Anda di halaman 1dari 2

Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka

kesakitan, angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup
(UHH). Pada tahun 1983 UHH penduduk Indonesia sebesar 58 tahun dan tahun 1988
meningkat menjadi 63 tahun. Proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke atas pada
tahun1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000 meningkat menjadi
9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan meningkat menjadi 12%, serta
UHH meningkat menjadi 65-70 tahun.
Peningkatan UHH akan menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada
pergeseran pola penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degenerasi.
Prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan Penyakit Tidak Menular
(PTM) seperti hipertensi cenderung mengalami peningkatan. Penyakit hipertensi
merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.
Penyakit Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya
(kematian) yang tinggi. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di
Indonesia menunjukkan 1,8 28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah
penderita hipertensi. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan
serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa
yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi
seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain, juga menimbulkan kecacatan
dan kematian mendadak.
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh
dunia atau sekitar 13 % dari total kematian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung, dan ginjal. Pada
abad 20, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di
negara maju dan negara berkembang.
Wanita pada usia 50 tahun mempunyai resiko hipertensi lebih besar dibandingkan
laki-laki pada usia yang sama, dan wanita pada usia dibawah 50 tahun memiliki resiko
lebih kecil dibandingkan dengan` laki-laki pada usia yang sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalamdua kelompok
besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur,
genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lainlain. Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut secara bersama-sama
(common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko saja belum cukup
menyebabkan timbulnya hipertensi.
Saat ini terdapat kecenderungan pada masyarakat perkotaan lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan masyarakat di pedesaan. Hal ini ada antara lain dihubungkan
dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola
makan menjurus kesajian siap santap yang mengandung banyak lemak, protein, dan
garam tinggi tetapi rendah serat pangan, membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor
berkembangnya penyakit degeneratif seperti hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA...................
http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/analisis_faktor_risiko_penyakit_hipertensi
_pada_masyarakat_di_kecamatan_kemuning_kota_palembang_tahun_2012.pdf

Cara bkin daftar pustaka vancouver dri internet blm baca lg gmn,,, heehehe,,,

Anda mungkin juga menyukai