Anda di halaman 1dari 8

SUBNETTING

Jika seorang pemilik suatu IP address kelas B dengan network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih
dari satu network ID, ia harus mengajukan permohonan ke lembaga IANA untuk mendapatkan IP
address baru. Sedangkan persediaan IP address pada saat ini sangat terbatas karena menjamurnya
jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan anda untuk harus
mengajukan permohonan baru ke IANA, munculah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari
satu network ID yang telah anda miliki, yang dinamakan subnetting, yaitu sebagian host ID dikorbankan
untuk digunakan di dalam membuat network ID tambahan.
Sebagai contoh, perhatikan IP address 130.200.0.0 dengan default subnet mask 255.255.0.0

Network ID Host ID
IP Address 130 200 0 0
Default Subnet mask 255 255 0 0

IP address dan default mask ini dapat ditulis dengan angka binary sebagai berikut :
Network ID Host ID
IP Address 10000010 11001000 00000000 00000000
Default Subnet mask 11111111 11111111 00000000 00000000

Cara membuat subnet-subnet baru dari IP address yang sudah Anda miliki, misalnya mengorbankan dua
bit teratas host ID untuk dipakai oleh network ID sebagai bagian subnet mask baru :
Network ID Host ID
IP Address 10000010 11001000 00 000000 00000000
Subnet mask baru 11111111 11111111 11 000000 00000000

Subneting dengan 2 bit mask ini memberikan kombinasi 00, 01, 10 dan 11. Dengan menggunakan
kombinasi tersebut 4 subnet baru dapat dibuat sebagai berikut :
Network ID Host ID
Subnet-1 10000010 11001000 00 000000 00000000
Subnet-2 10000010 11001000 01 000000 00000000
Subnet-3 10000010 11001000 10 000000 00000000
Subnet-4 10000010 11001000 11 000000 00000000
Subnet mask baru 11111111 11111111 11 000000 00000000

Namun, peraturan subnetting tidak mengizinkan penggunaan kombinasi yang semuanya 0 atau
semuanya 1. Dengan demikian, hanya dua subnet baru yang boleh dipakai menggunakan kombinasi 0
dan 10 sebagai berikut :
Network ID Host ID
Subnet-1 10000010 11001000 01 000000 00000000
Subnet-2 10000010 11001000 10 000000 00000000
Subnet mask baru 11111111 11111111 11 000000 00000000

Catatan :
Agar lebih jelas, angka binary yang merupakan bagian network ID ditulis dengan huruf tebal (bold).
Subnet baru ini jika ditulis dengan angka desimal adalah sebagai berikut :
Subnet-1 130 200 64 0
Subnet-2 130 200 128 0
Subnet mask baru 255 255 192 0

1
Oleh sebab itu, kelompok IP address yang tersedia untuk dua bit terselubung ( 2 bit mask) adalah :
Kelompok pertama :
130.200.64.1 sampai 130.200.127.254

Kelompok kedua adalah :


130.200.128.1 sampai 130.200.191.254
Selain menggunakan cara di atas untuk menentukan kelompok subnet baru, ada cara yang lebih singkat
yang dapat anda lakukan.
Contoh – 1 :
Akan dipergunakan network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.192.0 yang sama. Cara singkat
ini lebih mudah dimengerti jika dijelaskan menggunakan contoh dan cara sebagai berikut :
Penyelesaian :
 Dari nilai octat pertama dan subnet yang diberikan, dapat diketahui IP address adalah kelas B
dengan oktat ketiga diselubungkan angka 192
 Hitung dengan rumus (256 – angka oktat yang diselubung) = (256 -192) = 64
 Jadi. Kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan angka 64, yaitu 64 dan 128

Dengan demikian, subnet yang tersedia adalah :


 130.200.64.0 dan
 130.200.128.0
Jadi, kelompok IP address yang dapat dipakai adalah :
 130.200.64.1 sampai 130.200.127.254
 130.200.128.1 sampai 130.200.191.254
Jika anda perhatikan , cara ini memberikan hasil yang sama.

