Oleh
SAHRIAH
K. 10540 9089 13
2.
lainnya dengan suatu keyakinan yang tidak diliputi keraguan dan tidak
dipengaruhi oleh kesamaran yang menyerupainya
3.
jalan yang menghasilkan kepastian atau datang melalui jalan yang pasti tetapi
masih mengandung persangkaan (dzan) di dalam keterangannya sehingga
menimbulkan perselisihan para ulama, maka hal seperti itu tergolong pada
keyakinan yang tidak wajib oleh agama untuk meyakininya. Hal ini merupakan
garis pemisah atau pembatas yang tegas antara orang-orang yang beriman dengan
yang tidak beriman.
Berdasarkan uraian di atas, Fathi Salim dalam kitab Al-Istidlal Bi AzZanni Fi Al-Aqidah menyatakan bahwa aqidah Islam atau iman agar
pembenarannya bersifat pasti harus menunjukkan keyakinan (Al Ilmu). Sebab
yang disebut dengan Ilmu adalah itiqad atau keyakinan yang pasti sesuai dengan
kenyataan, sedangkan dzann merupakan itiqad (keyakinan) yang kuat tetapi
berdasarkan persangkaan sehingga bermuara pada keyakinan atau bisa sampai
pada keraguan (syak).
Sebutan aqidah Islamiyah ditunjukkan pada iman kepada Allah SWT,
para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, dan kepada
qadla dan qadar, baik buruknya berasal dari Allah SWT. Namun demikian bukan
berarti selain hal ini tidak ada lagi perkara yang wajib diimani, tetapi enam
perkara tersebut merupakan kerangka aqidah Islam. Masih banyak terdapat
perkara yang lain yang termasuk pada bagian aqidah, yaitu iman kepada Al-Maut
(ajal), rezeki, tawakkal kepada Allah SWT, iman dengan pertolongan Allah SWT,
iman terhadap sifat-sifat Allah SWT, iman terhadap kemashuman para nabi dan
Rasul, mujizat Al-Qur'an, dan lain-lain. Begitu pula keimanan terhadap adanya
surga dan neraka, yaumul hisab (hari perhitungan), iman terhadap keberadaan jin,
setan dan berbagai perkara gaib lainnya berbentuk kisah-kisah yang tercantum
dalam Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW yang mutawatir.
Dari hal di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa pembahasan
aqidah menyangkut hal-hal pokok semata dalam urusan ushuluddin, sedangkan
perkara yang termasuk aktivitas dan perbuatan manusia termasuk bagian dalam
syariat Islam dan fiqh Islam.
Al-Qur'an memberikan sebutan aqidah dengan menggunakan istilah
iman. Syaikh Mahmud Syaltouth menyatakan bahwa pengertian aqidah sama
dengan iman. Kalau Aqidah mempunyai arti mempercayai sejumlah perkara yang
diyakini kebenarannya, yaitu perkara yang bertalian dengan aspek Ilahiyah
(Ketuhanan), Al Nubuwwah (kenabian), Al Ruhaaniyat (keruhanian), dan Al
samiyyat (berita tentang akhirat), sedangkan iman mempunyai rukun-rukunnya
yang enam (Arkanul Iman) yang juga harus yakin tentang kebenarannya. Dengan
demikian inti pengertian keduanya adalah sama. Adapun perbedaan keduanya
hanya terletak pada istilah dan sebutan. Aqidah merupakan istilah yang digunakan
para ulama ushuluddin sedangkan Al-Qur'an menyebutnya dengan menggunakan
kata iman.
2.
3.
Ushuluddin, artinya pokok-pokok agama yang mencakup rukun iman, rukun islam
dan apa-apa yang telah disepakati oleh para imam.
4.
5.
Fikih Akbar, munculnya pemahaman ini bahwa tafqquh fiddin yang diperintahkan
Allah SWT, dalam surah At-taubah ayat 122.
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain
sebagainya.
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.
D. Sumber Aqidah Islam
Sumber aqidah islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa aja
yang yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau
diamalkan. Akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan akal tidak
mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu tetapi
akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran si pembawa berita
tersebut dibuktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.
jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali dia berkata,Maha suci Engkau dan
aku orang yang pertama beriman. QS. Al-Araf 143.
