mempunyai ciri-ciri biologik, psikologik, sosiologik, dan moral yang khas baginya, yang
dapat membedakannya dari kepribadian yang lain. Akan tetapi harus diingat bahwa jumlah
perilaku dan jumlah sifat seseorang tidak sama dengan kepribadiannya yang sebenarnya
perilaku dan sifat hanya merupakan manifestasi dari kepribadian orang itu. Dengan
mempelajari perilaku atau sifat-sifat kepribadian seseorang maka kita dapat menyelami
kepribadian yang sebenarnya.
Kepribadian menuju kekematangan badamiah, emosional, sosial, dan intelektual.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor badamiah (keturunan, keadaan, susunan
saraf dan hormonal), emosional (mekanisme penyesuaian diri), sosial (hubungan antar
manusia, adat istiadat, kebudayaan dan kepercayaan) dan intelektual (taraf inteligensi).
Tidak jarang istilah kepribadian(personality) watak (character) dan tablat
(temperament), dipakai secara campur adukatau bergantian. Sebaiknya diadakan perbedaan
antara ketiga istilah tersebut.watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang
menggerakkan kemauan sehingga orang itu bertindak. Jika kepribadian seseorang sering
menunjukan tindakan akibat kemauan yang teguh dan kukuh, maka ia dinamakan seseorang
yang berwatak sebaliknya bila seseorang tidak mempunyai pendirian dan hidup dari hari
kehari tanpa tujuan (tanpa penggangan kelihatannya), maka ia dikatakan tak berwatak.
Tabiat atau temperament itu ialah kepribaian yang lebih tergantung kepadakekuatan
badamiah. Adalah tiga aspek temperamen, yaitu, kelincahan (kegesitan) atau motility daya
hidup atau vitalitas (vitality) dan daya emosi (emotionality).
Kelincahan lebih banyak ditentukan oleh keadaan otot, tulang-tulang dan sarafperiferal,
vatalitas lebih banyak ditentukan oleh keadaan hormonal dan saraf otonom; sedangkan
emosionalitas lebih ditentukan oleh keadaan susunan sarafpusat dan nerohormon.
Ada orang yang bekerja dan bereaksi secara lincah dan gesit, ada yang tenang-tenang saja,
yang gerakannya seakan-akan film gerak-lambat (slow mation). Tetapi ada pula vitalitasnya
amat tinggi, yaitu baru bangun pagi sudah penuh gairah hidup dengan rancangan usaha
bermacam-macam, ada yang lekas bosan, tidak jadi, tidak apa-apa, kurang inovasi dan
kreasi. Kemudian ada pula ornga yang daya rasanya besar, ia bereaksi segera spontan secara
emosional; sebaliknya ada juga yang tetap tenang saja dan kurang menuujukan perubahan
emosi biarpun bom meledak disampingnya.
Dahulu dan hingga sekarangtidak jarang kepribadian dibagi menjadi tipe-tipe. Tipologi
membagi kepribadian yang normal menjadi kelompok-kelompok tertentu dengan sifat-sifst
tertentu pula. Hal ini agak populer dan sesuai dengan anggapan orang banyak, seperti juga
kecendrungan untuk membagi orang-orang menjadi golongan tinggi-pendek, baik-jahat,
gemuk-kurus dan sebagainya.
Banyak sekali kata yang melukiskan sifat manusia, tetapi R. B. Cattell (1943) mendapatkan
171 sifat kepribadian yang merupakan kelompok sifat yang lebih terperinci. Jumlah ini
kemudian direduksi lagi menjadi 35 kerumun sifat (clusters of personality variabels/traits)
dan kemudian dijadikan 12 sifatsumber utama kepribadian (primary soyree traits of
personality).
Dengan memberikan (melukiskan) sifat-sifatnya, maka kita dapat memberikan kepribadian
seseorang dengan lebih obyektif, sehingga dengan demikian kita dapat lebih mengerti
kepribadiannya. Akan tetapi perlu diingatkan jangan sampain keutuhan kepribadian hilang
dalam sifat-sifat ini.
Patokan gangguan kepribadian
Klinik menunjukan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (atau psikopatia) dan gejalagejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan inteligensi tinggi ataupun
rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan integligensi
sebagian besar tidak teganggu pada satu dan lain atau tidak berkolerasi.
Jaspers yang pertama kali membedakan perkembangan kepribadian dari perkembangan
penyakit atau proses penyakit. Perkembangan psikopatik atau neurotik dapat dimengerti
karena bukan proses pemyakit. Hubungan erat dan berbeda hanya secara kwantitatif dengan
reaksi-reaksi yang normal. Sebaliknya banyak gejala psikosa tidak dapat dimengerti lagi
karena merupakan hasil suatu proses penyakit dan berbeda secara kuwalitatif dengan reaksireaksi yuang normal. Gangguan mental yang disebabkan oleh suatu proses penyakit,
umpamanya psikosa, sering memperlihatkan sesyatu yang baru dan aneh, yang tidak dapat
dimengerti ataupu n tidak dapat disimpulkan dari apa yang diketahui tentang kepribadian,
umur dan keadaan hidup seseorang.
