Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Berolahraga merupakan bagian dari pola hidup yang sehat. Banyak pilihan

berolahraga, mulai yang murah meriah, seperti jalan cepat, hingga melatih tubuh di
pusat kebugaran bergengsi. Namun, sebelum berolahraga tentu harus memperhatikan
kondisi tubuh lebih dulu. Olahraga yang baik harus dilakukan dengan teratur dan
berkesinambungan. (Triangto, 2011).
Manfaat olahraga rutin sudah jelas untuk menyehatkan dan membentuk otot,
serta menjaga berat badan tetap ideal. Tapi ternyata keuntungan yang didapat dengan
olahraga tidak melulu soal fisik. Hasil studi terbaru yang dimuat dalam Journal of
Sport & Exercise Psychology menambahkan satu lagi manfaat olahraga, yaitu
membuat bahagia. Riset yang dilakukan para peneliti di Penn State University,
Amerika menemukan bahwa semakin sering seseorang terlibat dalam kegiatan
olahraga, semakin besar juga rasa senang dan antusiasme yang mereka dapatkan
--dibandingkan dengan orang yang jarang olahraga. Olahraga intensitas sedang bisa
berupa jalan cepat atau jogging (Hestianingsih, 2012).
Salah satu olah raga yang murah meriah dan sangat mudah yaitu jogging.
Jogging adalah olah raga yang sangat dikenal oleh banyak orang baik di dalam negeri
maupun diluar negeri. Olah raga ini sangat diminati semua kalangan baik tua, muda,
lelaki, perempuan, maupun anak-anak. Saat jogging rasanya seluruh tubuh terasa
semuanya bekerja sehingga keringat yang dikeluarkan pun menjadi banyak. Dengan
demikian kotoran dalam tubuh ikut keluar dengan keringat yang keluarkan. Tubuh
menjadi sehat dan bebas dari penyakit. Dengan berolah raga jogging juga atau berlari-

lari kecil dapat menurunkan berat badan kita dengan efektif. Salah satu manfaat
lainnya yaitu dapat membentuk tubuh yang ideal. Olah raga ini sangat mudah dan
praktis dibandingkan dengan olah raga lainnya karena untuk melakukan olah raga ini
kita tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
Jogging sangat mudah melakukannya, tinggal berlari saja tidak perlu cepat
yang penting kita berlari. Saat kita jogging pandangan kita harus lurus kedepan dan
usahakan kita fokus kedepan kira-kira 1 meter. Saat berlari tumpuan kaki bagusnya di
kaki bagian depan dengan dampal kaki agak ditarik keatas. Jika kita sering kecapean
saat berjogging ada satu cara untuk mengatasinya yaitu berjogging sambil mengobrol
dengan teman jogging kita. Jogging bisa dilakukan dimana saja bisa di lapangan, di
halaman rumah, di komplek rumah, dan tempat yang agak luas untuk kita berlari
(HeartGuard, 2011).
Waktu terbaik untuk ber-jogging adalah di pagi hari, begitu bangun. Bila serius
ingin membakar lemak, jangan sarapan dulu sebelum jogging, tapi minum segelas
besar air. Dengan tidak makan sarapan dulu, tubuh akan menggunakan cadangan
lemaknya untuk membakar energi yang akan dibutuhkannya saat berjogging. Selain
bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal, olahraga jogging sangat baik untuk
kesehatan jantung (Prianthara, 2011).
Berat badan yang ideal merupakan impian setiap orang baik laki laki maupun
perempuan, tidak gemuk dan juga tidak kurus. Untuk memiliki berat badan yang ideal
itu harus menerapi pola makan yang teratur dan kondisi kesehatan yang baik agar bisa
memiliki berat badan sesuai yang diharapkan. Olahraga yang teratur dapat
menyeimbangi makanan yang kita konsumsi, sehingga membentuk badan menjadi
lebih bagus, lakukan lah olahraga seperti jogging (Okkypedia, 2011).

