Anda di halaman 1dari 7

Pelatihan

Atas ijin Allah, berangkatlah kami ke pelatihan ini. Benar saja, pelatihannya me
narik sekali, sistematis, mudah dipahami, suasana segar dan tidak membosankan. P
elatihan yang berlangsung 2 hari dari pukul 08.00
17.30 WIB, tidak membuat saya
bosan. Istilahnya 2 hari untuk selamanya . Selama pelatihan, ada beberapa peratura
n, yaitu : anti jaim, terlibat, focus dan konsentrasi, matikan HP serta no recor
ding.
Pelatihan ini tidak memberikan pesertanya bahan materi, hanya buku catatan / buk
u notes dan pulpen. Selama pelatihan, kita diharuskan mencatat, membacanya berul
ang2 secara bersama-sama dengan bersuara agar diingat dan masuk ke dalam otak.
Dari aspek pemateri, Abah Ihsan bukan hanya menguasai ilmu parenting tapi juga i
lmu public speaking. Beliau juga menggunakan beragam media dan metode pembelajar
an
Kurikulum :
Hari pertama :
Hari pertama sepertinya Abah berusaha mencuci otak para orangtua agar sadar dan sa
tu persepsi soal pengasuhan anak. Modul yang dipelajari :
Modul 1 : Karunia Fitrah
Modul 2 : Karunia Belajar
Hari kedua :
Pada hari ini, kita sudah makin masuk ke teori dan praktik. Modul yang dipelajar
i :
Modul 3 : Karunia Konsistensi
Modul 4 : Karunia Kiblat
Modul 5 : Karunia Mendengarkan
Modul 6 : Karunia Saffat
Menurut abah, orang tua emosian, bukan karena bermasalah secara emosi tapi karen
a kurang skill. Anak tidak ada yang berbuat buruk hanya belum terampil berbuat b
aik.
Pasca Pelatihan
Maka sebagai rasa syukur dan juga karena dipersilakan berbagi materi ini oleh Ab
ah Ihsan, perkenankan saya menuliskan kembali materi yg saya dapatkan dari pelat
ihan tersebut.
PR 1
Insya Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh bertanggung jawab dengan
anak-anak saya, bukan hanya dengan ucapan tapi dengan perbuatan. Saya bersungguh
-sungguh memulainya dengan hal sederhana, yaitu :
setiap hari menyediakan waktu bersama anak setidaknya 30 menit sebelum remaj
a dan 3 jam sepekan setelah remaja.
Catatan : 30 menit full (tidak akumulasi dan diberi jeda) harus terlibat. untuk

anak kecil boleh rame-rame dalam 30 menit itu. Dapat berupa : 20 menit bermain b
ersama, 10 menit bercerita. Untuk remaja harus privasi.
PR 2
Insya Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh, tidak meninggalkan anak
setiap hari jika saya di rumah. Setidaknya pada 4 waktu yaitu :
Bangun tidur
Sholat : jgn sholat sendiri-sendiri
Makan
Mau tidur
PR 3
Insya Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh, membebaskan hidup anak s
aya dei kebahagiaan mereka sepanjang tidak berlebihan, yaitu :
Tidak membahagiakan dirinya
Tidak merugikan orang lain
Tidak melanggar hukum dan agama
PR 4
Insya Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh, untuk tidak pernah menga
takan yang negatif tentang anak di depan anak. Sebaik apapun tujuannya
PR 5
Insya Allah mulai hari ini saya tidak akan pernah berbohong dan ingkar janji
kepada anak. Sebaik apapun tujuannya. Saya tidak ridho anak-anak saya tidak mem
percayai saya, orangtuanya sendiri.
PR 6
Insya Allah mulai hari ini saya akan sedikit bicara banyak bertindak ketika
anak saya berlebihan. Yaitu dengan membuat batasan-batasan yang jelas dan konsek
uensi-konsekuensi yang jelas.
Catatan : batasan dengan indikator pada PR 3. Konsekuensi harus berupa hal-hal y
ang tidak disukai seperti time out. Jangan jadikan mengaji, membersihkan kamar m
andi, dll sebagai konsekuensi.
PR 7
Insya Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh, melatih anak saya menyen
angi kebaikan saya akan memulainya dengan lebih banyak mendekati anak pada saat
berbuat baik lalu setelah itu :
Mengungkapkan apa yang saya rasakan
Mendoakan anak yang sengaja didengar oleh anak
Menceritakan kebaikan anak kepada orang-orang disekitarnya yang sengaja dide
ngarkan oleh anak.
PR 8
Insya Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh berlatih agar dapat menja
di tempat terbaik yang dipilih anak untuk curhat dengan mebiasakan diri :
Mengajak anak berbicara pada saat tidak bermasalah sebelum bermasalah

