Anda di halaman 1dari 88

MAKALAH

KOMPILASI MATERI PKN SEMESTER 2

Disusun oleh :
BUNGA RAHMA DINDA
1 SIPIL 2 SORE
3112120007

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmatNya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga berkat kesehatan yang diberikanNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam menulis makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk
memenuhi nilai tugas semesterkedua pada mata pelajaran Pendidikam Kewarganegaraan dan
Pancasila (PKn). Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk teman-teman.
Saat proses pembuatan makalah ini penulis memiliki beberapa kendala atau hambatan
seperti hambatan dalam mencari sumber di internet, dalam mencari sumber tersebut kami
mengunjungi beberapa website untuk mendapatkan tambahan informasi. Penulis berupaya
untuk mendapatkan data yang akurat yang bisa dipertanggung jawabkan.
Tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna,karena itu penulis sangat
mengharapkan kepada pembacauntuk dapat memberikan saran ataupun kritik yang dapat
membangun,dan dapat memotivasi penulis agar dapat berkarya lebih baik lagi untuk
membuat makalah berikutnya.
Dengan

diselesaikannya

makalah,

penulis

berharap

dapat

menjadi

bahan

pembelajaran terutama dalam Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila.Penulis berharap


makalah ini tidak hanya bermanfaat untuk penulis saja,tetapi juga untuk setiap orang yang
membacanya.

BAB 1.....................

Kondisi Saat Ini

BAB 2 ....................

Pancasila Sebagai Dasar Negara

BAB 3 ....................

Negara Dan Konstitusi

BAB 4 ....................

Pancasila Sebagai Paradigma


Dalam Kehidupan Bermasyarakat

BAB 5 ....................

Hak Asasi Manusia

BAB 6 ....................

Demokrasi Di Indonesia

BAB 7 ....................

Keamanan Nasional

BAB 8 ....................

Geopolitik Indonesia (Wawasan


Nusantara)

BAB 9 ....................

Geostrategi Indonesia
(Ketahanan Nasional)

BAB 1
Kondisi Saat Ini

Harga BBM Naik & Dibatasi, YLKI:


Masyarakat Bisa Chaos
Rista Rama Dhany - detikfinance
Jumat, 10/05/2013 19:27 WIB
Jakarta - Pemerintah akan segera menaikan harga BBM subsidi, selain itu
berencana akan melakukan pembatasan pembelian BBM subsidi. Jika hal ini
dilakukan, maka masyarakat bisa chaos.
Hal tersebut seperti diungkapkan Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) Tulus Abadi ketika dihubungi detikFinance, Jumat (10/5/2013).
"Itu membingungkan, dan pasti ribet pengawasan, penerapannya di lapangan,
masyarakat bisa chaos nanti," tegas Tulus.
Menurut Tulus, saat ini bukan jumlah volume yang menjadi masalah, tetap yang
jadi masalah adalah anggarannya tidak cukup.
"Jadi kalau pemerintah mau ambil kebijakan naikan harga BBM subsidi atau
tidak, jangan ada pembatasan BBM subsidi, kalau mau naikkan segera, jangan
membuat masyarakat bingung," tandas Tulus.
Seperti diketahui Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengungkapkan PT
Pertamina dan PT INTI akan melakukan pemasangan alat RFID (Radio Frequency
Identification) untuk 100 juta kendaraan roda dua dan empat. Nantinya setelah
RFID dipasang pembelian BBM subsidi bakal dibatasi. Untuk kendaraan roda dua
dibatasi 0,7 liter per hari dan roda empat 3 liter per hari.
Undang-undang dan Tanggapan :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2013, pasal
8 ayat 1 tentang subsidi BBM dan BBG. Dan saya setuju dengan pendapat tulus
bahwa kalau pemerintah mau ambil kebijakan naikan harga BBM subsidi atau
tidak, jangan ada pembatasan BBM subsidi, kalau mau naikkan segera, jangan
membuat masyarakat bingung.

Tegas Berantas Korupsi, Abraham Samad


Rela Jadi Tumbal
Rina Atriana - detikNews
Kamis, 09/05/2013 16:53 WIB
Tugas utama lembaga KPK adalah turut menjadikan Indonesia sebagai negara
yang bebas korupsi. Ketua KPK, Abraham Samad, mengaku siap menjadi tumbal
agar pemberantasan korupsi terus berjalan progresif.
"Kita harus progresif walaupun kadang-kadang tindakan itu menyerempet pada
pelanggaran kode etik. Kalau ada yang harus ditumbalkan, saya jadi tumbal pun
tak masalah," kata Abraham, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis
(9/5/2013).
Pernyataan Abraham terkait pelanggaran kode etik seakan mengingatkan pada
kasus bocornya sprindik atas nama Anas Urbaningrum yang baru saja
membelitnya. Dalam kasus itu Abraham mendapat teguran tertulis dari komite
etik karena dianggap lalai sehingga menyebabkan sprindik tersebut bocor ke
publik.
Menurut Abraham, pemberantasan korupsi di Indonesia sudah tak bisa lagi
dilakukan dengan cara-cara yang konvesional. Maka dari itu ia bersedia menjadi
tumbal jika cara-cara yang ditempuhnya dianggap melanggar etika.
"Korupsi sudah masif dan sistematis. Jadi, tidak bisa dengan cara yang biasabiasa saja, harus dengan cara radikal yang progresif," ujar Abraham.
Abraham kemudian mencontohkan praktik-praktik korupsi saat ini sudah
sedemikian canggih. Jika dulu korupsi dilakukan seputaran pungli dan manipulas,
kini sudah sampai ditaraf melarikan aset ke luar negeri.
Undang-undang dan Tanggapan :
undang-undang 28 thn 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN NEGARA YANG
BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME. bab VI pasal 8 dan
kita harus mempunyai tekat juang yg tinggi terhadap pemberantasan korupsi
seperti yg dikatakan Abraham Samad.

Target Pajak Akan Diturunkan

Undang-undang dan tanggapan :


Berita ini dapat dikaitkan dengan SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANGUNDANG NO. 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
16 TAHUN 2009

Media massa di dorong bantu


kpk lawan korupsi

Undang-undang dan Tanggapan :


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI dan masyarakat sekitar, termasuk media
massa patut ikut serta dalam pemberantasan korupsi.

Hasil kerajinan ukm lokal di


dorong go internasional

Undang-undang dan Tanggapan :


Hasil kerajinan hasil anak bangsa Indonesia sudah sangat bagus dan berkualitas.
Pemerintah memang sudah seharusnya mendukung kerajinan Indonesia ke
kancah internasional. Berita ini dapat dikaitkan dengan UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH

Proyek rusunawa dihuni kelas


menengah ke atas

Undang-undang dan Tanggapan:


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH
SUSUN dan sepatutnya orang kalangan menengah keatas lebih memprioritaskan rusun
untuk kalangan menengah kebawah terdahulu.

57 terpidana korupsi belum di


eksekusi

Undang-undang dan Tanggapan :


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 bab VIII tentang
sanksi korupsi dan seharusnya para tesangka mendapat sanksi yg setimbal / sesuai
undang-undang/ hukum di Indonesia yg ada.

BAB 2
Pancasila Sebagai
Dasar Negara

Perguruan Tinggi Perlu Kaji


Pancasila Secara Mendalam
Selasa, 23 Oktober 2012 | 18:32 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said
Aqil Siroj mendesak perguruan tinggi untuk melakukan kajian yang serius dan mendalam
tentang Pancasila.
"Kajian Pancasila secara mendalam agar memiliki kualifikasi ilmiah sebagaimana yang
banyak dituntut saat ini, sehingga bisa dibandingkan dengan teori ilmiah yang lain," kata Said
Agil ketika menghadiri wisuda Universitas Pancasila di Jakarta, Selasa (23/10/2012).
Ia mengatakan langkah kreatif yang sudah dirintis oleh Prof Mubyarto dari UGM dalam
memperkenalkan sistem ekonomi Pancasila perlu diteruskan oleh universitas yang lain,
terutama Universitas Pancasila.
"Saat ini sangat diperlukan adanya rumusan yang komprehensif mengenai sistem politik
Pancasila atau rumusan dasar tentang demokrasi Pancasila, atau rumusan tentang sistem
kebudayaan Pancasila dan seterusnya," katanya.
Menurut dia sebagai pendukung Pancasila, maka NU siap membantu pikiran dan tenaga pada
Universitas Pancasila untuk melakukan kajian Pancasila, karena NU telah memiliki banyak
ulama dan sarjana yang serius mengkaji Pancasila secara sukarela.
Dikatakannya kenapa Marxisme begitu luas dikaji dan dijadikan sebagai pisau analisa
membedah situasi. Kenapa sistem liberalisme-kapitalisme begitu mendalam mempengaruhi
para intelektual dan politisi serta aktivis kita.
Tidak lain kata dia karena ajaran dan ideologi mereka dirumuskan secara ilmiah dan
diturunkan menjadi strategi dan teknik secara operasional.
Maka untuk itu falsafah pancasila ini juga perlu mendapatkan kajian yang sama sehingga bisa
dirumuskan menjadi teori ilmiah yang valid dan meyakinkan sehingga layak dijadikan
rujukan bahkan pegangan.
"Semuanya ini tugas besar yang menunggu sentuhan para ilmuwan di perguruan tinggi seperti
universitas yang menyandang nama besar yaitu Universitas Pancasila," katanya.
Sementara itu Ketua Yayasan Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo mengatakan
Universitas Pancasila telah lama mempunyai Pusat Studi Pancasila (PSP) untuk melakukan
kajian tentang Pancasila.

Ia mengatakan motivasi Pancasila sebagai atribut universitas merupakan motivasi dwi-arah


dari Pimpinan Universitas Pancasila dalam merevitalisasi Laboratorium Pancasila dengan
predikat barunya Pusat Studi Pancasila.
Ia mengatakan Pusat Studi Pancasila melakukan studi reflektif mengenai ideologi pancasila
dalam rangka membangun sistem filsafat pancasila.
Selain itu juga melakukan koordinasi penelitian dasar yang di selenggarakan oleh fakultas
yang bersangkutan dalam mengembangkan ilmu sosial dan ilmu eksakta berdasarkan
paradigma pancasila.
Menurut dia penguatan nilai ketuhanan sebagai landasan spiritualitas dan moralitas berbangsa
dan bernegara pada gilirannya harus berakar kuat pada proses persemaian dan pembudayaan
dalam sistem pendidikan.
Undang-undang dan tanggapan :
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita Republik
Indonesia tahun II No 7 bersama sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Diadakannya pancasila sebagai kurikulum perguruan tinggi sangat baik untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bisa menjadi landasan generasi muda
dalam hal bermasyarakat.

