ABSTRACT
This research observed the bonding ability of urea formaldehyde resin adhesive on four species of commercial lumbers (rengas, kulim, acacia mangium and red meranti). The testing
was done to obtain bonding strength of shear block specimens. Glue spread consists of four
variations, each 30, 40, 50, and 60 MDGL (double sides of glue lines). Each layer of lumber
glued with cold setting of urea formaldehyde (UA-104) resin adhesive at pressure of 1 MPa
for 10 hours pressing time. Testing method followed ISO-standard. The testing result of kulim was the strength class of I (PKII-1961), rengas and acacia were the strength class of II
category, while red meranti was in the group strength class of III. The optimum shear
strength of the laminated shear block tests of kulim was produced for glue spread of 60
MDGL, whereas rengas and red meranti were of 40 MDGL. Kulim wood, rengas, and red
meranti was category easy to bonding. Acacia mangium was not achieve of optimum shear
strength at all variation of glue spreads and categoried difficult to bonding.
Key words : laminated timber, bonding ability, urea formaldehyde
PENDAHULUAN
Kayu merupakan salah satu sumber alam yang
dapat diperbarui, pemanfaatannya sebagai bahan
konstruksi untuk perumahan, gedung, jembatan dan
sebagainya sudah lama dikenal disamping bahan
baja dan beton. Disamping tuntutan arsitektural,
bahan kayu memiliki berbagai keunggulan antara
lain: lebih ringan, tahan terhadap zat kimia serta
mudah pelaksanaannya. Namun, ketersediaan kayu
pada saat ini semakin menurun karena semakin
menipisnya pasokan kayu produk hutan alam. Disisi
lain, kebutuhan akan kayu olahan terus meningkat
seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan kayu dapat dilakukan dengan teknik
laminasi. Teknologi laminasi memiliki banyak
kentungan, antara lain: potongan-potongan kayu
yang relatif kecil dapat dimanfaatkan menjadi suatu
produk baru yang lebih homogen, kekuatan kayu
yang lebih tinggi, ukuran penampang kayu dapat
dibuat lebih lebar dan lebih tinggi, serta keuntungan
lainnya.
Kemampuan rekat kayu laminasi dipengaruhi
oleh beberapa variabel antara lain jenis kayu yang
digunakan, jenis perekat serta teknik perekatannya
sendiri. Penelitian yang dilakukan adalah untuk
mengetahui kemampuan rekat empat jenis kayu
komersial yakni kayu kulim (Scorodocarpus
borneensis Becc.), rengas (Gluta L. Anacardiaceae),
1
GPU
S.A
317,5
(1)
2)
50
40
30
20
10
2)
0
60
50
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
40
30
20
10
30 MDGL
40 MDGL
0
50 MDGL 60 MDGL
Jumlah Perekat Terlabur
40
30
20
10
0
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
2)
12
10
8
6
4
2
0
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
Kerusakan Kayu
100%
80%
60%
40%
20%
0%
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
Kerusakan Kayu
100%
80%
60%
40%
20%
0%
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
KESIMPULAN
Hasil pengujian keteguhan rekat kayu
menggunakan bahan resin urea formaldehyde
berbagai variasi jumlah perekat terlabur (30, 40, 50,
dan 60 MDGL) pada tekanan kempa 1 MPa dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kayu kulim, rengas dan meranti merah termasuk
jenis kayu yang mudah direkat, sedangkan kayu
akasia termasuk kayu yang sulit direkat.
2. Peningkatan jumlah perekat terlabur berpengaruh
pula terhadap peningkatkan kekuatan geser kayu
yang dihasilkan, bahkan dapat melebihi kuat
geser kayu solidnya.
3. Jumlah perekat terlabur yang optimal untuk kayu
kulim sebesar 60 MDGL, untuk kayu rengas dan
meranti merah diperoleh sebesar 40 MDGL,
sedangkan untuk kayu akasia tidak diperoleh
keteguhan rekat yang baik untuk berbagai variasi
jumlah perekat terlabur yang dirancang dan pada
tekanan kempa 1 MPa.
4. Perekatan kayu akasia masih memerlukan
penelitian lanjutan untuk menentukan keteguhan
rekat yang optimal pada variasi tekanan kempa,
jumlah perekat terlabur dan pengaruh jumlah
bahan filler yang digunakan.
Kerusakan Kayu
100%
80%
60%
40%
20%
0%
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
Kerusakan Kayu
100%
80%
60%
40%
20%
0%
30 MDGL
40 MDGL
50 MDGL
60 MDGL
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, ---, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI5, PKKI-1961, Departemen Pekerjaan Umum.
Blass, H.J., P. Aune, B.S. Choo, R. Gorlacher, D.R.
Griffiths, B.O. Hilso, P. Racher dan G. Steck,
(Eds.), 1995, Timber Engineering Step I, First Edition, Centrum Hout, Nedherlands.
Marsoem, S.N., 1998, Fisika dan Mekanika Kayu,
Bahan kuliah, Jurusan THH, F. Kehutanan UGM,
Yogyakarta.
Prayitno, T.A., 1996, Perekatan Kayu, Fakultas
Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tsoumis, G., 1991, Science and Technology of Wood,
Vannostrand Reinhold, New York.