Anda di halaman 1dari 18

Memungkinkan modular engineering. Memberikan pengertian secara umum dan bukan secara terperinci.

Perubahan di satu lapisan tidak mengganggu lapisan lain. Berguna untuk training.

BAB II IP ADDRESS

IP address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena protokol IP adalah protokol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi di dalam jaringan komputer satu dengan lain, Anda harus benar-benar memahami IP address ini. Namun pengertian IP address dan subnetting sering agak membingungkan pemakai. Oleh sebab itu dalam bab ini akan diuraikan tahap demi tahap konsep IP address tersebut dengan harapan agar Anda dapat mengerti cara penggunaannya dengan baik.

2.1 Mengubah Angka Biner ke Desimal Sebelum menggunakan IP address, pertama-tama yang perlu Anda harus ketahui adalah cara mengubah angka biner ke desimal dan sebaliknya. Cara yang termudah adalah dengan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini. Setiap angka biner 1 bergantung pada posisinya di dalam kelompok binernya, memiliki nilai desimal tertentu seperti tampak pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Biner ke Desimal Biner Desimal 1 128 1 64 1 32 1 16 1 8 1 4 1 2 1 1

Angka biner 0 tentu memiliki nilai desimal 0 juga. Dengan menjumlahkan nilainilai desimal yang berkaitan, maka Anda dapat menghitung angka desimal dari suatu kelompok angka biner. Contoh: 1) 11001011 1 128 1 64 0 0 0 0 1 8 0 0 1 2 1 1 = 203

2) 00111101 0 0 0 0 1 32 1 16 1 8 1 4 0 0 1 1 = 61

3) 11111111 1 128 1 64 1 32 1 16 1 8 1 4 1 2 1 1 = 255

4) 11000000 1 128 1 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 = 192

2.2 Mengubah Angka Desimal ke Biner Cara menghitung nilai biner dari angka desimal yang diketahui adalah dengan metode membagi angka desimal dengan angka 2, sambil memperhatikan hasil sisa pembagiannya. Contohnya sebagai berikut: 1) 203 203 : 2 = 101 sisa 1 101 : 2 = 50 sisa 1 50 : 2 = 25 sisa 0 25 : 2 = 12 sisa 1 12 : 2 = 6 sisa 0 6 3 : 2 = 3 sisa 0 : 2 = 1 sisa 1

1 diletakkan di posisi akhir 1 Dari pembagian di atas, angka biner adalah angka-angka sisa yang dibaca dari bawah yaitu: 11001011

2) 61 61 : 2 = 30 sisa 1 30 : 2 = 15 sisa 0 15 : 2 = 7 sisa 1 7 : 2 = 3 sisa 1

: 2 = 1 sisa 1

1 diletakkan di posisi akhir 1 Jika sisa pembagian dibaca dari bawah, angka binernya adalah: 111101

2.3 Kelas IP Address Seperti telah dijelaskan sebelumnya, IP address terdiri atas 32 bit angka biner, yang dapat ditulis dalam empat kelompok, terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah seperti dibawah ini: 11000000.00010000.00001010.00000001 Atau dapat juga ditulis dalam bentuk empat kelompok angka desimal (0-255) seperti contoh berikut: 192.16.10.1 Atau secara simbolik dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka sebagai berikut: w.x.y.z IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan. Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan alamat rumah anda yang terdiri atas nama jalan dan nomor rumah, dimana network ID merupakan nama jalan dan host ID merupakan nomor rumah. Contoh jaringan dengan IP address diperlihatkan seperti pada Gambar 2.1. Dalam contoh ini, alamat jaringan (network ID) yang sering juga disebut network address adalah 192.16.10.0 yang merupakan nama jalan. Sedangkan alamat lengkap atau IP address dari masing-masing server dan workstation adalah 192.16.10.1, 192.16.10.2, 192.16.10.3, dan 192.16.10.4.

Network Address 192.16.10.0 Hub

192.16.10.1

192.16.10.2

192.16.10.3

192.16.10.4

IP Address Gambar 2.1 Contoh jaringan dengan IP address

Berapa jumlah kelompok angka yang termasuk dalam network ID dan berapa yang termasuk host ID, bergantung pada nilai yang addres pakai. Untuk mempermudah tergantung pada kebutuhan si pemakai. Oleh sebab itu dibagi dalam tiga kelas seperti tampak pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Kelas-kelas IP address dengan default subnet mask Kelas A B C Network ID w w,x w,x,y Host ID x,y,z y,z z Default Subnet Mask 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0

Untuk dapat menandai kelas satu dengan kelas yang lain, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut: Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.

Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3 jumlah network dan host dari kelas-kelas IP Address Kelas Range Jumlah Maksimum Network 127 16384 2097152 Jumlah Maksimum Host per Network 16777214 65534 254

A B C

1 - 126 128 - 191 192 - 223

Di samping itu ada pula beberapa peraturan tambahan yang perlu juga Anda ketahui, yaitu: Angka 127 di oktet pertama digunakan untuk loopback. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.

Catatan: Selain ketiga kelas A, B, dan C yang sering dipakai, sebenarnya ada lagi kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1110 dipergunakan untuk alamat-alamat multicast. Sedangkan kelas E dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1111 dipersiapkan untuk eksperimentasi. Agar jaringan dapat mengetahui kelas mana yang dipakai oleh suatu IP address, dipergunakan default subnet mask. Setiap IP address harus memiliki default subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk network ID. Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk host ID. Contoh: 1. IP address Default Subnet Mask Berada di kelas A 2. IP address Default Subnet Mask Berada di kelas B 172.20.5.31 255.255.0.0 25.20.5.31 255.0.0.0 sarana

3. IP address Default Subnet Mask Berada di kelas C

195.20.5.31 255.255.255.0

Jadi kelas suatu IP address dapat anda tentukan dengan memperhatikan angka oktet pertama dan subnet mask IP address yang bersangkutan. Jika anda perhatikan, kelas A memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host ID-nya. Hal ini karena hanya oktet pertama yang dipakai sebagai network ID, sedangkan ketiga oktet lainnya dipakai untuk host ID. Kelas B memberikan jumlah yang sama untuk network ID dan host ID, sedangkan kelas C memberikan jumlah yang paling banyak untuk network ID dan hanya sedikit host ID. Di dalam dunia internet, IP address ini dipergunakan untuk memberikan alamat pada suatu situs. Misalnya cisco.com mempunyai IP address 198.133.219.25. Agar pemakaian IP address ini seragam di seluruh dunia, maka pemberian IP address untuk digunakan di internet diatur oleh sebuah badan internasional yang bernama internic. Dalam pemberian IP address ini, internic hanya memberikan IP address dengan network ID saja, sedangkan host ID-nya diatur oleh pemilik IP address tersebut. Sistem yang mengatur translasi antara suatu nama situs dengan suatu IP address lainnya disebut DNS (Domain Name System). Jadi seperti contoh di atas, nama situs cisco.com di translasikan oleh DNS sebagai 198.133.219.25.

Catatan: Pemakaian IP address untuk suatu LAN yang tidak berhubungan dengan internet tidak memerlukan izin dari Internic.

BROADCAST Seperti telah dibahas di atas, bit-bit dari network ID maupun host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 atau 1. Apabila semua network ID dan host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat di tulis sebagai 255.255.255.255, maka alamat ini disebut flooded broadcast.

Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP addres ini menyatakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa angka biner 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host di dalam jaringan yang bersangkutan, yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang berada di dalam jaringan lokal.

2.4 Subnetting Jika seorang pemilik sebuah IP address kelas B misalnya dengan network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih dari satu network ID, maka ia harus mengajukan permohonan ke internic untuk mendapatkan IP address baru. Namun persediaan IP address pada saat ini sangat terbatas karena menjamurnya jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan anda untuk harus mengajukan permohonan baru ke internic, muncullah suatu teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada. Hal ini

dinamakan subnetting, dimana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan. Sebagai contoh, mari kita perhatikan IP address default 130.200.0.0 subnet (

10000010.11001000.00000000.00000000)

dengan

mask

255.255.0.0 untuk mempelajari cara kerja subnetting. Sekarang misalnya anda ingin memiliki dua network ID dari IP address yang telah anda miliki . untuk itu anda mask dua bit dari host ID tersebut. Dengan menyelubungi (mask) dua bit dari host ID tersebut, maka anda mempunyai empat kombinasi 00,01,10, dan 11 yang dapat dipakai untuk subnet. Namun 00 dan 11 tidak dapat dipakai karena semua 0 atau semua 1 tidak diizinkan dalam peraturan IP address. Oleh karena itu hanya tinggal dua kombinasi 01 dan 10 saja yang dapat anda pakai untuk subnet. Sekarang perhatikan apa yang terjadi dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000, setelah dimodifikasi menjadi 11111111.11111111.11000000.00000000 dimana dua bit teratas dari host ID kita selubung (mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0. Dengan demikian anda telah membuat dua network ID baru:

