Oleh:
Billy Jeremia Tando
11.2013.064
Pembimbing :
dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M
NIM
: 11-2013-064
Dr. Pembimbing
.............................
.............................
STATUS PASIEN
I.
II.
IDENTITAS
Nama
: Nn. MF
Umur
: 14 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Kp. Rambay RT 01/08
Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2015
ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamnesis pada tanggal 20 Februari 2015
Keluhan Utama:
Mata merah pada kedua mata sejak 1 bulan SMRS
Keluhan tambahan:
Kedua mata perih, terasa mengganjal, gatal
Riwayat Penyakit Sekarang:
Satu bulan SMRS OS mengeluh kedua mata OS merah. OS mengaku mata
sebelah kanan OS lebih parah daripada yang sebelah kanan. OS merasakan mata
merah tersebut lebih sering muncul pada malam hari dan menghilang pada pagi hari
dan siang hari. Selain mata merah OS juga mengeluh perih kedua matanya terutama
jika terkena angin dan debu. Tiap pagi sewaktu bangun tidur OS juga mengeluh kedua
matanya banyak belekan yang berwarna kekuningan. Mata yang berair dan sangat
gatal juga dikeluhkan OS. Pandangan kabur, demam, nyeri kepala hebat, mual muntah
semua disangkal OS.
OS sempat mengobati sendiri mata merah tersebut mengunakan obat mata
cendo yang kemasannya kuning. Setelah memakai obat itu OS merasakan tidak ada
perubahan dan mata merahnya tersebut tetap muncul kembali. OS mempunyai riwayat
alergi, yaitu jika makan udang OS sering gatal-gatal. Sebelum sakit mata OS
menyangkal sempat sakit tenggorok terlebih dahulu. OS mengaku ada temannya yang
merah matanya juga. OS sebelumnya tidak ada riwayat memakai kacamata, terpukul
atau terkena bahan iritatif pada bagian mata sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
a. Umum
- Asthma
- Alergi
: tidak ada
: ada
b. Mata
- Riwayat sakit mata sebelumnya
- Riwayat penggunaan kaca mata
- Riwayat operasi mata
- Riwayat trauma mata sebelumnya
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah
: 110/80mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Respirasi
: 22 x/menit
Suhu
: 36.7oC
Kepala/leher
Thorax, Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
B. STATUS OPTHALMOLOGIS
KETERANGAN
1. VISUS
Visus
Koreksi
Addisi
Distansi pupil
Kacamata Lama
OD
1.0
-
Hitam
Simetris
OS
1.0 f2
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bebas ke segala arah
Tidak ada
Tidak ada
Hitam
Simetris
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Lithiasis
Korpus alienum
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar
Pendarahan Subkonjungtiva
Pterigium
Pinguekula
Nevus Pigmentosus
Kista Dermoid
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
7. SKLERA
Warna
Ikterik
Putih
Tidak Ada
Putih
Tidak ada
8. KORNEA
Kejernihan
Permukaan
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik Presipitat
Sikatriks
Ulkus
Perforasi
Arkus Senilis
Edema
Jernih
Rata
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
Rata
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
10. IRIS
Warna
Kripte
Sinekia
Coklat
+
Tidak ada
Coklat
+
Tidak ada
Koloboma
Tidak ada
Tidak ada
11. PUPIL
Letak
Ditengah
Ditengah
Bentuk
Ukuran
Refleks Cahaya Langsung
Refleks Cahaya Tak Langsung
12. LENSA
Kejernihan
Letak
Shadow test
Bulat
3 mm
+
+
Bulat
3 mm
+
+
Jernih
Di tengah
Negatif
Jernih
Di tengah
Negatif
Jernih
Jernih
Tegas
Orange
Tidak ada
2:3
0.3
+
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tegas
Orange
Tidak ada
2:3
0.3
+
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
15. PALPASI
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Tensi Okuli
Tonometri Schiotz
Tidak ada
Tidak ada
N/palpasi
-
Tidak ada
Tidak ada
N/palpasi
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan.
V.