Berat badan ideal pada masing-masing orang tidak sama, tergantung berapa
tinggi badannya. Berat badan dikatakan ideal jika menghasilkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) 18,5-22,9 Kg/m2 jika dihitUng dengan rumus sebagai berikut: IMT = Berat
badan (kg) : Tinggi badan dikuadratkan (m2) (Rocky, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan berat badan ideal dapat
dijaga dengan secara rutin melakukan olah raga jogging, maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul Hubungan Berat Badan dengan Jogging.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah apakah ada hubungan

berat badan dengan jogging ?

1.3

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan berat badan dengan jogging.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukkan tentang berat badan yang berhubungan dengan
jogging.
2. Sebagai bahan masukkan kepada pihak kesehatan sehingga dapat
memberikan infomasi yang benar tentang berat badan ideal dan jogging.
3. Sebagai bahan masukkan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
mahasiswa kedokteran mengenai hubungan berat badan dengan jogging.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Jogging

2.1.1

Pengertian Jogging
Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berjalan

atau lari-lari kecil. Jogging termasuk olahraga yang murah meriah dan bisa dilakukan
oleh siapapun. Namun mempunyai manfaat begitu besar bagi kesehatan tubuh,
khususnya organ otak (Irfan, 2009).

2.1.2

Manfaat Jogging
Melakukan jogging secara teratur memberikan manfaat bagus buat kondisi fisik

dan kesehatan lainnya. Jogging juga memberikan kesenangan secara fisik dan
mental. Jogging memberikan keuntungan tetap bagi keseluruhan kesehatan setelah
dilakukan.
Efek-efek dari jogging adalah:
a. Membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan
pernafasan;
b. Mempercepat amper pencernaan dan membantu Anda menyingkirkan masalah
pencernaan;
c. Menetralkan depresi;
d. Meningkatkan kapasitas untuk bekerja dan mengarahkan pada kehidupan yang
aktif;
e. Jogging membantu Anda membakar lemak dan membentuk berat tubuh ideal;

f. Kalau Anda bermasalah dengan selera makan, jogging membantu Anda


memperbaikinya;
g. Jogging mengencangkan otot kaki, paha dan punggung;
h. Membuat tidur lebih nyenyak.
i. Memperpanjang usia
j. Awet mudah
k. Meningkatkan fungsi otak
(Irfan, 2009)

2.1.3

Cara Melakukan Jogging


Sebelum melakukan jogging ada faktor-faktor penting yang harus diperhatikan

sebelum melakukan jogging, diantaranya:


a. Jika Anda tak biasa melakukan latihan fisik, sebelum memulai jogging,
alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter. Mungkin memiliki masalah
kesehatan, yang tidak disarankan untuk melakukan jogging, atau yang mesti
dipertimbangkan jika melakukan jogging. Untuk pertama-tama, sebaiknya
berlari-lari di tempat selama 10 menit. Lalu dapat menambah waktu, jarak dan
kecepatan setelah terbiasa.
b. Pakaian Dan Sepatu
Pakaian yang dikenakan harus sesuai dengan udara saat itu. Saat udara hangat,
celana pendek dan t-shirt cukup nyaman untuk dikenakan. Namun, jika
melakukan rute yang jauh tak ada salahnya membawa pakaian ekstra di tas
kecil, untuk berjaga-jaga jika udara jadi buruk. Pilih pakaian yang dapat
memberikan ventilasi bagus, hindari yang penuh jahitan, bertepi tajam atau
yang membungkus dengan ketat. Sedang untuk sepatu, kenakan yang lembut

