Anda di halaman 1dari 6

Pengetian Kepribadian

Terdapat berbagai definisi atau pengertian mengenai pribadi. Kusumo setyonegoro


mengatakan: kepribadian ialah expresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami
secara subyektif oleh seseorang. Definisi lain mengemukakan bahwa keprobadian ialah pola
prilaku yang khas dari seseorang yang menyebabkan orang itu dapat dikenal dari pola
perilakunya itu. Atau kepribadian menunjukan pada keseluruhan pola pikiran, perasaan yang
sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus dalam hidupnya.
Jadi: kepribadian meliputi segala corak perilaku manusia yang terhimpun dalam dirinya dan
yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya terhadap segala rangsang, baik
yang datang dari lingkungannya (dunia luar-nya), maupun yang berasal dari dirinya sendiri
(duni dalam-nya), sehingga corak perilakunya itu merupakan suatu kesatuan fungsional
yang khas bagi manusia.
Definisi-definisi diatas ini mengemukan kepribadian dalam arti kata empirik. (lihat dibawah
ini).
Terdapat tiga kelompok pengertian kepribadian yaitu kepribadian populer, falsafat dan
empirik.
Kepribadian dalam arti kata populer sama dengan kuwaltas seseorang yang menyebabkan ia
disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain.
Kepribadian dalam arti kata falsafat ialah sesuatu yang rasional (dapat berpikir, mempunyai
daya penalaran) dan individual (merupakan kesatuan yang dapat berdiri sendiri, mempunyai
ciri-ciri khas). Kepribadian itu merupakan inti dari manusia (yaitu bila kita dapat menjawab
pertanyaan dalam falsafat apakah manusia itu?) yang mengatur dan mengawasi perilakunya
secara tidak dapat dilihat oleh orang lain yang merupakan penyebab utama segala sesuatu
yang berhubungan dengan manusia itu.
Kepribadian dalam arti kata empirik

ialah jumlah perilaku yang dapat diamati dan

mempunyai ciri-ciri biologik, psikologik, sosiologik, dan moral yang khas baginya, yang
dapat membedakannya dari kepribadian yang lain. Akan tetapi harus diingat bahwa jumlah
perilaku dan jumlah sifat seseorang tidak sama dengan kepribadiannya yang sebenarnya
perilaku dan sifat hanya merupakan manifestasi dari kepribadian orang itu. Dengan

mempelajari perilaku atau sifat-sifat kepribadian seseorang maka kita dapat menyelami
kepribadian yang sebenarnya.
Kepribadian menuju kekematangan badamiah, emosional, sosial, dan intelektual.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor badamiah (keturunan, keadaan, susunan
saraf dan hormonal), emosional (mekanisme penyesuaian diri), sosial (hubungan antar
manusia, adat istiadat, kebudayaan dan kepercayaan) dan intelektual (taraf inteligensi).
Tidak jarang istilah kepribadian(personality) watak (character) dan tablat
(temperament), dipakai secara campur adukatau bergantian. Sebaiknya diadakan perbedaan
antara ketiga istilah tersebut.watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang
menggerakkan kemauan sehingga orang itu bertindak. Jika kepribadian seseorang sering
menunjukan tindakan akibat kemauan yang teguh dan kukuh, maka ia dinamakan seseorang
yang berwatak sebaliknya bila seseorang tidak mempunyai pendirian dan hidup dari hari
kehari tanpa tujuan (tanpa penggangan kelihatannya), maka ia dikatakan tak berwatak.
Tabiat atau temperament itu ialah kepribaian yang lebih tergantung kepadakekuatan
badamiah. Adalah tiga aspek temperamen, yaitu, kelincahan (kegesitan) atau motility daya
hidup atau vitalitas (vitality) dan daya emosi (emotionality).
Kelincahan lebih banyak ditentukan oleh keadaan otot, tulang-tulang dan sarafperiferal,
vatalitas lebih banyak ditentukan oleh keadaan hormonal dan saraf otonom; sedangkan
emosionalitas lebih ditentukan oleh keadaan susunan sarafpusat dan nerohormon.
Ada orang yang bekerja dan bereaksi secara lincah dan gesit, ada yang tenang-tenang saja,
yang gerakannya seakan-akan film gerak-lambat (slow mation). Tetapi ada pula vitalitasnya
amat tinggi, yaitu baru bangun pagi sudah penuh gairah hidup dengan rancangan usaha
bermacam-macam, ada yang lekas bosan, tidak jadi, tidak apa-apa, kurang inovasi dan
kreasi. Kemudian ada pula ornga yang daya rasanya besar, ia bereaksi segera spontan secara
emosional; sebaliknya ada juga yang tetap tenang saja dan kurang menuujukan perubahan
emosi biarpun bom meledak disampingnya.
Dahulu dan hingga sekarangtidak jarang kepribadian dibagi menjadi tipe-tipe. Tipologi
membagi kepribadian yang normal menjadi kelompok-kelompok tertentu dengan sifat-sifst
tertentu pula. Hal ini agak populer dan sesuai dengan anggapan orang banyak, seperti juga
kecendrungan untuk membagi orang-orang menjadi golongan tinggi-pendek, baik-jahat,
gemuk-kurus dan sebagainya.