10000010.11001000.01XXXXXX.XXXXXXXX dan 10000010.11001000.10XXXXXX.XXXXXXXX Dengan subnet mask baru: 11111111.11111111.11000000.00000000 atau 255.255.192.0. Dimana X adalah angka 0 atau 1 untuk membuat host ID yang memenuhi peraturan-peraturan IP address. Oleh sebab itu kelompok IP address di bawah ini tersedia untuk dua bit yang diselubung (mask). Kelompok pertama adalah: 10000010.11001000.01000000.00000000 atau 130.200.64.1 Sampai 10000010.11001000.01111111.11111110 atau 130.200.127.254 Kelompok kedua adalah: 10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.128.1 Sampai 10000010.11001000.10111111.11111110 atau 130.200.191.254

Selain menggunakan cara di atas untuk menentukan kelompok subnet, ada cara yang lebih singkat yang dapat anda lakukan sebagai berikut: Misalnya anda menggunakan kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. Hitung dengan rumus 256-224=32, maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 32, 64, 96, 128, 160 dan 192. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah: 130.200.32.1 sampai 130.200.63.254 130.200.32.1 sampai 130.200.95.254

130.200.96.1 sampai 130.200.127.254 130.200.128.1 sampai 130.200.159.254 130.200.160.1 sampai 130.200.191.254 130.200.192.1 sampai 130.200.223.254

Satu contoh lagi, misalkan Anda menggunakan kelas Cnetwork ID 192.100.81.0 dengan subnet mask 255.255.255.240, dimana oktet ke empat diselubung dengan240. Hitung dengan rumus 256-240=16. Maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 16 yaitu: 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208 dan 224.

Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah: 192.100.81.17 sampai 192.100.81.30 192.100.81.33 sampai 192.100.81.46 192.100.81.49 sampai 192.100.81.62 192.100.81.65 sampai 192.100.81.78 192.100.81.81 sampai 192.100.81.94 192.100.81.97 sampai 192.100.81.110 192.100.81.113 sampai 192.100.81.126 192.100.81.129 sampai 192.100.81.142 192.100.81.145 sampai 192.100.81.158 192.100.81.161 sampai 192.100.81.174 192.100.81.177 sampai 192.100.81.190 192.100.81.193 sampai 192.100.81.206 192.100.81.209 sampai 192.100.81.222 192.100.81.225 sampai 192.100.81.238

Pembahasan diatas ini harap anda pahami benar-benar sebelum anda mempelajari bab-bab selanjutnya. Disamping penulisan IP address yang umum di pakai seperti yang diuraikan diatas, Cisco menggunakan notasi penulisan singkat seperti contoh dibawah ini: IP address 130.200.10.1 dengan subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 130.200.10.1/16. Angka 16 dibelakang garis miring menandakan bahwa 16 it dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1 yaitu 11111111. 11111111.00000000. 00000000 atau 255.255.0.0

Notasi penulisan singkat ini berlaku juga untuk IP address yang menggunakan metode subentting seperti contoh dibawah ini:

IP address 172.16.10.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 172.16.10.1/24. Angka 24 dibelakang garis miring menandakan bahwa 24 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1 yaitu 11111111. 11111111.00000000. 00000000 atau 255.255.255.0

Dari penjelasan dan contoh-contoh diatas, telah anda pelajari bahwa dengan subnetting, anda dapat menyelubung dua atau lebih bit-bit host ID selama masih tersedia bit yang dapat diselubung. Semakin banyka bit yang anda selubung, semakin banyak pula network ID yang dapat anda buat. Namun demikian jumlah host IDnya akan berkurang seperti yang terlihat pada Tabel 2.4 dan 2.5 berikut ini. Tabel 2.4 Subnetting untuk kelas A Kelas A #bit masked 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 #subnet Invalid 2 6 14 30 62 126 254 510 1022 2046 4094 8910 16382 Subnet Mask Invalid 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 #host per subnet 4194302 2097150 1048574 524286 262142 131070 65534 32766 16382 8910 4094 2046 1022

