Presentan
Tgl. Pemeriksaan
: 13 Desember 2009
I. IDENTITAS PASIEN
NAMA
UMUR
: 14 tahun
ALAMAT
AGAMA
: Islam
PEKERJAAN
: Pelajar
STATUS
: Belum Menikah
SUKU BANGSA
: Jawa
TANGGAL MASUK
: 10 Desember 2009
Keluhan tambahan
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Vital sign
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 37,3 C
Gizi
: kurang
Status Generalis
Kepala
Rambut
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Pembesaran KGB
: (+/-)
Pembesaran tiroid
: (-)
JVP
: Tidak meningkat
Trachea
: Di tengah
Thorak
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Batas kiri
Batas atas
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani di 4 kuadran
Auskultasi
Ekstremitas
: Superior
Inferior
N. olfaktorius ( N. I )
Daya penciuman hidung
Kanan / Kiri
: Normosmia
N. opticus ( N. II )
Tajam penglihatan
Lapang penglihatan
: dbn
Tes warna
: Tidak dilakukan
Fundus oculi
: Tidak dilakukan
:(+/-)
Endophtalmus
:(-/-)
Exopthalmus
:(-/-)
Diameter
: ( 6-8 mm / 2 mm )
Bentuk
: ( Bulat / Bulat )
Isokor / anisokor
: (anisokor )
Posisi
: ( Lateral / Sentral )
:(-/+)
: ( - / +)
Pupil :
: (+/+)
Lateral
: (+/+)
Superior
: (+/+)
Inferior
: (+/+)
Obliqus, superior
: (+/+)
Obliqus, inferior
: (+/+)
:(+/+)
:(-/-)
N. trigeminus ( N. V )
Sensibilitas
Ramus oftalmikus
: baik
Ramus maksilaris
: baik
Ramus mandibularis
: baik
Motorik
M. maseter
: Simetris
M. temporalis
: Simetris
M. pterigoideus
: Simetris
Reflek
:(+/+)
Reflek bersin
:(+/+)
N. fascialis ( N. VII )
Inspeksi wajah sewaktu :
Diam
: simetris
Tertawa
: simetris
Meringis
: simetris
Bersiul
: simetris
Menutup mata
: simetris
: simetris
Menggembungkan pipi
: simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah
: ( +/+ )
N. acusticus ( N. VIII )
N. cochlearis
Ketajaman pendengaran
: ( +/+ )
Tinitus
: (- / -)
N. vestibularis
Test vertigo
: (-)
Nistagmus
: ( -/- )
: (-)
Posisi uvula
: ditengah
Palatum mole
: Istirahat : ditengah
Bersuara : ditengah
Arcus palatoglossus
: Istirahat : ditengah
Bersuara : ditengah
Arcus pharingeus
: Istirahat : ditengah
Bersuara : ditengah
Reflek batuk
: (+)
Reflek muntah
: (+)
Peristaltik usus
: t.a.k
Bradikardi
: (-)
Takikardi
: (-)
N. accesorius ( N. XI )
M. sternocleidomastoideus
: Simetris
M. trapezius
: Simetris
N. hipoglossus ( N. XII )
Atropi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
Deviasi
: (-)
: (+)
Kernig test
: (+/+)
Lasseque test
: (+/+)
Brudzinsky I
: (+)
Brudzinky II
: (+)
Sistem motorik
- Gerak
- Kekuatan otot
Superior ka / ki
hipoaktif / hipoaktif
3/4
Inferior ka / ki
Hipoaktif
3/3
- Tonus
normotonus
normotonus
- Klonus
-/-
- /-
- Atrophi
-/-
-/-
- Reflek fisiologis
- Reflek patologi
Bicep ( + / + )
Pattela
(+/+)
Tricep ( + / + )
Achiles
(+/+)
Hoffman trommer ( - / - )
Babinsky ( - / - )
Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - )
Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )
Rasa raba
: baik
Rasa nyeri
: baik
: baik
: baik
: ( +/+ )
Rasa getar
: ( +/+ )
:(+/+)
: ( +/+ )
Schaefer
(-/-)
Gordon
(-/-)
Gonda
(-/-)
Agnosa taktil
: ( +/+ )
: Sulit dinilai
Koordinasi
: ( +/+ )
: ( +/+ )
Miksi
:+
Defekasi
:+
Salivasi
:+
Fungsi luhur
Fungsi bahasa
: Baik
Fungsi orientasi
: Baik
Fungsi memori
: Baik
Fungsi emosi
: Baik
RESUME
Pasien, laki-laki usia 14 tahun datang dengan keluhan sakit kepala, leher, batuk,
l;eher kaku, mata kanan tidak sejelas yang sebelah kiri, keluar cairan dari telinga kanan,
sulit BAB. Pasien juga mengalami demam.
