PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah lembaga sosial kemanusiaan yang
netral dan mandiri yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan
penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana
akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong.
Tujuannya semata-mata untuk mengurangi penderitaan sesama manusia yang
sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya sering kita melihat seseorang yang
langsung jatuh pingsan atau yang dialami korban dalam hal ini dimasukkan dalam
materi penilaian pada penderita.
Tidak terlepas dari pembahasan penilaian penderita,dalam kehidupan kita
sehari-hari juga dijumpai kasus keracunan, baik itu keracunan karena adanya
unsur sengaja, maupun tanpa adanya unsur kesengajaan. Dalam proposal ini akan
dibahas tentang penilaian penderita dan keracunan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penilaian penderita ?
2. Hal apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan keadaan ?
3. Bagaimana cara melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita
4.
5.
6.
7.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu penilaian penderita
2. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan keadaan
3. Untuk mengetahui cara melakukan wawancara untuk mencari riwayat
penderita berdasarkan akronim KOMPAK
4. Untuk mengetahui apa itu keracunan
5. Untuk mengetahui gejala dan tanda pada keracunan
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan keracunan secara umum
7. Untuk mengetahui jenis-jenis keracunan
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan proposal ini untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari adalah :
1. Agar kita dapat mengetahui apa itu penilaian penderita
2. Agar kita dapat mengetahui apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan
keadaan
3. Agar kita dapat mengetahui cara melakukan wawancara untuk mencari
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Penderita
Pelaku pertolongan pertama harus menilai penderita dan kaadaannya
sedemikian rupa sehingga dapat melakukan penatalaksanaan penderita dengan
baik. Langkah-langkah penilaian adalah sebagai berikut :
1. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi
dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa
yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat
membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih
sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi
korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.
a. Keamanan lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah
tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan
mengajukan pertanyaan pertanyaan seperti dibawah :
nyawa.
Minta bantuan.
2. Penilaian Dini
Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi
keadaan yang mengancam nyawa korban.
a. Langkah-langkah penilaian dini
Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan
apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma Mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba.
Kasus Medis Tanpa tanda tanda yang terlihat atau teraba.
Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang
A : Awas
A= Awas
S : Suara
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
N : Nyeri
S = Suara
T : Tidak respon
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh
penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.
T= Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh
penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama
sekali tidak bereaksi pada rangsang nyeri.
Penglihatan (Inspection)
Perabaan (Palpation)
Pendengaran (Auscultation)
Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara
rinci. Lakukan secara cepa tetapi pastikan tidak ada yang terlewat.
Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yang terlewat. Beberapa hal
yang dapat dicari pada saat memeriksa korban :
P : Perubahan Bentuk
L : Luka Terbuka
N : Nyeri
B : Bengkak
P erubahan bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat
L uka Terbuka - (Open Ijuries) biasanya terlihat adanya darah
N yeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan
B engkak - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan
a. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan),
bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara
napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut:
Kepala
Kulit Kepala dan Tengkorak
Telinga dan Hidung
Pupil Mata
Mulut
Leher
Dada
Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan
kekerasan
Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang
belakang
Lakukan perabaan pada tulang
Abdomen
Periksa rigiditas (kekerasan)
Periksa potensial luka dan infeksi
Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
Periksa adanya pembengkakan
Punggung
Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
Pelvis
Alat gerak atas
Alat gerak bawah
b. Pemeriksaan tanda vital
Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah,
4. Riwayat Penderita
Selain
melakukan
pemeriksaan,
jika
memungkinkan
dilakukan
Keadaan respon
Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila
10
11
6. K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum
timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu
menunggu sampai pemeriksaan selesai dilakukan.
D. Pengertian Keracunan
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu
dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat
menimbulkan kematian.
