Disusun Oleh
Ratu Suzanna Oswarie (10310331)
Alamsyah Santosa ( 1508320028 )
Rina Andriani ( 1508320025 )
Annisa Habni ( 1508320026 )
Yati Sriati ( 1508320035 )
Pembimbing :
dr. Muharramsyah Rambe, Sp. B
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat Nya, saya dapat menyelesaikan Diskusi Kasus yang berjudul Luka Bara
(Burn Injury) dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Haji Medan.
Pada Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
dr.Muharramsyah Rambe, Sp.B atas segala bimbingan dan arahan sehingga
paper ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi perbaikan dan kelengkapan dikemudian hari agar bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
STATUS PASIEN..............................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................9
1.1 Latar Belakang.................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................11
2.1 Anatomi dan Fisiologi Lapisan Kulit ..............................................11
2.2 Definisi Luka Bakar.........................................................................16
2.3 Etiologi Luka bakar..........................................................................16
2.4 Klasifikasi Luka Bakar.....................................................................17
2.5 Patofisiologi Luka bakar .................................................................22
2.6 Penatalaksanaan Luka Bakar............................................................23
2.7 Komplikasi dan PrognosisLuka Bakar.............................................31
2.8 Pencegahan Awal Luka Bakar..........................................................32
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................35
LAMPIRAN
STATUS PASIEN
Nama
: Bintang Arshakhaf
Usia
: 1 th 9 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Pekerjaan
: (-)
ANAMNESA
Keluhan Utama
Telaah
Status Present
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
4
Vital Sign
Tensi
: 120/70
HR
: 95 x/i
RR
: 22x/i
Temp
:38C
Status Generalisata
Kepala
: Normocepali
Mata
Sclera Ikhterik
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: Soepel
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Tympani
Ekstremitas
Superior
Inferior
Resume
Pasien datang ke Igd di antar kedua orang tuanya dengan keluhan lengan bawah
kiri melepuh (luka bakar). Hal ini dialami pasien sejak 3
hari. Luka diakibatkan karena tersiram air panas
3. Chemical Burn
Diagnosis Sementara
Scalded burn grade II (Luas 10%)
Penatalaksanaan
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 500mg/12jam => Skin Test
Inj. Ketorolac amp /12jam
Puasakan untuk persiapan operasi
Planning
-
Observasi
Rencana tindakan operasi
Prognosis
-
Quo ad vitam
Quo ad functionam
: ad Bonam
: ad Bonam
11,2
39,7
5,5
12.500
279,000
g/dl
%
106/L L
/l
/ L
13 18
40 54
4,5 6,5
4.000 11.000
150.000
450.000
Indeks Eritrosit
MCV
90,4
MCH
31,9
MCHC
33,3
Hitung
Jenis
Leukosit
Eosinofil
Basofil
N.stab
N.seg
Limfosit
1
0
0
77
22
fL
Pg
%
80 96
27 31
30 34
%
%
%
%
%
13
01
26
53 75
20 45
7
Monosit
48
Foto Thorax
Kesan : Tidak ada kelainan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Luka bakar merupakan salah satu kondisi yang memiliki pengaruh
sosialnya, keterbatasan
yang
ditimbulkan
dan perihal
keuangan
yang
medikolegal
menuntut
seorang
dokter
untuk
melakukan
pemeriksaan terhadap seseorang yang mengalami luka bakar baik yang masih
hidup ataupun yang telah mati. Disamping itu, ada banyak kejadian dimana
luka bakar terjadi pada korban kekerasan, dimana diperlukan keahlian khusus
untuk membedakan apakah luka bakar terjadi saat korban masih hidup
(antemortem)
ataukah
saat
angka
insiden, dan angka mortalitas akibat trauma jenis ini, maka diperlukan suatu
literatur khusus untuk mengupas sekilas mengenai luka bakar dan konsepnya
secara umum. Tinjauan pustaka ini dibuat untuk membantu mengenalkan para
praktisi medis terhadap luka bakar, efeknya terhadap berbagai sistem organ,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
10
1) Epidermis
Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum
Terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.Tersusun
sebagai tiang pagar atau palisade. Lapisan terbawah dari epidermis. Terdapat
melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit
dari sinar matahari.
b. Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
Lapisan epidermis yang paling tebal. Terdiri dari sel polygonal . Sel sel
mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c. Lapisan Granular / s. granulosum.