Ical: Pancasila Tonggak Karakter Bangsa


Penulis : Indra Akuntono |
Kompas Rabu, 22 Juni 2011 | 11:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie
mengatakan, pendidikan Pancasila dapat digunakan sebagai tonggak dalam pembangunan
karakter kebangsaan. Ia menyayangkan dihapusnya pendidikan Pancasila dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Hal ini, menurutnya, menyebabkan falsafah dasar Pancasila menjadi
asing dan seolah hilang tertiup angin.
"Bagaimana pendidikan Pancasila bisa digunakan dalam rangka pembentukan karakter
nasional? Saat ini Pancasila seolah hilang, semakin jarang diucapkan, dan sama sekali hampir
tidak diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga menjadi jauh dalam konteks,"
kata Aburizal, saat membuka seminar bertajuk Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Pendidikan untuk Penguatan Karakter Bangsa, Rabu (22/6/2011), di Gedung Nusantara IV
DPR, Jakarta.
Pria yang akrab disapa Ical ini melanjutkan, tidak diwajibkannya pendidikan Pancasila
menjadi sebuah hal yang memprihatinkan. Sebab, nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dan
dijadikan tonggak pembentukan karakter bangsa.
"Sehingga peserta didik tidak asing dengan apa itu makna Pancasila," ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan, pendidikan Pancasila tidak hanya dapat menguatkan, tetapi juga
memperkokoh bangsa dan peserta didik sedini mungkin sebagai dasar dan orientasi
kehidupannya ke depan.
"Kesenjangan yang paling mendasar dalam bangsa ini adalah kesenjangan ideologi. Apakah
di era globalisasi ini paham nasionalisme masih ada? Apakah bangsa Indonesia masih bangga
terhadap Indonesia? Apakah dalam diri kita masih ada Pancasila sebagai dasar falsafah
bangsa? Itulah beberapa pertanyaan kecil namun mendasar," kata Ical.
Ia berharap Pancasila dapat kembali direaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat,
khususnya di dalam dunia pendidikan.
"Terhadap lemahnya karakter bangsa saat ini, kita perlu meniru Pancasila sebagai falsafah
dan sebagai bangsa. Kita harus mempunyai karakter yang kuat. Kita memiliki Pancasila, oleh
karena itu bagaimana caranya mereaktualisasikan nilai Pancasila di dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan Pancasila harus disakralisasi agar dapat ditelaah sedemikian rupa
dengan mengedepankan nalar dan rasionalisme," tegasnya.

Undang-undang dan tanggapan :


Hal itu tecermin dari misi pembangunan nasional yang memosisikan pendidikan
karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi
pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan
dengan watak dan prilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam.

PDIP Minta Pancasila Kembali Masuk


Kurikulum
Penulis : Sandro Gatra |
Minggu, 14 Oktober 2012 | 08:34 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerukan
agar mata pelajaran Pancasila kembali masuk dalam kurikulum pendidikan di semua
tingkatan. Selain itu, Pancasila dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan budi pekerti
serta pendidikan kewarganegaraan.
Hal itu merupakan rekomendasi dari hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP di
Surabaya, Jawa Timur, yang dibacakan oleh Ketua Penyelenggara Puan Maharani ketika
penutupan, Sabtu ( 13/10/2012 ) dini hari.
Rakernas itu dihadiri seribuan pengurus PDIP di Dewan Pimpinan Pusat hingga daerah di
seluruh Indonesia. Hadir pula para kepala daerah dan pimpinan DPRD yang berasal dari
PDIP serta politisi senior PDIP.
Ketua DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, untuk merealisasikan hal itu, pihaknya
akan mengusulkan revisi Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Puan melanjutkan, pihaknya menilai pembangunan karakter bangsa saat ini semakin jauh dari
nilai-nilai Pancasila. Hal itu terlihat dari semakin intens dan meluasnya konflik dalam
masyarakat, rendahnya kesadaran hukum, tergerusnya solidaritas dan toleransi sosial, serta
berbagai kecenderungan negatif lainnya.
Untuk mengatasi masalah itu, selain memasukkan Pancasila dalam kurikulum pendidikan,
PDIP juga menginstruksikan kepada struktrur dan kader, khususnya yang menjadi kepala
daerah dan pimpinan legislatif daerah untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi 4 pilar di
daerahnya masing-masing bekerja sama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
PDIP juga mendesak pemerintah untuk tidak ragu mengerahkan aparat pemerintah untuk
menjamin keamanan dan perlindungan bagi seluruh warga negara. Pemerintah diminta sedini
mungkin melakukan pencegahan terhadap kecenderungan meningkatnya konflik horizontal.
"PDIP menyesalkan meluasnya budaya kekerasan dan intoleransi di kalangan masyarakat
terutama di kalangan pelajar. Untuk itu menyerukan kepada para orang tua dan lingkungan
agar ikut terlibat dalam pembentukan watak anti kekerasan toleransi di dalam keluarga dan
lingkungan," kata Puan.

Undang-undang dan tanggapan :

Berita ini berkaitan dengan Landasan pendidikan pancasila yaitu UUD 1945 pasal 31 ayat 1,
keputusan direktur jendral pendidikan tinggi no 38/dikti/kep/2002, dan UURI no 20 tahun
2003.

Moerdiono Pahami Pancasila sebagai


Ideologi Terbuka
Selasa, 2 Oktober 2012 | 02:08 WIB
Jakarta, Kompas - Kesetiakawanan dan setia pada ide yang diyakini adalah hal yang paling
menonjol pada Moerdiono, Menteri Sekretaris Negara (1988-1993 dan 1993-1998). Salah
satu ide yang dipahami dan diperjuangkan adalah ide Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Dalam sikapnya, ketika reformasi telah berjalan 14 tahun, kekuasaan diperebutkan, orang
menjadi pragmatis dan tak lagi setia kawan, Moerdiono tetap tampil sebagai pribadi yang
setia kawan.
Hingga Pak Harto pergi, tidak ada sikap negatif Pak Moerdiono pada Pak Harto, kata
mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie pada peluncuran buku Moerdiono:
Bagimu Negeri di Fadli Zon Library, Jakarta, Senin (1/10).
Buku yang diterbitkan Fadli Zon Library dan Institute for Policy Studies ini merupakan
kumpulan makalah yang pernah disampaikan Moerdiono dalam berbagai kesempatan tahun
1990-1998. Di rentang waktu itu, Moerdiono menjadi pembantu Presiden Soeharto. Bersama
Menteri Penerangan Harmoko, Moerdiono kerap tampil di media menyampaikan kebijakankebijakan pemerintah.
Menurut Jimly, Moerdiono adalah tokoh yang setia pada ide meskipun pada praktiknya tidak
membuatnya menjadi kaku. Hal itu, misalnya, Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah ide
yang setia dipegang dan diperjuangkannya.
Menurut anak sulung Moerdiono, Ninuk Mardiana Pambudy, Moerdiono dalam tulisantulisannya juga menyinggung tentang bagaimana memahami Pancasila sebagai ideologi
terbuka. Implikasinya, Pancasila harus diperlakukan sebagai ideologi yang harus dapat
dimaknai sesuai perkembangan zaman.
Bangsa Indonesia sudah memilih Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila harus
menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara seraya selalu terbuka untuk dimaknai
ulang sesuai tuntutan zaman.
Moerdiono tidak kenal lelah menyemangati anak-anak muda. Sangat sering Pak Moer
datang ke tempat saya dan memberi nasihat agar saya sebagai anak muda harus berpegang
pada Pancasila. Saya melihat, Pak Moer selalu tampil dengan persiapan matang agar tidak
memunculkan kontroversi. Beliau menginspirasi saya, selalu hati-hati dan sederhana, kata
Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun mengatakan, Ketika Pak Moer tampil,
kita seperti diajak mengantuk. Tetapi kita tidak pernah mengantuk karena substansi dan detail

yang disampaikan lengkap. Setiap kata yang diucapkan selalu berisi. Beliau mampu
menampilkan hal-hal yang sangat kontras, kata Rikard.
Rikard menambahkan, Moerdiono adalah seorang akademisi karena bisa menjelaskan segala
hal secara logis dan bisa keluar dari wilayah yang terkungkung, jelas, dan global. Ia adalah
pejabat yang tidak banyak intrik, polos, tokoh demokrat yang sesungguhnya, dan selalu
mencari ide-ide baru untuk menjawab persoalan konkret.
Undang-undang dan tanggapan :
Pancasila dikatakan sebagai Idelogi dikatakan terbuka apabila pada dirinya
memiliki unsur fleksibilitas. Unsur ini mencerminkan adanya kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, yaitu
adanya penerimaan terhadap interprestasi baru yang sesuai dengan tuntutan
dan perkembangan zaman.

Disusupi NII, Banyak Politisi yang Lupakan Ideologi Pancasila


Tri Kurniawan - Okezone
Jum'at, 6 Mei 2011 09:01 wib

JAKARTA- Partai Demokrat, Golkar, dan PKS disebut-sebut telah disusupi kader Gerakan
Negara Islam Indonesia (NII).
Menurut politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo,
banyak politisi saat ini yang melupakan ideologi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dia mengatakan empat pilar bangsa yakni Pancasila, NKRI, Undang-Undang Dasar 1945,dan
azas Bhinneka Tunggal Ika, harus kembali diperkuat.
"Empat pilar ini yang harus kembali disuarakan dan didorong agar tidak mudah terpengaruh
dengan ideologi selain Pancasila," papar Ganjar saat berbincang dengan okezone, Kamis
(5/5/2011).
Kata Ganjar, ketika berbicara masalah kaderisasi berarti kita berbicara hal yang lebih luas,
maka semua unsur juga harus memikirkan kader-kader bangsa untuk masa yang akan datang.
Dia mengusulkan semangat Pancasila yang mungkin sudah banyak dilupakan, harus kembali
dihidupkan.
"Pancasila sebagai ideologi kita harus kembali direvitalisasi," pungkasnya.

Undang-undang dan tanggapan:


Pancasila sebagai dasar Negara, maka mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa,
artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa
saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut
hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.

Definisi Ormas dan Asas Tunggal Pancasila


Rabu, 03/04/2013 14:45 WIB
Elvan Dany Sutrisno detikNews
Jakarta - Revisi UU Nomor 8 tahun 1985 tentang Ormas sedang memasuki tahap
finalisasi di DPR. Definisi ormas diperluas dan ormas tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila.
Definisi ormas diatur di Bab I mengenai Ketentuan Umum di draf RUU Ormas
seperti yang diperoleh wartawan, Rabu (3/4/2013).
"Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi
yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan
untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila," demikian bunyi pasal 1 ayat 1 RUU Ormas. (Disetujui Panja 7 Juni
2012).
Sementara terkait asas, ciri, dan sifat ormas diatur di Bab II. Pasal 2 mengatur
asas tunggal ormas. Ormas tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945.
"Asas Ormas adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta dapat mencantumkan asas lainnya yang tidak
bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945," demikian pasal 2 RUU Ormas. (Disetujui Panja 18
September 2012 untuk dibawa ke Pansus).
Mengenai asas tunggal ormas Pancasila juga diatur di Bab XVII mengenai
larangan. "Ormas dilarang menganut, mengembangkan, atau menyebarkan
ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila," demikian bunyi pasal
61 RUU Ormas.
Asas tunggal Pancasila ini yang ditentang oleh PKS. "Masih ada dua substansi
lagi yang masih belum menemukan kesepakatan bulat. Pertama, FPKS tetap
menolak asas tunggal. Kedua, FPKS tetap menolak penghentian sementara
menjadi kewenangan (subjektif) pemerintah. FPKS menginginkan penghentian
sementara melalui pengadilan," kata politisi PKS, Indra, saat berbincang, Rabu
(3/4/2013).
FPPP DPR Juga masih ragu terkait pasal ini. "Kalau asas tunggal kami masih pikirpikir. Mestinya boleh asal tidak bertentangan dengan Pancasila," kata Ketua FPPP
DPR Hasrul Azwar.
Undang-undang dan tanggapan :

bunyi pasal 1 ayat 1 RUU Ormas, bagaimanapun juga tidak boleh bertentangan
dari pancasila yg dimana sebagai dasar/ideologi dari negara indonesia ini.