RESUME
Anamnesis
Seorang anak perempuan berumur 14 tahun datang ke poli mata RS FMC dengan
keluhan kedua mata merah sejak 1 bulan SMRS terutama mata kanan. Keluhan mata
merah ini hilang timbul dan terutama terjadi pada malam hari. Rasa perih saat terkena
debu dan angin, mata berair, belekan dan gatal juga dikeluhkan OS. OS sudah sempat
mengobatinya dengan obat tetes mata cendo yang kemasannya kuning tetapi tidak ada
perubahan dan tetap kambuh. OS mempunyai riwayat alergi makanan udang. Teman
OS ada yang menderita mata merah juga.
Dari status oftalmologis didapatkan :
OD
PEMERIKSAAN
Visus (tanpa kacamata)
1.0
Injeksi konjungtiva (+)
VI.
VII.
VIII.
1.0 f2
Injeksi konjungtiva (+)
DIAGNOSIS KERJA
- Konjungtivitis Alergika ODS
DIAGNOSIS BANDING
-
Konjungtivitis Bakteri
PEMERIKSAAN ANJURAN
-
IX.
Konjungtiva Bulbi
OS
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa :
Medikamentosa
Edukasi:
IX.
Cari tahu penyebab alergi seperti debu, bulu binatang, tungau, dan lain-lain
Jangan mengusap-usap mata
Jaga Higienitas mata
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam
TINJAUAN PUSTAKA
Mata merah berarti terjadi proses inflamasi akibat infeksi, imunologi/alergi (termasuk
Steven Johnson Syndrome), trauma/iritasi, kekeringan (dry eyes), ataupun terkena zat toksik.
Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada
peradangan mata akut, misalnya pada keratitis, pleksus arteri konjungtiva permukaan
melebar, pada iritis dan glaukoma akut kongestif, pembuluh darah arteri perikornea yang
letak lebih dalam akan melebar, sedangkan pada konjungtivitis pembuluh darah superfisial
yang melebar, maka bila diberi epinefrin topikal akan terjadi vasokonstriksi sehingga mata
akan kembali putih.
Visus normal berarti proses yang terjadi tidak mengenai media refraksi. Artinya
proses kelainan mata tersebut hanya mengenai sklera, episklera dan konjungtiva dan
seringkali jaringan palpebra terkena atau mengakibatkan juga infeksi di konjungtiva (blefaro
konjungtivitis).
Kelainan mata merah visus normal adalah:
-
Skleritis, episkleritis
Konjungtivitis: bakterial, virus, jamur dan reaksi alergi (konjungtivitis alergika,
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi
belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis.
Penyebab konjungtivitis antara lain bakteri, klamidia, alergi, viral, toksik, berkaitan
dengan penyakit sistemik.
Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva
bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari,
pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing dan adenopati
preaurikular.
Infeksi dapat diakibatkan oleh bakteri, virus dan jamur. Pada umunya gejala yang
ditimbulkan adalah mata merah, rasa gatal, lakrimasi, sensasi benda asing, dan edema
palpebra. Perbedaan yang manifest adalah sekret mata yang dihasilkan. Hal yang mudah
untuk diingat adalah cairan tubuh normal (pada umumnya) berwarna bening, bila berwarna
putih, kuning atau hijau menunjukkan adanya infeksi, bila terjadi perdarahan memberikan
warna merah atau bila ada peradanganan: serus.
Bila pada sekret konjungtiva bulbi dilakukan pemeriksaan sitologik dengan pulasan
gram (mengidentifikasi organisme bakteri) pulasan Giemsa (menetapkan jenis dan morfologi
sel) maka didapat kemungkinan penyebab sekret seperti terdapatnya:
-
disebabkan virus
Leukosit, polimorfonuklear oleh bakteri
Eosinofil, basofil oleh alergi
Sel epitel dengan badan inklusi basofil sitoplasma oleh klamidia
Sel raksasa multinuklear oleh herpes
Sel Leber-makrofag raksasa oleh trakoma
Keratinisasi dengan filamen oleh pemfigus atau dry eye dan
Badan Guarneri eosinofilik oleh vaksinisasi.
Injeksi konjungtiva merupakan melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva
posterior yang dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi ataupun infeksi pada jaringan
konjungtiva. Injeksi konjungtiva mempunyai sifat: mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini
disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat secara longgar pada konjungtiva bulbi yang
mudah dilepas dari dasar sklera; pada radang konjungtiva pembuluh darah ini terutama
didapatkan di daerah forniks; ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena
asalnya dari bagian perifer atay arteri siliar anterior; berwarna merah yang segar; dengan tetes
adrenalin 1:1000 injeksi akan lenyap sementara; gatal; fotofobia (-); pupil ukuran normal
dengan reaksi normal.