Mengajak anak berbicara lebih sering pada soal sepele sebelum soal serius
Tidak akan pernah memberikan nasihat sebelum mengeluarkan apa yang dipikirka
n dan dirasakan anak.
Setelah mengerjakan PR-PR di atas, rasakan perubahannya. Anak menjadi makin akra
b dan patuh dengan kita, kita juga menjadi satu visi dengan pasangan.
Setelah pelatihan PSPA sebaiknya kita ikut pelatihan jejang selanjutnya PDA (Pro
gram Disiplin Anak). Mengapa pelatihan tsb berjenjang ? karena bahaya jika kita
mendisiplinkan anak namun tidak mengerjakan 8 PR di atas. Jika kita mendisiplink
an anak namun tidak memiliki kedekatan, akan seperti prajurit dan komandannya.
------Baiklah, sepertinya langsung saya tuliskan saja .sebagai pembuka, perlu kita tahu
dulu, macam-macam behaviour, secara umum ada 3,yaitu:
Unwanted Behaviour (seperti, rewel,cengeng,tidak mandiri,dll)
Bad Behaviour (seperti mencuri, menipu,dll)
Disorder Behaviour (seperti ADHD,dll)
Unwanted Behaviour ini sesuatu yang normal dan umum terjadi pada anak-anak, sehi
ngga tentu saja jadi masalah klasik yang banyak dihadapi para orang tua. Tapi be
rawal dari situ, tanpa penanganan/tidak diatasi, Unwanted Behaviour dapat beruba
h menjadi Bad Behaviour. Pada PDA ini, kita akan belajar menghadapi Unwanted Beh
aviour ini. Sementara untuk Disorder Behaviour, butuh para ahli khusus untuk mem
bahas dan mengatasinya.
Unwanted Behaviour ini mengarah pada disiplin anak, dimana masalah mendasar pada
disiplin anak adalah:
Anak tidak melakukan yang seharusnya
Anak tidak berhenti melakukan yang dilarang
Respon umum orangtua menghadapinya:
Berbicara/membujuk/negoisasi
Membentak
Memukul/mencubit
Padahal. ketika anak berbuat buruk, sebenarnya orangtua dilarang banyak berbicar
a tapi lbi banyak bertindak, karena:
ketika kita marah omongan jadi tidak terjaga
energi yang dikeluarkan lebih banyak jatuhnya jadi lebih capek

Langkah-langkah dasar menghadapi Unwanted Behaviour ini adalah:


1. Menjalin keakraban,kedekatan dengan anak.
poin ini adalah hal pertama dan utama yang harus dilakukan dulu oleh orangtua, k
arena apa, anak yang memiliki kedekatan dengan orang tua akan memiliki ketahanan
mental yang lebih baik. Dengan kedekatan orangtua dan anak yang dimiliki, sebag
ai orangtua, kita dapat menanamkan pengaruh pada anak sehingga anak punya cukup
benteng untuk menangkis pengaruh-pengaruh dari luar yang belum tentu semuanya po
sitif. Bagaimana caranya menjalin kedekatan dengan anak ini, latihan awalnya cuk
up dengan menyediakan waktu sekitar 30 menit sehari bersama anak, dimana disana