Tipologi yang terkenal iallah dari C,G, jung:


Introvert: orang yang suka memikirkan tentang diri sendiri, banyak fantasi lekas merasakan
kritik, menahan ekspresi emosinya, lekas tersingguang dalam diskusi, suka membesarkan
kesalahannya, analisa dan kritik dirio sendiri menjadi buah pikirannya.
Extravert (atau extrovert): orang yang melihat kenyataan dan keharusan tidak lekas merasa
kritik, expresi emosinya spontan, dirinya tidak dituruti dalam alasannya, tidak begitu
merasakan kegagalannya, tidak banyak mengadakan analisa dan kritik diri sendiri.
Tipologi yang lain ialah dari E. Kretschmer:
Skizotim: banyak fantasi, pemalu, penyendiri, suka berpikir tentang diri sendiri, lekas
tersinggung.
Siklotim: aktif, lekas bereaksi dengan emosi yang keras terhadap rangsangan dari luar, emosi
yang tidak stabil.
Sekarang sudah banyak orang yang lebih suka memberi (menggambarkan) kepribadian
menurut sifat-sifatnya. Tipologi terlalu kaku dan dalam praktek tidak ada orng yang betulbetul introvertmurni atau extravert murni, kebanyakan terletak diantaranya. Kata-kata
tipologi dapat saja digunakan, tetapi dengan pengertian bahwa tipe bukan golongan yang
berbatas jelas,tetapi diantaranya terdapat suatu kontinuitas.
Sifat dapat dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian dan dapat dinilai (atau diukur)
besarnya. Diantara dua sifat yang extren terdapat variasi yang kontinu dari ujung yang satu
keujung yang lain. Umpanya antara pandai dan bodoh, malas dan rajin, dan sebagainya,
terdapat gradasi yang kontinu.
Tidak tiap kata yang melukiskan perilaku seseorang dapat dikatakan itu sifatnya. Sifat
seseorang harus menggambarkan perilakunya yng tetap, yang terus-menerus. Bila orang bitu
hanya kadang-kadang rajin atau hanya rajin bila ada orang lain, maka rajin bukan sifatnya.
Sekelompok sifat yang dapt berubah bersama-sama dinamakan sekerumun sifat (cluster of
traits). Umpanya dalam pengertian idealis, terdapat beberapa sifat yang menggambarkan
secara lebih terperinci sifat yang lebih umum ini, yaitu orang-orang yang suka bekerja sama,
ramah tamah dan gembira serta dapat dipercaya. Jadi istilah yang melukiskan sekerumun sifat
menunjukan suatu sifat yang lebih luas artinya.

Banyak sekali kata yang melukiskan sifat manusia, tetapi R. B. Cattell (1943) mendapatkan
171 sifat kepribadian yang merupakan kelompok sifat yang lebih terperinci. Jumlah ini
kemudian direduksi lagi menjadi 35 kerumun sifat (clusters of personality variabels/traits)
dan kemudian dijadikan 12 sifatsumber utama kepribadian (primary soyree traits of
personality).
Dengan memberikan (melukiskan) sifat-sifatnya, maka kita dapat memberikan kepribadian
seseorang dengan lebih obyektif, sehingga dengan demikian kita dapat lebih mengerti
kepribadiannya. Akan tetapi perlu diingatkan jangan sampain keutuhan kepribadian hilang
dalam sifat-sifat ini.
Patokan gangguan kepribadian
Klinik menunjukan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (atau psikopatia) dan gejalagejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan inteligensi tinggi ataupun
rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan integligensi
sebagian besar tidak teganggu pada satu dan lain atau tidak berkolerasi.
Jaspers yang pertama kali membedakan perkembangan kepribadian dari perkembangan
penyakit atau proses penyakit. Perkembangan psikopatik atau neurotik dapat dimengerti
karena bukan proses pemyakit. Hubungan erat dan berbeda hanya secara kwantitatif dengan
reaksi-reaksi yang normal. Sebaliknya banyak gejala psikosa tidak dapat dimengerti lagi
karena merupakan hasil suatu proses penyakit dan berbeda secara kuwalitatif dengan reaksireaksi yuang normal. Gangguan mental yang disebabkan oleh suatu proses penyakit,
umpamanya psikosa, sering memperlihatkan sesyatu yang baru dan aneh, yang tidak dapat
dimengerti ataupu n tidak dapat disimpulkan dari apa yang diketahui tentang kepribadian,
umur dan keadaan hidup seseorang.
Menurut kurt schacider istilah abnormal dapat dipakai secara statistik dan ideal abnormal
secara ideal sukar diperhatikan dalam ilmu pengetahuan sebab mungkin apa yang abnormal
bagi seseorabg, normal bagi orang lain. abnormal secara statistik artinya menyimpang dari
harga rata-rata (evenge) dan harga rata-rata ini dapat dapat ditentukan secara obyektif.
Penyimpangan harga rata-rata ini hanya kuwantitatif, bukan kuwalitatif. Jadi bila banyak
sekali angka dari orang-orang dalam masyarakat biasa dikumpulkan, kita dapat membuat
suatu kurva penyebaran yang normal (kurva gaus atau normal distributioan kurve), dan
sifat-sifat akan jarang terletak jauh dari puncak atau diluar daerah rata-rata kurva ini.

