JARINGAN KOMPUTER
Disusun Oleh :
Nama
: Pita Ria
NIM
Kelas
:I
Modul
: II (Pengalamatan IP)
BAB I
TUJUAN DAN LANDASAN TEORI
Tujuan
Indikator
Landasan Teori
Untuk berkomunikasi dengan host lain di dalam suatu jaringan, sebuah host harus
mempunyai IP (Internet Protocol) address. Pada praktikum ini, IP yang digunakan
adalah IPv4 yang memiliki panjang 32 bit (4 byte).
IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address
dan node/host address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D
digunakan untuk multicasting, sedangkan kelas E untuk riset.
Tabel 3.1 Tabel Kelas IP Address
Kelas
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
Kelas E
IP Address
1.0.0.0-127.0.0.0
128.0.0.0-191.255.0.0
192.0.0.0-233.255.255.0
244.0.0.0-239.239.255255.255
240.0.0.0-254.0.0.0
Netmask Default
255.0.0.0
255.255.0.0
225.225.225.0
-
64
1
32
1
address
192.168.70.0
255.255.255.192
16
1
8
0
2
0
1
0
4-byte
11000000.10101000.01000110.00000000
11111111.11111111.11111111.11000000
Subnet 1
: 192.168.70.0 192.168.70.63
Subnet 2
: 192.168.70.64 192.168.70.127
Subnet 3
: 192.168.70.128 192.168.70.191
Subnet 4
: 192.168.70.192 192.168.70.255
4
0
binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari sebuah
subnet mask. 32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8 bit). Masingmasing octet dikonversi menjadi decimal dan dipisahkan dengan tanda titik
(dot). Dengan demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam format dotted
decimal (contoh, 172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet berkisar
antara 0 sampai 255 dalam decimal, atau 00000000 11111111 dalam binary.
Berikut bagaimana octet binary dikonversi ke decimal: Bit paling kanan dari
sebuah octet memiliki nilai 20. Bit disebelah kirinya memiliki nilai 21. dan
seterusnya sampai bit paling kiri yang miliki nilai 27. Jadi jika semua bit bernilai
1, nilai decimal-nya menjadi 255 sebagai berikut :
11111111
128 64 32 16 8 4 2 1 (128+64+32+16+8+4+2+1=255)
Berikut contoh sederhana konversi sebuah octect jika tidak semua bit bernilai 1.
01000001
0 64 0 0 0 0 0 1 (0+64+0+0+0+0+0+1=65)
Dan berikut contoh sebuah alamat IP dengan binary dan decimal-nya.
10. 1. 23. 19 (decimal)
00001010.00000001.00010111.00010011 (binary)
Octet octect ini dibagi-dibagi untuk menyediakan sebuah skema pengalamatan
yang dapat mengakomodasi jaringan kecil maupun besar. Terdapat 5 kelas/class
jaringan yang berbeda, yaitu class A sampai class E. Kita akan membahas hanya
pengalamatan jaringan class A sampai C saja, sedangkan class D dan E diluar
ruang lingkup pembahasan.
Figure 1 menunjukkan class jaringan A sampai E dan range alamat IP dari masingmasing class.
Figure 1
Dalam sebuah alamat Class A, octet pertama adalah porsi jaringan/network, jadi
contoh Class A dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 1.0.0.0
127.255.255.255. Octet 2, 3, dan 4 (24 bit berikutnya) adalah untuk pengaturan
dan pembagian jaringan ke dalam subnet dan host. Pengalamatan Class A
digunakan untuk jaringan yang memiliki lebih dari 65.536 host (sebenarnya
sampai 16777214 host!).
Dalam sebuah alamat Class B, octet kedua adalah porsi jaringan/network, jadi
contoh Class B dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 128.0.0.0
191.255.255.255. Octet 3 dan 4 (16 bit) adalah untuk lokal subnet dan host.
Pengalamatan Class B digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host
antara 256 dan 65534.
Dalam sebuah alamat Class C, octet ketiga adalah porsi jaringan/network, contoh
Class C dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 192.0.0.0
233.255.255.255. Octet 4 (8 bit) adalah untuk lokal subnet dan host. Cocok
untuk jaringan dengan jumlah host kurang dari 254.
