BAB I
PENDAHULUAN
adalah agar anak mampu memahami makna dan mengambil manfaat dalam pesan
yang disampaikan penulis kepada pembaca (siswa), (Depdikbud:1996)
Menurut Burn, Roe dan Roess, (Ritawati dkk, 2005:10) ada dua tipe
pemahaman (1) pemahaman literal (literal compherension), yaitu jenis pemahaman
lebih dasar dan pemahaman yang lebih tinggi yang meliputi (1) pemahaman
1
interpretif (2) pemahaman kritis (3) dan pemahaman kreatif. Pemahaman interpretif
yaitu pemahaman yang dihasilkan oleh suatu proses perolehan ide-ide yang tidak
dinyatakan secara langsung dalam bacaan.
Menurut
Ritawati,
(2005:10)
Pemahaman
interpretif
ini,
merupakan
pemahaman yang lebih tinggi dari pemahaman literal. Jenis pemahaman ini
dihasilkan melalui proses berpikir yang lebih tinggi seperti menginterpretasi, analisis,
dan sintesis informasi. Dalam pemahaman ini, prediksi suatu bacaan merupakan
keterampilan yang penting.Dengan memprediksi seseorang dapat membuat hipotesis,
yang diikuti dengan penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis itu.Pemahaman ini
lebih menuntut kemampuan menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan.
Pemahaman interpretif mencakup kemampuan antara lain (1) membuat kesimpulan,
(2) membuat generalisasi, (3) mencari hubungan sebab akibat, (4) membuat
perbandingan dan (5) menemukan hubungan antar proposisi.
Dalam membaca pemahaman interpretif, siswa dituntut untuk memahami isi
bacaan
yang
dibacanya
secara
tersirat.
Hal
ini
sejalan
dengan
Burns
membuat kesimpulan bacaan dan ide pokok pada isi bacaan dalam tiap paragraf
terhadap wacana yang dibacanya.Untuk mendapatkan ide pokok dalam membaca
siswa harus berpikir bersama penulis dari bacaan tersebut.Lazimnya ide pokok berada
di awal paragraf, di tengah paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf,
serta berada diseluruh paragraf.
Kemampuan tiap siswa berbeda dalam memahami apa yang dibaca untuk
mendapatkan ide pokok. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki,
minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman
sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca.
Siswa kelas IV SD diharapkan sudah mampu membaca pemahaman interpretif
khususnya dalam menentukan ide pokok dan menarik kesimpulan dalam suatu
bacaan, karena menentukan ide pokok sudah dipelajari sejak kelas 1V semester 1
sesuai dengan kompetensi dasar yang ada.Selain itu, diharapkan guru mengajarkan
materi menentukan ide pokok dengan jalan membimbing siswa secara terpadu sesuai
dengan prosedur atau tahapan yang menjadi bagian dari membaca pemahaman
interpretif tersebut.
Berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum KTSP 2006 kelas IV
semester 2 dengan Standar Kompetensi Membaca diharapkan guru tidak
memandang kegiatan membaca pemahaman interpretif dalam menentukan ide pokok
dan menafsirkan isi bacaan yang dibacanya sebagai aktivitas menghadapi buku
dengan jalan membacanya dari awal sampai akhir dan beranggapan bahwa dengan
cara itu siswa telah menguasai dan memahami isi bacaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat pengaruh penerapan strategi Aktivitas Membaca Berpikir
terbimbing (AMBT) terhadap Membaca Pemahaman Interpretif Siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Perumnas Makassar?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan khususnya bidang ilmu pendidikan jurusan pendidikan guru sekolah
dasar dan perkembangan mengenai pengaruh penggunaan Penerapan Strategi
Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT) terhadap Membaca Pemahaman
Interpretif Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Perumnas Makassar.
2. Manfaaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan referensi mengenai
pengaruh penerapan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT)
terhadap Membaca Pemahaman Interpretif Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah
Perumnas Makassar.Selain itu sebagai media latihan penulisan karya ilmiah
selanjutnya bagi peneliti.
b. Bagi Guru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1.
lebih tinggi dari pada pemahaman literal. Jenis pemahaman ini dihasilkan melalui
proses berpikir yang lebih tinggi seperti menginterpretasi, analisis dan sintesis
informasi. Dalam pemahaman ini, prediksi suatu bacaan merupakan keterampilan
yang penting.Dengan memprediksi seseorang dapat membuat hipotesis, yang diikuti
dengan penerimaan atau penolakan dengan hipotesis itu.Pemahaman ini lebih
menuntut kemampuan menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan. Pemahaman
interpretif mencakup kemampuan antara lain (1) membuat kesimpulan, (2) membuat
generalisasi, (3) mencari hubungan sebab akibat, (4) membuat perbandingan, (5)
menemukan hubungan antar proposisi. Ritawati (2005:5).
