Lesi Ringan
Ciri klinisnya adalah :
Eritema difus pada gingiva cekat, gingiva bebas, dan gingiva interdental.
Karena tidak disertai nyeri sakit, lesi ini harus dikenali dari diskolorasi yang
terjadi. Lesi ringan ini lebih sering terjadi pada perempuan usia 17-23 tahun.
Lesi Sedang
Ciri klinisnya adalah :
Gingiva melekuk apabila ditekan dan epitel tidak melekat erat ke jaringan di
bawahnya.
Kondisi ini sering dijumpai pada usia 30-40 tahun. Permukaan oral lebih
ringan keterlibatannya karena aksi lidah dan friksi ekskursi makanan
mengurangi penumpukan iritan lokal dan mengurangi inflamasi.
Lesi Parah
Ciri klinisnya adalah :
Keluhan nyeri sakit yang sangat; terasa sakit bila memakan makanan yang
keras, atau perubahan temperature; adanya rasa seperti terbakar diseluruh
mulut terutama pada daerah yang terlibat3.
.
Patogenesis Desquamative Gingiva
Patogenesis DG mirip dengan keadaan gangguan sistemik. Lesi intraepitel secara
umum berkaitan dengan penyakit pemphigus dan lesi subepitel berkaitan dengan penyakit
pemphigoid. Antibodi yang dihasilkan melawan antigen dirinya sendiri seperti, DGS3,BP
180, dan intraepitel yang lain4.
autoimun, yang terdapat blister sub ephitelial dominan yang mempengaruhi membrane
mukosa. Rata-rata pasien dengan penyakit ini berada pada dekade 5 atau 6 dengan
mayoritas perempuan. Lesi oral ditemukan pada hampir semua kasus, dan lesi primer
sering muncul di rongga mulut. DG adalah manifestasi umum dari MMP. Pada gingiva
muncul eritematus difus atau distribusi bercak-bercak. Lesi vesikobulosa pada gingiva
mudah pecah dan membentuk erosi dengan tepi irregular. Juga terdapat pada tempat lain
di rongga mulut termasuk mukosa bukal, palatal, alveolar ridge, lidah, dan bibir.
Membran mukosa ekstra oral yang terlibat termasuk juga konjungtiva, kulit, faring,
genital eksterna, hidung, laring, anus, dan esophagus.
Pemphigus Vulgaris (PV) adalah penyakit autoimun yang dikarakteristikkan
dengan akantolisis pada ephitelium. Kebanyakan pasien PV berada pada dekade 4-5 dan
distribusi sama antara wanita dan pria. Sekitar 80% pasien, gejala utama PV berkembang
pada rongga mulut. Pada PV jarang ditemukan bula yang utuh, karena bula sangat mudah
pecah. PV pada rongga mulut sulit didiagnosa pada tahap awal, karena manifestasi oral
lebih sedikit dibanding di kulit. Diagnosa jarang bisa ditetapkan pada tahap awal karena
karakteristik yang tidak jelas. Jika pengobatan ditunda karena dianosa yang salah atau
manajemen yang tidak tepat pada tahap awal, maka resiko penyebaran penyakit atau
komplikasi lain meningkat. Secara klinis PV diawali dengan lesi oral dan berlanjut ke lesi
kulit. Lesi dapat muncul dimana saja pada mukosa oral. Pada suatu kesempatan, hanya
gingiva yang terlibat pada lesi awal., dan DG adalah manifestasi umum dari penyakit ini2.
Kepustakaan
url=http://www.intechopen.com/download/pdf/20299
9
&
ved=0CCcQFjA
C&usg=AFQjCNFljvsseN5R2uBj_tNlpfWdKOyNAg&sig2=jFTvo7YLslcbOelBqBh9Q
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE.Pemphigus. In: Oral and
Maxillofacial Pathology. Philadelphia: W.B. Saunders; 2002:664-667