Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
A. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur
Hasil wawancara terhadap 30 responden yang melakukan jogging
di Lapangan Merdeka Walk Medan diperoleh sebaran umur sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Umur
(Tahun)
25-27
28-30

Pejogging
Frekuensi
14
16
30

Persentase (%)
46,67
53,33
100

Frekuensi umur pekerja pada responden yang melakukan jogging


di Lapangan Merdeka Walk Medanpaling banyak pada umur 16-300 tahun
dengan frekuensi 16 orang pekerja (53,33%), sedangkan frekuensi umur
pekerja paling sedikit pada umur 25-27

tahun dengan frekuensi 14

responden (46,67%).
2. Obesitas
Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan terhadap 30
responden yang melakukan jogging di Lapangan Merdeka Walk Medan
maka dapat diperoleh hasil yaitu semua responden normal tidak obesitas

3. Lamanya jogging
Hasil Pengukuran lamanya joging terhadap 30 responden yang
melakukan jogging di Lapangan Merdeka Walk Medan di hitung dengan
cara pengukuran denyut nadi setelah jogging hasil rata-rata yaitu sebesar
82,80 denyut/menit.
B. Tekanan Suhu Sebelum dan Sesudah jogging
Hasil pengukuran suhu dan berat badan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Pengukuran Suhu dan Berat Badan
Sebelum dan sesudah Jogging

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Suhu (0C)
Berat Badan (Kg)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
32.2
32.7
49.5
49.7
32.5
32.8
60.1
60.4
33.4
33.7
50.8
51.1
36.1
36.8
70.8
70.9
35.8
36.1
48.9
49.1
36
36.5
69.4
69.7
32.9
33.1
53.2
53.4
37.1
37.2
47.9
48.1
37.1
37.4
45.8
46.1
36.8
37
58.4
58.5
37.5
37.7
67.1
67.2
35
35.1
65.8
65.9
36
36.4
64.8
64.9
34.5
35
50.4
50.5
35
36.1
47.5
47.9
32
33
49.1
49.4
35
35.3
59.1
59.2
36
36.6
60.4
60.6
34.6
35
55.9
60
35
36.6
51.1
51.2
36
36.4
69.8
70
32.5
33.8
46.7
46.8

23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Rata-rata

33.4
35.1
32.1
36.1
31.7
35.8
31.6
33.8
1038.6
34.62

33.9
36.7
34
37.2
32
36.2
32
34.1
1056.4
35.21

59.5
53.7
46.1
46.9
58.4
62.2
66.6
67.8

59.6
53.8
46.2
47
58.5
62.3
66.8
67.9

1703.7
56.79

1712.7
57.09

Dari hasil pengukuran tekanan suhu responden yang melakukan jogging di


Lapangan Merdeka Walk Medan diperoleh rata-rata suhu `sebelum jogging adalah
34.620C dan sesudah jogging adalah 35.21 dengan selisih sebelum dan sesudah
jogging sebesar 0,590C. Sedangkan rata-rata untuk berat badan sebelum jogging
56,79 Kg dan setelah jogging 57.09 dengan selisih sebelum dan sesudah jogging
sebesar 0,30 Kg.
Dari hasil tersebut di atas, normalitas data tekanan suhu dengan uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 4.4
Normalitas Tekanan Suhu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal
Parametersa.b
Deviation
Most Extreme
Differences

Mean
Std.

Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a.

Tekanan
Sistolik
Sebelum
Jogging
30
134.33
17.179
.098
.098
-.066
.535
.937

Test distribution is Normal.

Tekanan Tekanan Tekanan


Sistolik Diastolik Diistolik
Sesudah Sebelum Sesudah
Jogging Jogging Jogging
30
30
30
137.63
81.97
84.77
13.528
20.486
11.849
.119
.199
.126
.119
.151
.126
-.095
-.199
-.092
.650
1.091
.690
.792
.185
.727

b.

Calculated from data.