NETWORK MASK
Sebuah network mask membantu kita mengenal porsi mana dari alamat IP yang
menunjukkan
jaringan/network
dan
porsi
mana
yang
menunjukkan
dan node/host dari sebuah alamat, konversikan alamat dan mask ke bilangan
biner/binary.
8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
Jika anda sudah mendapatkan alamat dan mask dalam bentuk binary, maka
identifikasi jaringan/network dan host ID akan lebih mudah.
Bit-bit alamat untuk MASK yang di set 1 menyatakan Network ID, dan yang di
set 0 menyatakan Node ID.
8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
----------------------------------net id |
host id
netid = 00001000 = 8
hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1
Pengertian Subnetting
Anda bisa membuat multiple logical networks dalam suatu jaringan Class A, B,
atau C. Jika anda tidak melakukan subnet, anda hanya bisa menggunakan satu
jaringan/network Class A, B, atau C network, hal ini sangatlah tidak lazim.
Tiap-tiap data link di jaringan harus memiliki Network ID yang unik, dengan
node/host pada link tersebut yang menjadi anggota dari Network tersebut
(jaringan yang sama). Jika anda membagi network utama (Class A, B, atau C)
menjadi subnetwork yang lebih kecil, maka anda bisa membuat interconnecting
subnetworks (hubungan antar subnetwork dengan IP routing protocol). Maka
11001100.00010001.00000101.00000000
255.255.255.224 - 11111111.11111111.11111111.11100000
--------------------------|sub|---Dengan
memperpanjang
MASK
menjadi
255.255.255.224,
and
telah
menambahkan 3 bit bernilai 1 (ditandai dengan sub) pada porsi host yang
digunakan untuk membentuk subnet. Dengan 3 bit tersebut, memungkinkan anda
membuat 8 subnet. Dengan sisa 5 bit bernilai 0 untuk host ID, masing-masing
subnet
memiliki
32
alamat
host,
dan
hanya
30
saja
yang
bisa
204.17.5.32 255.255.255.224
204.17.5.64 255.255.255.224
204.17.5.96 255.255.255.224
Figure 2
Masing-masing router pada Figure 2 terhubung ke 4 subnetwork, satu diantara
subnetwork terhubung pada kedua router tersebut. Masing-masing router juga
memiliki sebuah alamat IP pada masing-masing subnetwork yang terhubung
padanya. Masing-masing subnetwork bisa men-support sampai 30 alamat IP host.
Lebih banyak subnets, lebih sedikit alamat host yang tersedia per subnet. Contoh
Network kelas C 204.17.5.0 dan sebuah mask 255.255.255.224 (/27) akan
menghasilkan 8 subnets, masing-masing subnet memiliki 32 alamat host ( hanya
30 alamat IP host yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices). Jika anda
menggunakan mask 255.255.255.240 (/28), maka detilnya sebagai berikut:
204.17.5.0 -
11001100.00010001.00000101.00000000
255.255.255.240 - 11111111.11111111.11111111.11110000
--------------------------|sub |--Karena anda memiliki 4 bit untuk membuat subnet, sehingga anda hanya memiliki
4 bit (sebelah kiri) untuk alamat host. Jadi dalam hal ini anda dapat memiliki 16
subnet, masing-masing subnet memiliki 16 alamat host ( hanya 14 alamat IP host
yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices).
Kita akan coba liat cara mensubnet untuk Network Kelas B. Jika anda memiliki
network 172.16.0.0 , maka anda akan segera tahu natural mask-nya adalah
255.255.0.0 atau 172.16.0.0/16. Memperpanjang mask melebihi 255.255.0.0
berarti anda melakukan subnetting. Anda dengan cepat bisa melihat bahwa anda
bisa membuat lebih banyak subnet daripada Network Kelas C. Jika anda
menggunakan mask 255.255.248.0 (/21), berapa jumlah subnet dan host per
subnet?
172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000
255.255.248.0 - 11111111.11111111.11111000.00000000
-----------------| sub |----------Anda menggunakan 5 bit dari original bit host untuk subnet. Sehingga anda bisa
memiliki 32 subnet (25). Setelah anda menggunakan 5 bit (nilai 1) untuk
subnetting, tersisa 11 bit (nilai 0) untuk alamat host. Sehingga anda bisa
memiliki 2048 alamat host (211), hanya 2046 alamat IP host yang bisa
dikonfigurasi pada perangkat/devices.