Allah bukan cahaya dan bukan energi. Cahaya dan energi hanyalah
sebuah makhluq ciptaannya. Melihat secara fisika, hanyalah sebuah proses otak
manusia menerima pesan dari syaraf mata bahwa ada bayangan/berkas cahaya
masuk ke dalam lensa mata dan ditampung pada retina. Oleh syaraf mata, pesan
ini diteruskan ke otak dan diterjemahkan segagai sebuah objek yang dilihat. Allah
bukan materi dan bukan energi dan bukan sesuatu yang masuk ke dalam lensa
mata dan diproyeksikan pada retina. Maha suci Allah dari sifat-sifat lemah seperti
itu. Bahkan wujud Allah itu tidak bisa dibayangkan wujud-Nya karena akal dan
kemampuan manusia tidak akan sampai untuk memahaminya. Dan satu-satunya
cara kita mengenal Allah adalah informasi resmi yang datang dari Allah sendiri
berupa kitab suci dan hadits Nabi. Tentu saja kita harus mengambil semua
informasi tentang Allah itu tanpa ada satu ayatpun yang kita tolak. Dan satu
diantara ayat Al-quran itu berisi informasi bahwa di surga nanti manusia yang
beriman akan dapat melihat Allah. Wajah orang-orang beriman pada hari itu
berseri-seri. Mereka melihat Tuhan-Nya QS. Al-Qiyamah: 22-23. Sabda
Rasulullah SAW: Kalian akan melihat Tuhanmu sebagaimana kamu milhat bulan
ini HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmizy dan lain-lain.
Namun meilhat Allah ini baru akan terjadi nanti setelah hari akhir dan
hanya akan dapat dilakukan oleh orang-orang beriman. Sedangkan di dunia ini, di
alam yang masih terbatas pada materi dan energi, hal itu tidak mungkin terjadi.
B. Tauhidullah
Tauhid merupakan akumulasi dari kesadaran akan fakta bahwa alam
semesta berada berkat suatu kekuatan dan rencana maha tinggi, dan bahwa
sistem alam semesta ini berjalan atas suatu kehendak yang arif dan maha bijak
Konsep Tauhid ini ingin mengatakan bahwa alam semesta berasal dari Allah
dan akan kembali pada Allah.
Islam
meletakan
konse
Tauhidullah
sebagai
prinsip
yang
kebersamaannya dengan yang maha mutlak. Karena itu manusia bertauhid atau
manusia utuh tidak akan kesepian.
Macam-macam Tauhidullah disini digali dari surat Al-Fatihah. Tidakk
diragukan lagi bahwa Al-Quran merupakan wacana global menyangkut segala
hal mengandung multi dimensi makna.
a. Tauhidul Rubudiyah
b. Tauhidul Asma Was-sifat
c. Tauhidul Ibadah
d. Tauhidul Istianah
C. Makna Laa Ilaha Illallah (Al AsmaWassifat)
Tidak ada Tuhan selain Allah merupakan makna kalimat laa ilaaha
illallah yang populer di kalangan kaum muslimin. Dalam hal ini, kata ilah
diartikan dengan kata Tuhan. Namun perlu diketahui bahwa kata Tuhan
dalam bahasa Indonesia memiliki dua makna.
Pertama, kata Tuhan yang identik dengan pencipta, pengatur,
penguasa alam semesta, pemberi rizki, yang menghidupkan, yang mematikan,
dan yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan madharat.
Kedua, kata Tuhan yang berarti sesembahan. Yaitu sesuatu yang
menjadi tujuan segala jenis aktivitas ibadah. Karena terdapat dua makna untuk
kata Tuhan, maka kalimat Tidak ada Tuhan selain Allah juga memiliki dua
pengertian. Pengertian pertama, Tidak ada pencipta, pemberi rizki, dan
pengatur alam semesta selain Allah. Pengertian kedua, Tidak ada
sesembahan selain Allah. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya kita
akan meninjau apakah memaknai kalimat laa ilaaha illallah dengan kedua
pengertian tersebut sudah benar serta berdasarkan dalil-dalil dari Al Quran dan
As-Sunnah.
Bukti pertama,
Kaum musyrikin pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
pun mengakui bahwa Allah Taala adalah satu-satunya Dzat Yang
Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta. Hal ini dapat kita
ketahui dari dalil berikut ini.