Dari hasil tersebut di atas, normalitas data tekanan sistolik dengan uji

Kolmogorov-Smirnov nilai Asymp. sig. Tekanan sistolik sebelum Jogging


adalah 0,937 dan nilai Asymp. sig. dan tekanan sistolik sesudah Jogging adalah
0,792, sedangkan tekanan diastolik nilai Asymp. sig. Tekanan diastolic
Sebelum Jogging adalah 0,185 dan nilai Asymp. sig. Tekanan Diastolik
sesudah Jogging adalah 0,727. Hasil ini menunjukkan bahwa data tersebut
terdistribusi normal.
Hasil uji statistik tekanan suhu sistolik pada jogging dengan Paired TTest dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.
Value

df

Asymp.sig
(2-sided)
.000
.000
.002

Pearson Chi-Square
15.403a
2
Likelihood Ratio
15.927
2
Linear-by Linear Association
9.446
1
N of Valid Cases
100
a. 0 cells (.0%) have expected count lass than 5. The minimum expected count is 7,56

Tabel 4.5
Uji Statistik Berat Badan
Paired Samples Test
Value

df

Asymp.sig
(2-sided)
.000
.000
.002

Pearson Chi-Square
15.403a
2
Likelihood Ratio
15.927
2
Linear-by Linear Association
9.446
1
N of Valid Cases
100
b. 0 cells (.0%) have expected count lass than 5. The minimum expected count is 7,56

Dari hasil uji statistik tekanan suhu sistolik pada jogging diketahui
bahwa nilai sig. sebesar 0,167 atau lebih dari 0,05 (p > 0,05), maka Ho
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berberati
antara tekanan suhu tenaga kerja sistolik sebelum dan sesudah jogging.
Hasil uji statistik tekanan suhu diastolik pada jogging dengan Paired
T-Test dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Uji Statistik Tekanan Suhu Diastolik
Paired Samples Test

Pair. Suhu
sebelum
jogging
dan
sesudah
jogging

Paired Differences
95%
Std. Confidence
Std.
error Interval of the
Mean Deviation Mean
Difference
Lower upper
-2.800 19.857 3.625 -10.215 4.615

t
-.772

df
29

Hasil uji statistik tekanan suhu diastolik pada jogging diketahui


bahwa nilai sig. sebesar 0,446 atau lebih dari 0,05 (p > 0,05), maka Ho
diterima. Hasil ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang
berberati antara tekanan suhu diastolik sebelum dan sesudah jogging
4.2. Pembahasan

Sig.(tailed)
.446

A.

Karakteristik Subjek Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian

tenaga kerja meliputi :


1. Umur
Seluruh populasi atau subjek penelitian yang dipakai sebagai
sampel dalam penelitian ini berusia Frekuensi umur pekerja pada
responden yang melakukan jogging di Lapangan Merdeka Walk
Medanpaling banyak pada umur 16-300 tahun dengan frekuensi 16
orang pekerja (53,33%), sedangkan frekuensi umur pekerja paling
sedikit pada umur 25-27

tahun dengan frekuensi 14 responden

(46,67%).
Menurut Vita (2006) tekanan suhu akan cenderung tinggi bersama
dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan
dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai
usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi.
Berdasarkan referensi di atas dapat diketahui bahwa umur subjek
penelitian masih dalam keadaan normal untuk peningkatan dan
penurunan tekanan suhu.
2. Obesitas (IMT)
Dalam penelitian ini Obesitas (IMT) subjek penelitian berkisar
antara 17,9 28,1 dengan rata-rata 21,8. Indeks Massa Tubuh yang
kurang dari 18,5 termasuk dalam kategori kurus, untuk IMT antara
18,5 - 22,9 termasuk dalam kategori normal, untuk IMT 23,0 - 27,4
termasuk dalam kategori over weight dan untuk IMT lebih dari 27,5
termasuk dalam kategori obesitas (Ides H.T, 2007).
Dari referensi di atas dapat diketahui bahwa obesitas (IMT) 1
subjek penelitian termasuk dalam kategori kurus, 21 subjek penelitian
termasuk dalam kategori normal, sedangkan 8 subjek penelitian
termasuk dalam kategori over weight. Menurut Vita status gizi
(obesitas) memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan suhu. Subjek
penelitian dalam penelitian ini mempunyai obesitas atau indeks massa