Note: Dulu, terdapat keterbatasan penggunaan subnet 0 (semua bit subnet diset
ke Nol/zero). Beberapa perangkat tidak mensupport subnet zero ini. Perangkat
Cisco Systems dapat menggunakan subnet zero ini dengan mengkonfigurasi
perintah : ip subnet zero
Contoh:
Sekarang anda sudah memahami apa itu subnetting, mari kita terapkan ilmu ini.
Sebagai contoh, anda memiliki kombinasi 2 alamat IP /mask, ditulisa dengan
notasi prefix/length (length=jumlah bit yang bernilai 1), yang telah
dikonfigurasi pada 2 perangkat/device. Tugas anda adalah menentukan apakah
kedua perangkat ini berapa pada subnet yang sama atau berbeda. Anda dapat
menggunakan alamat dan mask dari masing-masing perangkat untuk menentukan
subnet dari kedua alamat IP host/perangkat tersebut.
Perangkat A: 172.16.17.30/20
Perangkat B: 172.16.28.15/20
Penentuan Subnet untuk Perangkat A:
172.16.17.30 - 10101100.00010000.00010001.00011110
255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
-----------------| sub|-----------subnet =
10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0
Penentuan subnet dengan melakukan sebuah logika AND antara subnet mask
dan alamat IP host. Dalam hal ini, Perangkat A berada pada subnet 172.16.16.0.
Penentuan Subnet untuk Perangkat B:
172.16.28.15 - 10101100.00010000.00011100.00001111
255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
-----------------| sub|-----------subnet =
10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0
BAB II
LANGKAH KERJA
f. Selanjutnya adalah mencoba koneksi satu sama lain dengan cara memping. Ping adalah sebuah utilitas yang digunakan untuk memeriksa
konektivitas antar jaringan melalui sebuah protokol Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) dengan cara mengirim sebuah paket
Internet Control Message Protocol (ICMP) kepada alamat IP yang hendak
diuji coba konektivitasnya.
Buka Command Prompt dengan cara klik Start > Run > ketik cmd > OK
Lembar Kerja
IP address bebas, ditentukan atas dasar diskusi kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya.
Selanjutnya diuji dengan perintah ping ke alamat yang dituju. Pengamatan uji IP
adressing ini dengan dilakukan dengan ketentuan :
IP address :
Blok
Blok
Blok
Blok
Hasil ping
Alasannya adalah...
....
Hasil pengamatan untuk kelas B
Alamat jaringannya adalah :
Pengamatan
1
2
3
IP address sumber
IP adress tujuan
Hasil ping
....
Hasil pengamatan untuk kelas C
Alamat jaringannya adalah :
Pengamatan
1
2
3
IP address sumber
IP adress tujuan
Hasil ping
....
BAB III
PEMBAHASAN
Pada modul 2 ini, kita diharapkan dapat mengenal IP dari sebuah jaringan
komputer. Di sini kita tidak hanya diharapkan mengenal IP saja, tetapi juga cara
mengatur IP sebuah komputer agar dapat terhubung dengan komputer lain dalam
jaringan LAN sederhana menggunakan kabel cross. Untuk membuat sebuah
jaringan komputer sederhana tersebut, yang perlu dilakukan adalah seperti di
bawah ini :
Pasang kabel cross pada kedua komputer yang ingin dihubungkan. Pastikan
saat memasang kabel pada port Ethernet di CPU terpasang dengan benar dan
tidak longgar (masukkan kabel pada port sampai mengeluarkan bunyi klik dan
lampu port Ethernet berwarna orange).
Selanjutnya, pada system tray (dekat jam) akan muncul notifikasi bahwa
komputer telah terhubung ke jaringan yang akan tampak seperti di bawah ini
Buka Command Prompt dengan cara klik Start > Run > ketik cmd >
OK
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas A yang blok ke 4 berbeda, saat dilakukan PING akan diperoleh reply.