dan nyaman, tapi dengan bentuk yang pas dan cocok di kaki. Pilih yang alasnya
dapat ditekuk dengan lentur dalam pergerakan kaki tapi cukup mendukung saat
terhentak dengan tanah, sehingga tidak membuat terpeleset.
c. Rute Dan Sesi Jogging
Jogging dapat ditempuh dalam berbagai cara: Jarak yang panjang antara 2-20
km dalam kecepatan biasa; Jarak 3-6 km dalam kecepatan tinggi; Jogging
dengan kecepatan sedang ditempuh dalam 4-8 kg.
d. Peregangan Tubuh Dan Setelah Beberapa Sesi Sangat disarankan untuk
melakukan peregangan sebelum melakukan sesi jogging, dan bukan hanya
pada otot kaki, tapi juga keseluruhan tubuh, lakukan selama 2 menit
sebelumnya dan 3-4 menit setelahnya.
e. Bagaimana Melakukan Sesi Jogging
Sebaiknya bergerak dengan lambat dengan usaha kecil yang pertama dalam
beberapa ratus meter untuk pemanasan otot anda. Lalu perlahan-lahan
tambahkan kecepatan. Kalau sudah melakukan setengah rute, bisa berlari lebih
cepat sesuai kemampuan. Jika rute cukup panjang, bisa mengambil dua atau
tiga dorongan dengan kapasitas yang 6amper penuh. Untuk jarak ratus meter
terakhir lambatkan gerakan lari Anda.
f. Kapan Dan Seberapa Sering
Jika jogging hanya

satu-satunya

aktivitas olahraga yang dilakukan,

melakukannya tiap dua hari sekali adalah ukuran idelnya. Itu sudah cukup
untuk memberikan seluruh keuntungan bagi kesehatan dan meningkatkan
kondisi, dan daya tahan tubuh. Tapi jika mengkombinasikan jogging dengan
olah raga lain, lakukan seminggu dua kali cukup baik bagi kesehatan. Mungkin
merasa lapar saat akan melakukan jogging, tapi sebaiknya jangan

melakukannya setelah makan, bisa melakukannya kapanpun sepanjang hari,


tapi lebih baiknya melakukan jogging sebagai kegiatan pertama di pagi hari.
g. Kesenangan Yang Didapat Dari Jogging
Jogging juga dapat memberi kesenangan secara fisik maupun mental. Apabila
jogging dilakukan dengan benar, tak akan merasakan kelelahan saat telah
menyelesaikan satu tur lebih dari yang lakukan sebelumnya. Juga mendapat
manfaat dengan merasakan nyaman di otot selama jogging dan setelahnya.
Akan merasakan angin lembut yang bertiup disekitar tubuh, juga dapat
mendengarkan suara burung berkicau, suara air yang mengalir, atau suara
ombak di laut (jika melakukannya di tepi laut). Selama jogging juga dapat
merasakan perasaan senang.
(Irfan, 2009).

2.1.4

Frekuensi Jogging Yang Baik


Frekuensi yang baik untuk jalan kaki atau jogging paling sedikit tiga kali

seminggu (tidak pada hari-hari yang berurutan). Lebih baik lagi bila kita berlatih 4 5
kali per minggu.
Intensitas latihan juga harus cukup. Yang dimaksud intensitas di sini adalah
kecepatan harus berlatih jalan kaki agar mencapai zona latihan, yakni ketika denyut
nadi mencapai 60 80% denyut nadi maksimum (220 dikurangi umur dalam tahun).
Rata-rata, kecepatan yang diperlukan sedikit lebih cepat dari 6 km per jam.
Kebanyakan, kita cuma jalan kaki dengan kecepatan kurang dari 4 km per jam. Oleh
karenanya, kita harus sedikit mempercepat agar lebih bermanfaat untuk mendapatkan
cukup nilai aerobik.

Latihan sebaiknya dilakukan sedikitnya selama 20 menit dalam zona latihan.


