.

3 mL Asam Asetat
Dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama +
1 minggu (min. 3
hari)
Dicatat suhu tempat
Volume NaOH (mL)
penyimpanan
+ 2 tetes indikator
5 mL HCl 2N+
mL Etanol ke
+
2Dimasukkan
dalam
erlenmeyer
3 mL
Asam
Asetat
dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama +
1 minggu (min. 3
hari)
Dicatat suhu
tempat
penyimpanan

V NaOH : 20.5 mL
Setelah dititrasi warna
putih ke merah muda

H3COOH(aq)

C2H5OH(aq)

CH3COOC2H5
(aq) + H2O (l)
CH3COOCH2(aq)+
NaOH(aq)

CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)

Setelah titrasi : jernih


merah muda
V NaOH : 12.2 mL

Etanol + asam

H3COOH(aq)

C2H5OH(aq)

CH3COOC2H5
(aq) + H2O (l)
CH3COOCH2(aq)+

esterifikasi )

Laporan Konstanta Kesetimbangan


NaOH(aq)

CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)
Volume NaOH (mL)

5 mL HCl 2N+
4 mL Etanol +
1 mL Asam Asetat

5.

Dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama +
1 minggu (min. 3
hari)

Dicatat
suhu(mL)
Volume NaOH
tempat
penyimpanan

Setelah titrasi : jernih


ke merah muda
V NaOH : 6.4 mL

H3COOH(aq)

C2H5OH(aq)

CH3COOC2H5
(aq) + H2O (l)
CH3COOCH2(aq)+
NaOH(aq)

CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)

VIII. Analisis dan Pembahasan


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui konstanta kesetimbangan dari suatu reaksi
dan memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada konsentrasi awal
reaksi. Untuk membuktikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada
konsentrasi awal reaksi, maka dibuat 4 macam larutan yang sama dengan perbandingan
konsentrasi awal reaktan yang berbeda. Reaktan terdiri atas asam asetat (CH 3COOH) dan
etanol (C2H5OH) yang akan bereaksi membentuk etil asetat (CH 3COOC2H5) dengan reaksi
esterifikasi. Berikut adalah reaksi yang terjadi:
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) CH3COOCH2CH3(aq) + H2O(l)

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Selain kedua reaktan tersebut, juga terdapat HCl dengan jumlah yang sama untuk
masing-masing tabung reaksi. Fungsi penambahan HCl ini adalah sebagai katalis karena HCl
dapat mempercepat laju reaksi eseterifikasi yang disebabkan karena HCl akan terion dalam
air menghasilkan ion H+.
Untuk erlenmeyer I berisi 5 mL HCl 2 N + 1 mL Etanol + 4 mL Asam Asetat,
erlenmeyer II berisi 5 mL HCl 2 N + 2 mL Etanol + 3 mL Asam Asetat, erlenmeyer III
berisi 5 mL HCl 2 N + 3 mL Etanol + 2 mL Asam Asetat, erlenmeyer IV berisi 5 mL HCl 2
N + 4 mL Etanol + 1 mL Asam Asetat. Dari 4 larutan yang ada di erlenmeyer tersebut
semuanya tidak berwarna.
Setelah semua larutan dimasukkan dalam erlenmeyer, segera ditutup dengan
Aluminium Foil agar etanol tidak menguap serta disimpan dalam lemari tertutup. Selain itu,
penutupan dengan Aluminium Foil serta penyimpanan dalam lemari tertutup juga untuk
mempertahankan suhu didalam erlenmeyer agar tidak berubah secara drastis selama reaksi
esterifikasi berlangsung. Reaksi kesetimbangan akan terganggu apabila terjadi perubahan
suhu secara drastis, karena reaksi reversible dapat berjalan sempurna jika suhunya konstan.
Setelah itu, erlemmeyer yang telah ditutup rapat disimpan selama 3 hari. Hal ini dilakukan
karena reaksi esterifikasi berjalan sangat lambat meskipun telah diberi katalis berupa larutan
HCl.
Setelah disimpan selama 3 hari maka ester terbentuk dengan ditandai dengan
timbulnya bau wangi yang khas, larutan tersebut kemudian di titrasi dengan NaOH 2 N. Akan
tetapi, sebelumnya terlebih dahulu dilakukan titrasi terhadap larutan blanko (HCl 2 N)
dengan NaOH 2 N untuk mengetahui konsentrasi ion H + yang menjadi katalis pada reaksi
esterifikasitersebut. Setelah titrasi larutan blanko selesai, selanjutnya dilakukan titrasi
terhadap larutan ester dengan menambahkan indikator phenolphthalein. Hal ini karena
phenolphthalein memiliki trayek pH antara 8,0 9,6. Rentang trayek ini sesuai untuk titrasi
etanol dan asam asetat yang memiliki titik ekuivalen pada rentang trayek pH tersebut. Reaksi
ester saat di titrasi dengan NaOH :
CH3COOC2H5(aq)+ NaOH(aq) CH3COONa(aq)+ CH3CH2OH(aq)
Titik ekuivalen dicapai saat tejadi perubahan warna dari larutan jernih tidak berwarna
menjadi berwarna merah muda.