Terdiri dari butir butir granul keratohialinyang basofilik.
d. lapsan tanduk / korneum.
Terdiri dari 20 25 lapis sel tanduk tanpa inti. Setiap kulit yang mati
banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk
barier terluar kulit yang berfungsi:
1. Mengusir mikroorganisme patogen.
2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsur utam yang mengeraskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis
terdapat 2 sel yaitu :
Sel merkel.
11
keringat.
Temasuk
jaringan
pembuluh
darah
yang
berfungsi
12
13
4.Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
melindungi kulit dari pengaruh buruk: Alis mata melindungi mata dari
14
15
seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada
telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut kelenjar
seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
2.2
dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api
ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak
panas),
serta sengatan
2.3
2.4
Terbakar Api
Tersiram air panas atau rebusan
Besi panas, gelas kaca atau benda panas lainnya
Tersengat listrik
Radiasi dari X-Ray atau radiasi pada pengobatan kanker
Sinar matahari atau ultraviolet dari lampu
Cairan kimia yang bersifat asam kuat, basa kuat serta gas beracun
bawahnya. Area luka di again kulit terbagi menjadi 3 zona, yaitu zona koagulasi,
zona stasis dan zonahiperemia
Gambar 2.1 Zona lapisan
16
A.
Zona koagulasi
Jaringan ini rusak irreversibel saat terjadi trauma luka bakar.
B.
Zona stasis
Area yang mengelilingi zona nekrotik terjadi gangguan perfusi dengan
Zona hiperemia
Karakter dari zona ini adalah vasodilatasi akibat inflamasi.
: 9%
: 9%
: 9%
: 18%,
: 18%
: 18%
: 18%
8. Genitalia
:1%
= 100%
18
Gambar 2.3 Penentuan Luas Luka Bakar (Total Body Surface Area/TBSA)
Beratnya luka bakar berdasarkan derajat dan luasnya kulit yang terkena
dan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu ringan, sedang dan berat.
19
Disebut ringan jika terdapat luka bakar derajat I seluas <15% atau derajat
II seluas <2%.
Luka bakar sedang adalah luka bakar derajat I seluas 10-15% atau
derajat II seluas 5-10%.
Luka bakar berat merupakan luka bakar derajat II seluas >20% atau
derajat
III
seluas
>10%
20
2.5
21
Pada
luka
bakar
terjadi
peningkatan
katabolisme sehingga
Penatalaksanaan
a. RESUSITASI CAIRAN
22
Sebagai bagian dari perawatan awal pasien yang terkena luka bakar,
Pemberian cairan intravena yang adekuat harus dilakukan, akses intravena yang
adekuat harus ada, terutama pada bagian ekstremitas yang tidak terkena luka
bakar. Adanya
luka
bakar
diberikan
cairan
resusitasi
karena
adanya
akumulasi cairan edema tidak hanya pada jaringan yang terbakar, tetapi
juga seluruh tubuh. Telah diselidiki bahwa penyebab permeabilitas cairan ini
adalah karena keluarnya sitokin dan beberapa mediator, yang menyebabkan
disfungsi dari sel, kebocoran kapiler. Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah
untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan
edema. Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya
luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama setelah
luka bakar. Prinsip dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam
ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh.
Pemberian cairan paling popular adalah dengan Ringer laktat untuk 48 jam
setelah
terkena luka bakar. Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai
1.5mL/kgBB/jam.
Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan adalah formula Parkland :
24 jam pertama.Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/%luka bakar
o contohnya pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25 %
o membutuhkan cairan : (25) X (80 kg) X (4 ml) = 8000 ml dalam 24 jam
pertama
23
kedua diberikan setengah jumlah cairan pada hari pertama. Dan hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua. Cara lain yang banyak
dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus Baxter yaitu :
% x BB x 4 cc
Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya.