Hal ini membuktikan bahwa jaringan terhubung satu sama lain. Di sini komputer
2 yang sebagai tujuan (client) dapat melakukan PING menuju komputer 1 yang
sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan bahwa permintaan yang dikirim
oleh komputer 2 (client) dapat dikembalikan oleh komputer 1(server).
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas A yang blok ke 3 dan 4 berbeda, saat dilakukan PING akan diperoleh
reply. Hal ini membuktikan bahwa jaringan terhubung satu sama lain. Di sini
komputer 2 yang sebagai tujuan (client) dapat melakukan PING menuju komputer
1 yang sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan walau berbeda IP sampai
blok ke 3 dan ke 4, permintaan yang dikirim oleh komputer 2 (client) dapat
dikembalikan oleh komputer 1(server). Hal ini akan lebih diperjelas pada
pembahasan selanjutnya.
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas A yang blok ke 2, ke 3 dan 4 berbeda, saat dilakukan PING akan
diperoleh reply. Hal ini membuktikan bahwa jaringan terhubung satu sama lain.
Di sini komputer 2 yang sebagai tujuan (client) dapat melakukan PING menuju
komputer 1 yang sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan walau berbeda IP
sampai blok ke 2, ke 3 dan ke 4, permintaan yang dikirim oleh komputer 2
(client) dapat dikembalikan oleh komputer 1(server). Hal ini terjadi karena kelas
A memiliki range yang sangat besar, yaitu 255.0.0.0 sehingga jika IP berbeda dari
blok ke 2, ke 3 dan ke 4,
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas B yang blok ke 4 berbeda, saat dilakukan PING akan diperoleh reply.
Hal ini membuktikan bahwa jaringan terhubung satu sama lain. Di sini komputer
2 yang sebagai tujuan (client) dapat melakukan PING menuju komputer 1 yang
sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan permintaan yang dikirim oleh
komputer 2 (client) dapat dikembalikan oleh komputer 1(server).
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas B yang blok ke 3 dan 4 berbeda, saat dilakukan PING akan diperoleh
reply. Hal ini membuktikan bahwa jaringan terhubung satu sama lain. Di sini
komputer 2 yang sebagai tujuan (client) dapat melakukan PING menuju komputer
1 yang sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan walau berbeda IP sampai
blok ke 3 dan ke 4, permintaan yang dikirim oleh komputer 2 (client) dapat
dikembalikan oleh komputer 1(server). Hal ini akan dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas B yang blok ke 2, ke 3 dan 4 berbeda, saat dilakukan PING akan
diperoleh Destination host unreachable. Hal ini membuktikan bahwa jaringan
tidak dapat terhubung. Di sini komputer 2 yang sebagai tujuan (client) tidak dapat
melakukan PING menuju komputer 1 yang sebagai sumber (server). Hal ini
membuktikan bahwa berbeda IP sampai blok ke 2, ke 3 dan ke 4, permintaan
yang dikirim oleh komputer 2 (client) tidak dapat dikembalikan oleh komputer
1(server). Hal ini terjadi karena kelas A memiliki range 255.255.0.0 sehingga jika
IP berbeda dari blok ke 2, ke 3 dan ke 4, maka komputer-komputer tersebut tidak
dapat terkoneksi satu sama lain dalam sebuah jaringan. Atau lebih mudahnya,
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas C yang blok ke 4 berbeda, saat dilakukan PING akan diperoleh reply.
Hal ini membuktikan bahwa jaringan terhubung satu sama lain. Di sini komputer
2 yang sebagai tujuan (client) dapat melakukan PING menuju komputer 1 yang
sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan permintaan yang dikirim oleh
komputer 2 (client) dapat dikembalikan oleh komputer 1(server).