Demokrasi di Indonesia Dinilai Palsu


Nur Khafifah - detikNews
Jumat, 17/05/2013 18:48 WIB
Jakarta - Indonesia telah lama menganut sistem demokrasi. Namun sistem
demokrasi di Indonesia dinilai masih belum sempurna.
"Demokrasi kita ini adalah demokrasi palsu," ujar M. Noor Syam, pembicara yang
hadir dalam Diskusi dan Deklarasi Masyarakat Studi Ketatanegaraan (MSK) di
Gedung JMC, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2013).
Ia mengatakan, yang terjadi di Indonesia saat ini adalah oligarki, kekuasaan uang
dan anarkisme. Menurutnya, saat ini partai politik masih dikuasai oleh elit-elitnya
saja.
"PDIP, Golkar, Demokrat yang menguasai siapa? Sudah jelas kan," ucapnya.
Noor Syam mengatakan, kasus korupsi di Indonesia masih merajalela.
Menurutnya, uang masih berkuasa di negeri ini. Selain itu, masyarakat juga
sudah banyak melakukan tindak anarkisme.
"Orang kita, kalau keinginannya kalah langsung ke pengadilan. Kalau masih
ditolak, maju ke MA. Dengan sikap yang sudah sangat anarkis," ungkap Noor
Syam.
Menurut dia, sistem tata negara di Indonesia akan sempurna jika Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 dilaksanakan sepenuhnya. Sayangnya saat ini
menurutnya pengamalan dasar negara tersebut sudah mulai luntur.
"Negara ini akan jaya kalau tidak menyimpang dari Pancasila," ujarnya.
Revolusi dinilai merupakan solusi yang tepat dari permasalahan tersebut. Namun
revolusi yang dilakukan bukanlah revolusi yang anarkis.
"Solusinya adalah revolusi. Tetapi bukan revolusi yang mengorbankan rakyat,"
ujar Suryadi, pembicara yang juga hadir dalam acara tersebut.
Sedangkan Akbar Tanjung yang juga hadir dalam acara tersebut menjelaskan
bahwa Pancasila masih diterapkan di Indonesia. Sehingga yang terjadi saat ini
bukanlah demokrasi palsu.
"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan itulah yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat,"
paparnya.

Menurutnya jika MSK menginginkan revolusi, harus melakukan sosialisasi kepada


masyarakat. "Hasil diskusi ini disosialisasikan kepada masyarakat, agar
masyarakat tahu," ucap Akbar.
Undang-undang dan tanggapan :
Kasus ini bertentangan dengan pancasila khususnya sila ke 4 dan ke 5.
Demokrasi di indonesia harus bersih dan jujur.

Pancasila Rumah Dunia


Rusdianto - detikNews
Jumat, 05/10/2012 16:59 WIB
Jakarta - Pancasila dikenal sebagai ideologi negara Indonesia yang menjadi
pondasi utama untuk menjaga keutuhan NKRI. Kelahiran Pancasila sebelumnya
berada dalam masa-masa perdebatan panjang antara tokoh-tokoh bangsa,
negarawan dan para pejuang-pejuang kemerdekaan.
Pencetusan pancasila penuh dengan sejarah perjuangan demi kemandirian dan
kemerdekaan. Sukarno membentuk BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan
segala hal-hal yang menyangkut dasar kenegaraan seperti UUDS 1945,
Pancasila, lambang negara, dan sistem politik negara. Dalam proses ini,
perdebatan panjang terjadi, namun karena keuletan para tokoh bangsa dengan
komitmen untuk dapat menunaikan seluruh sumpah jabatan mereka dalam
memangku amanat negara. Pondasi Pancasila adalah perekat keragaman
Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari suku, adat, budaya,
warna kulit, ras, dan bahasa. Persfektif keragaman ini mampu menyatukan
seluruh unsur perbedaan baik secara ideologi maupun kebudayaan.
Kelebihan Pancasila dan seluruh batang tubuhnya mewakili berbagai kelompok,
kepentingan, nilai-nilai, humanisme, pembebasan, kebebasan dan cara pandang
masyarakat sendiri. Dengan demikian, di sinilah letak kesaktian Pancasila yang
menjadi rujukan ideologi dunia. Sebagaimana tahun 2010 lalu disinggung oleh
Presiden Amerika Serikat Barack Obama di saat pidato di Universitas Indonesia
bahwa "Pancasila akan menjadi ideologi dunia, Pancasila usulan yang bagus
untuk menjadi rujukan bagi negara berkembang dalam menciptakan rasa aman,
tenteram dan kebebasan informasi maupun kebebasan beragama dan lebih jauh
pancasila rumusan multicultural milik dunia dan saya selalu bersama pancasila".
Dari apa yang dikemukakan oleh Barack Obama adalah sebuah harapan yang
sangat agung dan bijaksana bahwa pancasila mempunyai energi positif sebagai
mainstream ideologi dunia.
Dalam perkembangan sejarah bangsa ini, Pancasila mendapat tantangan yang
sangat besar sehingga membuat dasar sila Pancasila menjadi matang. Pada
hakikatnya Pancasila adalah wadah bernaung sebuah institusi negara. Meskipun
rakyat Indonesia terdiri dari banyak perbedaan yang sangat mencolok. Mengutip
Gibson dan Arnold Toynbee berkata, "Peradaban besar, tinggi, dang agung tidak
akan hancur tenggelam, kecuali jika dia merusak dan memecah diri sendiri,
merobek-robek dirinya sendiri dalam-dalam".
Maka Pancasila berada dalam fase yang diungkapkan oleh Gibson dan Toynbee
dari dulu hingga sekarang ini. Kristalisasi Pancasila sebagai rumah dunia adalah
tugas mendesak negara dalam konteks internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam
wawasan kebangsaan. Karena ideologi Pancasila sebagai suatu cara pandang

yang mendunia dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat


maupun dalam aspek kehidupan global.
Apalagi dalam membangun hubungan antar negara baik secara bilateral dan
multilateral bahwa Pancasila harus menjadi spirit bersama dalam mengangkat
isu-isu kemanusiaan dan keadilan sosial sebagai ciri khas dari kepentingan
negara. Inilah kewajiban utama setiap generasi kepemimpinan bangsa ini agar
Pancasila menjadi proyek solusi setiap konflik kepentingan, perbenturan budaya,
penjajahan dihapuskan, melakukan pendistribusian kesejahteraan dan
melaksanakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat dunia. Indonesia harus
membangun cita-cita dunia dengan Pancasilaisme.
Undang-undang dan tanggapan :
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia,
bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun
terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah
bangsa Indonesia. Sesungguhnya hal seperti inilah yang harus kita cegah dalam
tubuh NKRI, yaitu adanya pihak-pihak yang berusaha menyusup bahkan
menghancurkan ideologi bangsa kita. Seperti kita tahu bahwa NII adalah gerakan
separatis yang berusaha menghapus sila ke-1 bangsa kita. Hal ini harus benarbenar dicegah bahkan diberantas seperti pada zaman Soeharto di era
komunisme.

BAB 3
Negara Dan
Konstitusi

Istana Dukung RUU Keamanan Nasional


Penulis : Hindra Liu |
Senin, 9 Januari 2012 | 19:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Istana Kepresidenan mendukung substansi Rancangan
Undang-Undang Keamanan Nasional, yang saat ini berada di Sekretariat Negara. Juru Bicara
Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah merasa perlu adanya koordinasi
antarpemegang amanah keamanan nasional sehingga ada sinkronisasi.
"Semangat RUU Keamanan Nasional adalah untuk menghindari terjadinya overlap (tumpang
tindih) di antara undang-undang yang terkait keamanan nasional. Indonesia memerlukan
RUU Keamanan Nasional. Ini bisa memberikan stabilitas keamanan," kata Julian kepada
wartawan, Senin (9/1/2012) di Jakarta.
Julian mengatakan, proses pembahasan di DPR memungkinkan adanya usulan-usulan yang
substantif, yang dapat dimasukkan ke dalam rancangan undang-undang tersebut. Menurut
Julian, UU ini dapat menjadi payung bagi proses pelaksanaan keamanan di lapangan.
Dalam RUU Keamanan Nasional, pemerintah mengajukan perubahan kewenangan dalam
bidang keamanan menjadi milik Dewan Keamanan Nasional. Padahal, Pasal 2 UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri menyatakan, fungsi kepolisian adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
Dalam RUU Keamanan Nasional disebutkan, pengelolaan keamanan nasional harus
dilaksanakan semua perangkat negara dan komponen masyarakat. Penyelenggaraan
keamanan nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dirasakan perlu
harmonisasi dan sinkronisasi.
Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) James Kristiadi
mengakui, dari sisi Polri, RUU Keamanan Nasional terasa memereteli kewenangan dalam
menentukan keamanan nasional. Namun, sebenarnya RUU itu justru menempatkan
kewenangan kepolisian dalam hal keamanan nasional secara proporsional. Sebelumnya, kata
Kristiadi, kita melakukan "kesalahan sejarah" karena menempatkan sepenuhnya kewenangan
keamanan nasional kepada Polri, sesuai perubahan UUD 1945 dan ketetapan MPR.
Kristiadi mengakui, RUU itu adalah regulasi penting untuk mengamankan kepentingan
nasional. Ini dipandang perlu karena masyarakat mendambakan kehidupan tahun 2012 lebih
aman setelah dihadapkan pada gangguan rasa aman akibat kekerasan antara aparat dan warga
serta kekerasan antarwarga, seperti di Mesuji (Lampung dan Sumatera Selatan), Bima (Nusa
Tenggara Barat), Aceh, dan Papua.
Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras) Haris Azhar mengakui, polisi tidak akan sanggup sendirian menangani keamanan
nasional. Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Pos M Hutabarat di

Jakarta, Sabtu (7/1/2012), menampik RUU Keamanan Nasional memereteli kewenangan


polisi. RUU Keamanan Nasional itu mengintegrasikan sejumlah UU yang terkait dengan
keamanan nasional, termasuk UU Polri, UU No 34/2004 tentang TNI, dan UU lain yang
terlalu sektoral.
Pos Hutabarat mengatakan, ada ruang kosong pengaturan TNI dan Polri. Hal ini terkait
dengan perbantuan TNI ke Polri yang saat ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
UU tentang Keadaan Darurat. "Misalnya, ada konflik di kabupaten A, bupati mengatakan
Polri tidak mampu mengatasi. Menurut perppu ini, bupati bisa meminta kepada TNI. Namun,
TNI tidak mau. Ini yang ingin kita isi," katanya. Dengan demikian, menjadi satu kesatuan
dalam pengaturan keamanan nasional.
Undang-undang dan Tanggapan:
RUU keamanan nasional diharapkan bisa menyempurnakan Pasal 2 UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri menyatakan, fungsi kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat.