Keracunan adalah keadaan dimana dalam diri/tubuh penderita terdapat racun
yang mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Dalam keadaan sehari-hari ada beberapa zat yang sering digolongkan sebagai
racun namun sebenarnya bahan ini adalah korosif, yaitu dapat menyebabkan luka
bakar pada bagian tubuh dalam bila masuk ke dalam tubuh. Penatalaksanaan
penderita pada kasus ini biasanya disamakan dengan keracunan.
Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada
dosis dan cara pemberiannya. Hampir semua racun bekerja segera, dan karena itu
setiap kasus keracunan merupakan keadaan gawat darurat medis, dan harus
mendapat pertolongan segera.
1. Cara terjadinya Keracunan pada manusia
a. Sengaja bunuh diri
Dengan minum obat-obatan/cairan kimia dalam jumlah yang
berlebihan misalnya minum racun serangga, obat tidur berlebihan. Sering
berakhir dengan kematian, kecuali penemuan kasus keracunan tersebut
cepat dan langsung mendapat pertolongan.
12
kimia tertentu.
Salah minum yang biasanya terjadi pada anak-anak/orang tua yang
sudah pikun misalnya obat kutu anjing disangka susu dan
sebagainya.
Makan singkong yang mengandung kadar sianida tinggi.
Udara yang tercemar gas beracun.
2. Jalur masuknya racun dalam tubuh manusia
a. Melalui mulut/alat pencernaan
Obat-obatan terutama obat tidur/penenang, biasanya dalam jumlah
besar atau diminum dengan bahan lain sehingga terjadi reaksi
keracunan
Makanan yang mengandung racun misalnya: singkong, jengkol,
keras)
Perhatikan
sekitar
penderita
mungkin
ditemukan
petunjuk
13
Obat suntik
E. Gejala dan tanda keracunan secara umum
Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk
racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan
utama akan terjadi pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan napas maka
yang terganggu adalah pernapasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi
setempat lebih dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat
zat racun tersebut terhadap tubuh.
Gejala dan tanda keracunan umum :
1. Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
2. Penurunan respon
3. Gangguan pernapasan
4. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
5. Mual, muntah, diare
6. Lemas, lumpuh, kesemutan
7. Pucat atau sianosis
8. Kejang-kejang
9. Gangguan pada kulit
10. Bekas suntikan, gigitan, tusukan
11. Syok
12. Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.
14
15
dapat mengikat O2
Keracunan H2S
Sifat : tidak berbau dan tidak berwarna, lebih ringan dari CO dan
O2, sumber H2s bersal dari tambang eksplorasi gas alam. Dapat
masuk kedalam organ pernafasan, berat dan ringan keracunan H2S
tergantung dari jumlah H2S yang masuk kedalam tubuh penderita.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk
menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk
mengatasi korbannya. Tahapan pertolongan pertama pada korban kecelakaan
adalah sebagai berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat
17
18
DAFTAR PUSTAKA
1. KSR-PMIunitikopin.blogspot.co.id/2010/10/keracunan
(Diunduh
pada
19
RIWAYAT PENULIS
20
DALIL-DALIL
Adapun dalil-dalil yang dapat menjadi dasar diberikannya pertolongan,
antara lain :
a. Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 2 :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa
b. Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 32 :
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya
Adapun dalil yang dapat menjadi dasar tentang keracunan diantaranya :
a. Tutuplah bejana dan tempat minum, sebab sesungguhnya dalam
setahun ada satu malam waktu wabah penyakit diturunkan, bila
wabah itu lewat sedang makan/minum terbuka, maka wabah
tersebut akan masuk kedalamnya. (HR. Ahmad Muslim)
21
: DIAH RIDHAYANTI
Nama Lapangan
: FILARIASIS
Angkatan
Dengan ini mengajukan judul materi proposal yang akan di kuasai dan
diujikan pada fase terakhir, adapun materi yang saya ajukan yaitu :
1. PENILAIAN DAN KERACUNAN
2. PENIILAIAN DAN PEMINDAHAN
3. DAPUR UMUM
Atas terkabulnya permohonan materi ini diucapkan terima kasih.
DIAH RIDHAYANTI
22