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Hasil pengukuran volume titrasi untuk setiap erlenmeyer berturut-turut adalah sebagai
berikut : 32,5 mL ; 20,5 mL ; 12,2 mL ; 6,4 mmL.
Dari data tersebut dilakukan perhitungan-perhitungan, yang pertama adalah
menghitung mol HCl blanko dengan persamaan berikut :
mol ekivalen H+ = mol ekivalen OHSelanjutnya menghitung mol mula-mula untuk etanol dan asam asetat dengan
menggunakan persamaan berikut :
Mol Etanol =

V
massa molar

Mol Asam Asetat =

V
massa molar

Dimana massa jenis etanol 0,789 g/mL dan massa molarnya 46 g/mol, sedangkan
untuk asam asetat massa jenisnya 1,05 g/mL dan massa molarnya 60 g/mol. Perhitungan
dilanjutkan dengan menghitung mol titrasi dengan menggunakan persamaan berikut :
mol ekivalen H+ = mol ekivalen OHUntuk menghitung mol CH3COOH sisa menggunakan persamaan berikut :
mol H+ sisa = mol ekivalen H+ mol blanko
Setelah diketahui mol sisa dari seluruh zat, maka dapat dihitung konstanta
kesetimbangannya denga persamaan berikut :
Kc=

[C H 3 COO C2 H 5 ]
[ C H 3 COOH ][ C 2 H 5 OH ]

Setelah dilakukan langkah praktikum dan perhitungan sesuai dengan yang tertulis di
atas didapat nilai Kc untuk erlenmeyer
1,364 ; 0,521 ; 1,153; 0,848

I, II, III, IV, berturut turut adalah

Laporan Konstanta Kesetimbangan

IX.

Diskusi
Setelah dilakukan langkah praktikum dan perhitungan sesuai dengan yang di atas

didapat

nilai

Kc

untuk

1,364 ; 0,521 ; 1,153; 0,848.

erlenmeyer

I,

II,

III,

IV,

berturut

turut

adalah

Untuk nilai Kc pada setiap erlenmeyer memiliki nilai yang

berdekatan. Dengan begitu dapat terbukti jika nilai Kc tidak dipengaruhi oleh konsentasi
awal.
Untuk ketidaksesuain nilai Kc hasil praktikum dan secara teoritis dapat berbagai hal.
Yang pertama yaitu proses penyimpanan larutan yang kurang sempurna. Suhu lemari
penyimpanan dianggap sama seperti suhu kamar pada saat awal menyimpan. Akan tetapi
pada saat dikeluarkan setelah disimpan selama beberapa hari, suhu ruang penyimpanan dan
erlenmeyer jauh lebih dingin daripada suhu ruang. Namun tidak diketahui suhu ruangnya
karena tidak dilakukan pengukuran suhu ruang. Kedua, karena kurang rapatnya tutup
Aluminium Foil dalam menutup erlenmeyer. Ketiga, ketidaksesuaian ini mungkin dikarenakan pada
waktu penyimpanan yang kurang lama, sehingga ester belum terbentu secara sempurna, yang
mengakibatkan volume NaOH yang diperlukan dalam titrasi juga tidak sesuai.

