Perilaku Kekerasan Terhadap Penganut Agama Harus Dihentikan
Posted in Berita Utama by Redaksi on September 20th, 2010 Ephorus GKPS Pdt Dr Jaharianson Saragih: Simalungun (SIB) Tindakan kekerasan terhadap pengurus Gereja HKBP di Bekasi dikecam keras pimpinan tertinggi GKPS. Penusukan terhadap St A Sihombing dan pemukulan terhadap Pdt Luspida Simanjuntak, bukan hanya harus diusut tuntas tetapi jangan sampai terulang kembali. Perlu dicatat, dalam hal beribadah tidak satu orangpun di dunia ini yang berhak melarangnya. Beribadah adalah hak asasi setiap manusia. Soal apakah rumah untuk beribadah sudah punya izin atau belum, itu soal lain. Selanjutnya disampaikan, yang terjadi sekarang seolah-olah ada pembiaran yang disengaja. Kesan ini muncul karena ada ketidaktegasan dari pihak pemerintah. Pdt Dr Jaharianson Saragih menyampaikan, kalau Indonesia mau dianalogikan dengan rumah tangga, pemerintah adalah kepala keluarga. Umat beragama adalah anak-anaknya. Kalau ada anak yang berbadan besar kemudian menganiaya saudaranya yang berbadan sedang atau kecil, lalu dibiarkan oleh kepala keluarga maka pesannya jelas. Pesan yang ditangkap si anak yang berbadan besar adalah teruskan kekerasan yang dilakukan karena tidak ada larangan dan tidak ada sanksi. Inilah yang terjadi di Negara kita ini. Kekerasan atas umat lain terjadi, dibiarkan, tidak ada sanksi apa-apa, yang terjadi kemudian adalah pengulangan dan pengulangan. Solusinya sederhana saja tetapi harus ada keberanian, menghukum si anak yang berbadan besar. Dalam konteks penusukan dan pemukulan terhadap hamba Tuhan di HKBP Bekasi, Ephorus GKPS meminta supaya pelaku kekerasan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara lalu dihukum seberat-beratnya karena memang motifnya diduga mau mengacaukan Indonesia. Persoalannya, apakah pemerintah punya keberanian dan sikap yang tegas. Kalau ditinjau dari sudut psikologis, pemerintah sekarang ini terkesan bukan masuk tipologi pemerintah yang tegas. Ciri pemerintah sekarang adalah menunggu, kurang inisiatif, plin-plan, tidak tegas, lamban, lebih banyak perhitungan untung rugi ketimbang aksi, lebih suka mengalah ketimbang tegas, tambah Ephorus. Ephorus GKPS Jaharianson Saragih menyampaikan, tetaplah mengampuni walau menderita dan tetaplah melakukan apa yang Tuhan Yesus ajarkan sebagaimana dicatat dalam Markus 11:25 tentang mengampuni. Kepada pelaku kita doakan supaya bertobat dan soal hukum kita serahkan kepada aparat. (JMG/s)