Anda di halaman 1dari 32

PAPER

SKABIES

OLEH:
YATI SRIATI : 1508320035

PEMBIMBING:
dr. Lisni Elsyah, Sp.KK

BAB I
PENDAHULUAN

Menurut Depkes RI, berdasarkan data


dari puskesmas seluruh Indonesia
pada tahun 2008, angka kejadian
skabies adalah 5,6%-12,95%. Skabies
di Indonesia menduduki urutan ketiga
dari 12 penyakit kulit tersering.

Kelembaban

DEFINISI

Skabies
adalah
penyakit
kulit yang disebabkan oleh
infestasi
dan
sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei
varian
hominis
dan
produknya.

Sarcoptes scabiei termasuk


filum
Arthopoda
,
kelas
Arachnida, ordo Ackarina,
superfamili Sarcoptes. Pada
manusia disebut Sarcoptes
scabiei var. hominis.

Betina
Ukuran: 330
450 x
250
350 mikron

Jantan
Ukuran: 200
240x
150
200
mikron

Siklus Hidup Sarcoptes


scabiei

KLASIFIKASI SKABIES
a.

PATOFISIOLOGI
Sarcoptes scabiei (tungau)

Langsung
Kontak kulit kuat
Tidak langsung
Tungau menggali
terowongan di stratum
korneum
Tungau mengeluarkan
secret untuk melisiskan
stratum korneum
Secret akan mengakibatkan
sensitisasi sehingga
menimbulkan papul, vesikel,
pustul

Reaksi
Inflamasi
Pelepasan mediator
kimiawi: histamin,
kinin, prostaglandin

Prostaglandin
mengiritasi
ujung saraf
sensorik

Vasodilatas
i pembuluh
darah

Permeabili
tas Kapiler

Permeabilita
s Kapiler

Perpindaha
n IV ke IS

Aliran darah di
pembuluh
darah dermis

Masuk ke
jaringan

Plak merah
(eritema)

Papul

Histamin
gatal

Kerusakan
integritas kulit

Nyeri

Papul
pecah
Resiko
Infeksi

Gangguan
citra tubuh

GEJALA KLINIS
1

Pustul

Papul
eritema
Ekskoria
si

DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN
Permetrin
Krotamiton
Gama
Emulsi
Belerang
NON
FARMAKOLO
GI

FARMAKOLOG
I

DIAGNOSA BANDING

a.Prurigo
b.Gigitan serangga (insect bite)
c. Pedikulosis Korporis
d. Dermatitis atopik
e. Dermatitis kontak iritan

PROGNOSIS

Dengan memperhatikan pemilihan


dan cara pemakain obat, serta
syarat
pengobatan,
dapat
menghilangkan faktor predisposisi
(antara
lain
hiegene),
maka
penyakit ini memberikan prognosis
yang baik.

BAB II
LAPORAN
KASUS DAN
PEMBAHASAN

1. IDENTIFIKASI MASALAH
Nama : Rizki Hariandi
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Bangsa/Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Kegemaran : Bermain Bola
Alamat : Jl. Sosro Gg.H.Mansur No.11

II. ANAMNESA : Auto anamnesa


Keluhan utama : Bintil-bintil merah disertai gatal timbul di sela-sela
jari kedua tangan, genital dan selangkangan 1 bulan.
Keluhan tambahan : Tidak ada
Riwayat perjalanan penyakit : Pasien datang ke RSHM dengan
keluhan bintil-bintil merah disertai gatal timbul di sela-sela jari kedua
tangan, genital dan selangkangan 1 bulan. Pasien juga mengeluhkan
gatal pada bintil-bintil tersebut. Gatal dirasakan terus-menerus dan
dirasakan memberat pada malam hari, sehingga membuat tidur pasien
terganggu. Pasien sudah berobat namun tidak berkurang.

Riwayat penyakit keluarga : Keluhan yang sama saudara laki-laki


os
Riwayat penyakit terdahulu: Tidak ada
Riwayat pemakaian obat : ketokonazol
hidrokortison
bacitracin
oxytetracycline.