DIAGNOSIS
Klinis
Topis
= Meninges
Etiologi
DIAGNOSIS BANDING
Perdarahan sub arachnoid
PENATALAKSANAAN
1. Umum
Alih Baring ( miring kekanan miring ke kiri setiap 2 jam )
2. Dietetik : cair
NGT
3. Medikamentosa
IVFD Ringer laktat gtt XX / menit
Pan Amin G
Streptomicin
INH
Etambutol
Rifampicyn
Kalnex
Ulsikur
4. Rehabilitasi
Speech therapy
Mobilisasi pasif
Ocupasi theraphy
Psikologi
Fisioterapi
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Laboratorium
PROGNOSA
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam
: Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam
: Dubia ad bonam
Tanggal
05-01-2006
Follow up
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Keluhan
: Tampak ringan-sedang
Sakit kepala, Panas, leher kaku, Bab blm selama 2 hari terakhir,
Vital sign
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
RR
: 28 x/menit
Suhu
: 37 C
Kelopak mata :
Pupil
PTOSIS (+)
Bulat, Anisokhor, Kanan Midriasis, D = 6-8 mm lateral
/ 4 mm,
sentral
Status Neurologik :
Parese N. III total
Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk
: (+)
Kernig test
: (+)
Lasseque test
: (+)
Brudzinsky I
: (+)
Brudzinky II
: (+)
Hasil Lab :
: 12,2 gr/dl
-Ht
: 37 %
- LED
: 19.200 /l
- Diff. Count
: 0 / 0 / 3 / 90 / 5 / 2
- Trombosit
: 259.000
300 mg
IxI
Rifampicin
450 mg 1 x I
Pyrazinamid
500 mg 2 x 1
Ethambutol
250 mg
2 x I
06-01-2006
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Keluhan
: Tampak ringan
Sakit kepala, Panas, leher kaku, BAB blm selama 3 hari terakhir,
Vital sign
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 37,2 C
Kelopak mata :
Pupil
PTOSIS (+)
:
mm, sentral
Status Neurologik :Parese N. III
Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk
: (+)
Kernig test
: (+)
Lasseque test
: (+)
Brudzinsky I
: (+)
Brudzinky II
: (+)
Penatalaksanaan:
IVFD Ringer laktat gtt XX / menit
Streptomycin 500 mg (IM) / hr
INH
300 mg
IxI
Rifampicin
450 mg
1xI
Pyrazinamid
500 mg
2x 1
Ethambutol
250 mg
2 x I
15 mg
3 x I
Codein
Tes PPD 5-TU
07-01-2006
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Keluhan
Vital sign
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 22 x/menit
Suhu
: 37 C
Kelopak mata :
Pupil
PTOSIS (-)
Bulat, isokhor, sentral, D=3 mm
: (+)
Kernig test
: (+)
Lasseque test
: (+)
Brudzinsky I
: (+)
Brudzinky II
: (+)
Penatalaksanaan:
IVFD Ringer laktat gtt XX / menit
Streptomycin 500 mg (IM) / hr
INH
300 mg
IxI
Rifampicin
450 mg 1 x I
Pyrazinamid
500 mg 2 x 1
Ethambutol
250 mg
2 x I
Parasetamol
500 mg
3 x I
09-01-2006
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Keluhan
Sakit kepala,
Vital sign
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,7 C
Kelopak mata :
Pupil
PTOSIS (-)
Bulat, isokhor, sentral, D=3 mm
Status Neurologik :
Parese N. III (-)
Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk
Kernig test
: (+)
: (+)
Lasseque test
: (+)
Brudzinsky I
: (+)
Brudzinky II
: (+)
Penatalaksanaan:
IVFD Ringer laktat gtt XX / menit
Streptomycin 500 mg (IM) / hr
INH
300 mg
IxI
Rifampicin
450 mg
1xI
Pyrazinamid
500 mg
2x 1
Ethambutol
250 mg 250
2 x I
Codein
15 mg
3 x I
11-01-2006
&
12-01-2006
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Keluhan
Vital sign
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,7 C
Kelopak mata :
Pupil
PTOSIS (-)
Bulat, isokhor, sentral, D=3 mm
Kaku kuduk
: (-)
Kernig test
: (-)
Lasseque test
: (-)
Brudzinsky I
: (-)
Brudzinky II
: (-)
Penatalaksanaan:
IVFD Ringer laktat gtt XX / menit
Streptomycin 500 mg (IM) / hr
INH
300 mg
IxI
Rifampicin
450 mg
1xI
Pyrazinamid
500 mg
2x 1
Ethambutol
250 mg 250
2 x I
Codein
15 mg
3 x I
Meningitis Tuberkulosa
Definisi
Meningitis tuberkulosa ialah radang selaput otak akibat komplikasi tuberculosis primer-1.
