Anda di halaman 1dari 4

METASOMATISME & METAMORFISME

Metasomatisme adalah proses kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air panas
(hydrothermal) atau fluida lainnya.
Ini salah satu dari proses pembentukan endapan mineral! ada juga kayak
hidrothermal, endapan lateritik, pegmatik, magmatik, dan lain-lain. Tentu dengan
banyaknya klasifikasi tipe endapan ada yang membedakan antara satu dan yang
lainnya, nah disini saya coba fokus dulu ke tipe kontak metasomatisme &
metamorfisme.
Pada saat magma cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos
batuan maka magma tersebut panasnya akan semakin turun dan membentuk batuan
intrusi. Dalam proses tersebut akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi
terutama pada kontak antara magma dengan batuan samping (country rock) yang
diterobosnya.
Akibat dari panas tanpa ada perubahan kimiawi dinamakan kontak metamorfisme.
Akibat dari panas disertai perubahan kimia dinamakan kontak metasomatisme.
Pengelompokan (family) dari tipe kontak metasomatisme & metamorfisme ini sangat
beragam : Skarn, Greissen, Fenite, Beresite, Propylite, secondary quarzite, Gumbeite,
Rodongite, Arceite, Argilisite. Disini saya ga akan menjelaskan semuanya cuman tipe
Skarn dan Greissen saja.
SKARN
Kalo buka paper orang pengertian skarn tuh gini Skarn is metasomatic rock formed
at contact between a silicate rock (or magmatic melt) and carbonate rock. It consist
mainly of Ca-Mg-Fe-Mn-silicates, which are free or poor in water (Zharikov,1988).
Gampangnya sih kontak magma dengan batugamping.
Dicirikan dengan pembentukan mineral Andradite-Garnet, Hedenbergite-Diopside,
Iron-rich hornblade, Actionalite-Tremolite. Temen-temen bisa cari pake search engine
untuk tiap mineralnya, siapa tau penasaran dengan mineral-mineral ini. Saya ada
sih,cuman ngeupload slidenya ribet karena ukurannya yang besar. bisa kontak deh via
email!
Genesa skarn dibagi menjadi 3 tahap dimana dalam tiap tahapnya dicirikan dengan
proses tertentu:
Tahap 1. Initial Isochemical Metamorphism : disini terjadi rekristalisasi batu samping
(batugamping) dikarenakan difusi unsur (Pengaruh pergerakan) lalu batuan menjadi
brittle sehingga baik untuk penerobosan fluida.
Tahap 2. Multiple Stage Of Metamorhism : terjadinya pada temperatur 800 400
derajat celcius, disini terjadi pembentukan mineral anhydrous dan pembentukan
mineral oksida diikuti mineral sulfida.
Tahap 3. Retrograde Alteration : nih ini tahap perusakan dimana terjadi pendinginan
dan infiltrasi air meteorik, leached dari kalsium menjadi epidot, klorit, aktilonit. Dan
pembentukan sulfida kadar tinggi

Endapan Mineral
Skarn

I. Definisi
Skarn dapat terbentuk selama metamorfisme kontak atau regional. Selain itu juga dari
berbagai macam proses metasomatisme yang melibatkan fluida magmatik,
metamorfik, meteorik, dan yang berasal dari laut. Skarn dapat ditemukan di
permukaan sampai pluton, di sepanjang sesar dan shear zone, di sistem geotermal
dangkal, pada dasar lantai samudra maupun pada kerak bagian bawah yang tertutup
oleh dataran hasil metamorfisme burial dalam. Skarn dibagi menjadi endoskarn dan
eksoskarn dengan didasarkan pada jenis kandungan protolit.
II. Mineralogi
Secara umum, Kuarsa dan kalsit selalu hadir dalam semua jenis skarn. Sedangkan
mineral lain hanya hadir pada jenis skarn tertentu seperti talk, serpentine, dan brusit
yang hadir hanya pada skarn tipe magnesian.
III. Evolusi skarn
Formasi dari skarn deposit merupakan hasil dari proses yang dinamis. Pada sebagian
besar skarn deposit, terdapat beberapa transisi dari metamorfisme distal yang
menghasilkan hornfels dan skarnoid ke metamorfisme proximal yang menghasilkan
skarn yang mengandung bijih berukuran relatif kasar. Selama gradien suhu yang tinggi
dan sirkulasi fluida skala besar akibat intrusi magma, metamorfisme kontak dapat
menjadi lebih kompleks dibandingkan model rekristalisasi isokimia yang menyusun
metamorfisme regional. Semakin kompleks fluida metasomatisme, akan menghasilkan
keterkaitan antara proses metamorfisme yang murni dengan proses metasomatisme.
IV. Zonasi Skarn deposit
Terdapat pola zonasi pada skarn pada umumnya. Pola zonasi ini berupa proximal
garnet, distal piroksen, dan idiokras (atau piroksenoid seperti wolastonit, bustamit
dan rodonit) yang terdapat pada kontak antara skarn dan marmer. Selain itu, masingmasing mineral penyusun skarn dapat menunjukan warna yang sistematis atau
komposisi yang bervariasi dalam pola zonasi yang lebih luas.
V. Petrogenesis
Sebagian besar skarn deposit secara langsung berhubungan dengan aktivitas
pembekuan batuan beku sehingga terdapat hubungan antara komposisi skarn dengan
komposisi batuan beku. Karakteristik penting lainnya diantaranya tingkat oksidasi,
ukuran, tekstur, kedalaman, maupun seting tektonik dari masing-masing pluton.
Tektonik Setting
Klasifikasi tektonik yang sangat berguna dari deposit skarn seharusnya
mengelompokkan tipe skarn yang pada umumnya berada bersama dan
membedakannya yang secara khusus terdapat dalam tektonik setting yang khusus.
Sebagai contohnya, deposit skarn calcic Fe-Cu sebenarnya hanyalah tipe skarn yang
ditemukan dalam wilayah busur kepulauan samudra. Banyak dari skarn ini juga
diperkaya oleh Co, Ni, Cr, dan Au. Sebagai tambahan, beberapa skarn yang
mengandung emas yang bernilai ekonomis muncul dan telah terbentuk pada back arc
basin yang berasosiasi dengan busur volkanik samudra (Ray et al., 1988). Beberapa
kenampakan kunci yang menyusun skarn tersebut terpisah dari asosiasinya dengan
magma dan kerak yang lebih berkembang adalah yang berasosiasi dengan pluton yang
bersifat gabbro dan diorit, endoskarn yang melimpah, metasomatisme yang tersebar
luas dan ketidakhadiran Sn dan Pb.