Dengan demikian gejala-gejala gangguan kepribadian terletak diluar daerah rata-rata kurva
penyebaran normal. Perilaku seseorang dapat lebih dimengerti bila dilihat sebagai suatu
jawaban kepribadian dan konstitusinya terhadap tantangan keadaan yang memungkinkan
timbulnya reaksi-reaksi itu.
Dengan demikian, maka dapat diharapkan juga sifat-sifat gangguan kepribadian pada seorang
dengan nerosa dan sebaliknya. Dan memang tidak jarang sukar sekali dibedakan psikopatia
dari neroasa atau gangguan psikosomatik. Reaksi seorang dengan gangguan kepribadian
terhadap kesukaran dan stres sering abnormal dan karena gangguan kepribadiannya itu ia
sering memasukan dirinya dan terlibat dalam kesukaran.
Tidak jarang juga satu macam ganggua berdasarkan kepada kedua-duanya, baik gangguan
kepribadian maupun nerosa, umpamanya devisi sexual. Hal ini pada sesuatu individu dapat
disebabkan terutama oleh sifat kepribadiannya yang terganggu, tetapi pada individu yang lain
mungkin merupakan suatu gejala nerosa. Sampai mana pengaruh sifat-sifat kepribadian yang
terganggu dan sampai di mana gagguan itu merupakan gejala nerosa tidak dapat ditentukan,
umpamanya pada nerosa histerik devisi sexual nervositas.
Kadang-kadang juga sangat sukar dibedakan beberapa bentuk gangguan kepribadian tertentu
dengan skizofrenia, psikosa manik-depresif atau epilepsi yang miskin akan gejala-gajala.
Menurut kurt schneider seorang dengan gangguan kepribadian ialah seorang yang
menyukarkan dan merugikan dirinya sendiri dan dan masyarakat karena sifat-sifat
kepribadian yang konstitusional itu (tidak diperoleh sesudah individu itu berkembang atau
bukan karena stres yang berarti).
Konstitusianal artnya akibat interaksi badaniah dan psikologik. Dengan demikian, maka halhal yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian dapat dicari dalam dua unsur ini sejeka
masa kanak-kanak. Yaitu terutama faktir keturunan, kelainan perkembangan susunan saraf
dan hormonal serta pengaruh lingkungan masa kanak-kanak. Gangguan otak organik pada
masa kanak-kanak sebagai penyebab gangguan kepribadian masih dipertentangkan, tetapi
kecendrungan ialah untuk tidak mendiagnosa sebagai gangguan kepribadian suatu kelainan
perilaku akibat gangguan otak organik (bila diketahui).
Dengan demikian, maka gangguan kepribadian mempunyai pola perilaku maladaptif (tak
dapat menyesuaikan diri) yang tertanam secara dalam dan berbeda dengan psikosa dan nerosa

secara kuwalitatif. Pola ini seumur hidup dan dapat dikenal menjelang masa adolensens
(remaja) atau lebih muda lagi.

Kort scheider (1923) membagi gangguan kepribadian menjadi sepuluh jenis menurut sifat
paling terganggua yang menonjol.
Eugen kahn (1928) membagi gangguan kepribadian menjadi tiga kelompok, yaitu gangguan
dorongan, temperamen dan watak.
Kita memakai klasifikasi pedoman penggolongan diangnosa gangguan jiwa ke 1 (PPDGJ-1)
sebagai berikut:
1. Kepribadian paranoid
2. Kepribadian afektif atau siklotimik
3. Kepribadian skizoid
4. Kepribadian explosif
5. Kepribadian anankastik atau obsesif-komplusif
6. Kepribadian histerik
7. Kepribadian astenik
8. Kepribadian antisosial
9. Kepribadian pasif-agresif; ditambah dengan
10. Kepribadian inadequat
Kepribadian skizoid
Sifat-sifat kepribadian ini ialah pemalu, suka menyendiri, perasa, pendiam, menghindari
hubungan jangka panjang dengan orang lain. Individu ini menunjukan respons yang terbatas
terhadap isyarat atau rangsangan sosial.
Ciri utama cara menyesuaikan dan membela dirinya ialah menarik diri, mengasingkan diri
dan sering aneh (eksentrik). Terdapat juga cara pemikiran otistik, melamun berlebihan dan
ketidak mampuan menyatakan rasa permusuhan.
Pengobatan: psikoterapi suportif, bimbingan dalam cara hidup, anjuran utntuk mengambil
bagian dalam kegiatan sosial dan hubungan atar manusia.

Anda mungkin juga menyukai