Epidemiologi
pemeriksaan
histologis,
meningitis
tuberkulosa
ternyata
merupakan
meningoencefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada
batang otak (brain stem) tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofirinosa
dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan mengakibatkan
hidrosefalus serta kelainan pada saraf otak. Tampak juga kelainan pada pembuluh darah
seperti arteritis dan flebitis yang menimbulkan penyumbatan. Akibat penyumbatan ini
dapat terjadi infark otak yang kemudian akan mengakibatkan pelunkan otak.
Patologi
Gambaran patologi pada meningitis tuberkulosa ada 4 tipe yaitu :
1. Disseminated military tubercles, seperti pada tuberculosis milier.
2. focal caseosa plaques, contohnya tuberkuloma yang sering menyebabkan meningitis
yang difus.
3. Acute inflammatory caseosa meningitis
4. Meningitis proliferatif:
Gambaran patologi ini tidak terpisah-pisah dan mungkin terkadi bersamaan pada setiap
pasien. Gambaran patologi tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu umur,
barat dan lamanya sakit, respon imun pasien, lama respon pengobtan yang diberikan,
virulensi dan jumlah basil juga merupkan factor yang mempengaruhi.
Gambaran klinis
Secara klinis kadang-kadang belum terdapat gejala meningitis nyata walaupun selaput
otak sudah terkena. Hal demikian terdapat pada tuberkulosis miliaris, sehingga pada
penyebaran miliar sebaiknya dilakukan pungsi lumbal walaupun gejala meningitis belum
tampak.
Pada fase awal belum timbul manifestasi neurologis, biasanya gejalanya tidak khas dan
timbul perlahan-lahan dan berlangsung 2 minggu sebelum timbul tanda-tanda rangsang
meningeal. Gejala berupa rasa lemah, kenaikan suhu yang ringan, anoreksia, tidak mau
bermain-main, tidurnya terganggu, mual, muntah, sakit kepala dan apatik. Pada bayi,
iritabel dan ubun ubun besar menonjol merupakan manifestasi yang sering ditemukan,
sedang pada anak yang lebih besar, mungkin tanpa demam dan timbul kejang yang
intermiten. Kejang bersifat umum dan didapatkan sekitar 10-15%. Kadang-kadang tanda
kenaikan tekanan intra cranial timbul, mendahului tanda rangsang meningeal. Stadium ini
berlangsung selama 1-3 minggu dan tuberkelnya pecah langsung ke dalam ruang
subaraknoid, maka fase ini berlangsung singkat dan langsung ke stadium III.
Fase selanjutnya disebut stadium meningitis, yang ditandai dengan memberatnya
penyakit. Pada fase ini terjadi rangsang pada selaput otak, sehingga sakit kepala dan
muntah menjadi keluhan utama. Pasien muntah dan sakit kepala yang terus-menerus,
menjadi mudah terangsang dan drowiness dan disorientasi. Pada anak usia dibawah 3
tahun iritabel dan muntah adalah gejala utamanya, sering sakit kepala jarang dikeluhkan;
sebaiknya pada anak yang lebih besar, sakit kepala adalah keluhan utamanya, dan
kesadaran makin menurun. Pada fase ini eksudat yang mengalami organisasi akan
mengakibatkan kelumpuhan saraf cranial dan hidrosefalus, gangguan kesadaran dan
papiledema ringan serta adanya tuberkel di koroid. Vaskulitis menyebabkan tanda
gangguan fokal, saraf kranial dan kadang-kadang medulla spinalis.