Faris, (Farida Rahim:122) mengatakan bahwa, membaca pemahaman adalah
suatu aktifitas memproses makna kata, memahami konsep, dan memahami ide yang
disampaikan penulis dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Syafiie (1993:46) bahwa
membaca pemahaman adalah proses kegiatan untuk memahami dan menerima isi
bacaan yang disampaikan penulis melalui bahasa tulis dalam wujut isi pesan berupa
8
fakta, gagasan, pendapat, dan ungkapan perasaan.
Marohaini, (1999:4) mengatakan bahwa Pengetahuan awal yang dimiliki oleh
siswa akan memudahkannya memahami bahan yang dibaca (Skemata). Hal ini sejalan
dengan pendapat Gillet, dan temple, (Syafiie,1999:33) mengatakan bahwa proses
pemahaman dalam membaca melibatkan tiga hal pokok, yaitu pengetahuan yang telah
dimiliki oleh pembaca, pemahaman tentang struktur teks, dan kegiatan menemukan
makna. Sehubungan dengan teori membara ini, guru yang efektif seharusnya mampu
1)
menarik
kesimpulan,
2)
membuat
generalisasi,
10
2.
Tujuan Membaca
Untuk memahami suatu bacaan dalam membaca siswa dituntut untuk
Kesenangan,
b)
Menyempurnakan
membaca
nyaring,
c)
3.
11
berguna untuk membimbing siswa untuk berinteraksi dengan teks berlandaskan pada
pendekatan proses membaca dimulai dari tahap prabaca, saatbaca, pascabaca.
4.
kesimpulam bacaan melalui beberapa tahap atau langkah untuk mempermudah dalam
menemukan ide pokok dan kesimpulan terhadap wacana yang dibacanya. Oleh karana
itu, metode yang sesuai atau relevan digunakan dalam menentukan ide pokok adalah
Strategi AMBT, untuk menentukan Ide pokok paragraf. Pada umumnya ide pokok
berada pada kalimat-kalimat topik (kalimat utama).Nurhadi (2004:69-70). Kalimat
topik dapat ditemukan melalui empat kemungkinan yaitu
(1) kalimat topik di awal paragraf. Bacalah kalimat pertama yang ada
dalam wacana karena kemungkinan ide pokoknya terletak pada
kalimat pertama, (2) Kalimat topik ada pada akhir kalimat (kalimat
Penutup). Bila kita tidak menemukannya pada kalimat pertama,
bacalah kalimat yang terakhir, (3) Ide pokok terdapat pada kalimat
pertama dan terakhir, jika langkah kedua juga gagal coba gabungkan
antara kalimat pertama dan kalimat terakhir, (4) Ide pokok paragraf
menyebar diseluruh paragraf. Jika siswa dalam membaca wacana tidak
menemukan ide pokok pada melalui prosedur satu, dua dan tiga,
12
maka siswa (pembaca) harus mencari ide pokok sendiri sebab ide
pokok menyebar diseluruh paragraf.
Keterangan :
Gambar 1 menunjukan bahwa ide pokok terdapat di awal paragraf
Gambar 2 menunjukan bahwa ide pokok suatu paragraf terdapat di
akhir paragraf
13
Keterangan :
Gambar 3 menunjukan ide pokok terdapat di tengah paragraf
Untuk mengetahui ide pokok suatu paragraf sebelumnya harus mengetahui
bagian fungsi paragraf, menemukan ide pokoknya.Paragraf adalah kumpulan kalimat
yang berisi satu gagasan.Paragraf merupakan jalan yang ditempuh penulis untuk
menyampaikan buah pikirannya, untuk memudahkan pembaca (siswa) dalam
menemukan ide pokok. Dalam satu paragraf ada kalimat pokok atau kalimat kunci.
Kalimat itu mengandung ide pokok paragraf.Kalimat lainnya adalah kalimat
pendukung yang menguraikan, menjelaskan, melukiskan, menjabarkan, dan
menyajikan contoh-contoh ide pokok.
14
Kalimat kunci paragraf mengandung pernyataan tentang kata benda atau kata
ganti orang yang dominan atau yang menjadi topik (secara umum, garis besar)
paragraf itu.
b. Tahapan Strategi AMBT dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Interpretif Siswa
1)
Tahap Prabaca
Aktivitas
yang
dilakukan
saat
prabaca
mengunakan
pengajaran
15
a)
Guru mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok yang terdiri atas lima
siswa. Pengelompokkan siswa berdasarkan perbedaan kemampuan,
b)
c)
d)
Guru
menjelaskan
langkah-langkah
yang
akan
dilaksanakan
guna
siswa
menemui
hambatan
dalam
memperdiksi
guru
2)
Tahap Saatbaca
Tahap ini adalah tahap membaca dalam hati guna memahami isi
16
bab, halaman atau paragraf. Sewaktu membaca dalam hati siswa dapat dilatih
menentukan letak ide pokok, menentukan ide pokok dan ide penjelas dalam setiap
paragraf, menjumlah kata dalam paragraf, mencari kalimat inti suatu paragraf,
menemukan maksud isi suatu paragraf sehingga memudahkan menyimpulkan isi
bacaan suatu paragraf .