tubuh yang normal dan over weight, sehingga berdasarkan referensi di


atas dapat dikatakan bahwa obesitas (IMT) subjek penelitian tidak
mempengaruhi tekanan suhu.
B. Tekanan Suhu Sebelum dan Sesudah jogging
Dari hasil pengukuran tekanan suhu sistolik menunjukkan bahwa
dari ke 30 responden yang melakukan jogging di lapangan Merdeka Walk
Medan terdapat 20 orang (66.66%) mengalami peningkatan tekanan darah
sistolik, 8 orang (26.66%) mengalami penurunan tekanan darah sistolik.
Sedangkan untuk tekanan darah diastolik menunjukkan bahwa terdapat 19
orang (63.33%) mengalami peningkatan tekanan darah diatolik, 7 orang
(23,33%) mengalami penurunan tekanan darah diastolik, responden yang
tidak mengalami perubahan tekanan darah sistolik 2 orang (6,66%).
Sedangkan tekanan darah diastolik yang tidak ada perubahan 4 orang
(13.34%).
Menurut Crandall (2005) paparan tekanan panas terhadap individu
sehat menyebabkan berbagai reaksi fisiologis yang penting untuk
termoregulasi. Salah satunya adalah peningkatan aliran suhu melalui kulit.
Menurut Grandjean (1988) jika suhu lingkungan meningkat, maka efek
fisiologis yang terjadi adalah:
1. Peningkatan kelelahan.
2. Peningkatan denyut jantung.
3. Peningkatan tekanan suhu.
4. Mengurangi aktivitas organ pencernaan.
5. Sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell (suhu
kulit akan naik dari 32oC ke 36-37oC).
6. Peningkatan aliran suhu melalui kulit.
7. Meningkatkan produksi keringat, yang menjadi berlebihan jika suhu
kulit mencapai 34oC atau lebih.
Berdasarkam teori tersebut maka hasil pengukuran tekanan suhu.
Sudah sesuai teori Grandjean, sedangkan yang tidak mengalami perubahan

karena kondisi tubuhnya dalam kondisi yang baik yang tidak ada
perubahan tekanan suhu sistolik. Sedangkan tekanan suhu diastolik yang
tidak ada perubahan orang. Tetapi ada dari hasil pengukuran 9 orang yang
mengalami penurunan tekanan suhu sistolik dan 10 orang yang mengalami
penurunan tekanan suhu diastolik serta 20 orang mengalami peningkatan
tekanan suhu sistolik dan 21 orang mengalami peningkatan tekanan suhu
diatolik. Hal ini tidak sesuai dengan teori, mungkin terdapat penyebab
lainnya yang tidak ada dalam teori yang tidak diketahui oleh peneliti.
Dari hasil uji statistik tekanan suhu sistolik pada paparan tekanan
panas diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,167 dan Hasil uji statistic
tekanan suhu diastolik pada paparan tekanan panas diketahui bahwa nilai
sig. sebesar 0,446. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan
yang berberati antara tekanan suhu sistolik sebelum dan sesudah jogging.
Pengukuran tekanan suhu subjek penelitian pada panas ada yang
meningkat dan ada yang menurun dan ada juga yang tetap.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada perubahan yang berberati antara tekanan suhu sistolik tenaga kerja pada
jogging yang dilakukan di lapangan Merdeka Walk Medan dengan sig value
0,167 (p >0,05).
2. Ada perubahan yang berberati antara tekanan suhu diastolik jogging yang
dilakukan di lapangan Merdeka Walk Medan sig value 0,446 (p >0,05).
5.2.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut:
1. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan tekanan panas dan tekanan suhu meliputi, riwayat
penyakit maupun obat-obatan seperti dekongestan hidung, obat anti flu dll,
karena jenis obat dapat mempengaruhi tekanan suhu.
2. Sebaiknya pengambilan data pendahuluan pada survey awal dan pengambilan
data hasil penelitian rentang waktunya tidak lama.

Anda mungkin juga menyukai