Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan akan gizi mutlak diperlukan karena meningkatkan produktifitas manusia
di segala bidang. Maka perlu dicari bahan pangan yang bermutu baik dengan harga yang
relatif terjangkau dan mudah didapat. Di antaranya adalah ikan, baik dari hasil tangkapan di
laut maupun hasil budidaya. Daging ikan segar ternyata cukup mengandung protein antara
16%-24%, lemak antara 0,2%-2,2%, unsur mineral, vitamin serta karbohidrat. Penderita
tekanan darah tinggi sangat cocok mengkonsumsi ikan karena daging ikan tidak mengandung
kolesterol.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang berasal dari Taiwan sudah sejak tahun 1969
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Nama atau sebutan nila ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perikanan pada tahun 1972, diambil dari nama spesiesnya nilotika menjadi nila.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ikan Nila (oreochormis niloticus)mempunyai
keunggulan dan perkembangan budidaya relatif lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh sifatnya
yang mudah berkembang biak, pertumbuhan badannya cepat, dan merupakan pemakan
plankton serta tumbuhan air lunak yang tumbuh di dalam kolam. Keunggulan lain, ternyata
Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat hidup, tumbuh dan berbiak pada kondisi air ber pH =
5.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) termasuk salah satu jenis ikan yang mempunyai
toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran lebar, maka Ikan Nila(oreochormis
niloticus) sehinga sangat cocok dibudidayakan di kolam-kolam pekarangan yang relatif
sempit di sekitar rumah tinggal. Cara pembudidayaan tidak sulit. Dari segi pembesaran, dapat
1

dibudidayakan dengan berbagai cara atau sistem antara lain : monokultur (pemeliharaan
tunggal), polikultur (pemeliharaan campuran) dan longyam (pemeliharaan terpadu).
Usaha pemerintah dalam memasyarakatkan makan ikan nila terutama di pedesaan,
untuk memenuhi kebutuhan gizi, kiranya akan terwujud. Hal ini didukung oleh keunggulan
Ikan

Nila (oreochormis

niloticus) yang

harganya

terjangkau

masyarakat,

mudah

dibudidayakan, pertumbuhan cepat, serta tahan terhadap oksigen rendah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemilihan Lokasi Kolam


Lokasi kolam yang baik untuk pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus)harus
memenuhi persyaratan :
1.

Tersedianya saluran pemasukan air dan pengeluaran air selama masa pemeliharaan.

2.

Kualitas air yang baik adalah pH (derajat keasamannya) 5-7, suhu air 27-30 0C, oksigen
terlarut (DO) berkisar 5 mg/1 pada suhu 20-21 0C, Karbondioksida (CO2) tidak lebih dari
12 ppm dan kecerahan kolam (Cholik, dkk. 1991).

3.

Kondisi tanah yang baik adalah tanah liat/lempung dengan sedikit kandungan pasir untuk
menahan air masa air yang besar dan tidak merembesnya kolam.

B. Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) di Kolam Air Tenang

Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) sistem air tenang (monokultur)


membutuhkan kolam minimum 100 m2, kontruksi kolam disesuaikan kondisi lahan.
Kedalaman kolam minimal 1 meter dan tanggul harus kuat agar mampu menahan air. Agar
sirkulasi air lancar, kolam juga harus memiliki pipa pemasukan air maupun pengeluaran air
yang disaring agar mencegah masuknya predator melalui pipa.
Banyak sedikitnya benih Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang akan ditebar harus
disesuaikan dengan kolam berapa ukuran panjang dan lebar kolam pemeliharaan yang
tersedia. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar padat tebar Ikan Nila (oreochormis
niloticus) di kolam sesuai dengan keperluan sehingga perkembangan pembesaran ikan nila
dapat maksimum.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Kolam
Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan
jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara
0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana
kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses
fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi
ikan di dalam kolam. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan
pengeluaran air. agar mudah mengatur sirkulasi air di kolam.
3

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam :

Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak
retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.

Pemberian kapur ( dolomit ) pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m 2. Tujuannya adalah
untuk membasmi bibit-bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan
meningkatkan pH air.

Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan
( bisa digantikan TON ). Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan
plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis
250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan
TSP dengan dosis masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.

Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur.
Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan
selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya
di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik
(kimia)

B. Penebaran Benih.

Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah.
Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan
ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam
pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2
hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan
aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air
kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih
dikeluarkan.

C. Pemberian Pakan.
Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu
juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan
makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 35% dari berat tubuh ikan.

D. Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada
Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk
ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan
pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga
tersisa di kemalir (parit kolam) yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

E. Pemasaran.
Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup
terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan
5

sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan
nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan,
pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

F. Produk-Produk PT. Natural Nusantara (NASA) yang digunakan:


Natural Viterna (Vitamin Ternak Natural) 500 cc
Hormonik (Hormon Organik) 100 cc
TON (pupuk Tambak Organik Nusantara) 250 gr

1 botol Natural VITERNA + 1 botol Hormonik = 600 cc = cukup untuk campuran 150
Kg pakan apa saja. Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling murah, misalnya
dedak / bekatul. Meski pakannya biasa-biasa aja namun jika dicampur suplemen Viterna
+ Hormon Organik kebutuhan protein & nutrisi sudah lebih dari mencukupi. Tidak perlu
pilih-pilih pakan terapung segala, meski pakan tenggelam kalau nafsu makan ikan bagus
pasti dilahap sampai habis.

Cara pakai:
Natural VITERNA & HORMONIK digunakan sebagai suplemen campuran pakan ikan.
Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA 500 cc + 1 botol HORMONIK 100 cc.
Kemudian ambil 1 tutup (10 cc) campur dengan 2,5 Kg pakan apa saja. Cukup diberikan
1 x sehari.

TON (Pupuk Tambak Organik Nusantara) digunakan sebagai pupuk kolam / tambak.
Campurkan air 10 liter + 1 sendok makan TON siram-siramkan secukupnya setiap 2
minggu / 1 bulan sekali.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan salah satu cara
budidaya ikan yang mudah dikembangkan karena wilayahnya yang banyak air dan sungai
serta pola budidaya ikan yang mulai digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber
pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga.
7

Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit, karena ia mau
menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan (pellet), bahkan diberi dedak halus
ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk jenis ikan
pemakan campuran (omnivora).

B. Saran
Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg per ekor.
Caranya campur jadi satu wadah, Natural VITERNA + POC NASA + HORMONIK. Campur
10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari.

1 botol Natural VITERNA 500 cc + 1 botol POC NASA 500 cc + 1 botol HORMONIK =
1.100 cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk sekitar 200 ekor.

Manfaat Natual Viterna + Hormonik


Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat, tahan penyakit, angka kematian
sangat rendah, menghasilkan daging ikan bermutu tinggi karena rendah kolesterol.

Manfaat TON (Pupuk Tambak Organik)


Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang disukai ikan
menetralkan & menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun berbahaya
menyelaraskan ekosistem tambak / kolam

mempercepat pertumbuhan ikan


menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam manjadi
sehat.
Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan
penyakit. Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap
langsung hewan liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.
Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk
mempertahankan kualitas air, serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 28 0C.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina Produksi, Direktorat
Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. 1989.

---------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah (Oreochormis Sp). Dinas Perikanan
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bandung. 1988.

---------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah Proyek Diversifikasi Pangan dan Gizi
Sub Sektor Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta
1996/1997.

Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam Ikan. 1991.

Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta Jakarta. 1992.

Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran Ikan Nila.1988.

10

Anda mungkin juga menyukai