Allah Taala berfirman
Yang artinya, Katakanlah, Siapakah yang memberi rizki kepadamu
dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala
urusan? Maka mereka akan menjawab,Allah (QS. Yunus [10]: 31).
Ayat di atas jelas menunjukkan bahwa kaum musyrikin pada zaman
dahulu (mengetahui dan) meyakini sifat-sifat rububiyyah Allah, yaitu bahwa
Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan
Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta.
Namun, keyakinan seperti itu ternyata belum cukup untuk
memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang bertauhid.
Sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun tetap memerangi
mereka, menghalalkan darah dan harta mereka meskipun mereka memiliki
keyakinan seperti itu.
Oleh karena itu, apabila kalimat laa ilaaha illallah diartikan dengan
Tidak ada pencipta selain Allah, Tidak ada pemberi rizki selain Allah, atau
Tidak ada pengatur alam semesta selain Allah, maka apa yang membedakan
antara orang-orang musyrik dan orang-orang Islam?!
Jika orang-orang musyrik itu masuk Islam dengan dituntut
mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah dengan makna seperti itu, lantas apa
yang membedakan mereka ketika masih musyrik dan ketika sudah masuk
Islam.
Bukankah ketika mereka masih musyrik juga sudah mengakui bahwa
Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan
Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta?!
Bukti kedua,
Konsekuensi dari makna tersebut berarti kaum musyrik pada zaman
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bukanlah orang musyrik. Demikian
pula, segala jenis perbuatan mereka yang menujukan ibadah kepada selain
Allah Taala berarti bukan syirik.
Hal ini karena konsekuensi dari makna tersebut adalah seseorang tetap
disebut sebagai seorang muslim meskipun dia berdoa meminta kepada para
wali yang sudah mati, atau berdoa kepada Allah melalui perantaraan (tawassul)
orang-orang shalih yang sudah meninggal, atau menyembelih untuk jin
penunggu jembatan, selama mereka memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satusatunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta.
Maka sungguh, ini adalah kekeliruan yang sangat fatal. Karena
ternyata makna tersebut akan membuka berbagai macam pintu kesyirikan di
tengah-tengah kaum muslimin.
III.
Kata Taurat sendiri sebenarnya berarti pengajaran oleh Allah. Kata ini
diterapkan kepada Kesepuluh Hukum (Dasa Titah), kemudian pada segala
hukum dan peraturan dari Tuhan.
Orang Samaria mengakui kelima kitab Taurat ini sebagai kitab suci
mereka, namun mereka menolak kitab-kitab lainnya yang terdapat di dalam
Perjanjian Lama.
2. Kedua Kitab Zabur:
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS yang berbahasa Qibti.
Zabur (bahasa Arab: )disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur,
yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum
Al-Qur'an (selain Taurat dan Injil). Istilah zabur adalah persamaan dengan
istilah Ibrani zimra, bermaksud "lagu, musik." Ia, bersama dengan zamir
("lagu") dan mizmor ("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi zamar,
artinya "nyanyi, nyannyikan pujian, buatkan musik."
Umat Muslim percaya bahwa zabur adalah kitab suci yang diturunkan
Allah kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud
Zabur menurut hadits : Satu hadits dari sahih Bukhari, mengatakan:
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, "Pembacaan Zabur
dimudahkan
bagi
Daud.
Dia
sering
mengarahkan
agar
binatang
Perbedaan terbesar antara Kitab Taurat, Zabur dan Injil dengan AlQuran adalah, Al-Quran dalam kemurnian isinya dijaga oleh Allah swt.
sehingga banyak orang yang hafal Al-Quran dan Al-Quran tidak dapat
dimusnahkan atau di ganti isinya, karena Al-Quran adalah kitab terakhir
petunjuk bagi manusia, hingga akhir zaman.
Beberapa alasan yang sangat mendasar dan rasional yang menjadikan
Al-Quran sebagai pedoman hidup adalah:
1. Al-Quran bersifat wahyu.
(QS. An-Najm, 53:3)
Keimanan kepada Allah harus ditunjukkan dengan melaksanakan perintahperintah-Nya. Bukan hanya sebuah pengakuan palsu dengan lisan.
2.