X.

Kesimpulan
Dari praktikum konstanta kesetimbangan yang telah dilakukan didapat nilai Kc untuk

erlenmeyer

I, II, III, IV, berturut turut adalah , 1,364 ; 0,521; 1,153 ; 0,848.

Nilai Kc

praktikum tidak sesuai dengan Kc secara teori yaitu 4,2 x 10 -2 . Namun nilai Kc pada setiap
erlenmeyer memiliki nilai yang hampir sama, maka terbukti jika nilai Kc tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi awal larutan.
XI.

Tugas
1. Buatlah tabel hasil pengamatan dan hasil perhitungan konsentrasi masingmasing komponen dalam campuran diatas.
Tabel ada pada halaman depan

Konstanta Kesetimbangan

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Larutan Blanko :

V NaOH =

V1+V2+V3 5+5+5 15 mL
=
=
=5 mL
3
3
3

Mol Blanko = N NaOH x V NaOH


= 2 N x 5 mL
= 10 mmol = 0,01 mol

Erlenmeyer 1
n CH 3 COOH =

n C2 H 5 OH =

CH 3 COOH x v CH 3COOH
=
Mr

C2 H5 OH x v C2 H 5 OH
=
Mr

Mol ekivalen H+

g
mL x 4 mL
= 0,070 mol
60 g/mol

1,05

g
ml x 1 ml
= 0,017 mol
46 g /mol

0,789

= mol ekivalen OH= N NaOH x V NaOH


= 2 mol/L x 32,5.10-3 L = 65.10-3 mol

Mol H+sisa

= mol ekivalen H+ - mol blanko


= 65.10-3 mol 0,01 mol = 0,055 mol

CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq)
M : 0,070 mol
R : 0,015 mol
S : 0,055 mol

0,017 mol
0,015 mol
0,002 mol

CH3COOC2H5(aq) +
0,015 mol
0,015 mol

H2O(l)

0,015 mol
0,015 mol

0,015
0,01
[ CH 3 COOC 2 H 5 ]
[ 1,5 ]
Kc=
=
=
=1,364
[ CH 3 COOH ][ C 2 H 5 OH ] 0,055 0,002 [ 5,5 ] [ 0,2 ]
0,01
0,01

][

Erlenmeyer 2
n CH 3 COOH =

n C2 H 5 OH =
Mol ekivalen H+

CH 3 COOH x v CH 3COOH
=
Mr

C2 H5 OH x v C2 H 5 OH
=
Mr
= mol ekivalen OH-

g
mL x 3 mL
= 0,052 mol
60 g/mol

1,05

g
ml x 2 ml
= 0,034 mol
46 g /mol

0,789

Laporan Konstanta Kesetimbangan


= N NaOH x V NaOH
= 2 mol/L x 20,5 . 10-3 L = 41 x 10-3 mol
Mol H+sisa

= molekuivalen H+ - molblanko

= 41 x 10-3 mol 0,01 mol = 0,031 mol


CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq) CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
M : 0,052 mol
R : 0,021 mol
S : 0,031 mol

0,034 mol
0,021 mol
0,013 mol

0,021 mol
0,021 mol

0,021 mol
0,021 mol

0,021
0,01
[ CH 3 COOC 2 H 5 ]
[ 2,1 ]
Kc=
=
=
=0,521
[ CH 3 COOH ][ C 2 H 5 OH ] 0,031 0,013 [ 3,1 ][ 1,3 ]
0,01 0,01

][

Erlenmeyer 3
n CH 3 COOH =

n C2 H 5 OH =

CH 3 COOH x v CH 3COOH
=
Mr

C2 H5 OH x v C2 H 5 OH
=
Mr

Mol ekivalen H+

g
mL x 2 mL
= 0,035 mol
60 g/mol

1,05

g
ml x 3 ml
= 0,051 mol
46 g /mol

0,789

= molekivalen OH= N NaOH x V NaOH


= 2 mol/L x 12,2.10-3 L = 24,4 x 10-3 mol

Mol H+sisa

= mol ekuivalen H+ - mol blanko


= 24,4 x 10-3 mol 0,01 mol = 0,014 mol

CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq) CH3COOC2H5(aq)