Sebagai contoh, misalnya anda memiliki kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask
255.255.224.0.
Dengan cara yang sama :
 Dari nilai oktat pertama dan subnet yang diberikan dapat diketahu IP address adalah kelas B
dengan oktat ketiga diselubung angka 224
 Hitung dengan rumus (256-224) = 32
 Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan angka 32, yaitu 32, 64, 96, 128, 160
dan 192
Dengan demikian, kelompok IP address yang dapat dipakai adalah :
 130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
 130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
 130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
 130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
 130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
 130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Satu contoh lagi, misalkan anda menggunakan kelas C network ID 192.168.81.0 dengan subnet mask
255.255.255.254. dengan cara yang sama :
 Dari nilai oktat pertama dan subnet yang diberikan dapat diketahui IP address adalah kelas C
dengan oktat ketiga diselubungkan dengan angka 240
 Hitung (256 – 240) = 16
 Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan angka 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128,
144, 160, 176, 192, 208 dan 224.
Dengan demikian, kelompok IP address yang dapat dipakai adalah :
 192.168.81.17 sampai 192.168.81.30
 192.168.81.33 sampai 192.168.81.46
 192.168.81.49 sampai 192.168.81.62
 192.168.81.65 sampai 192.168.81.78

2
 192.168.81.81 sampai 192.168.81.94
 192.168.81.97 sampai 192.168.81.110
 192.168.81.113 sampai 192.168.81.126
 192.168.81.129 sampai 192.168.81.142
 192.168.81.145 sampai 192.168.81.158
 192.168.81.161 sampai 192.168.81.174
 192.168.81.177 sampai 192.168.81.190
 192.168.81.193 sampai 192.168.81.206
 192.168.81.209 sampai 192.168.81.222
 192.168.81.225 sampai 192.168.81.238
Dari penjelasan dan contoh-contoh di atas, telah anda pelajari bahwa dengan subnetting, anda dapat
menyelubung dua atau lebih bit-bit dari host ID selama masih tersedia bit yang dapat diselubung.
Bertambah banyak bit yang anda selubung, semakin banyak network ID yang dapat anda buat, hanya
jumlah host ID akan berkurang.

CARA MENGHITUNG SUBNET

1. Menghitung Jumlah Subnet :

n
Jumlah Subnet = 2 -2

n adalah jumlah bit yang diselubung (# of bit masked)

2. Menghitung Jumlah host per subnet

N
Jumlah Host Per subnet = 2 -2

N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID

Contoh :
Untuk Kelas B dengan 3 bit diselubung, perhatikan subnet masknya adalah
11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0.
Jadi, jumlah subnet = 23 - 2 = 6
Sedangkan jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID adalah N = 16 – 3 = 13
Jadi, jumlah host per subnet = 2 13 – 2 = 8190

NOTASI DENGAN PREFIX

Disamping penulisan IP address yang umum dipakai seperti yang dibahas di atas, Cisco menggunakan
notasi penulisan singkat dengan menggunakan prefix sebagai contoh dibawah ini :
IP address 130.200.10.1 dengan subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis secara singkat sebagai
130.200.10.1/16. Angka 16 di belakang garis miring (prefix) menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask
diselubung dengan angka binary 1, yaitu 11111111.11111111.00000000.00000000 atau 255.255.0.0.
Notasi penulisan singkat ini berlaku juga untuk IP address yang menggunakan metode subnetting seperti
contoh di bawah ini :
IP address 172.16.10.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat ditulis dengan singkat sebagai
172.16.10.1/24. Angka 24 diselubung dengan angka binary 1, yaitu
11111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0.