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pembahasan :
Pada kelas C yang blok ke 3 dan 4 berbeda, saat dilakukan PING akan diperoleh
Destination host unreachable. Hal ini membuktikan bahwa jaringan tidak dapat
terhubung. Di sini komputer 2 yang sebagai tujuan (client) tidak dapat melakukan
PING menuju komputer 1 yang sebagai sumber (server). Hal ini membuktikan
bahwa berbeda IP sampai blok ke 3 dan ke 4, permintaan yang dikirim oleh
komputer 2 (client) tidak dapat dikembalikan oleh komputer 1(server). Hal ini
terjadi karena kelas C memiliki range 255.255.255.0 sehingga jika IP berbeda dari
blok ke 3 dan ke 4, maka komputer-komputer tersebut tidak dapat terkoneksi satu
sama lain dalam sebuah jaringan. Atau lebih mudahnya, komputer 2 (client) tidak
IP Addres Tujuan
Hasil PING
Pada kelas C yang blok ke 2, ke 3 dan 4 berbeda, saat dilakukan PING akan
diperoleh Destination host unreachable. Hal ini membuktikan bahwa jaringan
tidak dapat terhubung. Di sini komputer 2 yang sebagai tujuan (client) tidak dapat
melakukan PING menuju komputer 1 yang sebagai sumber (server). Hal ini
membuktikan bahwa berbeda IP dari blok ke 2, ke 3 dan ke 4, permintaan yang
dikirim oleh komputer 2 (client) tidak dapat dikembalikan oleh komputer
1(server). Hal ini terjadi karena kelas C memiliki range 255.255.255.0 sehingga
jika IP berbeda dari blok ke 2, ke 3 dan ke 4, maka komputer-komputer tersebut
tidak dapat terkoneksi satu sama lain dalam sebuah jaringan. Atau lebih
mudahnya, komputer 2 (client) tidak dapat terhubung dengan komputer 1 (server)
karena pada IP Addres kelas C, perbedaan IP hanya bisa sampai blok ke 4 karena
kelas C memiliki range 255255.255.0. Destination unreachable terjadi jika host,
jaringan, port atau protocol tertentu tidak dapat dijangkau. Komunikasi di jaringan
tergantung dari beberapa kondisi yang ditemui. Yang harus dilakukan untuk
memperbaiki hal ini adalah TCP/IP harus dikonfigurasi untuk device yang
mengirim dan menerima data. Termasuk pemasangan protokol TCP/IP dan
konfigurasi alamat IP dan subnet masknya. Jika jaringan tujuan tidak dapat
diakses, hal seperti ini disebut dengan unreachable destination.
BAB IV
KESIMPULAN
Untuk berkomunikasi dengan host lain di dalam suatu jaringan, sebuah host
harus mempunyai IP (Internet Protocol) address. Subnetting adalah teknik atau
metode yang digunakan untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu IP
menjadi beberapa Subnetwork ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih
kecil. Masking adalah proses mengekstrak alamat suatu physical network dari
suatu IP Address.
Dari modul 2 ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Untuk kelas A, IP Address berbeda sampai blok kedua tetap dapat terkoneksi
dengan jaringan karena range kelas A sangat besar yaitu 255.0.0.0 sehingga
jika perbedaan IP sampai blok kedua, tetap akan terkoneksi.
Untuk kelas B, IP Address berbeda sampai blok ketiga tetap dapat terkoneksi
dengan jaringan karena range kelas B cukup besar yaitu 255.255.0.0 sehingga
jika perbedaan IP sampai blok ketiga, tetap akan terkoneksi.
Untuk kelas C, IP Address berbeda hanya sampai blok keempat sajatetap dapat
terkoneksi dengan jaringan karena range kelas C tidak terlalu besar yaitu
255.255.255.0 sehingga jika perbedaan IP sampai blok keempat, tetap akan
terkoneksi. Tetapi jika blok kedua dan ketiga diganti, maka jaringan tidak akan
terdeteksi (tekoneksi) karena berbeda blok host nya.
Jika jaringan tujuan dapat diakses, hal seperti ini disebut dengan reply.
Jika jaringan tujuan tidak dapat diakses karena jaringan sedang dalam proses
booting, hal seperti ini disebut dengan RTO (request time out).
Jika jaringan tujuan tidak dapat diakses, hal seperti ini disebut dengan
unreachable destination.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
(diakses
pada
28
Subnetting,
Network
Mask,
CIDR
dan
VLSM
http://cisco-journey.blogspot.com/feeds/posts/default
( diakses pada 28 April 2015 15:21:49 )
Posts about Cisco Packet Tracer written by aditya bagus mulya
https://adityabagusmulya.wordpress.com/feed/
diakses
diakses
pada
29
April
2015
BAB VI
LAMPIRAN
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan
Hasil PING
IP Addres Tujuan