PENDAHULUAN
endokrin.
Pada
tahun
2004
American
cancer
Society
melaporkan kasus nodul tiroid di RSCM Jakarta sebesar 50,3%. Penelitian yang
dilakukan lubis HML pada tahun 2009 berdasarkan diagnosis biopsi aspirasi
jarum halus dilaporkan kasus karsinoma tiroid primer di kota Medan sebesar 149
kasus. Untuk lesi maupun neoplasma jinak tiroid dikota medan belum ada data
penelitian yang didapatkan.7
Metode diagnostik untuk mengevaluasi neoplasma / nodul tiroid dapat
berupa biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH / FNAB), ultrasonografi, sidik
tiroid, dan
Magnetic Resonance
catatan harus
dilakukan oleh operator dan dinilai oleh ahli sitologi yang berpengalaman.
Nilai diagnostiknya bervariasi dimana positive predictive value diagnosis
karsinoma papiler mendekati 100%, sedangkan diagnosis suspicious untuk
neoplasma folikular hanya 5-10%. Angka negative palsu didapatkan kurang dari
1% sehingga pemeriksaan sering dilakukan dan dapat dipercaya. 9,10,11,12,13,14
Pasien dengan nodul tiroid baik jinak maupun yang ganas, tidak
mempunyai keluhan lain, kecuali datang berobat dengan keluhan kosmetik atau
kekhawatiran akan timbulnya keganasan.15 Petanda awal dari carcinoma thyroid
biasanya adalah benjolan yang tidak terasa dileher. Selain itu gambaran
klinis lain yang sering ditemukan berupa nodul tunggal (70-75%), sesak
nafas, perubahan suara, sulit menelan, dan pembesaran kelenjar limfe leher.33
Sebagian besar keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang
berat, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam
hitungan minggu. Pada pasien dengan nodul tiroid yang besar, kadang
disertai dengan adanya gejala penekanan pada esofagus dan trakea. Nodul
tiroid diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya,
terdapat
tidaknya
nyeri,
permukaan
nodul
rata
atau
berbenjol-benjol,
berjumlah tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan
keadaan mobilitas nodul tiroid.22
Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang, Hubungan Gambaran Makroskopis Dengan Hasil Pemeriksaan Biopsi
Aspirasi Jarum Halus Pada Neoplasma Tiroid.
1.2 . Rumusan Masalah
Apakah
ada
hubungan Gambaran
Makroskopis dengan
hasil
hubungan
Gambaran
Makroskopis dengan
hasil
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang sempit. Kelenjar ini merupakan organ vaskular yang dibungkus oleh
selubung yang berasal dari lamina pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini
5
melekatkan glandula pada larynx dan trachea. Setiap lobus berbentuk seperti buah
alpukat, dengan apexnya menghadap keatas sampai linea oblique cartilago
thyroideae; basisnya terletak dibawah setinggi cincin trachea keempat dan kelima.
6
Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea 2,3 dan 4. Sering
terdapat lobus pyramidalis yang menonjol keatas dari isthmus, biasanya ke
sebelah kiri garis tengah. 16
Gambar. 2.1. Anatomi Tiroid Normal
2.3.
Fisiologi Tiroid
Sel-sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun
2.4.
Histologi Tiroid
Kelenjar tiroid adalah organ endokrin yang unik karena sel-selnya tersusun
menjadi struktur bulat, yaitu folikel (folliculus). Setiap folikel dikelilingi oleh
serat reticular dan suatu anyaman kapiler yang memudahkan hormon tiroid masuk
kedalam aliran darah. Epitel folikel dapat berupa epitel selapis gepeng, kuboid,
atau kolumnar rendah, bergantung pada keadaan aktivitas kelenjar tiroid. saat
kelenjar tidak aktif, koloid berjumlah banyak, folikel berukuran besar, dan sel-sel
yang membatasinya tipis. Bila kelenjar aktif, folikel menjadi kecil, sel-selnya
kuboid atau kolumnar, dan tepi folikel mengalami lekukan yang membentuk
banyak lacuna reabsorpsi kecil. Folikel adalah unit struktural dan fungsional
kelenjar tiroid. sel-sel yang mengelilingi folikel, yaitu sel folikular(thyrocytus T),
juga disebut cellula principalis, menyintesis,melepaskan,menyimpan produknya
diluar sitoplasma, di lumen folikel sebagai substansi gelatinose, yaitu koloid