Makin lama kita lakukan hasilnya akan lebih baik. Untuk dapat melakukan latihan
dengan aman, sebaiknya memulai latihan dengan pemanasan, dilanjutkan dengan
latihan inti, dan diakhiri dengan pendinginan (cooling down).
Dalam pemanasan mulai dengan jalan pelan-pelan selama 3 5 menit.
Tujuannya, untuk membantu badan melonggarkan kekakuan dengan meningkatkan
aliran darah ke otot, meningkatkan denyut jantung secara bertahap hingga mencapai
zona latihan, dan mengurangi hambatan-hambatan pada jantung. Menit-menit awal
jalan kaki ini juga untuk memberi waktu melakukan persiapan mental.
Selanjutnya, lakukan peregangan-peregangan ringan selama beberapa menit.
Peregangan lebih efektif bila otot-otot telah panas. Peregangan ini dilakukan dengan
perlahan-lahan tanpa memantul-mantul. Selama peregangan kita bernapas secara
teratur. Peregangan dilakukan sampai otot terasa tertarik tapi tidak sampai sakit. Bila
terasa kurang enak, peregangan segera kita hentikan.
Usai peregangan, barulah melakukan latihan inti, yakni jalan kaki dengan
kecepatan zona latihan. Setelah lama latihan dalam zona latihan kita anggap cukup,
kita akhiri latihan dengan pendinginan. Caranya, jalan perlahan-lahan dan melakukan
peregangan-peregangan seperti sebelum latihan inti sekitar 10 menit. Pendinginan ini
membantu agar darah tidak mengumpul di kaki dan dapat menghindari pusing-pusing
dan ritme jantung yang abnormal. Juga untuk menjaga agar otot-otot tidak menjadi
kaku yang dapat menyebabkan rasa sakit (Arfan, 2008).

2.1.5

Ritme Jogging Yang Benar


Menurut Syifaa (2008), agar mendapatkan hasil optimal jogging perlu

dilakukan dengan benar. Untuk yang tak biasa melakukan latihan fisik, sebelum mulai
sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter.
Selanjutnya, ikuti langkah ini: awali dengan berlari-lari di tempat selama 10
menit. Kemudian jogging dengan perlahan dalam beberapa ratus meter untuk
pemanasan otot. Lalu, perlahan-lahan tambahkan kecepatan. Kalau sudah melakukan
setengah rute, bisa berlari lebih cepat sesuai kemampuan. Pada seratus meter terakhir,
lambatkan gerakan lari. Bila mengalami cedera saat berolahraga, ingat saja prinsip
RICE (rest, ice, compress, elevate). Maksudnya istirahatkan bagian yang terkena
cedera tempelkan es untuk menghindari pembengkakan dan peradangan. Kemudian,
kompres bagian yang cedera. Jangan dipijat dan tinggikan bagian yang kena cedera
(kalau berdarah) lebih tinggi dari letak jantung.

2.2
2.2.1

Berat Badan Ideal


Pengertian Berat Badan Ideal
Berat badan yang ideal adalah berat badan yang seimbang dengan tinggi badan.

Berat badan akan ideal bila jumlah nutrisi yang kita konsumsi setara dengan energi
yang kita keluarkan dalam beraktifitas sehari-hari (Healthy, 2011).

2.2.2

Cara Menghitung Berat Badan Ideal


Menurut Almatsier (2009), cara mudah untuk menentukan berat badan ideal

orang dewasa adalah mengukur tinggi badannya.


Berat Badan Ideal (kg) = [Tinggi Badan (cm) 100) 10%]

10

Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan komposisi
tubuh dalam hal otot dan lemak. Seorang yang berkerangka besar dan atau mempunyai
komposisi otot relatif lebih besar mempunyai berat badan ideal yang besar. Untuk hal
ini diberikankelonggaran + 10-20%.
Cara lain adalah dengan menentukan Indeks Masa Tubuh/ IMT (Body Mass
Index/ BMI):
IMT

Berat Badan ( kg )
Tinggi Badan 2 ( m)

IMT yang dihubungkan dengan risiko paling rendah terhadap kesehatan adalah
antara 22 dan 25. Berat badan lebih adalah bila IMT antara 25 dan 30, sedangkan
obesitas bila IMT lebih besar dari 30. Hubungan IMT dengan risiko terhadap penyakit
dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1 Hubungan IMT dengan risiko terhadap penyakit
IMT
20 25