Allah memiliki Asmaul Husna dan kita diperintah untuk berdoa dengannya, maka
pelajarilah 99 Asmaul Husna Allah dan berdoalah dengannya.
3.
Mendorong kepada kita agar dapat mewujudkan sifat-sifat mulia Allah dalam
perilaku kita sehari-hari.
4.
Allah maha mulia (al-Kariim), maka jadilah khalifah Allah yang memiliki
keluhuran budi.
5.
Allah maha memberi keamanan (al-Mumiin), maka jadilah khalifah Allah yang
dapat memberikan keamanan untuk mahkluk lain.
6.
Allah maha menolong (al-Wakiil), maka hiduplah dengan optimis karena Allah
akan menolong khalifahNya yang mengalami masalah dalam tugasnya.
7.
Allah maha kuat/kokoh (al-Matiin), maka jadilah khalifah Allah yang teguh
pendirian dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran.
8.
9.
Allah maha adil (al-Adl), jadilah khalifah yang yakin bahwa Allah maha tahu apa
yang kita butuhkan, sehingga kita menjadi manusia yang siap mendapat
ujian syukur ataupun ujian sabar dari Allah.
10. Allah maha akhir (al-Akhir), jadilah khalifah yang siap bertanggungjawab
terhadap apa yang kita lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai
khalifah ini.
IV.
Adalah:
Tugasnya
sama-sama
1.
Shiddiq (benar), mustahil ia Kizib (dusta). Ertinya, Nabi dan Rasul bersifat
benar, baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yakni sesuai dengan
ajaran Allah SWT. Dan Kami menganugerahkan kepada mereka
sebahagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik
lagi mulia.(QS.19/Maryam:50).
Mukjizat Nabi Adam: Nabi Adam diyakini sebagai manusia pertama yang
menginjakkan kaki di bumi. Sebagai pasangan Nabi Adam adalah Hawa
yang diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam.
Mukjizat Nabi Ayub: Nabi Ayub dikenal seorang yang kaya raya dan sangat
dermawan. Namun kesejahteraan ini tidak membuatnya sombong, ini yang
mendorong iblis untuk menggodanya.
Allah pun menentang iblis sekiranya dia dapat meruntuhkan iman Nabi
Ayub. Ujian itu pun tiba, seluruh harta kekayaan yang dimiliki Nabi Ayub
habis terbakar, setelah itu Nabi Ayub terserang penyakit kulit hingga 80
tahun lamanya.
Namun dia dan istrinya yang setia, Rahmah, tetap bertawakal kapada Allah
SWT. Sampai akhirnya Allah berfirman agar Nabi Ayub menapakkan
kakinya ditanah. kemudian dari tanah tersebut keluar air yang dapat
menyembuhkan penyakit yang dideritanya selama 80 tahun.
2. Mukjizat Nabi Daud: Figur Nabi Daud memuncak saat dia berhasil
membunuh jalut, pemimpin kaum pemberontak palestina. Nabi Daud
kemudian menjadi seorang raja dan berlaku sangat adil.
Di masa kerajaan Nabi Daud tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur.
Suatu saat Nabi Daud melarang para nelayan untuk tidak melaut di hari
sabtu, namun peringatan tersebut dilanggar, sehingga terjadi bencana gempa
yang menewaskan seluruh penduduk.
3. Mukjizat Nabi Dzulkifli: Sejarah menyebutkan bahwa Nabi Dzulkifli adalah
putra Nabi Ayub. Dikisahkan pula bahwa dia mewarisi sifat sabar ayahnya.
Suatu saat beliau ditunjuk menjadi seorang raja setelah dapat memenuhi
persyaratan yang diminta.
Yaitu calon pengganti haruslah seorang yang sanggup berpuasa di siang
hari, beribadah di malam hari, dan bukan seorang yang pemarah.
4. Mukjizat Nabi Harun: Nabi Harun disebut sebagai partner Nabi Musa. Dia
adalah sosok yang cakap berdakwah, pandai berdiplomasi, dan penuh
perhatian. Nabi Harun selalu mendampingi Nabi Musa dalam berdakwah,
hingga suatu saat Nabi Musa memutuskan untuk beruzlah dan menitipkan
pembinaan umatnya kepada Nabi Harun. Nabi Harun juga sempat berjuang
untuk memberantas penyembahan berhala yang dipimpin oleh Samiri, salah
seorang tukang sihir kerajaan Fir'aun.