III.Pemeriksaan
Status generalisata Keadaan fisik
Keadaan umum : Baik Kepala : DBN
Kesadaran : Compos Mentis Leher : DBN
Gizi : Baik Thorax : DBN
Suhu : 37,0c Abdomen: DBN
Nadi : 70x/i
Genitalia : Papul eritema,
Ekskoriasi
Tekanan darah :110/70 mmHg Ekstremitas :
Papul eritema, Krusta,
Ekskoriasi, pustul.
Pernafasan : 18x/i

Krusta,
Ekskoriasi

Pustul

Pustul,
krusta

Papul
eritema,Ekskori
asi

Papul
eritema

Status dermatologis
Ruam primer : Papul eritema ukuran miliar penyebaran diskret
Pustul ukuran miliar penyebaran diskret
Ruam Sekunder: krusta, ekskoriasi.
Tes yang dilakukan
Pemeriksaan laboratorik
Ringkasan
Diagnosa banding
Skabies
Prurigo
Pedikulus Korporis
Diagnosa sementara
Skabies

Penatalaksanaan
Umum :
- Cetirizine tablet 10 mg (1 x 1)
- Scabimite
- Hydrocortisone Acetat Cream 1%
- Dexocort cream
Khusus :
Pemeriksaan anjuran : Mengambil tungau
dengan jarum,
biopsi irisan, biopsi eksisional

Prognosis: Prognosis baik, jika higine


diperhatikan.

PEMBAHASAN
LAPORAN KASUS
SKABIES

KASUS

KEPUSTAKAAN

Anamnesis

- Bintil-bintil merah
disertai gatal timbul di
sela-sela jari kedua
tangan, genital dan
selangkangan 1 bulan.
- Gatal dirasakan terusmenerus dan dirasakan
memberat pada malam
hari.

- Papul merah disertai


Pruritus nokturnal,gatal
yang terjadi
memerlukan waktu kirakira 1 bln setelah
infestasi.

Pem. Fisik

- Papul eritema
-Ekskoriasi
-Pustul
-Krusta
-Predileksi di genitalia
eksterna, sela-sela jari
tangan, selangkangan.

- papul, vesikel, pustul,


erosi, ekskoriasi, krusta,
- Predileksinya biasanya
di sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan
bagian volar, siku
bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola
mammae (wanita),
umbilicus, bokong,
genitalia eksterna (pria)
dan perut bagian
bawah. Pada bayi dapat
menyerang telapak

KASUS

KEPUSTAKAAN

Pem. Penunjang

- Belum dilakukan
(Anjuran
:
menyikat
dengan
sikat,
mengambil
tungau
dengan
jarum,
membuat
biopsi
eksisional,
dan
membuat
biopsi irisan)

- Menyikat dengan
sikat
-mengambil tungau
dengan jarum
-membuat biopsi
eksisional,
- membuat biopsi
irisan.4

DD

- Skabies
- Prurigo
-Prurigo
-Gigitan serangga
-Pedikulus Korporis (insect bite)
-Pedikulosis
Korporis
-Dermatitis atopik
-Dermatitis kontak
iritan.7

DX

Skabies

Skabies

TERAPI

-Cetirizine tablet 10
mg
- Scabimite
- Hydrocortisone
Acetat Cream 1%
- Dexocort cream

- Belerang endap
(sulfur presipitatum)
- Emulsi benzilbenzoas
- Gama benzena
heksa klorida
- Krotamiton 10%
- Permetrin 5% .4
Antihistamin, steroid
topikal dapat
diberikan jika
diperlukan. .7

Prognosis

- Prognosis baik, jika


higine diperhatikan.

-Dengan
memperhatikan
pemilihan dan cara
pemakain obat, serta
syarat
pengobatan,
dapat menghilangkan
faktor
predisposisi
(antara lain hiegene),
maka
penyakit
ini
memberikan
4

BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN

Skabies adalah penyakit kulit yang


disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
Sarcoptes scabiei var. hominis.
Scabies menyebabkan rasa gatal pada
bagian kulit seperti sela-sela jari, siku,
selangkangan
Diagnosis dapat dipastikan bila
menemukan Sarcoptes scabiei.
Permetrin dengan kadar 5% dalam krim
efektif untuk pengobatan scabies.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, dan Sungkar S. Parasitologi
kedokteran edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2008.
2. Chowsidow O. Scabies. The new england journal of medicine.
2006. 35,1-16.
3. Audhah NA, Umniyati SR, dan Siswati AS. Scabies risk factor on
students of Islamic boarding school (study at darul hijrah islamic
boarding school, cindai alus village,martapura subdistrict, banjar
district,south kalimantan). J Buski. 2012;1(4):14-22.
4. Ronny P. Handoko. Ilmu Penyakit Dan Kelamin edisi ke-6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011
5. Oakley A. Scabies: diagnosis and management. BPJ19.
2009;19:12-16.
6. Karthieyan K. Treatment in scabies: newer perspectives.
Postgraduate Med J. 2005;81:7-11.
7. Gudjonsson JE, Elder JT: Psoriasis, in: Katz GS, Paller BG, Wolff K.
(eds), Fitzpatrick Dermatology in general Medicine, 7th ed. The
McGraw Hill Companies. 2008. Chapter 208. p. 2029-2032.

Anda mungkin juga menyukai