3
METODE IP ADDRESS LANJUTAN

1. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)


Pada tahun 1992, lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep baru yang dinamakan Supernetting
atau Classless Inter-Domain Routing (CIDR).
CIDR menghindarkan cara pemberian IP address tradisional yang menggunakan kelas A, B dan C.
CIDR menggunakan “network-prefix” dengan panjang tertentu. Prefix Length menentukan jumlah
bit sebelah kiri yang akan dipergunakan sebagai network ID.
Sebagai contoh, jika suatu IP address memiliki 18 bit sebagai network ID, IP address tersebut akan
diberikan prefix-length 18 bit atau umumnya ditulis sebagai /18 dibelakang IP address, seperti
contoh :
125.25.10.1/18
Oleh karena tidak mengenal kelas, CIDR dapat mengalokasikan kelompok IP address dengan lebih
efektif.
Sebagai contoh, suatu address blok 195.25.16.0/20 dengan tradisional IP address berkelas
memberikan 4096 blok /20 dan harus dibagi menjadi 16 blok /24. Setiap perusahaan harus
menerima blok IP address yang sama karena harus memenuhi peraturan kelas yang sudah
ditentukan. Seperti contoh berikut :
Blok-1 195.20.16.0/24 Blok-9 195.20.24.0/24
Blok-2 195.20.17.0/24 Blok-10 195.20.25.0/24
Blok-3 195.20.18.0/24 Blok-11 195.20.26.0/24
Blok-4 195.20.19.0/24 Blok-12 195.20.27.0/24
Blok-5 195.20.20.0/24 Blok-13 195.20.28.0/24
Blok-6 195.20.21.0/24 Blok-14 195.20.29.0/24
Blok-7 195.20.22.0/24 Blok-15 195.20.30.0/24
Blok-8 195.20.23.0/24 Blok-16 195.20.31.0/24

Sedangkan pada lingkungan IP address tidak berkelas dengan metode CIDR, maka blok
195.25.16.0/20 tersebut dapat dibagi-bagi sesukanya tergantung pada kebutuhan pemakai. Blok
tersebu dapat dibagi 2 blok menjadi blok A dan B yang sama besar.
Blok A dapat diberikan ke perusahaan yang memerlukan IP address yang besar jumlahnya. Blok B
dapat dibagi menjadi Blok C dan D yang masing-masing mempunyai 1/4 jumlah IP address. Blok C
dapat dibagi 2 menjadi dua blok E dan F yang mempunyai 1/8 jumlah IP address dan seterusnya,
seperti contoh berikut :

Blok-A 195.20.16.0/21 dengan 2048 IP address dan


Blok-B 195.20.24.0/21 dengan 2048 IP address
Blok B kemudian dapat dibagi dua menjadi blok-D dan E sebagai berikut :
Blok-D 195.20.24.0/22 dengan 1024 IP address dan
Blok-E 195.20.28.0/22 dengan 1024 IP address
Blok-E kemudian dapat dibagi dua menjadi blok-F dan G sebagai berikut :
Blok-F 195.20.28.0/23 dengan 512 IP address dan
Blok-G 195.20.30.0/23 dengna 512 IP address.

2. Variable Length Subnet Masks (VLSM)


Pada pembahasan sebelumnya, suatu network ID hanya memiliki satu subnet mask. VLSM
menggunakan metode yng berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu
subnet mask.

Network address yang menggunakan lebih dari satu subnet mask disebut Variable Lenth Subnet
Masks (VLSM).
Untuk jelasnya perhatikan contoh berikut ini. Suatu network address 150.20.0.0/16 akan
dipergunakan dengan metode VLSM.
Pertama-tama, dengan subnetting, bagi network address tersebut menjadi 16 blok address yang
sama besarnya, sebagai berikut :
4
Blok-1 150.20.0.0/20
Blok-2 150.20.16.0/20
Blok-3 150.20.32.0/20
Blok-4 150.20.48.0/20
Blok-5 150.20.64.0/20
Blok-6 150.20.80.0/20
….
Blok-16 150.20.240.0/20
Berikutnya, Blok-3 150.20.32.0 akan dibagi lagi menjadi 16 blok address yang sama besar sebagai
berikut :
Blok-3-1 150.20.32.0/24
Blok-3-2 150.20.33.0/24
Blok-3-3 150.20.34.0/24
Blok-3-4 150.20.35.0/24
Blok-3-5 150.20.36.0/24
Blok-3-6 150.20.37.0/24
….
Blok-3-6 150.20.37.0/24
Berikutnya, Blok3-4 150.20.35.0/24 akan dibagi menjadi 8 blok address yang sama besar sebagai
berikut :
Blok 3-4-1 150.20.32.0/27
Blok 3-4-2 150.20.32.32/27
Blok 3-4-3 150.20.33.64/27
Blok 3-4-4 150.20.34.96/27
Blok 3-4-5 150.20.35.128/27
Blok 3-4-6 150.20.35.160/27
Blok 3-4-7 150.20.36.192/27
Blok 3-4-8 150.20.37.224/27