(colloideum). Koloid terdiri atas tiroglobulin, suatu glikoprotein beriodin yang
merupakan bentuk simpanan hormon tiroid yang tidak aktif.18
2.5. Definisi
Neoplasma secara harfiah berarti pertumbuhan baru. Suatu neoplasma,
sesuai definisi willis adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta
terus demikian walaupun rangsangan yang memicu pertumbuhan tersebut telah
berhenti.4
2.6. Epidemiologi
Nodul Tiroid merupakan kelainan dimana kelenjar tiroid mengalami
pembesaran. Di Amerika Serikat 4-6% orang dewasa memiliki kelenjar tiroid
yang teraba, walaupun demikian hanya satu sampai dua puluh nodul bersifat
ganas, atau setara dengan dua sampai empat per seratus ribu orang per tahun. 19
Prevalensi kanker tiroid semakin meningkat, di tahun 2008 terdapat kira-kira
37.340 dengan angka kematian mencapai 1590.20 Menurut data dari WHO 2004,
10
2.7. Etiologi
Etiologi yang pasti dari tumor ini belum diketahui; yang berperan
khususnya untuk karsinoma dengan diferensiasi baik (papiler dan folikular)
adalah radiasi dan goiter endemis sedangkan untuk jenis medular adalah faktor
11
genetik. Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik
dan medular. Diperkirakan kanker tiroid anaplastik berasal dari perubahan kanker
tiroid berdiferensiasi baik (papiler dan folikular) dengan kemungkinan jenis
folikular dua kali lebih besar. 21
Pada umumnya beranggapan neoplasma tiroid berkaitan dengan banyak
faktor yaitu:
1. Radiasi ionisasi
Hubungan antara paparan radiasi dan kanker tiroid sudah dikemukakan
sejak tahun 1950. Paparan radiasi khususnya terhadap anak dan remaja,
merupakan faktor resiko seumur hidup bagi timbulnya nodul jinak maupun
ganas tiroid.
2. Genetik dan Onkogen
Seperti luas diketahui, sebagian karsinoma medular tiroid bersifat herediter
familial. Timbulnya karsinoma medular tiroid familial berkaitan dengan
mutasi gen RET pada kromosom nomor 10. Lebih dari 95% penderita
karsinoma medular tiroid familial memiliki mutasi titik proto-onkogen RET.
3. Jenis Kelamin dan Hormonal.
Perbedaan jenis kelamin pada karsinoma tiroid relatif besar, hormon wanita
mungkin berperan dalam etiologinya. Ada penelitian menemukan, pada
kelenjar tiroid normal, tumor jinak dan tumor ganas tiroid terdapat estrogen
dalam jumlah bervariasi.
4. Faktor Diet.
Defisiensi iodium selama ini dianggap sebagai berkaitan dengan timbulnya
tumor tiroid termasuk karsinoma tiroid. Tapi data epidemiologis
menunjukan, meskipun di daerah pesisir yang kaya iodium, karsinoma tiroid
juga relatif sering terjadi. Dua tipe utama karsinoma tiroid (tipe papilar dan
12
tipe folikular) mungkin secara terpisah berkaitan dengan diet kaya iodium
dan miskin iodium.
5. Lesi jinak tiroid.
Penyakit hyperplasia jinak tiroid, seperti struma nodosa dan adenoma tiroid,
dapat bertransformasi ganas menjadi karsinoma. Transformasi ganas
adenoma berhubungan dengan tipe patologik, adenoma folikular tipe
embrional dan tipe fetal lebih muda menjadi ganas.22
limfositik(Hashimotos
disease),
dan
Riedels
struma/fibrosis thyroiditis:
a. Tiroiditis subakut/ de Quervain, tiroiditis sedikit membesar dan
lunak pada saat pemeriksaan digital. Pasien sering memberikan
riwayat infeksi pada pernapasan atau sindrom virus.
13
pada
praktek
klinis,
dan
yang
paling
sering
sitologi
biopsi
jarum
halus,
maka
14
15
keganasan
pada
manusia yang paling agresif dan jarang dijumpai yaitu kurang dari
5%
kasus.
Karsinoma
Anaplastik
ini berkembang
dengan
16
5.
2.10.
Diagnosis
2.10.1. Anamnesis
Pada anamnesis awal, kita berusaha mengumpulkan data untuk
menentukan apakah nodul tiroid tersebut toksik atau non toksik. Sebagian besar
17
penderita datang dengan keluhan adanya benjolan pada leher bagian tengah yang
dapat disebabkan bukan karena proses keganasan saja. Benjolan yang disebabkan
keganasan perlu diketahui faktor resiko apa yang menyertainya misalnya; apakah
ada riwayat radiasi, riwayat keluarga, geografi dan lingkungan pemukiman.
