PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
Sarcoptes scabiei var. hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas
Arachnida, ordo Acarina, famili Sarcoptidae. 1
Skabies dapat menjangkit semua orang pada semua umur, ras, dan tingkat
ekonomi sosial. Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang
bervariasi . Sekitar 300 juta kasus skabies di seluruh dunia dilaporkan setiap
tahunnya dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.2 Menurut Depkes RI,
berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008, angka kejadian
skabies adalah 5,6%-12,95%. Skabies di Indonesia menduduki urutan ketiga dari 12
penyakit kulit tersering. Insiden dan prevalensi skabies masih sangat tinggi di
Indonesia terutama pada lingkungan masyarakat pesantren, skabies cenderung
terjadi pada anak dan remaja usia 10-14 tahun. Prevalensi skabies pada wanita
cenderung lebih rendah dari pada laki-laki, diduga wanita cenderung lebih perduli
terhadap personal higiene dibandingkan laki-laki.3
Faktor yang mengakibatkan tinggginya prevalensi skabies antara lain
kelembaban yang tinggi, rendahnya sanitasi, kepadatan, malnutrisi, personal higiene
yang buruk, pengetahuan yang rendah, sikap dan perilaku yang kurang mendukung
pola hidup sehat.3
1.2. DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. 4
1.3. ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.
hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330 450 mikron x 250 350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai
alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.4
1.4. SIKLUS HIDUP SARCOPTES SCABIEI
Siklus hidup tungau ini setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas
kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan
yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan
sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau
50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya
akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3
pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai
bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 12 hari.
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva
meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva
berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati
setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi.
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7
14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya
lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis,
maka seluruh badan dapat terserang.1
8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat
melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
e. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan
krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi
biasanya kulit kepala yang berambut, telinga,bokong, siku, lutut, telapak tangan dan
kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada
penderita scabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena
jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi
akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi
proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
1.6. PATOFISIOLOGI
Sarcoptes scabiei (tungau)
Langsung
Kontak kulit kuat
Tidak langsung
Tungau menggali
terowongan di stratum
korneum
Tungau mengeluarkan
secret untuk melisiskan
stratum korneum
Secret akan
mengakibatkan
sensitisasi sehingga
menimbulkan papul,
Reaksi Inflamasi
Pelepasan mediator
kimiawi: histamin,
Histamin gatal
Vasodilatasi
pembuluh
Permeabilitas
Kapiler
Nyeri
Prostaglandin
mengiritasi
ujung saraf
Permeabilitas
Kapiler
Perpindahan IV
Masuk ke
Aliran darah di
pembuluh
darah dermis
Plak merah
(eritema)
Papul
Papul pecah
Infeksi
citra tubuh
7
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam
sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi,
yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau,
tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustul, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat
predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria)
dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak
kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini.4
Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. sedangkan pada
dewasa ini jarang terjadi. Nodul eritema disertai gatal ditemukan di axillae dan
disekitarnya, di skrotum merupakan temuan yang biasa pada anak-anak dan dianggap
reaksi hipersensitivitas terhadap tungau.
Nodul ini tetap ada beberapa minggu setelah diobati Vesikel dan bula dapat
juga ditemukan pada kasus ini terutama pada telapak tangan dan jari-jari.
pruritus dapat terjadi dan mungkin sama sekali tidak terjadi dalam penyakit ini.7
1.9. PENATALAKSANAAN
1.9.1. NON FARMAKOLOGI
a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun atau air hangat
b. Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan lainnnya secara teratur
minimal 2 kali dalam seminggu bila perlu direndam dengan air panas, karena
tungau akan mati pada suhu 130 C
c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali
d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain
10
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi skabies
f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup 6
1.9.2. FARMAKOLOGI
1) Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep
atau krim. Kekurangannya ialah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang
menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.
2) Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan
kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
3) Gama benzena heksa klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1% dalam
krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium,
mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya cukup sekali, kecuali
jika masih ada gejala diulangi seminggu kemudian
4) Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal. Harus dijauhkan dari
mata, mulut, dan uretra.
5) Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan,
efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum
11
sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak anjurkan pada bayi di bawah umur 12
bulan.4
1.10. DIAGNOSA BANDING
a.Prurigo: biasanya berupa papul-papul ukuran miliar yang gatal dan menimbulkan
ekskoriasi, krusta. Predileksi pada bagian ekstensor dan simetris.
b.Gigitan serangga (insect bite): biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan,
efloresensinya urtikaria papuler.
c. Pedikulosis Korporis: biasanya sering terjadi pada orang yang hygiene buruk,
gejala berupa gatal pada badan. Efloresensinya erosi, ekskoriasi.
d. Dermatitis atopik: biasanya predileksi untuk orang dewasa di fleksura.
Efloresensinya papul gatal, ekskoriasi.
e. Dermatitis kontak iritan : biasanya predileksi pada bagian ekstensor.
Efloresensinya pustul, erosi.7
1.11. PROGNOSIS
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat
pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hiegene), maka
penyakit ini memberikan prognosis yang baik.4
12
BAB II
LAPORAN KASUS DAN PEMBAHASAN
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Nama
: Rizki Hariandi
Umur
: 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status
: Belum Menikah
Bangsa/Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Kegemaran
: Bermain Bola
Alamat
: Jl. Sosro Gg.H.Mansur No.11
II. ANAMNESA
Keluhan utama
: Auto anamnesa
: Bintil-bintil merah disertai gatal timbul di
13
Keluhan tambahan
: Tidak ada
bintil-bintil merah disertai gatal timbul di sela-sela jari kedua tangan, genital dan
selangkangan 1 bulan. Pasien juga mengeluhkan gatal pada bintil-bintil
tersebut. Gatal dirasakan terus-menerus dan dirasakan memberat pada malam
hari, sehingga membuat tidur pasien terganggu. Pasien sudah berobat namun tidak
berkurang.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat pemakaian obat
III.Pemeriksaan
Status generalisata
Keadaan fisik
Keadaan umum
: Baik
Kepala
: DBN
Kesadaran
: Compos Mentis
Leher
: DBN
Gizi
: Baik
Thorax
: DBN
Suhu
: 37,0c
Abdomen
: DBN
Nadi
: 70x/i
Genitalia
: Papul eritema,
Ekskoriasi,
Tekanan darah
:110/70 mmHg
14
Pernafasan
Krusta,
Ekskoriasi
: 18x/i
Pustul
Pustul,
krusta
15
Papul
eritema,Ekskoriasi
Papul eritema
Status dermatologis
Ruam primer
16
X. Prognosis
Anamnesis
Pem. Fisik
KASUS
- Bintil-bintil merah disertai gatal
KEPUSTAKAAN
- Papul merah disertai
- Papul eritema
infestasi.4
- papul, vesikel, pustul,
--Ekskoriasi
-Pustul
-Krusta
-Predileksi di genitalia eksterna, selasela jari tangan, selangkangan.
- Predileksinya biasanya di
sela-sela
jari
tangan,
(wanita),
menyerang
telapak
17
Pem.
-Belum dilakukan
- kerokan kulit
Penunjang
jarum
- Skabies
DD
-Prurigo
-Pedikulus Korporis
bite)
-Pedikulosis Korporis
-Dermatitis atopik
-Dermatitis kontak iritan.7
DX
Terapi
- Skabies
Skabies
- Cetirizine tablet 10 mg (1 x 1)
- Belerang endap (sulfur
- Scabimite
presipitatum), dengan kadar
- Hydrocortisone Acetat Cream
4-20%
1%
- Dexocort cream
- Emulsi benzil-benzoas
(20-25%),
- Gama benzena heksa
klorida (gameksan =
gammexane) kadarnya 1%
- Krotamiton 10% dalam
krim
- Permetrin dengan kadar
5% dalam krim.4
-
Antihistamin,
steroid
18
Prognosis
diperlukan.
-Dengan memperhatikan
pemilihan
dan
cara
dapat
menghilangkan
faktor
BAB III
19
KESIMPULAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
Sarcoptes scabiei var. hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas
Arachnida, ordo Acarina, famili Sarcoptidae. Skabies di Indonesia menduduki urutan
ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian
kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan. Skabies mudah menyebar baik secara
langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung.
Diagnosis dapat dipastikan bila menemukan Sarcoptes scabiei. cara untuk
menemukan tungau tersebut adalah kerokan kulit. Permetrin dengan kadar 5% dalam
krim efektif untuk pengobatan scabies. Penyakit ini memberikan prognosis yang baik
jika memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat.
DAFTAR PUSTAKA
20
1.
21