Profesi perawat segera


dilindungi uu

Undang-undang dan Tanggapan :


Saat ini dasar perawat bekerja hanya berdsarkan [Permenkes No 148/2010
Tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan]dan diharapkan pemerintah segera
membuat undang undang keperawatan agar bisa melindungi dan sebagai
payung hukum dalam menjalankan profesi keperawatan.

Uu perlindungan anak masih


lemah
Kpai desak pemerintah buat uu
kekerasan seksual

Undang-undang dan Tanggapan:


kasus ini berkaitan dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23
TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK, tetapi belum ada undang undang yang
mengatur tentang tindakan kekerasan seksual terhadap anak. Diharapkan segera dibuat dan di
tegaskan dengan di adakannya undang undang mengenai kasus tersebut.

Menggugat urgensi ruu


pertahanan

Undang-undang dan Tanggapan:


Dari 16 Rancangan Undang-undang (RUU) bidang pertahanan yang disepakati
DPR dan pemerintah masuk dalam prolegnas (Program Legislasi Nasional) pada
2010-2014, baru dua RUU yang disahkan menjadi Undang-undang, yaitu UU
Industri Pertahanan dan UU Veteran RI.

Asas kemanusiaan dan asas


pengayoman

Undang-undang dan Tanggapan :


Terkait dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan mensyaratkan, pembentukan suatu UU harus
mencerminkan sejumlah asas, di antaranya asas-asas yang dipersyaratkan,
yakni asas kemanusiaan dan asas pengayoman.

BAB 4
Pancasila Sebagai
Paradigma Dalam
Kehidupan
Bermasyarakat,
Berbangsa, dan
Bernegara

Hary Tanoe Ajak Masyarakat Hidup


Berpancasila
Minggu, 03 Juni 2012 17:26 wib
Catur Nugroho Saputra Okezone
JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo, mengatakan
perlu adanya penerapan dalam kehidupan sehari-hari agar Pancasila dapat
dimaknai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Untuk mengingatkan kembali pentingnya Pancasila, bukan hanya yang kita
miliki, tapi harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari," ujar Hary
Tanoesoedibjo , kepada wartawan, usai menghadiri acara peringatan hari
lahirnya Pancasila bersama Partai Nasdem dan Nasional Demokrat, di Lapangan
Monas, Jakarta Pusat, Minggu (3/6/2012).
Menurutnya, penerapan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari dilakukan
karena Pancasila merupakan dasar ideologi bangsa kita dalam bernegara.
"Apakah Pancasila betul-betul telah diterapkan ini penting sekali tentunya kita
harus jujur instropeksi, banyak kekurangan yang harus kita perbaiki,"
ungkapnya.
Untuk itu, Partai Nasdem bersama Nasional Demokrat mengadakan peringatan
hari lahirnya Pancasila. Pasalnya, baik Partai Nasdem dan Nasional Demokrat
peduli terhadap hari lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa
Indonesia.
"Kita peduli dengan negara kita, makanya kita ingatkan kembali, artinya
pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan negara kita," tegasnya.
Undang-undang dan Tanggapan :
Berita ini terkait dengan UUD 1945 dan berita ini merupakan opini baik dari
masyarakat indonesia yg seharusnya bisa menerapkan hidup/bermasyarakat
yang berpancasila.

Jangan pilih pembolos


Kualitas anggota dpr terlihat dalam sidang

Undang-undang dan Tanggapan :


Berita ini melanggar implementasi berdasarkan pancasila berdasarkan paradigma politik yaitu

Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan keputusan dan


Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan persatuan

Tersangka kasus penjualan nikel


Masih sakit, bupati buhari matta penuhi
panggilan kejaksaan

Undang-undang dan tanggapan :


Kasus dari berita ini menunjukan bahwa tersangka masih menghargai nilai nilai pancasila sebagai
paradigma hukum yg ada di indonesia ini. Dan sesuai dengan UU no 28 tahun 1999 khususnya bab
VII dan bab VIII.

Penjualan listrik pln capai Rp.46T

Undang-undang dan Tanggapan:


Berita ini berdasarkan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
dimana Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan
martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan
dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia.

Terjadi dugaan pelanggaran kode etik

Undang-undang dan Tanggapan:


berita ini berkaitan dengan pancasila sebagai paradigma hukum, dimana terjadi
pelanggaran kode etik dan disiplin hakim. Kasus melanggar salah satu dasar hukum negara
yaitu Pasal 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 jo. Undang-Undang No. 4 Tahun
2004.

Krl khusus wanita tak maksimal

Undang-undang dan tanggapan :


berita ini berkaitan dengan pancasila sebagai paradima pembangunan. Berita ini
mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembangunan terhadap indonesia ini belum total
sesuai dengan tujuannya yaitu pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia
secara totalitas.

BAB 5
Hak Asasi Manusia

KPAI Imbau Warga Laporkan Bila Ada yang Pekerjakan PRT di Bawah Umur
Gagah Wijoseno detikNews
Jumat, 10/05/2013 08:57 WIB
Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau masyarakat
agar ikut mengawasi bila ada anak yang dipekerjakan. Paling mudah, yakni
melakukan pengawasan pada profesi pembantu rumah tangga (PRT). Bila ada
yang mempekerjakan PRT di bawah umur agar melapor ke KPAI.
"Laporkan ke KPAI, pengaduan@kpai.go.id jika menemukan ada anak-anak di
bawah usia 18 tahun yang dipekerjakan menjadi PRT," jelas Komisioner KPAI M
Ihsan dalam keterangannya, Jumat (10/5/2013).
Menurut dia, saat ini banyak masyarakat secara tak sadar mempekerjakan anakanak sebagai pembantu rumah tangga. Hal itu tidak diperkenankan, karena
merenggut hak anak.
"Pekerjaan terburuk bagi anak salah satunya adalah pembantu rumah tangga.
Anak harus bekerja 24 jam melayani seluruh anggota keluarga," terangnya.
Ihsan berharap masyarakat bisa berpartisipasi penuh agar terwujud lingkungan
yang ramah anak. Masa depan anak tanggung jawab seluruh masyarakat

Undang-undang dan Tanggapan:


Masyarakat perlu berperan serta dalam masalah perlindungan hak asasi manusia
khususnya pada anak di bawah umur. Kasus ini dapat dikaitkan dengan UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN
ANAK.

Pesangon Tak Dibayar, Pensiunan


Karyawan Segera Gugat Pailit BRI
Danu Damarjati detikNews
Jumat, 10/05/2013 18:29 WIB
Jakarta - Para pensiunan karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dari Sumatera
Utara yang menamakan dirinya Forum Silaturahmi Pekerja (FSP) BRI mengaku
belum menerima pesangon. Mereka didampingi YLBHI akan menggugat pailit PT
BRI.
"Setuju mengugat BRI untuk pailit, setuju teman-teman?" kata Koordinator FSP
BRI Sumut Martahan Togatorop.
"Setuju!" serentak dijawab oleh delapan kawannya sambil mengepalkan tangan
di Kantor YLBHI, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2013).
Mereka menyatakan sudah menempuh upaya audiensi tripartit maupun bipartit
dengan para petinggi PT BRI sejak tahun 2005. Namun hingga kini, kata mereka,
pihak PT BRI hanya mengulur-ngulur waktu.
"BRI harus bisa merealisasikan karena ada 6.500 lebih pensiunan," tuntut
Martahan yang menjadi karyawan BRI dari 1975-2005 ini.
Biaya pesangon yang seharusnya dibayarkan bervariasi tergantung golongan.
Mulai dari Rp 150 juta hingga Rp 300 juta per orang. Martahan yang menduduki
posisi puncak sebagai Asisten Manajer Operasional BRI di Medan itu menerima
uang pensiun Rp 2 juta per bulan.
Uang itu didapat dari uang iuran per bulan semasa masih aktif bekerja, sebesar
Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan. Dirinya menuturkan, pesangon untuk
orang yang dipecat gara-gara melanggar tata tertib justru diberi uang pesangon.
Martahan menjelaskan, pesangon sudah diatur oleh pihak PT BRI lewat SK BRI No
54/ 2004 pasal 33 ayat 4 dan diperbaharui dengan SK No 04/ 2012 Pasal 34 Ayat
4. Apalagi UU No 13/ 2013 tentang Ketenagakerjaan juga sudah mengatur.
Direktur Advokasi YLBHI Bahrain mensinyalir ada manipulasi anggaran pesangon
6.500 karyawan yang masih tertahan itu.
"Uang pesangon itu jika ditotal bisa sekitar Rp 4 triliun. Kalau ini diendapkan,
pada siapa uang ini yang dapat? Kita akan melakukan permohonan pailit ke PN
Jakarta Pusat, Senin depan (13/5) depan," ujar Bahrain.
PT BRI menanggapi dingin soal rencana gugat pailit ini. BRI menyatakan sudah
melaksanakan pemenuhan hak pesangon sesuai SK yang mereka keluarkan.
"Monggo saja, wong itu hak dia. Ya kita ladeni saja," kata Sekretaris Perusahaan
BRI Muhammad Ali.

Undang-undang dan tanggapan :


Berita ini terkait dengan pelanggaran UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA khususnya pada bab IVdan
bab VII dan seharusnya para pensiunannya mendapatkan hak nya untuk mendapatkan gaji
pesangon.

Calo tki terancam 20 tahun

Undang-undang dan Tanggapan:


Kasus ini sangat melanggar UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN
1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA khususnya melanggar hak hidup manusia dan Pasal 285
KUHP yang berbunyi: Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan
yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperkosa, dengan hukuman penjara
selama-lamanya dua belas tahun dan juga kasus pembunuhannya terdapat dalam KUHP pasal 338343.

Layanan kesehatan buruk, tiga tahanan


meninggal

Undang-undang dan Tanggapan :


Kasus ini melanggar PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 1999 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN
WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN dan
bagaimana pun juga tahanan juga merupakan masyarakat / manusia yg
mempunyai hak untuk bertahan hidup.