18
26
Bila
pasien dengan tumor tiroid memiliki kadar kalsitonin serum meninggi, dan
terdapat riwayat keluarga, dapat didiagnosa sebagai karsinoma medular tiroid.22
2.10.4. Pemeriksaan Pencitraan
1. Mencakup USG biasa dan Dopler warna. Menjadi banyak digunakan
sebagai pilihan pertama untuk evaluasi dari sebuah nodul tiroid. 26 Untuk
19
Tusukan
sengaja
trakea,
arteri
karotis, atau vena jugularis biasanya tidak menyebabkan masalah klinis yang
signifikan dan dikelola dengan aplikasi tekanan lokal. 28
20
21
29
1. Jinak
Sel-sel epitel tersebar dan sebagian membentuk kelompokan atau
mikrofolikuler. Inti sel bulat atau oval dengan kromatin yang dense dan
homogen. Sitoplasma sedikit dan agak eosinofilik, tetapi kadang-kadang
ditemukan sel-sel onkositik. Sejumlah koloid dapat ditemukan.
2. Curiga
Sel-sel epitel membentuk kelompokan atau susunan folikuler. Inti sel
membesar, bulat atau oval dengan kromatin yang bergranul dan anak inti
yang menonjol. Sitoplasma eosinofilik, bergranul, karakteristik akan
perubahan sel-sel onkositik. Koloid sedikit atau tidak dijumpai.
3.
Ganas
a. Bentuk papiler sel-sel epitel tersusun dalam gambaran papiler. Inti
bulat atau oval dengan adanya pseudoinklusi nuklear, nuclear grooves
dan atau bentuk palisada.
b.
22
bizarre, satu atau banyak, dan kromatin kasar dan anak inti yang
menonjol. Kadang dijumpai mitosis atipik.
Tabel 2.1. Klasifikasi diagnosis sitology biopsy aspirasi jarum halus.
Kategori
Si-Bajah
Sitologi
THY 1
THY 2
THY 3
THY 4
THY 5
2.11.
23
24
25
26
27
2.12.1. Operasi/Pembedahan
Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering
dibandingkan dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien
hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak
dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid. Reaksi-reaksi yang merugikan yang
dialami dan untuk pasien hamil dengan tirotoksikosis parah atau kekambuhan.
28
Pada wanita hamil atau wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik
atau pil KB), kadar hormon tiroid total tampak meningkat. Hal ini disebabkan
makin banyak tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan
kadar T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid. 30,31,32
2.12.2. Yodium Radioaktif
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada
kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau
dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50
%. Yodium radioaktif tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga
memperkecil penyinaran terhadap jaringan tubuh lainnya.
2.12.3. Pemberian Tiroksin dan Obat Anti-Tiroid
Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini
bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu
untuk menekan TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga
diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi
pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini
adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol. 30,31,32
2.13. Prognosis
Prognosis karsinoma tiroid bervariasi, ada yang tumbuh lambat, sangat
sedikit membawa kematian; ada yang tumbuh cepat, angka kematian tinggi.
Faktor yang berpengaruh menonjol terhadap prognosis karsinoma tiroid terutama
mencakup: jenis patologik, stadium dan metastasis jauh. Menurut data dari RS
kanker universitas kedokteran zongshan, pada karsinoma tiroid berdeferensiasi,
angka survival 5 tahun dan 10 tahun, masing-masing adalah 93,6% dan 87,5%.
29
Jinak
Ganas
Aspirasi
Jarum Halus
31
BAB 3
METODE PENELITIAN
30
Variabel
Definisi Operasinal
Skala Ukur
Makroskopis
Alat Ukur
Inspeksi
Mikroskop
Neoplasma
Inspeksi dan
pertumbuhannya
Mikroskop
dan
tidak
berlebihan
terkoordinasikan
rangsangan
yang
31
3.4.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah penderita pembesaran tiroid yang dilakukan
pemeriksaan palpasi dan biopsi aspirasi jarum halus.
32
n =
Z2PQ
d2
Z2
1,962.0,5.0,5
0,192
0,9604
= 27 30
0,0361
33
Anamnesis
dan
Pemeriksaan Fisik
Konsisten
si
Hilangkan
Biopsi Aspirasi
Jarum Halus
Ganas
Jinak
34
35
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dihasilkan secara analitik dan dianalisis dengan
Frekuensi (n)
< 40 thn
15
40 thn
15
Persentase (%)
50
50
36
Total
30
100%
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Laki-laki
23,3
Perempuan
23
76,6
Total
30
100
Frekuensi (n)
< 4cm
18
4cm
12
Total
Persentase (%)
60
40
30
100
37
hasil pemeriksaan
Frekuensi (n)
Mobile
Persentase (%)
21
Immobile
70
Total
30
30
100
hasil pemeriksaan
No. Diagnosis
1.
2.