5. Mukjizat Nabi Hud: Nabi Hud tergolong dalam kaum Ad yang terhormat.
kehidupan mereka serba maju dan berkecukupan, namun sayangnya mereka
selalu berfoya-foya dan tenggelam dalam kehidupan fana.
6. Nabi Hud mengingatkan mereka untuk bersyukur dan selalu memohon
kepada Allah SWT, namu mereka menolak. Akhirnya murka Allah datang
dengan menurunkan azab berupa badai gurun selama 7 hari 7 malam. Kaum
yang mendengarkan himbauan Nabi Hud selamat dengan berpindah ke kota
Hadramaut.
7. Mukjizat Nabi Ibrahim: Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapak para Nabi. Dia
dihormati oleh pemeluk 3 agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Nabi
Ibrahim lah yang membangun Ka'bah di kota Mekkah.
Keyakinannya yang kuat terhadap Islam dimulai dari pencariannya akan
Tuhan, dia sangat tidak menerima orang-orang disekitarnya yang
menyembah berhala, sampai akhirnya dia dibakar hidup-hidup, namun Allah
SWT menurunkan mukjizatnya dengan menyelamatkan Nabi Ibrahim dari
kobaran api.
8. Mukjizat Nabi Idris: Nabi Idris diyakini Nabi pertama yang menulis dengan
pena, Masyarakat terdahulu mempercayai pula bahwa ia dibawa ke surga
tanpa mengalami kematian. Peristiwa itu terjadi ketika beliau berusia 82
tahun.
9. Mukjizat Nabi Ilyas: Nabi Ilyas tinggal di lembah sungai Yordan dimana
penduduknya menyembah berhala, Nabi Ilyas menyuruh kepada mereka
semua untuk meninggalkan berhala, namun mereka tidak mengindahkannya.
Bahkan menantang agar Tuhan yang disembah Nabi Ilyas menurunkan
13. Mukjizat Nabi Ismail: Nabi Ismail dan keluarganya merupakan orang-orang
yang terdahulu melaksanakan Haji. Suatu saat Nabi Ismail haus dan ibunya
bolak-balik dari bukit Safa-Marwah untuk mencari air, hingga akhirnya
keluar sebuah mata air zamzam.
Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, Nabi Ismail digoda oleh
Syaitan agar membatalakan niatnya. Namun Nabi Ismail tidak goyah dan
melempar syaitan tersebut dengan batu. yang saat ini menjadi ritula ibadah
haji, yaitu lempar jumrah.
Seperti yang kita ketahui, saat akan disembelih jasad Nabi Ismail digantikan
oleh seekor kambing, yang akhirnya menjadi cikal bakal ibadah Idul Adha.
14. Mukjizat Nabi Luth: Perjuangan Nabi Luth adalah menyeru kaum sodom
untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu meninggalkan homoseksual,
kemudian menyembah Allah.
Pada akhirnya Allah SWT berfirman agar Nabi Luth segera meninggalkan
pemukimannya dan kemudian ia menurunkan azab yang pedih kepada kaum
tersebut.
15. Mukjizat Nabi Musa: Kisah pertarungan Nabi Musa dengan Fir'aun
merupakan salah satu kisah yang tersohor. Dikisahkan bahwa Fir'aun merasa
terancam dengan keberadaan Nabi Musa yang menyebarkan ajaran untuk
mengesahkan Allah.
Mereka bertarung dan Nabi Musa memenangkannya dengan bantuan
tongkatnya, kemudian ia dan kaumnya dikejar oleh pengikut Fir'aun. namun
mereka berhasil lolos dengan bantuan tongkat Nabi Musa yang dapat
membelah lautan.
16. Nabi Musa mendapat mukjizat kitab Taurat, yang dikenal dengan perjanjian
lama yang berisi ajaran pokok 10 perintah Allah SWT.
17. Mukjizat Nabi Nuh: Nabi Nuh menyebarkan ajaran untuk menyembah Allah
SWT. namun masyarakat menolak dan menganggapnya gila, Nabi Nuh
kemudian diberikan peringatan oleh Allah bahwa akan terjadi banjir besar
yang akan melanda daerahnya.