Mungkin timbul kelemahan otot, kehilangan sensori dan \bahkan pergerakan involunter
seperti hemibalismus atau hemikorea serta kejang dapat timbul pada setiap fase penyakit.
Hemiparesis mungkin timbul pada stadium ini, biasanya disebabkan iskemia atau infark.
Quadriparesis dapat terjadi akibat infark bilateral atau edema otak yang berat, sedang
monoparesis jarang ditemukan dan biasanya disebabkan lesi pada pembuluh darah.
Kaku kuduk yang timbulnya bertahap, tanda Kernig dan Brunzinski sering ditemukan
pada fase ini kecuali pada bayi.
Tanda peningkatan tekanan intrakranial menjadi lebih jelas, yaitu pembesaran kepala dan
penonjolan ubun-ubun besar pada bayi serta papiledema pada anak lebih besar; gejala
gejala hidrosefalus juga lebih jelas, yaitu berupa sakit kepala, diplopia dan penglihatan
kabur. Pada stadium selanjutnya sesuai dengan selanjutnya proses penyakit, maka
ganguan fungsi otak menjadi semakin jelas yaitu kesadaran makin menurun, iritabel dan
apatik, mengantuk, stupor dan koma, otot ekstensor menjadi kaku dan spasme sehingga
seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus, oleh karena dekortikasi atau
deserebrasi. Stadium ini berlangsung 2-3 minggu. Pupil melebar dan tidak bereaksi
sama sekali. Nadi dan pernafasan menjadi tidak teratur, timbul hiperpireksia dan akhirnya
pasien meninggal. Timbulnya gambaran klinis gangguan fungsi batang otak ini
disebabkan karena infark pada batang otak akibat lesi pembuluh darah atau stragulasi
oleh eksudat yang mangalami organisasi.
Lincoln membagi meningitis tuberkulosa menjadi 3 stadium, tiap stadium berakhir kirakira satu minggu. Stadium pertama atau stadium prodromal dengan gejala demam, sakit
perut, nausea, muntah, apatik atau iritabel, tetapi kelainan neurologis belum ada. Stadium
kedua atau stadium transisi, pasien menjadi tidak sadar, spoor, kelainan neurologis atau
paresis, tanda kernig dan Brudzinksi menjadi positif, refleks abdomen menghilang,
timbul klonus ankle dan patella. Saraf otak yang biasanya terkena adalah saraf otak III,
IV, VI dan VII. Tuberkel di koroid terdapat 10% pasien. Stadium ketiga atau terminal
pasien mengalami koma, pupil tidak beraksi, kadang-kadang timbul spasme klonik pada
ekstremitas, pernafasan tidak teratur, demam tinggi; hidrosefalus terjadi kira-kira dua
pertiga pasien, terutama yang penyakitnya berlangsung lebih dari 3 minggu. Hal ini
terjadi apabila pengobatan terlambat atau tidak adekuat.
Tiga stadium diatas biasanya tidak mempunyai batas yang jelas antara satu dengan yang
lainnya, namun jika tidak diobati umumnya berlangsung 3 minggu sebelum anak
meninggal.
Pemeriksaan penunjang
Pungsi lumbal penting sekali untuk pemeriksaan bakteriologik dan laboratorium lainnya.
Cairan serebrospinal berwarna jernih atau kekuning-kuningan (xantokrom), bila di
biarkan mengendap akan membentuk batang-batang, kadang-kadang dapat ditemukan
mikroorganisme didalamnya. Jumlah sel berkisar 200-500/mm 3, mula-mula sel PMN dan
limfosit dalam proporsi sama atau kadang sel PMN lebih banyak, selanjutnya limfosit
yang lebih banyak. Kadang-kadang jumlah sel pada fase akut dapat mencapai kurang
lebih 1000/mm3. kadar protein meninggi dan glukosa menurun.