M : 0,035 mol
R : 0,021 mol
S : 0,014 mol

0,034 mol
0,021 mol
0,013 mol

0,021 mol
0,021 mol

+ H2O(l)
0,021 mol
0,021 mol

0,021
0,01
[ CH 3 COOC 2 H 5 ]
[ 2,1 ]
Kc=
=
=
=1,153
[ CH 3 COOH ][ C 2 H 5 OH ] 0,014 0,013 [ 1,4 ][ 1,3 ]
0,01
0,01

][

Laporan Konstanta Kesetimbangan

Erlenmeyer 4
n CH 3 COOH =

n C2 H 5 OH =

CH 3 COOH x v CH 3COOH
=
Mr

C2 H5 OH x v C2 H 5 OH
=
Mr

Mol ekivalen H+

g
mL x 1 mL
=0,017 mol
60 g/mol

1,05

g
ml x 4 ml
= 0,069 mol
46 g /mol

0,789

= mol ekivalen OH= N NaOH x V NaOH


= 2 mol/L x 6,4 .10-3 L = 12,8 x 10-3 mol

Mol H+sisa

= molekuivalen H+ - mol blanko


= 12,8 x 10-3 mol 0,01 mol = 0,003 mol
CH COOC H
3
2 5(aq)

CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq)
M : 0,017 mol
R : 0,014 mol
S : 0,003 mol

0,069 mol
0,014 mol
0,055 mol

0,014 mol
0,014 mol

H2O(l)

0,014 mol
0,014 mol

0,014
0,01
[ CH 3 COOC 2 H 5 ]
[ 1,4 ]
Kc=
=
=
=0,848
[ CH 3 COOH ][ C 2 H 5 OH ] 0,003 0,055 [ 0,3 ] [ 5,5 ]
0,01
0,01

Kc rata-rata =

][

Kc 1+ Kc 2+ Kc 3+ Kc 4
4
1,364 +0,521+1,153+0,848
4

= 0,971 = 9,71 x 10-1

Kc teoritis dari reaksi esterifikasi ini adalah 4,2 x 10-2

Laporan Konstanta Kesetimbangan

2. Apakah fungsi HCl dalam campuran diatas.


HCl berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
3. Tuliskan persamaan reaksi dan mekanisme reaksi esterifikasi diatas
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) CH3COOCH2CH3(aq) + H2O(l)
4. Tentukan nilai Kc pada suhu pengamatan !
0,014
0,01
[ CH 3 COOC 2 H 5 ]
[ 1,4 ]
Kc=
=
=
=0,848
[ CH 3 COOH ][ C 2 H 5 OH ] 0,003 0,055 [ 0,3 ] [ 5,5 ]
0,01
0,01

Kc rata-rata =

][

Kc 1+ Kc 2+ Kc 3+ Kc 4
4
1,364 +0,521+1,153+0,848
4

= 0,971 = 9,71 x 10-1

Daftar Pustaka
Anonim.2013. Kesetimbangan Kimia.oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1558, dikases tanggal 23
Oktober 2013
Aprilia.2012.

kimia

Percobaan.

http://laporan-aprilia.blogspot.com/2012/02/kimia-

percobaan-iv.html, dikases tanggal 23 Oktober 2013

Laporan Konstanta Kesetimbangan


Chang, Raymond. 2007. Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Choliel.2011.

laporan

Praktikum

Kimia

http://choliellike.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum0kimia-fisika-iii-html,

Fisika.
dikases

tanggal 23 Oktober 2013


Moore, John T. 2003. Kimia For Dummies. Indonesia:Pakar Raya.
Tim Penyusun. 2011. Buku Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya : UNESA Press

Anggota :
1.
2.
3.
4.

Ika lailatul k
Rizya fitrotun n
Meita k
Putri mayan u
5. Fitria dewi n

Anda mungkin juga menyukai