Oleh karena itu Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat sebuah kapal,
masyarakat sekitar tetap tidak mengindahkan peringatan yang disampaikan
oleh Nabi Nuh. sehingga mereka akhirnya hanyut dalam banjir tersebut.
18. Mukjizat Nabi Shalih: Yang paling dikenal adalah unta betina yang keluar
dari batu setelah ia memukulkan telapak tangannya. Nabi Shalih meminta
kepada penduduk setempat untuk tidak mengganggu unta tersebut dan
susunya boleh diperah untuk memenuhi kebutuhan penduduk miskin.
Namun kaum yang tidak menyukainya berusaha membunuh unta itu dan
pada akhirnya mereka dijatuhi azab petir dan gempa.
19. Mukjizat Nabi Sulaiman: Salah satu keahlian Nabi Sulaiman yang paling
menonjol adalah kemampuannya berkomunikasi dengan binatang. Dia juga
merupakan raja yang sangat bijaksana, kekuasaannya bahkan mencakup
bangsa jin.
20. Mukjizat Nabi Syuaib: Nabi Syuaib menyebarkan ajaran Islam di daerah
Madyan, namun masyarakat Madyan menolak ajaran tersebut hingga
akhirnya
Allah
menurunkan
menghanguskan mereka.
azab
berupa
petir
dan
kilat
yang
21. Mukjizat Nabi Yahya: Nabi Yahya mengajarkan bahwa kebenaran harus
ditegakkan dengan resiko apapun. Pada riwayatnya dicontohkan saat ia
bersikeras
melarang
pernikahan
antara
seorang
paman
dengan
keponakannya sendiri.
22. Mukjizat Nabi Ya'qub: Nabi Ya'qub adalah kakek moyang para rasul
sebelum masa Nabi Muhammad. Sikap dan cara berpikirnya tentu
berpengaruh kepada para rasul keturunannya, serta kaum Yahudi dan
kemudian Nasrani penegak panji keesaan Allah sebelum era Nabi
Muhammad SAW.
23. Mukjizat Nabi Yunus: Nabi yunus berusaha menyebarkan ajaran Allah,
namun ia tidak mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dalam
perjalanannya menjauhi daerah tersebut karena khawatir akan dibunuh,
kapal yang ia tumpangi diguncang topan dan diputuskan bahwa Nabi Yunus
akan dikorbankan untuk ditenggelamkan ke laut demi keselamatan
penumpang lainnya.
Namun mukjizat Allah tiba, Nabi Yunus dimakan oleh seekor ikan yang
kemungkinan adalah ikan paus, dan ditemukan masih hidup didalam perut
ikan paus tersebut.
24. Mukjizat Nabi Yusuf: Nabi Yusuf dikisahkan dalam riwayatnya sebagai
seorang pria yang sangat tampan dan sangat piawai dalam memimpin
negaranya. Sejak kecia dia mendapat mimpi yang tidak biasa dan ketika
besar dia dapat mentakwilkan mimpinya tersebut, sehingga dia sangat
dihormati oleh masyarakat sekitarnya.
25. Mukjizat Nabi Zakaria: Nabi Zakaria dan istrinya, Isya, membaktikan diri
untuk menjaga Baitul Maqdis - Rumah Ibadah peninggalan Nabi Sulaiman
di Yerusalem. Nabi Zakaria dikaruniai keturunan oleh Allah SWT di saat
usianya sudah cukup uzur, yaitu sekitar 100 tahun, anak tersebut adalah
Nabi Yahya.
26. Mukjizat Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW adalah Rasul
terakhir, sekaligus sebagai penutup para Rasul-Rasul sebelumnya. Dia lah
yang menyempurnakan ajaran-ajaran Islam.
E. Rasul-rasul yang Ulul Azmi
Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi atau nabi/rasul yang memiliki
ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan kenabiannya :