diberikan
24
elektrolit yaitu larutan RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan
setengah cairan hari pertama. Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan
luka bakar seluas 20 % permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc =
4000 cc yang diberikan hari pertama dan 2000 cc pada hari kedua. Kebutuhan
kalori pasien dewasa dengan menggunakan formula Curreri, adalah 25
kcal/kgBB/hari ditambah denga 40 kcal/% luka bakar/hari. Petunjuk perubahan
cairan Pemantauan urin output tiap jam Tanda-tanda vital, tekanan vena sentral
Kecukupan sirkulasi perifer Tidak adanya asidosis laktat, hipotermi Hematokrit,
kadar elektrolit serum, pH dan kadar glukosa
b. PENGGANTIAN DARAH
Luka bakar pada kulit menyebabkan terjadinya kehilangan sejumlah sel
darah merah sesuai dengan ukuran dan kedalaman luka bakar. Sebagai
tambahan terhadap suatu kehancuran yang segera pada sel darah merah yang
bersirkulasi melalui kapiler yang terluka, terdapat kehancuran sebagian sel yang
mengurangi waktu paruh dari sel darah merah yang tersisa. Karena plasma
predominan hilang pada 48 jam pertama setelah terjadinya luka bakar, tetapi
relative polisitemia terjadi pertama kali. Oleh sebab itu, pemberian sel darah
merah dalam 48 jam pertama tidak dianjurkan, kecuali terdapat kehilangan
darah yang banyak dari tempat luka. Setelah proses eksisi luka bakar
dimulai, pemberian darah biasanya diperlukan
c. PERAWATAN LUKA BAKAR
25
rasa
sakit
yang minimal.Setelah
luka
dibersihkan
dan
di
26
Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi
awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting )
d. NUTRISI
Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan kualitas yang
berbeda dari orang normal karena umumnya penderita luka bakar mengalami
keadaan hipermetabolik. Kondisi yang berpengaruh dan dapat memperberat
kondisi hipermetabolik yang ada adalah:
Umur, jenis kelamin, status gizi penderita, luas permukaan tubuh, massa
bebas lemak.
Riwayat penyakit sebelumnya seperti DM, penyakit hepar berat, penyakit
ginjal dan lain-lain.
Luas dan derajat luka bakar
Suhu dan kelembaban ruangan ( memepngaruhi kehilangan panas melalui
evaporasi)
Aktivitas fisik dan fisioterapi
Penggantian balutan
Rasa sakit dan kecemasan
Penggunaan obat-obat tertentu dan pembedahan.
27
kebutuhan
kalori
pada
penderita
luka
bakar
perlu
28
itu
telah
dikembangkan
metode
baru
yaitu
dengan
kultur
keratinocyte. Keratinocyte didapat dengan cara biopsi kulit dari kulit pasien
sendiri. Tapi kerugian dari metode ini adalah membuthkan waktu yang cukup
lama (2-3 minggu) sampai kulit (autograft) yang baru tumbuh dan sering
timbul luka parut. Metode ini juga sangat mahal
f. ESCHAROTOMY
29
dapat
dapat
menyebabkan
gangguan
respirasi,
dan
hal
ini
dapat
pembuluh
darah
dan mengakibatkan
infeksi
sistemik
yang
dapat
30
Kematian karena luka bakar dapat di bagi menjadi 2 yaitu kematian cepat
dan kematian lambat. Kematian cepat adalah kematian yang dilihat menurut
waktunya dalam beberapa menit sampai berapa jam dari kecelakaan yang dapat
terjadi dari syok neurogenik (nyeri yang sangat parah), luka akibat panas
(menyebabkan terjadinya hipovolemia, shock dan kegagalan ginjal akut), luka
pada pernafasan, dsb.
Kematian lambat terjadi sebagai hasil beberapa kemungkinan komplikasi,
antara lain kehilangan cairan berkelanjutan sehingga terjadi shock yang
tertunda atau gagal ginjal, kegagalan respirasi yang terjadi sebagai akibat dari
komplikasi kerusakan epithelium pernapasan dan acute respiratory distress
syndrome
(ARDS),
sepsis
2.8
31
32
BAB 3
KESIMPULAN
33
yang
ditimbulkan
dan perihal
keuangan
yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto, A. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran
Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 1997.
34
30
April
2011).
Diunduh
dari
http://www.kompas.com/kompascetak/0305/02/ilpeng/289872.htm.
35
14. Puteri AM, Sukasah CL. Presentasi Kasus: Luka Bakar. Jakarta :
Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2009.
15. Riasa, I. N. P. Memahami Luka Bakar. (diakses tanggal 29 April 2011).
Diunduh
dari
http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0306/14/ilpeng/368438.htm.
16. James A.B. Medical Science of Burning, First Edition. Australia :
Melbourne University Press; 1990.
17. Purwadianto, Kristal-kristal Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : FK UI;
1991.
18. Vij K. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology: Principles and
Practices. New Delhi: Elsevier; 2008.
36