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

32766 65534 131070 262142 524286 1048574 2097150 4194302 -

255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 255.255.255.254 255.255.255.255

510 254 126 62 30 14 6 2 Invalid Invalid

Tabel 2.5 Sunetting untuk kelas B Kelas B #bit masked 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 #subnet Invalid 2 6 14 30 62 126 254 510 1022 2046 4094 8910 16382 Subnet Mask 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 255.255.255.254 255.255.255.255 #host per subnet 16382 8910 4094 2046 1022 510 254 126 62 30 14 6 2 Invalid Invalid

Tabel-tabel ini sangat berguna dalam mendesaign suatu IP address dengan subnetting, karena dengan cepat anda dapat mencari jumlah subnet dan host yang tersedia dari suatu kondisi yang diinginkan. Dalam pengambilan ujian CCNA, tabel-tabel diatas perlu anda hafal karena tabel terebut dapat membantu anda menjawab berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan IP address. Dalam ujian CCNA anda tidak diperbolehkan menggunakan kalkulator atau kalkulator dari windows. Disamping menghafalkan tabel-tabel tersebut diatas, ada baiknya jika anda juga mempelajari cara menghitung dan membuata tabel tersebut diatas. Cara menghitungnya sangat mudah. Untuk menghitung jumlah subnet pergunakan rumus: Jumlah subnet = 2n 2 Dimana n adalah jumlah bit yang ada diseluabang (# of bit masked ) Untuk menghitung jumlah host persubnet gunakan rumus: Jumlah host per subnet = 2N 2 Dimana N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID. Contoh: Untuk kelas B dengan 3 bit diselubung, perhatikan subnet masknya yaitu: 255.255.224.0 atau 11111111.11111111.11100000.00000000 Jadi jumlah subnet = 23 2 = 6 Sedangkan jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID adalah, N = 16-3 = 13. Jadi jumlah host per subnet = 213 -2 = 8190. Setelah anda memahami cara menghitung diatas, sekarang untuk latihan coba anda buat tabel subnetting untuk kelas C. Sebagai catatan untuk anda dalam membuat atbel kelas C ini, jumlah host ID harus antara 62 sampai 2. Anda juga akan menemui bahwa hanya sampai 6 bit yang dapat diselubung dikelas C ini karena sudah tidak ada lagi bit yang tersedia (invalid). Jawaban pembuatan tabel subentting kelas Cini dapat anda temukan pada lampiran D dihalaman belakang buku ini.

2.5 Skenario Pengertian mendalam mengenai IP address dan subnetting sangat lah penting. Oleh sebab itu, beberapa persoalan dalam bentuk skenario akan dibahas aba ini, dengan harapan agar anda dapat menguasai betul cara membuat subnet dan IP address.

Skenario 1 Anda mempunyai subnet dengan network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. a. Tentukan berapa jumlah subnet yang tersedia? b. Berapa host yang tersedia untuk setiap subnet? Jawaban: a. Jumlah subnet adalah 6 Penjelasan: Dari network address 193.20.32.0, dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu193, maka dapat diketahui bahwa network address termasuk didalam kelas C. Dengan memperhatikan subnet mask 255.255.255.224 atau

11111111.11111111. 11111111.11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jumlah subnet yang tersedia dapat dihitung dengan rumus: Jumlah subnet = 23 -2 = 6 b. Jumlah host per subnet adalah 30. Penjelasan: Dari subnet mask 255.255.255.224 dapat diketahui bahwa jumlah bit yang tidak terselubung adalah 5, maka jumlah host per subnet dapat dihitung dengan rumus: Jumlah host per subnet = 25 -2=30

Skenario 2

Anda ditugaskan untuk mendesain subnet dan IP address untuk suatu WAN, yang mempunyai sepuluh kantor dan setiap kantor mempunyai 255 workstation. Network address yang tersedia adalah 164.10.0.0. didalam tugas ini anda juga diminta untuk membuat subnet dengan jumlah subnet yang terbanyak. Maka tugas anda alah untuk menentukan: a. Subnet mask yang akan dipakai b. Subnet address dan jumlah subnet yang tersedia dari subnet yang dibuat. c. Kelompok IP address yang tersedia d. Broadcast address yang tersedia untuk setiap kelompok. Jawaban: a. Subnet masknya yaitu 255.255.254.0 Penjelasan: Karena jumlah subnet harus sebannyak mungkin, maka dalam memilih subnet mask yang akan di pakai, perhitungan dimulai dengan menentukan host yang diminta yaitu 255. Dengan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dihitung jika jumlah bit yang tidak diselubung adalah 8, maka jumlah host yang akan tersedia adalah 254 per subnet. Jumlah ini tidak memenuhi persyaratan. Oleh sebab itu bit yang tidak diselubung perlu ditambah 1 menjadi 9 bityang akan memberikan jumlah host sebesar: Jumlah host per subnet= 29 -2=510