kita bergaul lahir batin dengan anak, benar-benar fokus tidak disambi dengan akt
ifitas lain. It looks so simple and easy at first, tapi pada prakteknya 30 menit
itu cukup lama pada awalnya, bahkan untuk ibu dirumah, tapi dengan tekat yang k
uat, insyaAllah, kita bisa.
2. Tidak membatasi anak
Sering dari kita orang tua membatasi kegiatan anak, karena perasaan kawatir atau
tidak percaya, atau bahkan, sepertinya yang paling sering, melarang karena kita
enggan menjaga anak atau menerima resiko dari aktifitas anak ini. Padahal aktifit
as yang mereka lakukan sebenarnya adalah bagian dari proses belajar mereka, bias
anya mereka disini belajar menantang kesulitan meningkatkan kemampuannya(contoh
aktifitas: manjat, kejar-kejaran dll). Jadi anak boleh dibatasi HANYA ketika:
aktifitas anak membahayakan diri sendiri
merugikan orang lain
melanggar hukum agama dan negara
3. Tegas/tega/konsisten/istiqomah juga tidak ingkar janji/bohong pada anak, apap
un tujuannya
kekonsistenan dan kejujuran dibutuhkan agar kita dipercaya oleh anak, sehingga a
nak tidak memandang rendah pada orangtua, menghormatinya karena memang layak dii
hormati sebagai pribadi jujur dan tegas.
4. Memberikan batasan yang jelas dan konsekuensi yang jelas
Dalam hal ini, ajak anak terlibat didalamnya, sehingga mereka juga ikut memutusk
an batasan dan konsekuensi yang ada. secara natural, manusia tidak akan mengingk
ari keputusan yang dia buat sendiri. Aturan berupa batasan dan konsekuensi ini,
sifatnya juga harus direview ketika pelaksanaannya sudah tidak ideal lagi, misal
nya ketika anak sudah bisa mencari celah atau strategi untuk melanggar/menghinda
rinya.
Konsekuensi sifatnya harus konkrit dan memiliki prinsip:
bukan berupa kebaikan karena akan membuat anak membenci aktifitas tersebut (
hafalin qur an, cuci piring,dst)
konsekuensi tidak boleh diberikan untuk sesuatu yang tidak sengaja dan belum
ada kesepakatannya
konsekuensi tidak boleh mempermalukan dan menyakiti
konsekuensi berupa: MENGURANGI HAK dan ISOLASI (TIME OUT)
tempat untuk isolasi:
Diluar rumah, karena tempatnya luas (outdoor) dan terpisah,ada batasnya (ber
batas tembok atau pintu), karena terpisah, anak jadi merasakan sedang dihukum , tem
pat ini dipilih ketika sikonnya aman untuk anak.
Didalam kamar
Untuk anak dibawah umur 4 tahun, isolasi cukup 30 detik, jangan menunggu dia sel
esai menangis,karena pola pikirnya masih konkrit, sehingga saat isolasi stop ket
ika dia masih menangis dia jadi paham kenapa diisolasi.
Ujian umum ketika melakukan isolasi:
Tangisan makin keras (bagus, berarti memberikan efek)
Menghancurkan barang (tegur dan hentikan, tapi tetap lanjutkan isolasi)
Menantang balik,meledek (setelah selesai isolasi, diminta untuk minta maaf,

kalo tidak mau perpanjang isolasinya jd 2x lipat)


Kabur (katakan untuk stay,tetap tinggal, bila tidak isolasi jadi 2x lipat)
Kehadiran kakek/nenek (buat isolasi/konsekuensi tertunda, meski sebenarnya t
idak ideal)
Diselamatkan oleh tetangga (sampaikan pada tetangga bahwa kita sedang mendid
ik anak)
contoh lama waktu isolasi:
usil 15 menit
mukul 30 menit
bicara kotor 15 menit
Langkah-langkah tadi dilaksanakan berurutan ya .lakukan dari langka 1 dulu, wajib .k
arena langkah 1 yang mendasari langkah-langkah selanjutnya
--------Hasil Pelatihan Pengasuhan Anak & Remaja bersama abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
di Berlin, 1 november 2014
Oleh : Sari Banon
-Bertengkar bagi nak anak adalah penting untuk persiapan masa depan nya
-Anak harus diajarkan menyelesaikan masalah sendiri, jika semua masalah disdlesa
ikan oleh orang tua, nanti anak akan kesulitan menyelesaikan konflik ketika dewa
sa
-Aturan inti soal meminta izin / meminta barang: setiap anak wajib meminta izin
kepada semua orang, berlaku juga kakak kepada adik / orang tua kepada anak. Cont
oh-> Jika adik mengambil makanan kakak, padahal kakak tidak mengizinkan tidak di
perbolehkan, maka WAJIB untuk adik mengembalikan makanan nya
-Penyebab kriminalitas semakin menjamur di indonesia karena tayangan tentang kri
minalitas selalu dipertontonkan setiap saat
-4 bentuk sukses secara kasat mata 1. Harta 2. Tahta 3. Kata (dalam artian setia
p perkataan nya didengar semua orang) 4. Cinta (dicintai semua orang)
-Ayah adalah kunci kesuksesan anak, jika diibaratkan ibu adalah madrasah/sekolah
, maka ayah adalah kepala sekolah nya
-50-80% potensi hidup manusia berkembang ketika usia kurang dari 7 tahun
-Hukum bermain bagi anak pada rentang usia 0-7 tahun adalah WAJIB. Tidak diperbo
lehkan mengharuskan anak belajar membaca dll pada usia ini, termasuk belajar men
gaji (kecuali menghapal Al-quran). Bebaskan anak bermain sepuasnya, asal mengiku
ti 3 aturan: 1. Tidak membahayakan dirinya sendiri 2. Tidak merugikan orang lain
3. Tidak melanggar hukum agama & negara. Jika aturan di atas dilanggar, maka wa
jib tegas kepada anak dengan memberikan sanksi yang jelas & tidak plin plan.
-Ketika dewasa, Keuntungan anak yang sering bermain, terutama bermain di luar be
rsama teman teman nya: 1. Mempunyai skill komunikasi yang baik 2. Dapat bekerja
sama dengan orang lain
-Anak yang kurang bermain akan mempunyai tutur kata yang menyakitkan & sulit dia
tur ketika dewasa
-Anak harus dibiasakan curhat dengan orang tua, supaya nanti ketika dewasa dapat