Kebanyakan deposit skarn berasosiasi dengan busur magmatik yang berkaitan dengan
subduksi dalam kerak benua. Komposisi pluton berkisar dari diorit sampai granit
walaupun pada dasarnya memiliki perbedaan diantara tipe skarn logam yang muncul
untuk mencerminkan lingkungan geologi setempat (kedalaman formasi, pola struktural
dan fluida) lebih pada perbedaan pokok dari petrogenesis (Nakano,et al., 1990).
Sebaliknya, skarn yang mengandung emas pada lingkungan ini berasosiasi dengan
pluton yang tereduksi secara khusus yang mungkin mewakili sejarah geologi yang
khusus. Beberapa Skarn, tidak berasosiasi dengan subduksi yang berkaitan dengan
magmatisme. Pluton yang berkomposisi granit, pada umumnya mengandung muskovit
dan biotit primer, megakristal kuarsa berwarna abu-abu gelap, lubang-lubang
miarolitik, alterasi tipe greisen, dan anomali radioaktif. Skarn yang terasosiasi, kaya
akan timah dan fluor walaupun induk dari elemen lain biasanya hadir dan mungkin
penting secara ekonomis. Perkembangan rangkaian ini termasuk W, Be, B, Li, Bi, Zn,
Pb, U, F, dan REE.

Posted on 08.46 by Jurnal Geologi

1)

Berdasarkan area dan volume


Metamorfisme local, merupakan metamorfisme pada volume batuan yang relative kecil (kurang dari 100
km)
Metamorfisme regional, merupakan metamorfisme yang terjadi pada volume batuan yang relative besar
(ribuan kilometer kubik)
2) Berdasarkan agen metamorfismenya
Metamorfisme kontak, metamorfisme dengan agen utamanya adalah temperature yang terjadi karena
intrusi batuan beku terhadap batuan dangkal yang lebih dingin, biasa terjadi pada skala local. Kontak ini
disebut juga kontak aurele.
Metamorfisme dinamik, merupakan metamorfisme yang terjadi karena deviatorik stress. Tipe ini terjadi
pada zona sesar dan daerah yang terkena jadtuah meteoric. Tipe ini terjadi pada daerah yang cukup luas.
Metamorfisme static, merupakan metamorfisme yang terjadi akibat lithostatik yang terjadi pada kedalaman
yang realtif dalam, seperti pada fore arc basin dan palung.
Metamorfisme dinamotermal, merupakam metamorfisme yang paling banyak dijumpai dan terjadi akabat
kombinasi tekanan dan temperature.

2) METAMORFISME

KONTAK (Contact

metamorphism)

3) Metamorfisme kontak terjadi akibat adanya intrusi tubuh magma panas pada batuan yang dingin
dalam kerak bumi. Akibat kenaikan suhu, maka rekristalisasi kimia memegang peran utama.
Sedangkan deformasi mekanik sangat kecil, bahkan tidak ada, karena stress disekitar magma
relatif homogen. Batuan yang terkena intrusi akan mengalami pemanasan dan termetamorfosa,
membentuk suatu lapisan di sekitar intrusi yang dinamakan aureole metamorphic (batuan
ubahan). Tebal lapisan tersebut tergantung pada besarnya tubuh intrusi dan kandungan H 2O di
dalam batuan yang diterobosnya. Misalkan pada korok ataupun sill yang seharusnya terbentuk
lapisan setebal beberapa meter hanya akan terbentuk beberapa centimeter saja tebalnya apabila
tanpa H2O. Batuan metamorf yang terjadi sangat keras terdiri dari mineral yang seragam dan
halus yang saling mengunci (interlocking), dinamakan Hornfels.Pada intrusi berskala besar,
bergaris tengah sampai ribuan meter menghasilkan energy panas yang jauh lebih besar, dan
dapat mengandung H2O yang sangat banyak. Aureol yang terbentuk dapat sampai ratusan meter
tebalnya dan berbutir kasar. Di dalam lapisan yang tebal yang sudah dilalui cairan ini, terjadi
zonasi himpunan mineral yang konsentris. Zona ini mencirikan kisaran suhu tertentu. Dekat
intrusi dimana suhu sangat tinggi dijumpai mineral bersifat anhidrous seperti garnet dan piroksen.
Kemudian mineral bersifat hidrous seperti amphibol dan epidot. Selanjutnya mika dan
klorit.Tektur dari zonasi tersebut tergantung pada komposisi kimia batuan yang diterobosnya,
cairan yang melaluinya serta suhu dan tekanan.

Anda mungkin juga menyukai