Kebebasan guru dibungkam, mutu


pendidikan lembek

Undang-undang dan Tanggapan:


Berita ini sangat melanggar UU no 39 thn 1999 bagian 5 yaituhak atas kebebasan pribadi dan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN
MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Pelaku mutilasi ditangkap berkat laporan


warga

Undang-undang dan Tanggapan:


Kasus ini jelas telah melanggar UU no 39 thn 199 bab III bagian 1 tentang hak hidup setiap manusia.
Dan pelaku harus dikenakan sanksi yg ada di hukum indonesia dengan seadil adilnya.

Operator saringan sampah


Kerja keras pasti, gaji tak pasti

Undang-undang dan Tanggapan:


Kasus ini melanggar UU no 39 thn 1999 bab III bagian 7 tentang hak atas kesejahteraan. Para
operator saringan sampah haruslah mendapat gaji yg layak atas apa yg telah mereka kerjakan selama
ini. Mereka boleh dan patut menuntut atas hak mereka.

BAB 6
Demokrasi Di
Indonesia

17 Problem Demokrasi Versi Wiranto


Penulis : Imam Prihadiyoko |
Kamis, 11 Juni 2009 | 09:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Dalam buku Meretas Jalan Demokrasi yang dibagikan
kandidat wapres Wiranto di Kantor YLBHI di Jakarta, Rabu (10/6) kemarin, Wiranto
menyebutkan ada 17 persoalan demokrasi yang dihadapi bangsa ini. Problem itu perlu
diwaspadai dan diselesaikan agar agenda demokratisasi Indonesia bisa berjalan sesuai
harapan.
Menurut Wiranto, problem demokrasi yang ada di antaranya karena demokrasi belum
dikelola oleh kepemimpinan yang kuat dan berkemampuan untuk secara tegas membawa
perubahan ke satu arah yang jelas melalui jalan yang disepakati bersama.
Demokrasi belum mewujud dalam bentuk terproduknya langkah dan kebijakan pemerintahan
yang benar-benar memihak rakyat, yang memihak kaum terpinggirkan. Demokrasi pun masih
terasa oleh banyak orang sebagai beban, bukan sebagai jalan keluar dari banyak persoalan
orang banyak.
Sekalipun dalam pemilihan pemimpin, rakyat dilibatkan melalui mekanisme pemilihan
umum, dalam praktik pemerintahan sehari-hari, kaum elite lah yang lebih banyak
mengendalikan. Demokrasi pun lebih berkembang sebagai demokrasi delegasi dan belum
menjadi demokrasi berbasis partisipasi rakyat sepenuhnya.

Undang-undang dan Tanggapan:


Probelm problem tentang demokrasi di Indonesia patutnya kita benahi bersama. Undangundang yg terkait dengan ini adalah UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI
MUKA UMUM. Semua tercantum dalam undang-undang tersebut.

Budaya Sangat Pengaruhi Perkembangan


Demokrasi
Penulis: |
Rabu, 24 Juni 2009 | 03:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com--Budaya sangat mempengaruhi perkembangan demokrasi
sehingga kebudayaan perlu terus dilestarikan.
Guru besar Universitas Paramadina, Prof Abdul Hadi saat berbicara dalam seminar
Perbandingan Pemilu Iran dan Indonesia di Jakarta, Selasa mengatakan, hal ini karena prinsip
demokrasi adalah aspirasi dari bawah.
Jadi budaya sangat menentukan perkembangan demokrasi, namun, lanjutnya, jangan sampai
ada pembudayaan demokrasi.
Perkembangan demokrasi di Indonesia belum begitu lama dibanding barat yang hampir 200
tahun sehingga sekarang ini masih terus belajar, kata dia.
Menurut dia, kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal demokrasi sebenarnya cukup besar
bahkan umat Islam termasuk pelopor demokrasi.
Pasca Orde Baru demokrasi tak berjalan dengan baik karena masyarakat tergantung dengan
politik.
Hal ini karena demokrasi bukan dari bawah tetapi hanya mengumpulkan suara untuk
kepentingan politik, kata dia.
Sementara itu Cherry Augusta mengatakan, modal demokrasi penting untuk kepentingan
nasional.
Oleh arena itu peran serta masyarakat sangat menentukan dalam pelaksanaan demokrasi, kata
peneliti Pusat Study Islam dan Kenegaraan (PSIK) itu.

Undang-undang dan Tanggapan :


Demokratisasi tidak berjalan baik apabila tidak ditunjang oleh terbangunnya
budaya politik yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Undang-undang yg
bersangkutan adalah UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998
TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Usulan Ruhut
Demokrasi Sudah Tercederai
Penulis : Imam Prihadiyoko |
Rabu, 18 Agustus 2010 | 17:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Adanya usulan untuk memperpanjang masa jabatan presiden
mencederai demokrasi. Apalagi jika usulan itu direalisasikan, maka siapa pun dia sudah
berlaku zalim pada reformasi dan demokrasi yang sudah berjalan di negeri ini.
"Usulan Ruhut sungguh merupakan kemunduran dalam sejarah demokrasi kita," kata Wakil
Ketua Komisi II Teguh Juwarno di Jakarta, Rabu (18/8/2010).
Jadi, menurut Teguh, bangsa ini sebetulnya bisa melihat langsung demokrasi seperti apa yang
hendak dicapai Partai Demokrat sesungguhnya. "Usulan semacam ini sebetulnya tidak perlu
terlalu ditanggapi dan hanya membuang energi saja. Apalagi, bangsa ini sesungguhnya tahu,
usul ini kontraproduktif dengan demokrasi," ujar Teguh yang berasal dari Fraksi Partai
Amanat Nasional.

Undang-undang dan Tanggapan :


Dalam berita ini, sebenarnya setiap orang berhak menyampaikan pendapat nya
tetapi beberapa orang juga mempunyai hak untuk mengkritik pendapat orang
lain tersebut sesuai dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN
I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Poros mahasiswa undip

Undang-undang dan tanggapan:


Mahasiswa Undip ini berusaha untuk menyampaikan pendapat / demokrasi secara tidak langsung
yaitu dengan media cetak dan sesuai dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Poros mahasiswa UI

Undang-undang dan tanggapan:


Mahasiswa UI ini sama seperti Mahasiswa Undip di berita sebelumnya yaitu berusaha untuk
menyampaikan pendapat / demokrasi secara tidak langsung yaitu dengan media cetak dan sesuai
dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG
KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Tawarkan kursi capres, pkb dekati orang


dekat jokowi

Undang-undang dan Tanggapan:


Partai apapun berhak untuk menawarkan siapapun untuk dicalonkan menjadi presiden dan berkaitan
dengan Undang-undang tentang partai politik (UU No:2/1999) dan Undang-undang tentang
Pemilu (UU No:3/1999)

Tiga mahasiswa tersangka kerusuhan

Undang-Undang dan tanggapan :


Kasus ini melanggar etika dan aturan aturan demokrasi yg ada di Indonesia. Undang-undang yg
terkait adalah UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG
KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Pemilu presiden
Lagi, mk diminta buka calon independen

Undang-undang dan Tanggapan:


Dengan dimintanya calon presiden independen maka semua warga negara berhak dan lebih memiliki
peluang untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan ini berkenaan dengan UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN
PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Bangsa penuh wacana

Undang-undang dan Tanggapan:


Berita ini salah satu bentuk demokrasi tidak langsung dimana salah satu masyarakat Indonesia
menyampaikan pendapatnya tentang hukum Indonesia yg hanya banyak wacana tetapi tidak
dilaksanakan dengan maksimal. Menyangkut dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

Publik berharap tokoh jujur


Sering kampanye ical dipersepsikan negatif

Undang-undang dan Tanggapan:


Publik menyampaikan demokrasinya baik secara langsung ataupun tidak langsung tentang seringnya
kampanye yg dilakukan ical, dan publik hanya ingin pemimpin yg jujur, bukan yg sekedar mengobral
janji semata. Undang-undang yg berkaitan adalah UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM.

BAB 7
Keamanan
Nasional

Benny: Jangan Kurangi Peran Kepolisian


Penulis : Sandro Gatra |
Selasa, 10 Januari 2012 | 11:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Benny K
Harman menolak wacana pembentukan Dewan Keamanan Nasional untuk menggantikan
peran Kepolisian dalam bidang keamanan seperti diatur dalam Rancangan Undang-Undang
Keamanan Nasional.
Menurut Benny, Kepolisian harus tetap memegang kendali dalam pengamanan nasional.
"Mengapa harus ada Dewan Keamanan Nasional? Cukup Kepolisian," kata Benny di
Komplek DPR, Selasa (10/1/2012).
Ia mengatakan, pembentukan Dewan Keamanan Nasional bukan solusi untuk mengatasi
kelemahan Polri dalam menjaga keamanan selama ini. Seharusnya, kata dia, berbagai
kelemahan Polri itu diperbaiki.
Selain itu, tambah Benny, tidak ada jaminan ketika dibentuk Dewan Keamanan Nasional
gangguan keamanan tidak terjadi atau dapat diatasi. Pasalnya, kata dia, gangguan keamanan
tak akan pernah hilang meski di negara maju sekalipun.
"RUU Keamanan Nasional harus menjadikan Institusi Kepolisian sebagai sentral untuk
menegakkan ketertiban dan keamanan nasional. RUU itu harus lebih memperkuat peran
Kepolisian, tidak boleh mengurangi," kata politisi Partai Demokrat itu.
"Memang ada yang menilai sejak reformasi, tentara menjadi penonton terhadap masalahmasalah keamanan. Mereka tidak bisa mengambil langkah apapun ketika melihat peristiwa
yang menggangu keamanan karena dibatasi undang-undang. Tapi solusinya bukan dengan
cara itu (bentuk Dewan Keamanan Nasional). Solusinya polisinya dibenahi," pungkas Benny.
Seperti diberitakan, sesuai RUU Keamanan Nasional yang akan dibahas Komisi I, jika nanti
diundangkan, akan dibentuk Dewan Keamanan Nasional. Dewan diketuai Presiden dan
dijalankan ketua harian yang jabatannya setingkat menteri. Polri menjadi anggota Dewan
Keamanan Nasional. Dewan akan menilai dan menetapkan kondisi keamanan nasional,
termasuk mengendalikan penyelenggaraan keamanan nasional.

Undang-undang dan Tanggapan:


Jika terdapat wacana pembentukan Dewan Keamanan Nasional untuk
menggantikan peran Kepolisian dalam bidang keamanan seharusnya tidak perlu
sebagai pengganti, tetapi justru sebagai pelengkap dan pembantu kepolisian.
Undang-undang yg terkait adalah Undang-undang Kepolisian Negara Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 1997 pasal 1 dan Undang-Undang Kepolisian Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 pasal 1 ialah segala hal-ihwal yang berkaitan
dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Dua Teroris Lain Dibekuk Hiduphidup


Penulis : | Rabu, 12 Mei 2010 | 19:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror ternyata
tak hanya menewaskan lima terduga teroris dan menangkap satu teroris di dua
lokasi berbeda, Rabu (12/5/2010) ini. Densus 88 juga diketahui telah membekuk
dua teroris lain di Jakarta, Selasa (11/5/2010) malam.
"Dua lagi ditangkap kemarin (Selasa) di Jakarta," ujar Kadiv Humas Mabes Polri
Irjen Edward Aritonang di Mabes Polri, Jakarta, Rabu. Dengan begitu, dikatakan
Edward, Densus 88 sejak Kamis lalu telah berhasil membekuk 22 terduga teroris.