Colloid goiter
Papillary carcinoma
Jenis Kelamin
LakiPerempuan
Jumlah
Frekuensi(%)
laki
7
-
(n)
27
3
90
10
20
3
38
3.
Papillary
4.
5.
6.
adenocarcinoma
Follicular carcinoma
Follicular neoplasma
Follicular
23
7.
Total
adenocarcinoma
Follicular adenoma
30
100
Frekuensi (n)
Jinak
27
Ganas
Total
30
Persentase (%)
90
10
100
hasil pemeriksaan
FNAB jumlah lesi jinak sebanyak 27 (90%), lesi ganas sebanyak 3 (10%) dari 30
sampel.
Hasil uji normalitas
Selanjutnya analisis data di lanjutkan ke uji korelasi Pearson dan didapatkan nilai
p=0,305 (>0,05). Ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna.
39
Selanjutnya analisis data di lanjutkan ke uji korelasi Pearson dan didapatkan nilai
p=0,173 (>0,05). Ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna.
Hasil uji normalitas
Selanjutnya analisis data di lanjutkan ke uji korelasi Pearson dan didapatkan nilai
p=0,154 (>0,05). Ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna.
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan bahwa
penelitian ini menunjukan nodul tiroid yang paling banyak adalah Colloid goiter
(90%). Pada penelitian ini juga terlihat bahwa nodul tiroid lebih sering mengenai
perempuan dari pada laki-laki. Hal ini sesuai dengan literatur dimana nodul tiroid
yang sering ditemukan umumnya jinak (90% sampai 95%). Kurang dari 5%
bersifat ganas. Dan lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan rasio
perbandingan 3:1 1,2,5,34
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara ukuran dengan hasil FNAB,
mobilitas dengan hasil FNAB dari 30 sampel, tidak signifikan hal ini dikarenakan
waktu penelitian yang pendek, sehingga jumlah sampel yang diperoleh sedikit dan
sebaran sampel yang tidak merata. Pada penelitian ini menunjukan ukuran tumor
yang jinak <4cm, sedangkan ukuran tumor yang ganas 4 cm. Dan pada massa
mobile sangat dominan
immobile dijumpai pada lesi ganas tiroid. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yohanes Dona, C. U.,(2012) tentang nilai diagnostik karakteristik
40
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
41
5.2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut yaitu:
1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperdalam
cakupan penelitiannya khususnya dalam memperluas variabel yang
akan diteliti, seperti: konsistensi, jumlah, batas nodul tiroid, sehingga
dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang kedokteran dan kesehatan.
2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
Hubungan
DAFTAR PUSTAKA
42
Aspiration
43
Cancer.
2009;16:17-44.
21. Subekti Imam. Diagnostik Medik Nodul Tiroid. Jakarta: FKUI/RSUPNCM. 2005,8.
44
22. Fujing, C., Qiuli, L. Karsinoma Tiroid. Dalam: Desen,W,editor. Buku Ajar
Onkologi Klinis Edisi II. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2011:287-297.
23. De Vita, Jr, Vincent T,et al. Cancer Principles & Practice of Oncology.
7th ed. Lippincott, Philadelphia. 2005:1502-1510.
24. Tenbo. H. Pengertian Umun Tumor. Dalam: Desen,W. Buku Ajar Onkologi
Klinis
Edisi
II.
Jakarta:
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia.2011:3-26.
25. Arlen D Meyers, MD, MBA. Thyroid Cancer. Diakses tanggal 2 Mei
2014. Available from: http://www.medscape.com/.accesed
26. Mousa U GA, Ozdemir H, Moray G. Medullary Thyroid Carcinoma in a
Patient with Hashimoto's Thyroiditis Diagnosed by Calcitonin washout
from a Thyroid Nodule. Wiley Periodicals. 2011.
27. Djokomoeljanto R, editor. Buku Ajar Tiroidologi Klinik. Evaluasi Pasien
dengan Kelainan Tiroid Secara Menyeluruh. Semarang: PAPDI,PERKENI.
2009:141-142.
28. Hossein Gharib, Diana Dien.Finne-Needle Aspiration Biopsy of the
Thyroid Gland.6rd ed.USA:Rochester. 2012.
29. Tom W.J. Lennard. Elsevier Saunders, editor. Endocrine Surgery. A
Companion to Specialist Surgical Practice. 3rd ed. Edited by Philadelphia.
2006:43-74.
30. Landenson W Paul M.D. Goiter and Tiroid Nodules. Diakses tanggal 24
februari 2014. Available from:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/21/jtptunimus-gdl-s1-2012fitarahmaw-1035-04-BAB+I-I.pdf
31. Andrzey Lewinski. The Problem Of Goiter With Particular Consideration
Of Goiter Resulting From Iodine Deficiency. Diakses tanggal 24 februari
45