1. Nuh AS.
2. Ibrahim AS.
3. Musa AS.
4. Isa AS.
5. Muhammad SAW.
F. Muhammad Rasulullah Sebagai Nabi Terakhir
Rosul/Nabi yaitu manusia yang dipilih Tuhan untuk menerima wahyuNya guna di sampaikan kepada umatnya. Di bawah adalah dalil Nabi
Muhammad Nabi dan Rasul terakhir dan tidak ada Nabi sesudahnya. Sehingga,
tidak ada alasan yang membenarkan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi
dan Rasul Baru setelah Nabi Muhammad saw, maupun dan argumen kelompok
Ahmadiyah yang menodai agama Islam dengan menyatakan Mirza Ghulam
Ahmad sebagai Nabi. Q.S. Al Ahzab (33) ayat 40:
40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu[1223]., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
Allah. Oleh karenanya, di akhir ayat tersebut Allah menutup dengan, "Dan
adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Ahli bahasa memberikan makna terhadap kalimat "khatama" dengan
Al-Istitsaqu wal man'u (Lihat Lisanul 'Arab Bab Kha), artinya memastikan dan
menolak sesuatu. Dengan demikian, Al-Qur'an menyebutkan Muhammad
sebagai "khatamanabiyin", artinya pasti dan tidak ragu bahwa Muhammad
sebagai Nabi terakhir dan menolak orang yang mengaku Nabi di kemudian
hari.
Para mufasir mengartikan khatamanabiyin dengan tiga tafsiran;
Pertama, Khatamanubuwata, artinya Allah telah menutup kenabian. Kedua,
Allah menyempurnakan kenabian dan Rasul sejak awal sampai akhir dan
disempurnakan dengan ditutupnya oleh Muhammad Rasulullah SAW. Ketiga,
Muhammad paling akhir di antara para Nabi Allah yang diutus.
Ibnu Abbas, sahabat sekaligus ahli tafsir terkemuka di zaman Nabi
mengomentari ayat di atas, "Seolah-olah Allah berkehendak dengan
firmanNya, kalaulah Allah tidak menutup nabi-nabi dengan kenabian
Muhammad, seolah Allah berfirman, pasti Aku jadikan seorang Nabi di antara
anaknya. Tapi Allah Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu. Kenapa tidak
menjadikan salah satu anak Muhammad sebagai Nabi dan Rasul karena
memang Allah berkehendak Muhammad sebagai Nabi terakhir."
Salah satu logika yang digunakan Ibnu Abbas adalah bukti sejarah
yang menunjukkan bahwa tiga putra beliau; dua dari khadijah, pertama, Qasim,
sehingga beliau SAW dipanggil Abul Qasim, lahir sebelum beliau diangkat
menjadi Nabi dan meninggal dalam usia 2 tahun. Kedua, Abdullah yang
Artinya :Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.
hari
dibangkitkannya
manusia
dari
alam
kubur
untuk
Udma
pertolongan
oleh
Nabi
Muhammad
SAW,untuk
tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya." (QS 3:196-197)
Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikutikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya,
dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama
hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya didalam
neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik.
2. Selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan.
Orang yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan
bertemu dengan Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal
sholeh dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sehingga ketika
menemui-Nya dalam keadaan siap.
"... Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan
berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (QS 2:223)
"... Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS 18:110)
3. Selalu berbuat baik dan benar.
Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar
dalam hidupnya.
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat
menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu
sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang
"mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (QS 104:1-9)
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi
apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan
dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala
di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati." (QS 2:261-262)
6. Memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.
Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu
akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun
musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan
kesabarannya.
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (QS 3:200)
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-
dunia
itu
tidak
lain
hanyalah
kesenangan
yang
VI.
2. Tingkatan Kedua
Penulisan segala sesuatu oleh Allah di dalam Lauh Mahfuzh, baik yang
kecil maupun yang besar, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.
Allah Taala berfirman,
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata.
(Yasin: 12)
3. Tingkatan Ketiga
Kehendak Allah yang berlaku, yang tidak bisa ditolak dan kekuasaan-Nya
yang tidak bisa dihindarkan oleh suatu apapun. Seluruh peristiwa terjadi
dengan kehendak dan kekuasaan Allah. Adapun yang Dia kehendaki,
niscaya terjadi dan apapun yang tidak Dia kehendaki, niscaya tidak terjadi.
Allah berfirman,
Dan kamu tidak dapat menghendaki, kecuali apabila dikehendaki oleh
Allah, Rabb semesta alam. (At-Takwir: 29)
4. Tingkatan Keempat
Mencipta adalah wewenang Allah Taala. Dialah Khaliq (pencipta),
sedangkan selain-Nya adalah makhluk yang diciptakan-Nya. Allah Taala
berfirman,
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
(Az-Zumar: 62)