Dari 22 teroris itu, lima di antaranya tewas ditembak karena melakukan


perlawanan. Sebanyak 22 teroris yang dibekuk dan dilumpuhkan hingga kini
terindikasi terlibat dengan kegiatan pelatihan teroris di Aceh.
Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini Densus 88 melakukan penggerebekan di
dua tempat berbeda, yaitu di Cawang dan di Cikampek, Jawa Barat. Pada
penggerebekan pertama di Cawang, Densus menembak mati tiga teroris dan
membekuk satu orang. Sedangkan penggerebekan di Cikampek, polisi
menembak mati dua orang.(Tribunnews.com/Vanroy Pakpahan)

Undang-undang dan Tanggapan ;


Tersangka tindak terorisme di Indonesia harus lah segera di tangani agar
negara kita menjadi negara yg aman dan anti terorisme sesuai dengan UU N0.
15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan sesuai
dengan PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
TERORISME.

Panglima TNI: Wewenang Polri Tidak


Dipereteli
Penulis : Ary Wibowo |
Senin, 9 Januari 2012 | 16:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menilai
Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional tidak akan mempereteli kewenangan polisi.
Justru, menurut Agus, dengan adanya RUU yang saat ini masih berada di Sekretariat Negara
tersebut akan membuat kewenangan polisi lebih proporsional.
"Menurut saya tidak (dipereteli). Disingkronkan, diproporsionalkan, itu barangkali yang pas,"
ujar Agus kepada wartawan di Gedung Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan,
Jakarta, Senin (9/1/2012).
Dalam RUU Keamanan Nasional, pemerintah mengajukan perubahan, kewenangan dalam
bidang keamanan menjadi milik Dewan Keamanan Nasional. Padahal, Pasal 2 UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri menyatakan, fungsi kepolisian adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
Dalam RUU itu disebutkan, pengelolaan keamanan nasional harus dilaksanakan semua
perangkat negara dan komponen masyarakat. Penyelenggaraan keamanan nasional
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dirasakan perlu harmonisasi dan
sinkronisasi.
Lebih lanjut, dikatakan Agus, TNI sendiri saat ini belum mengetahui secara jelas mengenai
bentuk dan format penyelenggaraan keamanan nasional yang dimaksud dalam RUU tersebut.
Pasalnya, ia mengaku, mengenai RUU itu, baru dilaksanakan proses sosialisasi.
"Nah setelah proses sosialisasi itu, nanti kita akan ajukan ke DPR, di DPR nanti akan dibahas
bersama pemerintah, mana yang disetujui mana yang tidak untuk disahkan. TNI terlibat,
karena ini dibahas bersama-sama," kata Agus.
Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, di Jakarta,
Minggu (8/1/2012), mengakui, dari sisi Polri, RUU Keamanan Nasional terasa memereteli
kewenangan dalam menentukan keamanan nasional. Menurutnya, kita sebelumnya telah
melakukan "kesalahan sejarah" karena menempatkan sepenuhnya kewenangan keamanan
nasional kepada Polri, sesuai perubahan UUD 1945 dan ketetapan MPR.
Kristiadi mengakui, RUU itu adalah regulasi penting untuk mengamankan kepentingan
nasional. Apalagi, masyarakat mendambakan kehidupan tahun 2012 lebih aman setelah
dihadapkan pada gangguan rasa aman karena terjadi kekerasan antara aparat dan warga serta
kekerasan antarwarga, seperti di Mesuji (Lampung dan Sumatera Selatan), Bima (Nusa
Tenggara Barat), Aceh, dan Papua.

Undang-undang dan Tanggapan :


Dengan adanya RUU keamanan nasional di harapkan tidak mempreteli / mengurangi
wewenang atau peran polri untuk melindungi negara Indonesia ini sesuai dengan UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Presiden Perintahkan Aparat


Keamanan Tingkatkan
Koordinasi
Penulis : Christoporus Wahyu Haryo P |
Rabu, 28 September 2011 | 13:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan aparat


keamanan hingga di tingkat bawah untuk meningkatkan koordinasi. Hal ini mendesak
dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan keamanan, termasuk ancaman
terorisme.

Presiden memerintahkan agar aparat keamanan di tingkat bawah, di kodam dan sebagainya,
lebih meningkatkan koordinasi mengantisipasi persoalan keamanan.
-- Purnomo Yusgiantoro
"Presiden memerintahkan agar aparat keamanan di tingkat bawah, di kodam dan sebagainya,
lebih meningkatkan koordinasi mengantisipasi persoalan keamanan," kata Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (28/9/2011), di kompleks Istana Negara.
Perintah Presiden itu, menurut Purnomo disampaikan dalam rapat terbatas jajaran keamanan
yang berlangsung Selasa malam (27/9/2011). Rapat berlangsung sekitar pukul 21.00-22.30.
Selain membahas peningkatan koordinasi keamanan di daerah, menurut Purnomo juga
dibahas tentang modernisasi alutsista, program penanaman 1 miliar pohon yang melibatkan
TNI.
Undang-undang dan Tanggapan :
Presiden RI sudah sadar akan pentingnya meningkatkan koordinasi kepada aparat keamanan
menyangkut kondisi kemanan di Indonesia yg cukup terganggu dan berita ini menyangkut
dengan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002
TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA dan Tap MPR no VI thn
1973.

Terduga Teroris Dilumpuhkan, Kapolri


Tinjau Lokasi Penyergapan
Penulis : Kontributor Bandung, Rio Kuswandi |
Rabu, 8 Mei 2013 | 19:24 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal


Polisi Timur Pradopo ikut turun ke lokasi penyergapan terduga teroris di Kampung Batu
Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
Rabu (8/5/2013). Sambil hujan-hujanan, Kapolri berjalan dan masuk ke tempat
berlangsungnya baku tembak.
Menuju ke TKP, Kapolri tampak dikawal beberapa anggota polisi setelah sebelumnya turun
dari mobil. Ketika dihampiri, Kapolri tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia langsung masuk
ke lokasi tempat baku tembak.
Sebelumnya, Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna juga tampak di lokasi pengepungan
terduga teroris tersebut. Baku tembak berlangsung sejak sekitar pukul 11.00.
Tiga terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan tim Densus 88 Antiteror Polri di
Kampung Batu Rengat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu. Satu tersangka berinisial HR
ditahan setelah menyerahkan diri.
Undang-undang dan Tanggapan:
Sama seperti berita sebelumnya, tindak teroris haru segera di musnahkan demi
keamanan dan kenyamanan masyarakat Indonesia sesuai dengan UU N0. 15
Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan Pasal 6 UU No.
15 Tahun 2003 memberikan penekanan pada akibat yang dilarang yaitu
hilangnya nyawa, hilangnya harta atau kerusakan dan kehancuran.

Terdakwa teroris mengaku tak menyesal

Undang-undang dan Tanggapan ;


Tindak pidana terorisme haruslah di beri hukuman yg setimpal agar pelaku jera.
Bahaya jika para pelaku tidak merasa jera seperti berita di atas dikarenakan
penerapan hukum di Indonesia masih kendur. Pelaku dapat dijerat sesuai dengan
undang undang yg ada diantaranya Pasal 6 UU No. 15 Tahun 2003 memberikan
penekanan pada akibat yang dilarang yaitu hilangnya nyawa, hilangnya harta
atau kerusakan dan kehancuran.

BAB 8
Geopolitik
Indonesia
( Wawasan
Nusantara)

Jokowi Setuju Wacana


Pemindahan Ibu Kota
Penulis : Kurnia Sari Aziza |
Senin, 21 Januari 2013 | 12:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menyetujui


wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta yang dilontarkan oleh Ketua MPR Taufiq Kiemas.
Menurutnya, jika sudah mentok Jakarta banjir terus, tidak ada pilihan lain.
"Kalau memang sudah kita mentok dan kesulitan untuk mengatasi banjir Jakarta, tidak ada
jalan lain. Ya, saya sangat setuju dengan Bapak Ketua MPR untuk dipindah," kata Jokowi
saat bertemu dengan pimpinan MPR di Gedung MPR RI, Jakarta, Senin (21/1/2013).
Sebelumnya, Taufiq Kiemas mengungkapkan kepesimisannya terkait penyelesaian masalah
Jakarta, termasuk banjir. Menurutnya, diperlukan langkah-langkah strategis dan fundamental
untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan mempertimbangkan kembali
opsi pemindahan ibu kota ke daerah lain.
Menurut Taufiq, bencana banjir menambah daftar panjang persoalan yang terjadi di Jakarta,
selain kemacetan dan kejahatan. Ia menilai, beban ibu kota harus digantikan dengan daerah
lain yang memenuhi syarat, baik secara geografis, geopolitik, maupun sosioekonomis.
"Salah satu daerah yang pernah ditawarkan untuk menggantikan DKI Jakarta sebagai ibu kota
negara oleh presiden pertama RI Bung Karno adalah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah,"
ucap Taufiq.
Keputusan pemindahan ibu kota negara itu, lanjutnya, tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah bersama DPR, tetapi juga perlu dukungan rakyat Indonesia.

Undang-undang dan Tanggapan:


Berita ini dapat dikaitkan dengan PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN
PEMBERIAN NAMA DAERAH, PEMBERIAN NAMA IBU KOTA, PERUBAHAN
NAMA DAERAH, PERUBAHAN NAMA IBU KOTA, DAN PEMINDAHAN IBU
KOTA khususnya pada bab III tentang pemindahan ibukota. Saya setuju

dengan adanya Pemindahan ibukota ini jika memang keputusan itu sudah
di pertimbangkan dengan baik.