Membaca dalam hati biasanya untuk penikmatan atau kesengan. Oleh karena
itu membaca dalam hati sering disebut rekreasional, yang memerlukan ketenagan dan
terbebas dari rasa tertekan. guru harus turut serta membaca karena ia sebagai model
membaca bagi siswa Holawai (Hairuddin:24)). Bila pada waktu membaca dalam hati
siswa disuruh membaca dalam hati, tetapi gurunya tidak ikut serta membaca bahkan
tidak berada dalam kelas, maka ada kemungkinan siswa menganggap kegiatan
membaca sesuatu yang kurang penting.
3)
Tahap Pascabaca
Aktivitas pascabaca adalah aktivitas pengajaran setelah siswa melakukan
17
B.
Kerangka Pikir
Pengajaran membaca pemahaman sangat penting karena keberhasilan guru
pascabaca. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kerangka pikir seperti tampak dalam
skema di bawah ini
Strategi AMBT
Prabaca Membaca
Pascabaca
Kemampuan
Pemahaman
Interpretif
IV SD
Melaksanakan
membaca
dalam Siswa
hati Kelas
Memperkenalkan topik
Membaca
Menentukan jumlah kata suatu
paragrafulang prediksi awal siswa
Menyampaikan tujuan membaca
Memperbaiki
Menentukan letak
ide pokokkesalahan dalam menentukan ide pokok
Muhammadiyah
Perumnas
Mengelompokkan siswa
Memperbaiki
Menentukan ide penjelaskesalahan dalam menyimpulkan isi bacaan
Memprediksi
isi
bacaan
Tanya jawab/menguji
prediksi
awal
Menentukan maksud isi suatu paragraf untuk memudahkan
menyimpulkan
bacaan
Mencatat prediksi siswa
peas
Menarik kesimpulan isi bacaan
18
C. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh
penerapan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT) yang signifikan
terhadap kemampuan membaca Interpretif pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Perumnas Makassar.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
eksperimen yang bersifat kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah Pre-Experimental Design, yang mengkaji pengaruh penerapan
model Joyfull Learning dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah
Perumnas Makassar. Desain Experimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-
20
Posttest Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu
kelas yaitu kelas eksperimen yang diawali dengan pretest sebelum diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan yang didapat lebih akurat karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Dengan pola sebagai berikut:
(Sugiyono, 2006: 111)
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Pengukuran pertama (awal) sebelum siswa diberi perlakuan (pretest)
X :Treatmen atau perlakuan (strategi AMBT) dengan kegiatan prabaca,
saatbaca, pascabaca.
O2 : Pengukuran kedua setelah diberi perlakuan (post-test)
20
B. Variabel
Penelitian ini mengkaji dua peubah, yaitu: Strategi AMBT sebagai variabel
bebas (X) atau yang mempengaruhi (inpenden), dan membaca pemahaman
Interpretif sebagai variabel terikat (Y).
C. Definisi Operasional
1. AMBT
Strategi AMBT yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kegiatan yang
dilakukan dalam kelas sebagai salah satu bentuk pembelajaran membaca dan
21
keterampilan berbahasa di SD. Adapun kegiatan yang akan dilakukan yaitu proses
membaca dimulai dari tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca.
2. Membaca Pemahaman Interpretif
Membaca Pemahaman Interpretif adalah kemampuan memahami bacaan
yang diukur setelah subjek diberikan perlakuan. Kemampuan Membaca Pemahaman
Interpretif dalam penelitian ini adalah skor total yang menggambarkan tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pada bacaan yang dapat diperoleh dari hasil
pemberian tes kemampuan membaca pemahaman Interpretif.
22
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas
Jenis Kelamin
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
lk
siswa
10
10
10
10
14
9
8
10
11
10
8
9
18
20
21
20
22
18
119
Total
Ket.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut.
Pada penelitian ini penarikan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan
sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Secara bahasa kata purposive
sampling berarti sengaja. Jadi, sederhananya purposive sampling berarti teknik
pengambilan sampel secara sengaja. Maksudanya peneliti menentuka sendiri sampel
yang dipilih karena adanya pertimbangan bahwa siswa pada kelas tinggi cenderung
cepat bosan dengan pembelajaran yang monoton dan tidak menarik perhatian mereka.
Dengan demikian yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas
IV ditemukan masalah yaitu rendahnya kemampuan dalam memahami isi bacaan.
23
24
f
x100%
N
Di mana :
25
: Persentase
Me
Xi
N
Di mana:
Me
: Mean (rata-rata)
Xi
: Nilai X ke i sampai ke n
: Banyaknya siswa
Interval
Kategori
26
0 34
35 54
55 64
65 79
80 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
2. Uji T Test
Ttes dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai ada tidaknya
perbedaan kemampuan membaca pemahaman Interpretif sebelum dan sesudah
diberikan latihan strategi AMBT pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Perumnas.
Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:
H0
t hitung
t tabel
lawan
H1
t tabel
DAFTAR PUSTAKA
t hitung
27
28
Moleong, L.J, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: remaja roslan karya.
29