Indikasi pungsi lumbal:
1. Setiap penderita dengan kejang atau twitching.
2. Adanya paresis atau paralysis
3. Koma
4. Ubun-ubun besar mononjol
5. Kaku kuduk dengan penurunan kesadaran
6. Tuberkulosis miliar
7. Leukemia
8. Spndilitis tuberkulosa
Pemeriksaan laboratorium rutin relatif tidak mempunyai arti, hanya laju endap darah
(LED) yang kadang-kadang meninggi.
Diagnosis meningitis tuberkulosa dapat ditegakkan secara cepat dengan pemeriksaan
PCR, ELISA dan aglutinasi lateks. Kultur cairan serebrospinal hanya memberi hasil
positif kira-kira setengahnya, dan hasilnya lama.
Diagnosis
Ditentukan atad dasar gambaran klinis serta terpenting ialah gambaran likuor
serebrospinal.
Diagnosis pasti hanya dapat bila ditemukan kuman tuberculosis dalam cairan otak. Uji
tuberculin yang positif, kelainan radiologis yang tampak pada foto toraks dan terdapat
sumber infeksi dalam keluarga hanya dapat menokong diagnosis. Uji tuberculin pada
meningitis tuberkulosa sering negatif karena anergi, terutama dalam stadium terminalis.
Komplikasi
Dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna atau pengobatan yang terlambat.
Dapat terjadi cacat neurologis berupa paresis, paralysis sampai deserebrasi, hidrosefalus
akibat sumbatan, resorpsi berkurang atau produksi berlebihan dari likuor serebrospinal.
Anak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang-kadang timbul retardasi mental.
Pengobatan
Dasar pengobatan meningitis tuberkulosa ialah pemberian kombinasi obat antituberkulosis dan ditambah dengan kortikosteroid, pengobatan simtomatik bila terdapat
kejang, koreksi dehidrasi akibat masukan makanan yang kurang atau muntah-muntah dan
fisioterapi. Umumnya dipakai kombinasi INH, rifampisin, pirazynamid, kalau berat dapat
ditambahkan etambutol atau streptomisin dengan dosis 30-50 mg/kgbb/ hari selama 3
bulan atau jika perlu diteruskan 2 kali seminggu selama 2-3 bulan lagi, samapi likuor
serebrospinal menjadi normal. Kortikosteroid biasanya diberikan berupa prednison
dengan dosis 2-3 mg/kgbb/hari (dosis minimum 20 mg/hari) dibagi 3 dosis selama 2-4
minggu, kemudian diturunkan 1 mg/kgbb/hari setiap 1-2 minggu.
Pemberian kortikosteroid seluruhnya selama 3 bulan dan dihentikan bertahap untuk
menghindarkan rebound phenomenon.
Prognosis
Sebelum ditemukan obat-obat anti-tuberkulosis, mortalitas meningitis tuberkulosa hampir
100%. Dengan obat-obat anti-tuberkulosis, mortalitas dapat diturunkan walaupun masih
tinggi yaitu berkisar 10-50%. Penyembuhan sempurna dapat juga dilihat. Gejala sisa
masih tinggi pada anak yang dapat mengatasi penyakit, terutama bila dating berobat
stadium yang lanjut. Saat permulaan pengobatan umunya menentukan hasil pengobatan.
Tuberkulosis meningitis
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Tuberkulosis meningitis
Klasifikasi & sumber eksternal
ICD - 10
ICD - 9
013,0, 322,9
eMedicine
neuro/385
MeSH
D014390
Tuberkulosis meningitis juga dikenal sebagai meningitis TBC atau TBC meningitis.
Tuberkulosis meningitis adalah Mycobacterium tuberculosis infeksi meninges-sistem
membran yang menyelubungi sistem saraf pusat. Ini adalah bentuk paling umum SSP
tuberkulosis.
Isi
[hide]
1 klinis
2 Patologi
3 Diagnosis
o
3,1 tes amplifikasi asam nukleat (Dewi)
o
3,2 Imaging
4 Pengobatan
5 Referensi
[Sunting] klinis
Demam dan sakit kepala adalah fitur kardinal. Kebingungan adalah fitur terlambat dan
koma beruang prognosis yang buruk. Meningism tidak hadir dalam seperlima pasien
dengan meningitis TB. Pasien mungkin juga memiliki defisit neurologis fokal.