Mengancam NKRI, Penjualan 2 Pulau


Indonesia Harus Digagalkan
Elvan Dany Sutrisno detikNews
Rabu, 05/09/2012 16:48 WIB
Jakarta - Situs www.privatesislandonline.com memasang iklan penjualan dua
pulau di Indonesia yakni Pulau Gambar dan Pulau Gili Nanggu. Pemerintah
bersama DPR harus benar-benar memastikan tak ada pulau Indonesia yang dijual
bebas di internet.
"Intinya kalau dari dulu kita mengenal Wawasan Nusantara, ancaman terhadap
satu pulau adalah mengancam NKRI. Berdasarkan itu tentunya kita harus tetap
pada komitmen tidak boleh ada wilayah NKRI lepas bahkan secara ekstrem dijual
ke pihak luar negeri sekalipun," kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan kepada
detikcom, Rabu (5/9/2012).
Taufik mendorong pemerintah dalam hal ini pihak yang terkait mengenai
kepulauan yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Dalam
Negeri untuk segera mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut.
Bagaimanapun penjualan pulau tersebut harus digagalkan.
"Saya mengharapkan ada klarifikasi lebih lanjut benar atau tidaknya informasi
tersebut. Ya semoga saja hal itu tidak sampai terjadi. Kalau ini terjadi, istilahnya
itu adalah hal yang sangat kita pertahankan dan harus dilawan," katanya.
Selaku pimpinan DPR dia mendorong komisi-komisi di DPR untuk aktif memantau
perkembangan. Masalah yang menyangkut NKRI seharusnya menjadi perhatian
bersama.
"Pihak pemerintah dan DPR khususnya Komisi I, Komisi II, dan teman-teman yang
bermitra harus segera melakukan tracking kebenaran informasi ini, ini harus
disipaki lebih serius,"tegasnya.
Situs www.privatesislandonline.com memasang iklan penjualan pulau Gambar di
Laut Jawa dan pulau Gili Nanggu di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kementerian
Kelautan dan Perikanan pun melakukan pengecekan kepemilikan pulau tersebut.
Pulau Gambar menjadi salah satu pulau yang dijual dalam situs penjualan pulau
pribadi dunia tersebut. Harga yang ditawarkan tergolong murah yakni USD 725
ribu atau setara dengan Rp 6,8 miliar (kurs Rp 9.500). Dalam informasi
penjualannya, pulau itu disebutkan berada di kawasan Laut Jawa dengan luas 2,2
hektar.
Pulau Gambar dideskripsikan sebagai pulau unik yang masih 'perawan'. Dengan

pantai indah yang mengelilinginya, pulau ini layak dijadikan sebuah hunian
pribadi. Air laut di sekitar pulau relatif tenang dan dangkal. Para pengunjung bisa
menyelam, snorkelling dan memancing. Sejumlah ikan dan lobster bisa
ditemukan di tepi pantai.
Sementara pulau Gili Nanggu di Lombok yang memiliki luas 4,99 hektar itu
ditawarkan dengan harga Rp 9,9 miliar. Lokasinya yang berada di laut Bali jadi
daya jual tersendiri. Menurut situs tersebut, pemilik pulau menawarkan Gili
Nanggu dengan sejumlah fasilitas. Di antaranya 10 unit cottage, 7 unit
bungalow, 1 unit restoran, mini bar, kamar, dan area pengembangbiakan kurakura.
Indonesia sudah lama melarang jual-beli pulau di Indonesia karena menyangkut
kedaulatan negara. Pemerintah hanya memberi izin untuk menyewa demi
kepentingan pariwisata.

Undang-undang dan Tanggapan :


pemilik situs dapat dijerat dengan Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang isinya adalah setiap orang
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik, dan Pasal 35 UU ITE dan
berdasarkan UU 32/2004, UU 43/2010, dan PP 6/2006, tidak ada yang memperbolehkan
peralihan kepemilikan. Yang diperbolehkan hanya pemanfaatan dan pelaku penjualpembelian pulau ini haruslah dijerat hukuman yg setimpal berdasarkan Pasal 28 ayat 1
dengan ancaman hukuman yang disebut pada Pasal 45 ayat 2 yakni pidana penjara paling
lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp1 miliar. Pasal berlapis yang dijeratkan
kepadanya adalah Pasal 35 dengan ancaman hukuman yang disebut dalam Pasal 51 ayat 1
yakni pidana penjara paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak Rp12 miliar.

Mega: Selesaikan Masalah


Perbatasan!
Penulis : Inggried Dwi Wedhaswary |
Selasa, 17 Agustus 2010 | 12:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perselisihan yang kerap terjadi antara Indonesia dan Malaysia,
terutama di wilayah perairan, menurut mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, karena
berlarut-larutnya penyelesaian perbatasan pulau terluar antara kedua negara. Hal itu
dikatakan Mega, yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, seusai upacara HUT RI ke-65, di
Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (17/8/2010).

Karena tidak diselesaikan, maka akan mudah tersulut kembali.


Pernyataan Mega ini terkait 3 pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ditangkap
polisi Malaysia karena diduga melewati batas wilayah. "Inilah persoalan geopolitik, salah
satunya persoalan perbatasan antar pulau terluar. Harus dibicarakan secara dinamis. Tetapi,
sampai sekarang tidak diselesaikan. Karena tidak diselesaikan, maka akan mudah tersulut
kembali," ujar Mega.
Ia juga mengingatkan pemerintah, agar menyelesaikan dengan tuntas permasalahan tersebut.
Meski demikian, Indonesia juga harus menjaga hubungan dan pembicaraan intensif dengan
negara-negara di ASEAN, terutama Malaysia dan Singapura. "Dua negara itu tetangga kita
yang paling dekat, harus dilakukan pembicaraan yang dinamis," kata Mega.

Undang-undang dan Tanggapan:


Peraturan yang mengatur mengenai batas wilayah antar negara sudah
didokumentasikan dalam Undang-undang No. 43 tahun 2008 dan juga terdapat
pada PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012
TENTANG TUNJANGAN KHUSUS WILAYAH PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
DAN/ATAU WILAYAH PERBATASAN BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG BERTUGAS SECARA PENUH PADA WILAYAH
PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DAN/ATAU WILAYAH PERBATASAN dan masalah ini
benar harus cepat di selesaikan karena bila dibiarkan berlarut akan ada masalah
masalah baru dengan negara tetangga dan para petugas Indonesia harus benar2
menjaga daerah perbatasan negara ini.

Daerah minta eksportir timah bayar royalti


62m

Undang-undang dan Tanggapan :


berita ini berkaitan dengan UU Nomor 28 Tahun 2009, pemerintah mendapat royalti 3
persen dari nilai ekspor timah. Tiga persen royalti tersebut dibagi lagi, 20 persen
untuk pusat, 16 persen Pemprov, dan selebihnya untuk kabupaten penghasil
timah. Peraturan itu menegaskan seluruh produk timah hanya bisa diekspor jika
telah dilengkapi dengan bukti pelunasan pembayaran iuran produksi atau royalti
yang dikeluarkan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo.

Pulau Lembongan, Pulau Listrik Prabayar


Saugi Riyandi - Okezone
Rabu, 21 Desember 2011 17:18 wib
JAKARTA - PT PLN (Persero) menetapkan Pulau Lembongan, Bali sebagai Pulau
Listrik Prabayar karena pulau ini menjadi satu-satunya pulau dengan
penduduknya adalah pengguna listrik prabayar.
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto menjelaskan,
hingga akhir November 2011, tercatat sebesar 2.105 pelanggan listrik di Pulau
Nusa Lembongan. Dari jumlah tersebut 2.065 pelanggan (atau lebih dari 98
persen) tercatat sebagai pengguna listrik prabayar. Daya terpasang di Pulau
Nusa Lembongan sebesar 3.110.800 va dengan kwh jual sebesar 158.660 kwh
dan total penjualan Rp170 juta.
"Pulau Nusa Lembongan merupakan salah satu dari tiga pulau di Tiga Nusa,
Kabupaten Klungkung yang berada di bawah wilayah kerja PLN Distribusi Bali
Rayon Klungkung yang dikenal dengan Sub Rayon Nusa," jelas dia dalam
keterangan tertulisnya, Rabu (21/12/2011).
Subrayon Nusa membawahi tiga area kerja, yakni Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa
Lembongan, dan Pulau Nusa Ceningan. Pulau Nusa Lembongan terletak di
sebelah Tenggara Pulau Bali dan di sebelah Utara Pulau Nusa Penida. Pulau Nusa
Lembongan memiliki luas wilayah sekitar 100 ha (hektare) dengan penduduk
kurang lebih 20.000.
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan di
sektor pariwisata. Kendati kondisi alam yang berbukit kapur, Pulau Nusa
Lembongan tetap menjadi pulau tujuan wisata turis domestik maupun
mancanegara karena keindahan pantai dan wisata baharinya.
Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat seiring dengan semakin
berkembangnya objek wisata di Pulau Nusa Lembongan. Di Pulau Nusa
Lembongan terdapat banyak villa dan hotel yang memerlukan banyak pasokan
listrik setiap harinya untuk menunjang industri pariwisata di pulau ini. (wdi)

Undang-undang dan Tanggapan:


Berita ini dapat dikaitkan dengan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA
LISTRIK dimana pulau ini sudah menjalankan prosedur yg ada dengan cara
prabayar, dan terkait juga dengan Undang-Undang RI No 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan yg harus dijaga dan di dukung oleh pemerintah.

3 Pulau di Sumbawa, Pulau-Pulau Kecil


Penuh Potensi
Senin, 13 Mei 2013 15:26 wib

Kabupaten Sumbawa memiliki perairan pesisir yang potensial dikembangkan,


salah satunya yaitu di gugusan Pulau Kramat, Pulau Bedil dan Pulau Temudong.
Secara administrasi, ketiga pulau tersebut berada di Desa Labuhan Bajo
Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Pulau-pulau tersebut merupakan pulau
tak berpenduduk dengan ukuran yang sangat kecil dengan luas yaitu Pulau
Kramat 60,07 hektare (Ha), Pulau Bedil 1,92 Ha dan Pulau Temudong 3,87 Ha.
Gugusan Pulau Kramat, Bedil dan Temudong merupakan salah satu bagian
gugusan pulau kecil potensial untuk dikembangkan untuk wisata bahari dan
konservasi laut. Kawasan pulau-pulau ini juga sering dijadikan tempat kunjungan
wisata ataupun transit wisatawan mancanegara yang datang berlibur di
kepulauan Nusa Tenggara.
Saat ini, Gugusan Pulau Kramat, Bedil dan Temudong hampir setiap minggu
didatangi turis dari berbagai belahan dunia, seperti Jerman, Polandia, Jepang,
Belanda juga turis dari daerah luar negeri lainnya.
Akses ke daerah ini juga bisa ditempuh melalui perjalanan udara ke Mataram
(BIL/Bandar Udara Internasional Lombok) dilanjutkan ke Sumbawa Besar (Bandar
Udara Brang Biji/Sultan Muhammad Kaharuddin), selanjutnya ditempuh
perjalanan darat menuju Kecamatan Utan sekira 60 menit perjalanan darat. Masa
tempuh dari Desa Labuhan Bajo ke Pulau Bedil sekira 20 menit, dari P. Bedil ke P.
Kramat sekira 10 menit, dan dari P. Bedil ke P. Temudong sekira 10 menit dengan
menggunakan perahu tempel.
Potensi Sumberdaya Alam di Pulau Bedil, Pulau Kramat dan Pulau Temudong
meliputi bidang wisata bahari, perikanan tangkap dan budidaya air payau
(tambak) yakni udang dan bandeng. Sepanjang 2009, volume produksi
perikanan 7.812,67 ton yang berasal dari perikanan tangkap 3.587,92 ton dan
perikanan budidaya 4.224,75 ton.
Luas terumbu karang yang terdapat pada perairan gugusan Pulau Kramat, Bedil
dan Temudong totalnya mencapai 255 Ha. Sebarannya adalah sebagai berikut:
a. Pulau Bedil seluas 55 Ha (sekeliling pulau)
b. Pulau Kramat dan Pulau Temudong seluas 126 Ha, (utara Pulau Kramat dan
Pulau Temudong)
c. Pulau Bedil seluas 21 Ha (sebelah timur)