Risiko terhadap penyakit


Sangat rendah

25 30

Rendah

30 35

Sedang

35 40

Tinggi

> 40

Sangat tinggi

Sumber: Whitney, E.N dan S.R Rolfes, Undestanding Nutrition, 1993, hlm. 255

Antara batas IMT yang dianggap baik untuk berbagai kelompok umur adalah
sebagaimana tertulis dalam Tabel 2. Nilai IMT meningkat dengan satu unit untuk tiap
sepuluh tahun hingga umur enam puluh lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa IMT
yang berkaitan dengan tingkat resiko paling rendah meningkat dengan umur.

11

Tabel 2 IMT Ideal menurut umur


Umur (tahun)
19 24

IMT (kg/m)2
19 24

25 34

20 25

35 44

21 26

45 54

22 27

55 64

23 28

> 65

24 - 29

Sumber: Whitney, E.N dan S.R Rolfes, Undestanding Nutrition, 1993, hlm. 256

Klasifikasi Indeks Masa Tubuh di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3


Tabel 3 Batas ambang IMT untuk Indonesia
Kurus

Kategori
Kekurangan berat badan tingkat berat

IMT
< 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,0 18,5

Normal
Gemuk

18,5 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan

> 25,0 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0

Sumber: Depkes, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, 1994, lampiran

2.2.3

Cara Menjaga Berat Badan Agar Tetap Ideal


Menjaga kestabilan tubuh agar berat badan tetap ideal dan stabil itu tidaklah

mudah, harus ada proses dari semua itu. Rumus untuk menentukan berat badan ideal
atau tidak itu dihitung berdasarkan tinggi badan dikurangi 110 dan hasilnya itulah
berat badan ideal. Ada 6 cara bagaimana menjaga berat badan agar tetap ideal dan
stabil, sebagai berikut.
a. Makanlah yang teratur sesuai dengan waktu yang tepat, makan pagi, makan
siang dan makan malam.
b. Pada saat malam hari usahakan kita makan jangan diatas jam 8 malam, karena
jika makan diatas jam 8, tentunya akan membuat menjadi mengantuk, pada saat

12

tidur tersebut proses lemak didalam tubuh akan cepat menumpuk dalam tubuh
yang akan menambahkan berat badan
c. Olahragalah yang teratur agar dapat menyeimbangi makanan yang dikonsumsi,
sehingga membentuk badan menjadi lebih bagus, lakukan lah olahraga seperti
jogging.
d. Jangan dibiasakan ketika sehabis makan langsung tidur
e. Sit up minimal 30 kali agar dapat membentuk perut yang baik agar tidak
menjadi buncit.
f. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan berjenis mie, karena makanan
seperti mie selain tidak bagus untuk pencernaan bisa juga membuat perut
menjadi buncit.
Demikian 6 cara alami untuk menjaga berat badan yang stabil dan ideal. Berat
badan yang ideal tentunya akan membuat menjadi lebih percaya diri untuk melakukan
kegiatan apapun, jadi terapkanlah pola makan yang teratur (Okkypedia, 2011).

2.3 Hubungan Berat Badan dengan Jogging


Menurut Irfanuddin (2010), agar program membakar lemak lebih efektif, salah
satu cara terbaik dan hemat adalah melakukan jogging yang bermanfaat untuk menjaga
berat badan ideal juga sangat baik untuk kesehatan jantung.
Selanjutnya menurut Susnadi (2012), waktu terbaik untuk ber-jogging adalah
dipagi hari, begitu bangun pagi kemudian minum air putih, tetapi jangan sarapan dulu
karena dengan tanpa sarapan dulu tubuh akan akan menggunakan cadangan lemaknya
untuk membakar energi yang dibutuhkan untuk ber-jogging dan bermanfaat untuk
menjaga berat badan ideal.

13

2.4 Kerangka Konsep


Skema 1
Kerangka Konsep
Berat Badan
Ideal

Jogging

2.5 Definisi Operasional


a. Jogging salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berjalan atau
lari-lari kecil.
b. Berat badan ideal adalah berat badan yang seimbang dengan tinggi badan.

2.6 Aspek Pengukuran


Ukuran variabel penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori dan
mentransformasikan setiap variabel menjadi variabel satu nol (1 - )
Kategori variabel adalah sebagai berikut.
a.

Variabel terikat
Jogging dibagi dalam 2 kategori yaitu Sesuai dengan Frekuensi dan tidak
sesuai dengan frekuensi dinyatakan sebagai variabel JG
JG

: 1

jika sesuai dengan Frekuensi (> 3 x seminggu dengan tidak


pada hari-hari yang berurutan)

b.

jika tidak sesuai dengan Frekuensi (< 3 x seminggu)

Variabel Bebas
Berat badan ideal dibagi menjadi 2 kategori yaitu ideal dan tidak ideal
dinyatakan sebagai variabel BBI

14

BBI

: 1
2

jika ideal (sesuai dengan perhitungan BBI)


jika tidak ideal (tidak sesuai dengan perhitungan BBI)

2.7 Hipotesis
Diduga ada hubungan berat badan ideal dengan jogging.

BAB III
METODE PENELITIAN

15

3.1

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan coss

sectional.

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini rencananya akan dilakukan di kawasan olahraga dan rekreasi

Kambang Iwak Palembang di Jl. Tasik Palembang, pada bulan . 2012.

3.3
3.3.1

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua laki-laki yang berusia 25-30 tahun yang

melakukan kegiatan jogging di kawasan olahraga dan rekreasi Kambang Iwak


Palembang di Jl. Tasik Palembang.

3.3.2

Sampel
Sampel penelitian ini adalah 50 orang laki-laki yang berusia 25-30 tahun yang

melakukan kegiatan jogging di di kawasan olahraga dan rekreasi Kambang Iwak


Palembang di Jl. Tasik Palembang.
Cara pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (Purposive Sampling),
yakni dengan pertimbangan: dipilih jenis kelamin laki-laki, karena biasanya yang lebih
banyak melakukan olahraga fisik, usia 25-30 tahun, karena pada usia tersebut biasanya
sudah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi dan sudah berkerja sehingga cara
berpikirnya sudah lebih realitis, mengerti akan pentingnya olahraga dan menjaga berat
badan yang ideal sehingga tidak mudah terserang penyakit seperti hipertensi, diabetes
mellitus, jantung, dan sebagainya.

16

3.4

Jenis dan Cara Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan adalah data primer, dan cara pengumpulan data

dengan wawancara dipandu oleh angket. Dengan demikian tidak terjadi bias
disebabkan pertanyaan yang kurang jelas karena adanya angket sebagai daftar isian
tertulis.

3.5

Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), analisis data suatu penelitian, biasanya
melalui prosedur bertahap antara lain:
a.

Analisis Univariate (Analisis Deskriptif)


Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel.
Rumus Persentasi:
P

f
x 100%
n

Keterangan :
P = Persentasi
f = frekuensi
n = Sampel
Bungin, 2001
b.

Analisis Bevariate
Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bevariate ini dilakukan
beberapa tahap, antara lain:
1) Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi
silang antara dua variabel yang bersangkutan,

17

2) Analisis dari hasil uji statistik (Chi-Square). Melihat dari hasil uji statistik
ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan 2 variabel tersebut
bermakna atau tidak bermakna.
Rumus Chi-Square
X 2

(O E ) 2
E

O : nilai Observasi (pengamatan)


E : nilai Expected (harapan)
Df = (b-1) (k-1)
b : jumlah baris
k : jumlah kolom
(Sabri, 2006)

Anda mungkin juga menyukai