Maka subnet mask yang akan dipakai adalah 255.255.254.0 atau 11111111. 11111111. 11111110. 00000000

b. Subnet address yang tersedia adalah: 164.10.2.0 164.10.4.0 164.10.6.0 164.10.8.0 164.10.10.0 164.10.12.0

164.10.14.0 164.10.18.0 ................... Dan seterusnya sampai 164.10.254.0 Penjelasan: Dari penjelasan sebelumnya, cara termudah untuk mencarinetwork address suatu subnet adalah dengan menghitung 256-254=2. Maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 2 yaitu

2,4,6,8,10,12,14,16,18.....dan seterusnya sampai 254. Sedangakn jumlah subnet yang tersedia dapat dihitung dengan rumus: Jumlah subnet 27 -2=126 Atau dapat juga dicari dengan tabel 2.5 subnetting untuk kelas B.

c. Kelompok IP address yang tersedia adalah 164.10.2.1-164.10.3.254 164.10.4.1-164.10.5.254 164.10.6.1-164.10.6.254 164.10.10.1-164.10.10.254 164.10.12.1-164.10.13.254 164.10.14.1-164.10.15.254 164.10.18.1-164.10.19.254 ...................................... Dan sterusnya sampai 164.10.254.1-164.10.255.254

Penjelasan: Jumlah host per subnet adalah 510. Jadi untuk kelompok subnet yang pertama yang dimulai dengan 164.10.2.1, IP address yang tersedia adalah: 164.10.2.1-164.10.2.255 dan 164.10.3.0-164.10.3.254

Kelompok subnet kedua dimulai dengan 164.10.4.1. IP address yang tersedia adalah: 164.10.4.1-164.10.4.255 dan 164.10.5.0-164.10.5.254 Demikian seterusnya cara menentukan kelompok IP address untuk subnet lainnya.

d. Alamat broadcast 164.10.3.255 164.10.5.255 164.10.7.255 164.10.9.255 164.10.11.255 164.10.13.255 164.10.15.255 164.10.17.255 164.10.19.255 ...................... Dan sterusnya sampai 164.10.255.255

Penjelasan: Mencari alamat broadcast yang termudah yaitu dengan menambahkan satu pada IP addressyang terakhir dari kelompok subnet. Dalam hal ini IP address terakhir dari kelompok subnet pertama adalah 164.10.3.255. demikian seterusnya untuk alamat broadcast dari kelompok lainnya.

Setelah anda menguasai konsep pembuatan subnet diatas, coba anda jawab sendiri beberapa pertanyaan berupa skenario berikut ini: Skenario 3

Jika anda mempunyai suatu IP address 175.10.64.15/19 a. Tentukan kelas IP addressnya b. Tentukan subnet addressdari IP address yang diberikan. c. Tentukan broadcast addressnya Skenario 4 Jika anda mempunyai suatu IP address 192.16.10.50 dengan subnet mask 255.255.255.240. a. Tentukan kelas IP addressnya b. Tentukan subnet addressdari IP address yang diberikan c. Tentukan broadcast address

Skenario 5 Anda ditugaskan untuk mendesain subnet dan IP address suatu jaringan area luas (WAN) dengan sepuluh subnet. Network address yang tersedia adalah 172.32.0.0. dalam tugas ini anda juga diminta untuk membuat subnet yang dapat memberikan jumlah host sebanyak mungkin persubnet. Maka tugas anda adalah menentukan a. Subnet mask yang akan di pakai b. Kelompok subnet yang tersedia dari subnet yang dibuat c. Kelompok IP address yang tersedia d. Broadcast address yang tersedia untuk setiap kelompok Jawaban persoalanskenario 3 sampai 5 dapat anda temukan pada lampiran

Anda mungkin juga menyukai