Jika anda perhatikan, metode CIDR dan VLSM mirip satu dengan yang lain, yaitu suatu blok network
address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil.
Perbedaan CIDR dengan VLSM adalah pembagian blok pada metode VLSM dilakukan oleh pemilik
network address yang memiliki blok network address yang telah diberikan padanya, oleh sebab itu
tidak dikenal oleh internet. Sedangkan dengan metode CIDR, lembaga pemberi IP address yang
membagikan blok-blok IP address tersebut sehingga dikenal oleh internet.
Oleh karena itu umumnya suatu host hanya mengenal IP address berkelas, maka untuk dapat
menggunakan metode CIDR maupun VLSM, jaringan harus memenuhi persyaratan-persyaratan
tertentu :
 Routing protocol yang dipergunakan harus mampu membawa informasi mengenai network-
prefix untuk setiap rute yang disiarkan.
 Semua router yang dipergunakan pada jaringan harus mampu mendukung penggunaan metode
CIDR atau VLSM dan menggunakan forward algorithm (algoritman penerus) yang sama
berdasarkan “longest match”

3. IP version 6 (IPv6)
Sejauh ini IP address yang dibahas adalah yang disebut IPv4 (IP version 4) yang terdiri atas 32 bit
angka binary. Untuk mengatasi permintaan IP address ang makin meningkat, lembaga IANA
mengeluarkan IPv6 (IP version 6) yang terdiri atas 128 bit angka binary.
Dengan menggunakan angka binary empat kali lebih banyak, IPv6 ini memiliki persediaan IP address
yang berlipat-lipat lebih banyak dibandingkan IPv4.
Saat ini, IPv6 belum begitu banyak digunakan sehingga tidak akan dibahas di dalam buku ini.
Namun, keberadaan IPv6 ini perlu Anda ketahui karena pada suatu hari akan menjadi protocol IP
yang utama jika IPv4 telah kehabisan persediaan IP address yang dapat diberikan.
5
SKENARIO

Pengertian mendalam mengenai IP address dan subnetting adalah sangat penting. Oleh sebab itu,
beberapa persoalan di dalam bentuk scenario akan dibahas di dalam bab ini, dengan harapan agar Anda
dapat menguasai betul cara membuat subnet dan IP address.

Skenario 1
Anda mempunyai subnet dengan network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224
a. Tentukan berapa jumlah subnet yang tersedia
b. Berapa host yang tersedia untuk setiap subnet

Jawaban :
a. Jumlah subnet adalah 6
Penjelasan :
Dari network address 193.20.32.0, dengan memperhatikan angka oktat pertama, yaitu 193, maka
dapat diketahui bahwa network address termasuk di dalam kelas C.
Dengan memperhatikan subnet mask 255.255.255.224 atau
11111111.11111111.11111111.11100000 dapat diketahui bahwa 3 bit dari host ID diselubung.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, maka jumlah subnet yang tersedia dapat dihitung dengan
rumus :
Jumlah subnet = 23 – 2 = 6

b. Jumlah host persubnet adalah 30


Penjelasan :
Dari subnet mask 255.255.255.224 dapat diketahui bahwa jumlah bit yang tidak terselubung adalah
5, maka jumlah host persubnet dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah host persubnet = 25 – 2 = 30