[Sunting] Patologi
Mycobacterium tuberculosis dari meninges adalah fitur kardinal dan peradangan
terkonsentrasi menuju dasar otak. Ketika peradangan di daerah subarachnoid batang
otak, akar saraf kranial mungkin akan terpengaruh. Gejala akan meniru orang-orang
yang menempati ruang-luka. [1] Infeksi dimulai di paru-paru dan bisa menyebar ke
Meninges oleh berbagai rute.
Darah-borne menyebar pasti terjadi dan 25% dari pasien dengan TBC malaria telah TB
meningitis, mungkin dengan menyeberangi sawar darah-otak [2]; tetapi proporsi pasien
dapat memperoleh TB meningitis dari pecahnya fokus yang kortikal di otak (a disebut
Kaya fokus); proporsi yang lebih kecil mendapatkannya dari kurus pecahnya fokus
dalam tulang belakang. Jarang dan tidak biasa untuk TBC tulang belakang menyebabkan
TBC dari sistem saraf pusat, tetapi kasus terisolasi telah dideskripsikan.
[Sunting] Diagnosis
Diagnosis meningitis TB dibuat dengan menganalisis CSF dikumpulkan oleh tusukan
lumbalis. Ketika mengumpulkan CSF untuk tersangka TB meningitis, minimal 1 ml
fluida harus diambil (sebaiknya 5 sampai 10 ml).
The CSF biasanya memiliki protein tinggi, rendah glukosa dan mengangkat jumlah
limfosit. Asam-cepat basil kadang-kadang terlihat pada CSF smear, tetapi lebih umum,
M. TB tumbuh dalam budaya. Sarang labah-labah bekuan dalam CSF merupakan
karakteristik dikumpulkan TB meningitis, tetapi adalah temuan langka.
ELISPOT pengujian tidak berguna untuk diagnosa TBC akut meningitis dan sering kali
palsu negatif, [3] tetapi mungkin secara paradoks menjadi positif setelah perawatan telah
mulai, yang membantu untuk mengkonfirmasikan diagnosis. [4]
Lebih dari setengah kasus meningitis TB tidak dapat dikonfirmasi microbiologically, dan
pasien ini diperlakukan berdasarkan kecurigaan klinis saja. Budaya TB dari CSF
mengambil minimal dua minggu, dan oleh karena itu sebagian besar pasien dengan
meningitis TB yang mulai pengobatan sebelum diagnosis dikonfirmasi.
lebih lama). [6] Beberapa pasien mungkin memerlukan immunomodulatory agen seperti
thalidomide.
Perawatan harus dimulai segera setelah ada kecurigaan yang masuk akal dari diagnosis.
Perawatan tidak dapat ditunda sambil menunggu konfirmasi diagnosis.
Hydrocephalus terjadi sebagai komplikasi di sekitar sepertiga dari pasien yang
mempunyai TBC meningitis dan akan memerlukan shunt ventrikuler.
[Sunting] Referensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
[show]
lde
Penyakit menular bakteri penyakit: G + (terutama A00-A79, 001-041, 080-109)
Basil
Lactobacillales
Streptococcus
(Cat-)
Bacillales
(Cat +)
Basil
Listeria
Clostridium
(sporapembentukan)
Clostridia
Peptostreptococcus
Peptostreptococcus magnus
(non-spora
membentuk)
Ureaplasma urealyticum (Ureaplasma infeksi)
Mycoplasma genitalium Mycoplasma pneumoniae
Mycoplasmataceae
(Mycoplasma pneumonia)
Mollicutes
Anaeroplasmatales
Actinomycineae
Actinomycetaceae
Propionibacteriaceae
Propionibacterium acnes
M. TBC / M.
bovis
M. leprae
Kusta
Mycobacteriaceae
Corynebacterineae
Bifidobacteriaceae
Gardnerella vaginalis
[show]
lde
Penyakit meninges (G00-G03, 320-322)
TB MENINGITIS
TB meningitis adalah relatif tidak biasa di Inggris. Tuberkulosis (TBC) meningitis
TB terjadi ketika bakteri (Myobacterium tuberkulosis) menyerang selaput dan
cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi biasanya
dimulai di tempat lain di dalam tubuh, biasanya di paru-paru, dan kemudian
bergerak melalui aliran darah ke Meninges tempat abses kecil (disebut
microtubercles) terbentuk. Bila abses ini pecah, TB meningitis adalah hasilnya.