bertahan di lingkungan yang buruk


-Pria 2 kali lebih rentan melakukan bunuh diri, karena anak laki laki identik ha
rus bisa memendam perasaan
-Anak yang sudah akil baligh, sudah waktunya mapan tapi masih merepotkan orang t
ua (bahasa kasar nya (maaf), cuma jadi benalu), diwajibkan untuk hijrah ke tempa
t lain demi keselamatan diri nya sendiri & menghilangkan ketergantungan dengan o
rang tua
-Penyebab anak mengecewakan orang tua: karena ketika kecil mereka sering dikecew
akan oleh orang tua mereka
-4 teori perilaku anak 1. Teori dosa asal (dosa nabi adam)-> setiap anak ketika
lahir sudah membawa dosa (negatif) 2. Teori behaviorisme-> setiap anak yang lahi
r tidak membawa apa apa (kosong/netral) 3. Teori psikoanalisa-> setiap anak lahi
r dengan membawa kecenderungan menjadi pribadi yang negatif atau positif, tergan
tung alam bawah sadar mereka (positif atau negatif, tergantung keadaan) 4. Teori
fitrah-> setiap anak lahir dalam keadaan fitrah & menyukai kebaikan (positif)
-Penyebab anak tidak patuh kepada orang tua: ketika kecil semua kemauan nya sela
lu dituruti & tidak ada nya batasan tegas soal permintaan anak
-Anak yang rasa penasaran nya dijaga semenjak kecil (semua pertanyaan nya dijawa
b, kalaupun orang tua belum tahu jawab nya sebaiknya orang tua bilang akan berus
aha mencari jawaban nya) akan mempunyai keyakinan yang kuat, semisal dalam hal k
eyakinan beragama
-Dosa berbohong kepada anak, dosa nya sama dengan berbohong kepada orang dewasa
-Trik tegas kepada anak ketika anak merengek rengek di tempat umum: tinggalkan &
jangan lihat mata nya
-Manusia disunnahkan berbicara, karena anak yang selalu diam lebih rentan menjad
i anak yang bermasalah dibandingkan anak yang suka bicara
-Jenis curhat dilihat dari umur anak 1. 0-7 tahun: minimal 30 menit sehari & set
iap hari. Bisa dengan cara bercerita, bermain diluar dll 2. >7 tahun: luangkan m
inimal 3 jam (setelah belajar) per minggu untuk mendengar semua keluhan anak, te
tapi harus bersifat privasi (tidak dengan kakak adik nya, bahkan hanya dengan ay
ah / ibu). Bisa dilakukan sambil bermain berdua
-Salah satu penyebab utama anak tidak dekat dengan orang tua: orang tua secara t
idak sadar telah menjatuhkan harga diri anak melalui nasehat2 yang over dosis &
tidak pada waktunya. Hal ini menyebabkan anak tertekan & tidak mau berlama lama
dengan orang tua nya
-Besar intervensi orang tua kepada anak menurut umur: 1. >18 tahun = 10% 2. 15-1
8 tahun = 40% 3. >12 tahun = 60% 4. 0-12 tahun = 100% Ini berarti, orang tua han
ya punya kesempatan selama 12 tahun untuk bisa bersama anak
-Penyebab anak terpengaruh teman: 1. Orang tua menyampaikan nasehat dengan cara
yang salah 2. Anak dinasehati ketika dia terkena masalah tanpa didengar dulu cur
hatan nya 3. Orang tua terlalu sibuk dengan urusan nya sendiri
-Anak yang diam ketika dinasehati setelah melakukan kesalahan hanyalah bentuk pe
nyelamatan diri
-Pola asuh anak tidak cukup dengan teladan, teladan hanya berpengaruh 20% sisa n
ya dengan pendekatan2

-Pendidikan pesantren bagi anak: 1. Umur SMA : ideal 2. Umur SMP : bagus 3. Umur
SD atau bahkan TK : sangat tidak disarankan
-Unsur disiplin adalah ketegasan dalam membuat aturan, bukan ditekankan pada kek
erasan dalam bertindak
-Kekerasan orang tua pada anak bersumber dari terlalu banyak kata kata yang kelu
ar untuk anak, ditambah dengan masalah yang ada sebelumnya
-Cara menerapkan anak tata krama (seperti meminta maaf, meminta izin) adalah den
gan diulang ulang & diberi sanksi jika ada pelanggaran
Diposkan oleh teh inke marizz di Kamis, November 06, 2014 Kirimkan Ini lewat Ema
ilBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
------------

Anda mungkin juga menyukai