Injeksi siliar merupakan melebarnya pembuluh darah perkorneal (a. siliar
anterior)yang terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang
jaringan uvea, glaukoma, endofltalmitis ataupun panolftalmitis. Injeksi siliar mempunyai
sifat: Berwarna lebih ungu dibanding dengan pelebaran pembuluh darah konjungtiva; tidak
ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel erat dengan
jaringan perikornea; ukuran sangat halus terletak disekitar kornea, paling padat sekitar kornea
dan berkurang ke arah forniks; pembuluh darah perikornea tidak menciut bula diberi
epinefrin atau adrenalin 1:1000; fotofobia; sakit pada penekanan sekitar kornea; pupil
iregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma).
Proses inflamasi dapat juga diakibatkan oleh reaksi imunologi/alergi. Penyebabnya
reaksi imunologi tersebut ada yang terjadi karena adanya reaksi alergi terhadap infeksi
ditempat lain (fokal infeksi). Pada umumnya fokal infeksi yang sering menimbulkannya
adalah infeksi gigi mulut, THT, saluran pencernaan, paru-paru, dsb. Jadi pengobatan terhadap
kondisi ini selain pemberian steroid tetes, juga terhadap fokal infeksinya.
Diagnosis banding konjungtivitis dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Diagnosis Banding Konjungtivitis
Virus
Bakteri
Fungus dan
Alergi
parasit
Sekret
Air mata
Gatal
Injeksi
Nodul
Sedikit
Banyak
Sedikit
Umum
Sering
Purulen
Banyak
Sedang
Sedikit
Umum
Jarang
Nonpurulen
Sedikit
Sedang
-oLokal
Sering
Sedikit
Sedikit
-oLokal
Sering
Sedikit
Hebat
Hebat
Umum
-o-
preaurikular
Pewarnaan
Monosit
Bakteri
Bakteri
Biasanya
Eosinofil
Usapan
Sakit
Limfosit
Kadang
PMN
Kadang
PMN
-o-
negatif
-o-
-o-
tenggorokam
dan panas
yang
menyertai
Konjungtivitis alergi
Bentuk radang konjungtiva akibar reaksi alergi terhadap noninfeksi dapat berupa
reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti
pada reaksi terhadap obat, bakteri, dan toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral terhadap
alergen. Biasanya dengan riwayat atopi.
Gejala utama penyakit alergi ini adalah radang (merah, sakit, bengkak, dan panas),
gatal, silau berulang dan menahun. Tanda karakteristik launnya adalah terdapatnya papilbesar
pada konjungtiva, datang bermusim, yang dapat mengganggu penglihatan. Walaupun
penyakit alergi konjungtiva sering sembuh sendiri akan tetapi dapat memberikan keluhan
yang memerlukan pengobatan.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan
basofil.
Pengobatan terutama dengan menghindarkan penyebab pencetus penyakit dan
memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah yang kemudian disusul
dengan kompres dingin untuk menghilangkan edemanya. Pada kasus yang berat dapat
diberikan antihistamin dan steroid sistemik.
Prinsip terapi yang dapat diberikan adalah tetes mata: antihistamin, Na chromoglycat
(chromolyn), pemirolast, dsb. Bila sudah sangat berat gejalanya yaitu saat kornea terkena
imbas misalnya terjadi keratitis atau ulkus berikan tetes mata steroid, tetapi harus diingat
akan efek samping pemakaian steroid jangka panjang (katarak dan glaukoma sekunder).
Penyuluhan masyarakat mengenai habituasi penggunaan steroid tetes in sangat
penting dilakukan mengingat saat in masyarakat sering menggunakan tetes mata tersebut
tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
tertentu.
Konjungtivitis
flikten
disebabkan
oleh
karena
alergi
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2012. h. 121, 134-7
2. Morosidi SA, Paliyama MF. Ilmu penyakit mata. Jakarta: FK Ukrida; 2011. h. 37-8