Di daerah di mana prevalensi TB tinggi, meningitis TBC paling sering terjadi
pada anak-anak usia 0 - 4 tahun, dan di daerah-daerah di mana prevalensi TB
rendah, sebagian besar kasus meningitis TB pada orang dewasa adalah 1.
Imunisasi dengan vaksin BCG memberikan 75% perlindungan di Inggris
pengaturan 2 dan sampai baru-baru ini anak-anak secara rutin divaksinasi di
sekolah (antara usia 10 - 14), kecuali kulit-tes menunjukkan bahwa mereka
sudah kebal. Di Inggris, perubahan saat ini sedang diperkenalkan pada program
vaksinasi BCG dan sekolah-sekolah nasional 'program berbasis dihentikan pada
bulan September 2005. Setelah meninjau statistik dan data ilmiah, pemerintah
Inggris sekarang merekomendasikan bahwa kelompok-kelompok risiko berikut
vaksinasi BCG ditawarkan 3:
Bayi dan anak-anak yang sebelumnya tidak divaksinasi orang tua atau
kakek-nenek lahir di negara dengan kejadian TBC 40 per 100.000 atau lebih
tinggi.
Sebelumnya tidak divaksinasi imigran baru di bawah usia 16 tahun dari
Hal ini tidak sampai minggu kemudian yang lebih jelas gejala seperti muntah,
sakit kepala parah, tidak menyukai cahaya, leher kaku dan kejang terjadi. Tanpa
perawatan medis, penyakit kemajuan akan menyebabkan kebingungan, jelas
tanda-tanda kerusakan saraf dan akhirnya menyebabkan koma.
Pengobatan umumnya berlangsung selama sekitar satu tahun, yang melibatkan
perawatan intensif dengan tiga atau empat antibiotik pada awalnya dan terusmenerus dengan dua antibiotik selama sekitar 10 bulan lagi. TBC meningitis
cenderung lebih parah daripada bentuk-bentuk lain dari meningitis. Walaupun
70-85% dari mereka yang terkena dampak akan bertahan, hingga seperempat
dari mereka mungkin memiliki jangka panjang setelah efek. Hal ini terutama
karena sangat sulit untuk mengenali penyakit pada tahap awal. Pada saat
pengobatan dimulai, mungkin ada kerusakan pada jaringan otak serta saraf dan
pembuluh darah di daerah sekitar otak. Jika perawatan dimulai sebelum pasien
menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak, ada kesempatan baik membuat
pemulihan penuh.
Pada abad ke-20, kejadian TB menurun drastis di negara-negara industri, dan
kasus-kasus meningitis TB menurun sesuai. Pada akhir tahun 1940-an ada
2.000 kasus meningitis TB setiap tahun di Inggris dan Wales, tetapi pada tahun
1990-an ini telah jatuh ke kurang dari 100 kasus. Namun, TB dan TB meningitis
adalah masalah utama di seluruh dunia, dan kasus-kasus TB meningkat di
negara-negara industri. Dua ratus lima puluh sembilan kasus meningitis TB yang
dilaporkan di Inggris dan Wales pada tahun 2006, dibandingkan dengan rata-rata
dari 115 kasus per tahun antara 1998 dan 2000 7. Di Irlandia (2006) jumlah
kasus meningitis TB diberitahu secara nasional adalah 6 8.
1. G Thwaites, ke-/ Chau, Nth Mai, M Drobniewski, K McAdam, J Farrar.
Tuberculosis meningitis. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2000; 68:289-299.
Http://jnnp.bmjjournals.com/cgi/content/full/68 / 3 / 289 (diakses 5 Juli
2007)
2. Aku Sutherland, VH Springett. Efektivitas ofBCGvaccinationinEngland &
Walesin1983. Tubercle1987; 68 (2) :81-92.
Http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?
cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=3660468&query_hl
= 8 (diakses 13 Juli 2007)