Skenario 2

Anda ditugaskan untuk mendesain subnet dan IP address untuk suatu WAN, yang mempunyai sepuluh
kantor dan setiap kantor mempunyai 255 worksation. Network address yang tersedia adalah 164.10.0.0.
didalam tugas ini, Anda juga diminta untuk membuat subnet dengan jumlah subnet yang terbanyak.
Tugas anda adalah untuk menentukan .
a. Subnet mask yang akan di pakai
b. Subnet address dan jumlah subnet yang tersedia dari subnet yang dibuat
c. Kelompok IP address yang tersedia
d. Broadcast address yang tersedia untuk setiap kelompok

Jawaban :
a. Subnet mask adalah 255.255.254.0
Penjelasan :
Oleh karena jumlah subnet harus sebanyak mungkin, maka di dalam memilih subnet mask yang
akan dipakai, perhitungan dimulai dari menentukan host yang diminta, yaitu 255. Dengan rumus
yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dihitung jika jumlah bit yang masih tersedia untuk host ID
adalah 8. Dengan demikian, jumlah host yang tersedia adalah 254 per subnet. Jumlah ini tidak
memenuhi persyaratan. Oleh sebab itu, bit yang masih tersedia untuk host ID perlu ditambah suatu
menjadi 9 bit yang akan memberikan jumlah host sebesar :

Jumlah host persubnet = 29 – 2 = 510


Dengan demikian, subnet mask yang akan dipakai adalah .
255.255.254.0 atau 11111111.11111111.11111110.00000000
6
b. Subnet address yang tersedia adalah :
164.10.2.0
164.10.4.0
164.10.6.0
164.10.8.0
164.10.10.0
164.10.12.0
164.10.14.0
164.10.18.0
……..
Dan seterusnya sampai 164.10.252.0

Penjelasan :
Dari penjelasan sebelumnya, cara termudah untuk mencari network address suatu subnet
adalah dengan menghitung 256 – 254 = 2. Dengan demikian, kelompok subnet yang dapat dipakai
adalah kelipatan 2, yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, ……… dan seterusnya sampai 252.
Sedangkan jumlah subnet yang tersedia dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah subnet = 27 -2 = 126
Atau, dapat juga dicari dengan Tabel 2.5 – Subnetting untuk kelas B.

c. Kelompok IP address yang tersedia adalah :


164.10.2.1 – 164.10.3.254
164.10.4.1 – 164.10.5.254
164.10.6.1 – 164.10.7.254
164.10.8.1 – 164.10.9.254
164.10.10.1 – 164.10.11.254
164.10.12.1 – 164.10.13.254
164.10.14.1 – 164.10.15.254
164.10.18.1 – 164.10.19.254
……………………………………………………..
Dan seterusnya sampai 164.10.252.1 – 164.10.253.254

Penjelasan :
Jumlah host persubnet adalah 510. Jadi, untuk kelompok subnet pertama yang dimulai dengan
164.10.2.1. IP address yang tersedia adalah :
164.10.2.1 - 164.10.2.255 dan
164.10.3.0 - 164.10.3.254
Kelompok subnet kedua dimulai dengan 164.10.4.1. IP address yang tersedia adalah :
164.10.4.1 – 164.10.4.255 dan
164.10.5.0 – 164.10.5.254
Demikian seterusnya cara menentukan kelompok IP address untuk subnet yang tersedia.

d. Alamat Broadcast
164.10.3.255
164.10.5.255
164.10.7.255
164.10.9.255
164.10.11.255
164.10.13.255
164.10.15.255
164.10.17.255
164.10.19.255
……………………………..
7
Dan seterusnya sampai 164.10.255.255
Penjelasan :
Mencari alamat broadcast yang termudah adalah dengan menambahkan angka satu kepada IP
address yang terakhir suatu kelompok subnet. Didalam hal ini IP address terakhir kelompok subnet
pertama adalah 163.10.3.254 jadi alamat broadcast adalah 64.10.3.255 demikian seterusnya untuk
alamat broadcast kelompok lainnya.

Anda mungkin juga menyukai