Menurut kurt schacider istilah abnormal dapat dipakai secara statistik dan ideal abnormal
secara ideal sukar diperhatikan dalam ilmu pengetahuan sebab mungkin apa yang abnormal
bagi seseorabg, normal bagi orang lain. abnormal secara statistik artinya menyimpang dari
harga rata-rata (evenge) dan harga rata-rata ini dapat dapat ditentukan secara obyektif.
Penyimpangan harga rata-rata ini hanya kuwantitatif, bukan kuwalitatif. Jadi bila banyak
sekali angka dari orang-orang dalam masyarakat biasa dikumpulkan, kita dapat membuat
suatu kurva penyebaran yang normal (kurva gaus atau normal distributioan kurve), dan
sifat-sifat akan jarang terletak jauh dari puncak atau diluar daerah rata-rata kurva ini.
Dengan demikian gejala-gejala gangguan kepribadian terletak diluar daerah rata-rata kurva
penyebaran normal. Perilaku seseorang dapat lebih dimengerti bila dilihat sebagai suatu
jawaban kepribadian dan konstitusinya terhadap tantangan keadaan yang memungkinkan
timbulnya reaksi-reaksi itu.
Dengan demikian, maka dapat diharapkan juga sifat-sifat gangguan kepribadian pada seorang
dengan nerosa dan sebaliknya. Dan memang tidak jarang sukar sekali dibedakan psikopatia
dari neroasa atau gangguan psikosomatik. Reaksi seorang dengan gangguan kepribadian
terhadap kesukaran dan stres sering abnormal dan karena gangguan kepribadiannya itu ia
sering memasukan dirinya dan terlibat dalam kesukaran.
Tidak jarang juga satu macam ganggua berdasarkan kepada kedua-duanya, baik gangguan
kepribadian maupun nerosa, umpamanya devisi sexual. Hal ini pada sesuatu individu dapat
disebabkan terutama oleh sifat kepribadiannya yang terganggu, tetapi pada individu yang lain
mungkin merupakan suatu gejala nerosa. Sampai mana pengaruh sifat-sifat kepribadian yang
terganggu dan sampai di mana gagguan itu merupakan gejala nerosa tidak dapat ditentukan,
umpamanya pada nerosa histerik devisi sexual nervositas.
Kadang-kadang juga sangat sukar dibedakan beberapa bentuk gangguan kepribadian tertentu
dengan skizofrenia, psikosa manik-depresif atau epilepsi yang miskin akan gejala-gajala.
Menurut kurt schneider seorang dengan gangguan kepribadian ialah seorang yang
menyukarkan dan merugikan dirinya sendiri dan dan masyarakat karena sifat-sifat
kepribadian yang konstitusional itu (tidak diperoleh sesudah individu itu berkembang atau
bukan karena stres yang berarti).
Konstitusianal artnya akibat interaksi badaniah dan psikologik. Dengan demikian, maka halhal yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian dapat dicari dalam dua unsur ini sejeka
masa kanak-kanak. Yaitu terutama faktir keturunan, kelainan perkembangan susunan saraf
dan hormonal serta pengaruh lingkungan masa kanak-kanak. Gangguan otak organik pada
masa kanak-kanak sebagai penyebab gangguan kepribadian masih dipertentangkan, tetapi
kecendrungan ialah untuk tidak mendiagnosa sebagai gangguan kepribadian suatu kelainan
perilaku akibat gangguan otak organik (bila diketahui).
Dengan demikian, maka gangguan kepribadian mempunyai pola perilaku maladaptif (tak
dapat menyesuaikan diri) yang tertanam secara dalam dan berbeda dengan psikosa dan nerosa
secara kuwalitatif. Pola ini seumur hidup dan dapat dikenal menjelang masa adolensens
(remaja) atau lebih muda lagi.
Kort scheider (1923) membagi gangguan kepribadian menjadi sepuluh jenis menurut sifat
paling terganggua yang menonjol.
Eugen kahn (1928) membagi gangguan kepribadian menjadi tiga kelompok, yaitu gangguan
dorongan, temperamen dan watak.
Kita memakai klasifikasi pedoman penggolongan diangnosa gangguan jiwa ke 1 (PPDGJ-1)
sebagai berikut:
1. Kepribadian paranoid
2. Kepribadian afektif atau siklotimik
3. Kepribadian skizoid
4. Kepribadian explosif
5. Kepribadian anankastik atau obsesif-komplusif
6. Kepribadian histerik
7. Kepribadian astenik
8. Kepribadian antisosial
9. Kepribadian pasif-agresif; ditambah dengan
10. Kepribadian inadequat
Kepribadian skizoid
Sifat-sifat kepribadian ini ialah pemalu, suka menyendiri, perasa, pendiam, menghindari
hubungan jangka panjang dengan orang lain. Individu ini menunjukan respons yang terbatas
terhadap isyarat atau rangsangan sosial.
Ciri utama cara menyesuaikan dan membela dirinya ialah menarik diri, mengasingkan diri
dan sering aneh (eksentrik). Terdapat juga cara pemikiran otistik, melamun berlebihan dan
ketidak mampuan menyatakan rasa permusuhan.
Pengobatan: psikoterapi suportif, bimbingan dalam cara hidup, anjuran utntuk mengambil
bagian dalam kegiatan sosial dan hubungan atar manusia.