d. Pulau Bedil seluas 18 Ha (sebelah barat)


e. Pulau Bedil seluas 35 Ha (sebelah selatan).
Kondisi tutupan karang hidup di perairan gugusan Pulau Kramat, Bedil dan
Temudong lebih dari 50 persen. Kondisi tutupan karang hidup di zona pantai
sebelah timur Pulau Bedil hampir seluruhnya hidup (92,8 persen) dengan kondisi
sangat baik.
Tutupan karang hidup di sebelah utara Pulau Kramat dan Temudong berada pada
kisaran 76-100 persen yang berarti bahwa mayoritas terumbu karang berada
dalam kondisi sangat baik. Keanekaragaman jenis ikan karang yang berasosiasi
dengan ekosistem terumbu karang di gugusan Pulau Kramat, Bedil dan
Temudong terdiri atas 127 jenis dari 33 famili.
Secara umum, gugusan Pulau Kramat, Bedil dan Temudong menawarkan
keindahan yang diasosiasikan dengan tiga "S" (Sun, Sea, and Sand), artinya
keindahan dan kenyamanan alami dari kombinasi cahaya matari, laut dan pantai
berpasir bersih.
Dengan kondisi perairan yang sangat jernih dan di sekitar pulau terdapat
terumbu karang yang indah, maka pulau ini sangat cocok untuk wisata pantai,
snorkeling, spot fishing, dan olahraga kano. Keunikan lain yang ditawarkan
gugusan Pulau Kramat, Bedil dan Temudong terletak pada kondisi pulaunya
sendiri yang masih alami, kondisi pulau yang tidak berpenduduk, serta keunikan
terumbu karang dan biota lautnya.
Undang-undang dan Tanggapan :
3 pulau di sumbawa ini haruslah kita lestarikan untuk memajukan kepariwisataan di Indonesia agar
para wisatawan asing dan lokal melirik pulau yg bisa menjadi objek wisata ini. Berita ini dapat
dikaitkan dengan Undang-Undang RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dan
juga Undang-undang no 9 tahun 1990.

BAB 9
Geostrategi
Indonesia
(Ketahanan
Nasional)

Polres jakarta utara sudah manfaatkan


android

Undang-undang dan Tanggapan:


Polres jakarta utara telah bertugas dengan maksimal terlihat dengan polres telah memanfaatkan
teknologi dengan baik yaitu dalam melaksanakan tugas tugasnya dalam menjaga dan mengamankan
Indonesia. Berita ini dapat dikaitkan dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Malaysia Bukan Ancaman Serius


Senin, 10 Oktober 2011 18:24 wib
Roso Prajoko - Global

SRAGEN Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan siap diterjunkan


mengamankan perbatasan di kawasan Camar Bulan, Kalimantan Barat, yang
diklaim pemerintah Malaysia.
Panglima Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Mulham Asrof
mengaku, siap dengan kondisi terburuk sekalipun, yakni perang fisik.
Yang namanya tentara tugasnya perang, yah harus siap dong, kata Mayjen TNI
Mulham Asrof kepada wartawan di Sragen, Jawa Tengah, Senin (10/10/2011).
Pangdam menegaskan, sudah menjadi tugas tentara menegakkan dan
mengamankan kedaulatan NKRI dari ancaman asing.
Namun, kata Pangdam, perang bukanlah satu-satunya jalan untuk
menyelesaikan persoalan. Meskipun, diakuinya, Malaysia bukanlah ancaman
serius bagi NKRI.
Meski (Malaysia) bukan ancaman yang serius, saya melihat klaim ini tidak
begitu mengkhawatirkan, apalagi kita bertetangga, semua bisa dibicarakan baikbaik, tuturnya.
Dalam hal ini, TNI tidak bisa berdiri sendiri, masih ada unsur lain diantarannya
Kementerian Luar Negeri, untuk menempuh jalur diplomasi.
"Sehingga sudah ada tugas dan kewajibannya masing-masing. Dan saya kira
pasti akan selesai dengan damai," jelas Pangdam.

Undang-undang dan Tanggapan:


TNI memang harus siap perang kapan pun dan dengan cara apapun untuk membela negara ini
diantaranya untuk mempertahankan wilayah Indonesia yang terkadang di klaim oleh negara tetangga
khususnya malaysia. Walaupun malaysia buka ancaman yg serius bagi Indonesia haruslah segera di
selesaikan kalau bisa dengan cara diploma. Berita ini terkait dengan Undang-undang Nomor 34
Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

'TNI Harusnya Menjaga Perbatasan Bukan


Menghalau Aksi'
Minggu, 25 Maret 2012 23:05 wib
Awaludin - Okezone

JAKARTA- Keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menghalau aksi


unjuk rasa menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai terlalu
berlebihan.
"Tentara kembali lagi ke jalan, yang kita khawatirkan ketika mereka bertemu
dengan mahasiswa dan buruh ditakutkan akan ada jatuh korban yang ditangkap
dan korban jiwa," ucap Aktivis 98 Mixil Mina Munir kepada wartawan di Jakarta,
Minggu (25/3/2012).
Para Aktivis 98 meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar
menarik anggota TNI dari tengah-tengah kota. "Seharusnya mereka (TNI)
menjaga di perbatasan saja, agar tidak ada penyelundupan bbm dari negara
luar," tambahnya.
Kata Mixil, SBY seakan-akan mempunyai kewenangan untuk menurunkan tentara
dalam menghalau aksi unjuk rasa tersebut. "Seakan-akan dia punya kewenangan
untuk menurunkan tentara dalam menyikapi gerakan-gerakan yang dilakukan
kawan-kawan di lapangan, kita melihat ini kemunduran demokrasi yang luar
biasa," tutupnya.

Undang-undang dan Tanggapan :

Seharusnya TNI menjalankan tugas yg seharusnya di jalankan, yaitu salah


satunya adalah menjaga perbatasan, bukan menghalau aksi masyarakat
yg cenderung bukan tugas dari TNI itu sendiri. Dasar hukum yg terkait
yaitu UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2004
TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA.

TNI AL Dapat Hibah Tank dari Korsel


Kamis, 14 Februari 2008 13:04 wib
Amir Tejo - Okezone

SURABAYA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) dalam waktu dekat
akan mendapat hibah sejumlah tank dari Korea Selatan (Korsel).
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI AL Laksamana Sumarjono usai serah terima Panglima
Armatim yang baru, di Markas Armatim, Ujung Surabaya, Kamis (14/2/2008).
"Tank hibah dari Korea Selatan ini sedang diproses," kata Sumarjono.
Meskipun tank ini status hibah, tank ini tetap harus melalui uji kelayakan. "Ya tetap harus
dilakukan uji kelaikan. Masuk spesifikasi teknis yang kita minta apa tidak?" pungkas
Sumarjono. (jri)

Undang-undang dan Tanggapan:


Dengan adanya TNI dapat hibah tank dari korsel diharapkan mampu
memperkuat ketahanan negara Indonesia dengan fasilitas tersebut dan haruslah
TNI memaksimalkan hibah tank tersebut. Berita ini terkait dengan NOMOR 3
TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA dan PERATURAN PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA


KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA.

TNI Jamin Pulau Jemur Masih Milik


NKRI
Rabu, 02 September 2009 12:34 wib
Tedi Suteja - Global

JAKARTA - Walaupun diklaim agen wisata sebagai milik negara Malaysia, Tentara Nasional
Indonesia (TNI) menjamin Pulau Jemur masih menjadi bagian dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
"Tidak usah takut," tegas Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Rabu (2/9/2009).
Menurutnya, di sekitar Pulau Jemur, yakni antara Pulau Berhala dan Pulau Mahdi terdapat
pos penjagaan yang berada di bawah pengawasan Angkatan Laut, dengan pengamanan yang
dilakukan secara sistematis.
Sehingga pengamanan di sekitar pulau yang berada dalam wilayah Kabupaten Rokan Hilir,
Provinsi Riau itu, tidak perlu ditingkatkan lagi.
Kasus ini bermula, saat situs pariwisata travel journal dan osjava.net menyebut Pulau Jemur
sebagai daerah tujuan wisata Selangor, Malaysia.(hri) (Tedi Suteja/Global/mbs)

Undang-undang dan Tanggapan :


TNI telah berusaha semaksimal mungkin dan menjamin mungkin untuk pulau
jemur yg masih menjadi bagian wilayah negara Indonesia. Ini tercermin dari
kinerja TNI yg sudah cukup maksimal dan total. Berita ini sesuai dengan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG
TENTARA NASIONAL INDONESIA dan Undang-undang No. 43 tahun 2008 dan juga
terdapat pada PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN
2012 TENTANG TUNJANGAN KHUSUS WILAYAH PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
DAN/ATAU WILAYAH PERBATASAN BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG BERTUGAS SECARA PENUH PADA WILAYAH
PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DAN/ATAU WILAYAH PERBATASAN

Pengiriman TNI ke Perbatasan Bukan


Unjuk Kekuatan
Sabtu, 04 September 2010 16:41 wib
Carolina Christina - Okezone

JAKARTA- Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, Hikmanto Juwana


mengatakan pengiriman pasukan ke perbatasan Indonesia-Malaysia bukan sebagai unjuk
kekuatan kepada Malaysia melainkan hal yang biasa bagi tentara untuk menjaga perbatasan.
"Bukan sebagai unjuk kekuataan, tetapi itu hal yang biasa bagi tentara dalam rangka menjaga
perbatasan," kataHikmahanto saat dihubungi okezone, Sabtu (4/9/2010).
Tidak hanya itu saja, jikapun pengiriman tersebut sebagai unjuk kekuatan tentu saja tidak
sesuai dengan pidato presdien saat itu. Disamping itu pengiriman pasukan itu bukan untuk
mempersiapkan perang.
"Dalam hal ini tidak ada opsi untuk melakukan perang, karena secara hukum internasional
perang dilakukan jika untuk membela negara. Artinya, jika Malaysia memuntahkan pelurunya
terlebih dulu, maka Indonesia memiliki kewajiban untuk membela negaranya," ucapnya.
Karena jika peluru dimuntahkan oleh Indonesia terlebih dulu, maka Indonesia tidak hanya
berhadapan dengan negara Inggris dan lainnya tetapi juga negara di dunia.
"Yang pasti pengiriman ini bukan unjuk kekuatan karena tidak sesuai dengan pidato
Presiden," pungkasnya. (crl)
(ahm)
Undang-undang dan Tanggapan :
Pengiriman TNI ke daerah perbatasan semata mata hanya untuk melindungi /
mengamankan/ menjaga perbatasan wilayah Indonesia dan tidak di benarkan
bahwa TNI hanya untuk menunjukan kekuatan dan ini berhubungan dengan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 3 TAHUN 2002
TENTANG PERTAHANAN NEGARA dan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai