Pejogging
Frekuensi
14
16
30
Persentase (%)
46,67
53,33
100
responden (46,67%).
2. Obesitas
Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan terhadap 30
responden yang melakukan jogging di Lapangan Merdeka Walk Medan
maka dapat diperoleh hasil yaitu semua responden normal tidak obesitas
3. Lamanya jogging
Hasil Pengukuran lamanya joging terhadap 30 responden yang
melakukan jogging di Lapangan Merdeka Walk Medan di hitung dengan
cara pengukuran denyut nadi setelah jogging hasil rata-rata yaitu sebesar
82,80 denyut/menit.
B. Tekanan Suhu Sebelum dan Sesudah jogging
Hasil pengukuran suhu dan berat badan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Pengukuran Suhu dan Berat Badan
Sebelum dan sesudah Jogging
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Suhu (0C)
Berat Badan (Kg)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
32.2
32.7
49.5
49.7
32.5
32.8
60.1
60.4
33.4
33.7
50.8
51.1
36.1
36.8
70.8
70.9
35.8
36.1
48.9
49.1
36
36.5
69.4
69.7
32.9
33.1
53.2
53.4
37.1
37.2
47.9
48.1
37.1
37.4
45.8
46.1
36.8
37
58.4
58.5
37.5
37.7
67.1
67.2
35
35.1
65.8
65.9
36
36.4
64.8
64.9
34.5
35
50.4
50.5
35
36.1
47.5
47.9
32
33
49.1
49.4
35
35.3
59.1
59.2
36
36.6
60.4
60.6
34.6
35
55.9
60
35
36.6
51.1
51.2
36
36.4
69.8
70
32.5
33.8
46.7
46.8
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Rata-rata
33.4
35.1
32.1
36.1
31.7
35.8
31.6
33.8
1038.6
34.62
33.9
36.7
34
37.2
32
36.2
32
34.1
1056.4
35.21
59.5
53.7
46.1
46.9
58.4
62.2
66.6
67.8
59.6
53.8
46.2
47
58.5
62.3
66.8
67.9
1703.7
56.79
1712.7
57.09
N
Normal
Parametersa.b
Deviation
Most Extreme
Differences
Mean
Std.
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a.
Tekanan
Sistolik
Sebelum
Jogging
30
134.33
17.179
.098
.098
-.066
.535
.937
b.
df
Asymp.sig
(2-sided)
.000
.000
.002
Pearson Chi-Square
15.403a
2
Likelihood Ratio
15.927
2
Linear-by Linear Association
9.446
1
N of Valid Cases
100
a. 0 cells (.0%) have expected count lass than 5. The minimum expected count is 7,56
Tabel 4.5
Uji Statistik Berat Badan
Paired Samples Test
Value
df
Asymp.sig
(2-sided)
.000
.000
.002
Pearson Chi-Square
15.403a
2
Likelihood Ratio
15.927
2
Linear-by Linear Association
9.446
1
N of Valid Cases
100
b. 0 cells (.0%) have expected count lass than 5. The minimum expected count is 7,56
Dari hasil uji statistik tekanan suhu sistolik pada jogging diketahui
bahwa nilai sig. sebesar 0,167 atau lebih dari 0,05 (p > 0,05), maka Ho
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berberati
antara tekanan suhu tenaga kerja sistolik sebelum dan sesudah jogging.
Hasil uji statistik tekanan suhu diastolik pada jogging dengan Paired
T-Test dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Uji Statistik Tekanan Suhu Diastolik
Paired Samples Test
Pair. Suhu
sebelum
jogging
dan
sesudah
jogging
Paired Differences
95%
Std. Confidence
Std.
error Interval of the
Mean Deviation Mean
Difference
Lower upper
-2.800 19.857 3.625 -10.215 4.615
t
-.772
df
29
Sig.(tailed)
.446
A.
(46,67%).
Menurut Vita (2006) tekanan suhu akan cenderung tinggi bersama
dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan
dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai
usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi.
Berdasarkan referensi di atas dapat diketahui bahwa umur subjek
penelitian masih dalam keadaan normal untuk peningkatan dan
penurunan tekanan suhu.
2. Obesitas (IMT)
Dalam penelitian ini Obesitas (IMT) subjek penelitian berkisar
antara 17,9 28,1 dengan rata-rata 21,8. Indeks Massa Tubuh yang
kurang dari 18,5 termasuk dalam kategori kurus, untuk IMT antara
18,5 - 22,9 termasuk dalam kategori normal, untuk IMT 23,0 - 27,4
termasuk dalam kategori over weight dan untuk IMT lebih dari 27,5
termasuk dalam kategori obesitas (Ides H.T, 2007).
Dari referensi di atas dapat diketahui bahwa obesitas (IMT) 1
subjek penelitian termasuk dalam kategori kurus, 21 subjek penelitian
termasuk dalam kategori normal, sedangkan 8 subjek penelitian
termasuk dalam kategori over weight. Menurut Vita status gizi
(obesitas) memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan suhu. Subjek
penelitian dalam penelitian ini mempunyai obesitas atau indeks massa
karena kondisi tubuhnya dalam kondisi yang baik yang tidak ada
perubahan tekanan suhu sistolik. Sedangkan tekanan suhu diastolik yang
tidak ada perubahan orang. Tetapi ada dari hasil pengukuran 9 orang yang
mengalami penurunan tekanan suhu sistolik dan 10 orang yang mengalami
penurunan tekanan suhu diastolik serta 20 orang mengalami peningkatan
tekanan suhu sistolik dan 21 orang mengalami peningkatan tekanan suhu
diatolik. Hal ini tidak sesuai dengan teori, mungkin terdapat penyebab
lainnya yang tidak ada dalam teori yang tidak diketahui oleh peneliti.
Dari hasil uji statistik tekanan suhu sistolik pada paparan tekanan
panas diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,167 dan Hasil uji statistic
tekanan suhu diastolik pada paparan tekanan panas diketahui bahwa nilai
sig. sebesar 0,446. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan
yang berberati antara tekanan suhu sistolik sebelum dan sesudah jogging.
Pengukuran tekanan suhu subjek penelitian pada panas ada yang
meningkat dan ada yang menurun dan ada juga yang tetap.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada perubahan yang berberati antara tekanan suhu sistolik tenaga kerja pada
jogging yang dilakukan di lapangan Merdeka Walk Medan dengan sig value
0,167 (p >0,05).
2. Ada perubahan yang berberati antara tekanan suhu diastolik jogging yang
dilakukan di lapangan Merdeka Walk Medan sig value 0,446 (p >0,05).
5.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan tekanan panas dan tekanan suhu meliputi, riwayat
penyakit maupun obat-obatan seperti dekongestan hidung, obat anti flu dll,
karena jenis obat dapat mempengaruhi tekanan suhu.
2. Sebaiknya pengambilan data pendahuluan pada survey awal dan pengambilan
data hasil penelitian rentang waktunya tidak lama.